Sepulang sekolah, Ria memacu motornya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Ia menepati kata kata nya, untuk pulang langsung kerumah setelah pulang dari sekolah. Padahal teman teman nya sudah mengajaknya untuk berkumpul seperti biasa, namun ia menolak karena ada kepentingan lain.
Setibanya dirumah.
“Assalamu'alaikum”.
Terlihat Bunda nya, sedang bersantai didepan televisi. Itulah kebisaan Bunda nya, selalu stand by didepan televisi. Sedangkan Ayahnya jam segini masih berada di kantor.
“Wa'alaikumsalam, Kamu sudah pulang sayang?”.
Ria berjalan mendekati Bunda nya, kemudian ia mengangguk pertanda jawaban. Bunda nya tersenyum melihat Putrinya mematuhi ucapannya tadi pagi.
“Yaudah, mending Kamu makan dulu! kita tunggu Ayah pulang ya”.
“Iya Bun, Ria ganti baju dulu! baru makan”. Bunda mengangguk, ia membelai sayang rambut putrinya. Ria tersenyum, kemudian berjalan menuju kamar nya.
*****
Seusai setelah selesai makan malam bersama. Mereka melanjutkan obrolan diruang keluarga, kemudian Ayah membuka suara.
“Ria Kamu sebentar lagi akan lulus bukan?”.
“Iya Ayah, tiga bulan lagi Ria akan melakukan ujian semester. Itu menentukan Ria lulus apa tidak nya”.
“Tapi Ayah tidak pernah melihat Kamu belajar, Kamu selalu saja bermain, bermain dan bermain saja. Kapan Kamu akan berubah? Kamu ini sudah dewasa Ria, waktunya menentukan masa depan Kamu! Kamu harus bisa menemukan jati diri Kamu yang sebenarnya”.
“Ria belajar kok! tapi disekolah Yah. Karena dari pagi sampai sore Ria selalu saja belajar, belajar dan belajar disekolah. Jadi wajar dong, kalau Ria tidak pernah belajar dirumah. Udah cukup otak Ria belajar disekolah Yah, waktu dari pagi sampai sore itu bukan waktu yang sebentar. Jadi apa Ria salah, kalau Ria suka bermain main ketika weekend atau sepulang sekolah?”.
“Ayah tidak pernah melarang Kamu untuk bermain Ria. Tapi Kamu itu perempuan, Kamu selalu saja pulang jam 12.00 keatas, baik itu malam Minggu atau malam biasa. Kamu fikir itu baik untuk anak perempuan seusia Kamu? apalagi status Kamu yang masih pelajar”.
“Ria bisa jaga diri Ria kok Yah, Ayah dan Bunda nggak usah khawatir. buktinya tidak terjadi apa apa pada Ria kan? teman Ria mana mungkin berani melakukan hal hal aneh pada Ria Yah”.
“Kita nggak tau hati seseorang seperti apa Ria, pemikiran seseorang bisa saja berubah sewaktu waktu. Sebaik baiknya teman, mereka tidak akan mengajak Kamu untuk keluar sampai jam segitu.”
“Tapi yang ngajak mereka itu Ria Yah”.
“Walaupun Kamu yang ajak, setidaknya mereka masih punya fikiran bukan? mengapa tidak pulang dijam 21.00 atau 22.00 gitu? mengapa masih berkeliaran diluar rumah jam segitu? perempuan baik keluar malam hanya ketika ada perlunya saja. Dan pulangnya pun tidak diatas jam 21.00. Ayah sudah memberi Kamu kelonggaran untuk selalu keluar malam dan pulang tidak lewat dari jam 22.00. Tapi apa? Kamu selalu membantah kata kata Ayah, pulang selalu larut malam”.
Kali ini Ria tidak dapat berkata apa apa, ia hanya menyimak setiap kata yang diucapkan oleh Ayahnya. Begitu pula Bundanya, ketika Ayahnya sudah berbicara. Maka Bunda pun tidak berani untuk membantah ucapan Suaminya itu. Karena setiap kata yang keluar dari mulut Ayahnya, itu semua adalah faktanya. Ria memang sudah diberi kebebasan untuk bermain bersama teman temannya, dihari apa pun itu. Tapi sayang, Ria tidak pernah mematuhi kata kata Ayah nya untuk pulang dijam 22.00 kebawah. Alhasil sekarang Ayahnya pun murka.
“Untuk itu, Ayah dan Bunda sudah sepakat untuk menjodohkan Kamu dengan Putra dari sahabat kami. Ini demi kebaikan kita semua”. tutur Ayah, hal itu membuat Ria melototkan matanya seolah tidak percaya dengan ucapan Ayahnya barusan.
“Ayah lagi becanda kan? iya kali Ria dijodohkan. Lagi pula, Ria belum lulus SMA” kata Ria, diiringi kekehan kecil.
“Ayah tidak sedang bercanda Ria, ini semua demi kebaikan Kamu. Ayah tidak mau hal buruk terjadi pada Kamu”.
“Nggak! Ayah pasti bercanda, Ria bisa jaga diri Ria sendiri. Ria janji akan menuruti perkataan Ayah! tapi batalkan perjodohan ini Yah, Ria belum mau menikah! Ria masih ingin melanjutkan sekolah dan memiliki masa depan yang cerah.”
“Tidak bisa nak, ini sudah dibicarakan dengan pihak laki laki. Dan untuk pernikahan kalian, akan diadakan secara diam diam. Setelah Kamu lulus baru kita adakan resepsi”.
“Bunda...“ Bunda hanya menggelengkan kepala, pertanda tidak dapat berbuat apa apa. Selain menuruti perkataan Ayahnya.
Tanpa berkata, Ria langsung beranjak dari duduknya. Ia sedikit berlari menuju kamarnya. Hari ini ia menjadi anak yang cengeng, biasanya ia selalu saja tertawa bahagia. Tapi kali ini jati diri nya telah lenyap entah kemana.
Ia mengunci diri nya dikamar, dan menangis sejadi jadinya. Sampai kelelahan, dan tertidur dengan sendiri nya.
“Ayah apa kita tidak terlalu keras?.” tanya Bunda, dengan raut wajah khawatir.
“Tidak sayang, ini memang harus kita lakukan. Ini demi kebaikannya juga sayang, Ayah yakin Adnan bisa merubah putri kita menjadi lebih baik”. kata Ayah, ia langsung mendekap istrinya. Raut wajah khawatir tampak diwajah istri kesayangan nya.
“Jangan khawatir sayang, Ria akan baik baik saja. Mungkin dia masih belum menerima kenyataan kalau dia dijodohkan”. Bunda hanya mengangguk, ia menyenderkan kepalanya didada bidang suaminya.
~Happy Reading~
«Insya Allah Up Setiap Hari»
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments