Pada hari Selasa, entah kenapa hari ini Ria begitu tidak bersemangat. Mungkin ia sedang memikirkan perihal perjodohan nya, dengan orang yang sama sekali tidak ia kenali. Hal itu, membuat teman teman nya khawatir. Terutama Miko, Miko sudah memperhatikan Ria dari pagi hingga jam istirahat.
“Ri Lo kenapa? kok lesu banget?” tanya Emoy, menatap Ria yang sedang menelungkup kan wajahnya dimeja duduknya.
“Gue nggak papa Moy, kalian kalau mau jajan. Pergi aja! gue lagi nggak selera makan”. kata Ria, yang masih dengan posisi nya.
“Tapi Ri, kaya nya Lo sakit deh! kita ke Uks aja yuk” ajak Emoy, dengan raut wajah khawatir.
“Aku nggak papa Moy, ih ngeyel deh” kata Ria, ia menatap kesal sahabatnya itu.
“Yaudah deh, terserah kalau nggak mau cerita! gue ke kantin dulu” kata Emoy, dengan nada merajuk. Kemudian ia melenggang keluar kelas.
Ria menatap kepergian sahabatnya, ia sangat merasa bersalah karena tidak jujur dengan sahabatnya itu. Karena ini memang harus diprivasi kan sekali.
“Maafin gue Moy, nanti ada saatnya gue akan menceritakan segalanya sama Lo . Dan teman teman yang lain” gumam Ria, ia tampak bersedih karena tidak menceritakan permasalahannya kepada sahabatnya itu.
“Gue susulin Emoy dulu Mik, Ri” pamit Danu, ia pun langsung berlari keluar dari kelas. Kini hanya tinggal Miko dan Ria. Ria menatap Miko yang sedang menatapnya khawatir.
“Lo nggak ke kantin?”.
“Enggak, gue temani Lo disini aja. Lagian gue nggak laper kok”.
“Jangan kaya gitu Mik, gue tau Lo pasti laper. Pergi sana susulin mereka”.
“Gue ke kantin kalau Lo ikut sama gue Ri”.
“Huft...” Ria menghela nafas berat. “Yaudah yuk ke kantin! gue nggak mau Lo kelaperan cuma gara gara temani gue." Ria beranjak dari duduknya.
Sesampainya mereka dikantin, ternyata Emoy dan Danu sedang menikmati bakso mereka. Ria dan Miko berjalan, mendekat kearah meja mereka. Dan Ria langsung duduk disamping Emoy, sedangkan Miko pergi memesan makanan mereka.
“Moy maaf, gue bukan nggak mau ceritain masalah gue ke Lo ! Tapi ini masalah keluarga, gue nggak bisa nyeritain ke lo." kata Ria, ia menatap Emoy yang sedang santai memakan bakso nya. Mendengar tuturan Ria, ia menghentikan makannya. Lalu, beralih menatap Ria.
“Nggak papa Ri, gue ngerti kok. Kita memang punya privasi masing masing. Gue do'akan semoga masalah Lo dan keluarga cepat selesai. Dan jangan sungkan untuk bercerita ke gue! Karena gue selalu siap mendengar keluh kesah lo.” sahut Emoy, tersenyum tulus. Kemudian ia memegang tangan Ria, memberi kekuatan kepada sahabatnya itu.
“Nih Ri pesenan lo.” kata Miko, tiba tiba menaruh makanan didepan Ria. Ria beralih menatap Miko. Lalu, tersenyum.
“Terimakasih Mik.” kata Ria. Sedangkan Emoy sudah melanjutkan kembali makannya. Miko mengangguk, lalu ia duduk disamping Ria.
*****
Handan sedang memikirkan ucapan kedua orangtua nya malam itu. Bagaimana tidak, ia dijodohkan dengan gadis yang masih berstatus pelajar. Gadis itu anak dari sahabat orang tua nya. Lamunannya buyar, seketika ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan segera ia beranjak membukakan pintu, ternyata Umi nya sudah berdiri dengan mengembangkan senyumnya.
“Assalamu'alaikum Nak.” kata Umi.
“Wa'alaikumsalam Umi, ada apa Mi?.” tanya Handan heran.
“Boleh Umi masuk? ada yang ingin Umi bicarakan padamu.”
“Eh iya Mi, ayo masuk.”
Umi masuk dan duduk di sofa yang berada dikamar Handan, Handan mengikuti Umi nya. Ia duduk tepat didepan Umi nya
“Ada apa Umi?.”
“Umi tau, Kamu pasti masih memikirkan tentang perjodohan semalam. Kamu pasti tidak menyangka kalau Umi dan Abi akan menjodohkanmu dengan seorang gadis yang masih berstatus sebagai pelajarkan?.”
Handan masih diam saja, ia ingin mendengar kelanjutan kata dari Umi nya. Sebenarnya dugaan Umi nya juga sangat tepat, bukan hanya itu. Ia akan menikahi gadis liar, yang suka keluar malam dan balap balap liar. Sungguh Handan tidak mengerti dengan jalan fikiran orang tua nya. Padahal mereka tau, kalau Handan melanjutkan pendidikan jauh jauh ke Kairo sana. Untuk memperdalam ilmu agama nya. Dan kelak akan mendapat wanita yang baik, lemah lembut, bercadar. Persis seperti Umi nya.
“Tapi tidak bisa dipungkiri sayang, sampai sekarang Kamu juga belum membawa calon istri untuk diperkenalkan ke Kami! Maka dari itu Kami menerima permintaan sahabat Kami untuk menjodohkan Kamu dengan anak mereka yang masih SMA itu. Tapi, Kamu tenang saja! sebentar lagi dia akan lulus SMA. Usinya memang masih 18 tahun, tapi dia sangat cantik sayang. Umi yakin Kamu pasti menyukainya.”
“Tapi Mi, Umi kan tau kalau gadis itu sangat liar dan suka keluar malam. Sangat beda s
dari kriteria Handan Mi.”
“Kita tidak boleh menilai orang dari luar nya saja sayang! Mungkin benar kalau gadis itu memang gadis yang suka kuluyuran bersama teman temannya. Tapi, itu wajar bukan? Karena dia juga masih berstatus pelajar. Tentu dia masih mau menikmati masa muda nya terlebih dahulu. Sebelum ia menjemput masa depannya kelak. Mungkin saat ini dia juga syok dengan permintaan orang tua nya yang menjodohkan nya dengan Kamu.”
“Ha kalau begitu, Kenapa orang tuanya masih nekat untuk menjodohkan anaknya diusia muda begini Mi? bahkan Umi dan Abi menyetujuinya begitu saja! tanpa bertanya pendapat Handan dahulu ”
“Orang tuanya percaya padamu nak! Kamu bisa merubah sikapnya menjadi lebih baik. Dan Umi percaya juga padamu, Umi yakin kalau gadis itu gadis yang baik. Makanya Umi menerima permintaan mereka. Dia hanya terbawa pergaulan bebas nak, Umi yakin dia bisa menjaga dirinya selama ini.”
“Apa Umi yakin kalau gadis itu menerima pernikahan yang akan dilaksanakan tiga lagi?”
“Entahlah nak, mungkin dia belum bisa menerima nya. Tapi, lambat laun dia akan menerimanya. Percayakan semua nya pada waktu.” kata Umi, kemudian ia beranjak dari duduknya. “Umi keluar dulu, Kamu jangan memikirkan nya lagi!.”
~Happy Reading~
«Insya Allah Up Setiap Hari»
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments