Annisa Salsabila mengendarai mobil BMW berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang, menerobos keramaian kota menuju rumahnya. Nisa memasukkan mobilnya ke dalam garasi mobil miliknya, ia keluar dari mobil berjalan menuju pintu utama.
"Assalamualaikum" Nisa mengetuk pintu dan membukanya perlahan.
"Waalaikumsalam salam, Umi menjawab salam dan Nisa segera menemui umi untuk mencium tangan dan Umi mencium kening Nisa.
"Abi mana Mi? tanya Nisa karena ia tidak melihat Abi
"Abi di ruang kerja, kamu segera bersihkan diri, setelah itu kita makan malam" perintah Umi kepada Nisa
"Iya mi" Nisa berlalu menuju kamarnya di lantai atas. Umi segera menemui Abi di ruang kerja. Dilihatnya Abi sedang fokus menatap layar komputer dan sesekali mengecek ponselnya.
"Assalamualaikum Bi" umi berjalan mendekati Abi dan memeluknya dari belakang, meletakkan tangannya di atas bahu Abi, mendekatkan kepalanya dengan kepala Abi, sehingga telinga mereka berdua bersentuhan.
"Waalaikumsalam Istriku yang cantik" Abi tersenyum dan mencium pipi istrinya.
"Abi sekarang waktunya makan malam, Nisa pasti sudah menunggu di meja makan." Umi menutup layar komputer Abi dan menarik mesra tangan suaminya.
Tanpa membantah Abi mengikutinya.
Nisa telah duduk di kursi, sebelum sampai ruang makan ia sempat ingin masuk ke ruang kerja Abinya, tapi ia batalkan karena tidak mau mengganggu kemesraan Abi dan Ummi.
Meja makan telah tertata rapi dengan menu sederhana dan secukupnya, Umi hanya memasak 1 jenis lauk pauk dan 1 jenis Sayuran dengan jumlah yang tidak banyak, karena mereka tidak mau ada sisa makanan dan tidak boleh menyisakan makanan.
Lebih baik kurang dari pada lebih. Setelah membaca doa mereka makan bersama, tidak ada yang boleh berbicara ketika makan, uang terdengar hanya suara dari peralatan makan, mereka selalu menyelesaikan makan bersama. Setelah membaca doa selesai makan barulah boleh berbicara atau bertanya.
"Abi ke ruang kerja duluan, assalamualaikum" Abi beranjak meninggalkan ruang makan berjalan menuju ruang kerjanya.
"Waalaikumsalam" jawab Nisa dan Ummi.
"Umi, Abi banyak kerjaan?" Nisa merapikan meja makan membersihkan peralatan makan.
"Sepertinya Abi sedang menyelesaikan sesuatu." Umi memperhatikan punggung. suaminya yang telah masuk keruang kerja.
"Maksud Umi?" Nisa mengeringkan tangannya.
"Tadi ketika Umi mengajak Abi makan malam, Abi terlihat khawatir" Umi menepuk pundak Nisa dan meninggalkan Nisa menuju kamarnya.
Nisa hanya terdiam memikirkan apa yang sedang terjadi. Ia tidak ingin menggangu Abi yang sedang bekerja, tapi ia ingin membantu Abinya jika ada masalah. Nisa berjalan cepat menyusul Umi,
"Umi, jika umi sudah tahu apa masalah yang dihadapi Abi, tolong beritahu Nisa, Nisa Mohon" Nisa memegang tangan Umi dengan wajah memelas.
"Iya sayang" umi mengusap pipi lembut Nisa.
"Istirahat lah, kamu pasti lelah" lanjut Umi.
Nisa hanya mengangguk tersenyum kepada Umi dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Nisa membersihkan diri, melaksanakan sholat Isya dan membaca Alquran. Ia duduk di kursi santai pinggir balkon, membuka ponselnya, ada beberapa pesan dan panggilan.
Ia membalas pesan satu persatu, dan meminta maaf karena ia selalu menggunakan mode silent ketika di Rumah Sakit dan tidak punya waktu untuk membuka ponselnya, bahkan kadang ia lupa membawa ponsel ketika bekerja.
Setelah membalas semua pesan, Nisa mematikan ponselnya, mematikan lampu, hanya tertinggal lampu tidur, ia rebahkan tubuhnya, membaca doa dan memejamkan mata, segera tidur agar bisa terbangun untuk sholat tahajud, membaca Alquran hingga waktu subuh tiba.
Umi Fatimah duduk di atas tempat tidur membaca Alquran untuk menunggu suaminya, selesai membaca ia melihat jam, hari telah larut tetapi suaminya belum kembali ke kamar.
Umi khawatir, segera ia menuju ruang kerja, perlahan ia membuka pintu, dan melihat Abi yang masih berkutat dengan layar komputer.
"Assalamualaikum Abi" Umi berdiri di depan pintu.
"Waalaikumsalam" Abi melihat jam dan mematikan komputer beranjak dari kursinya memeluk dan mencium kening istrinya.
" Astaqfirullah, Maafkan Abi, Urusan Dunia telah membuat Abi melupakan bidadari surga Abi" ia menggandeng mesra tangan istrinya, mematikan lampu, meninggal ruang kerja dan berjalan menuju kamar mereka.
Umi duduk di tepi ranjang, Abi mencium kening istrinya dan membersihkan diri di kamar mandi. Wajah bersih berseri dan tetap terlihat tampan meskipun ia sudah tak muda lagi keluar dari kamar mandi dan duduk di samping istrinya.
"Abi sudah sholat?" tanya Umi memegang tangan suaminya.
"Alhamdulillah sudah, Abi Sholat di ruang kerja, mari kita tidur, hari sudah sangat larut, masih ada waktu 2 jam untuk kita tidur dan bangun melaksanakan tahajud.
Umi tersenyum, Abi merentangkan tangan kanannya sebagai bantal istrinya, dan tangan kirinya memeluk tubuh istrinya dan mengecup keningnya.
Mereka selalu tidur seperti itu, sangat mesra, Abi selalu meneladani sikap Rasulullah, mesra dan romantis dengan istrinya, bersikap lembut penuh kasih sayang dan cinta.
****
Azan Subuh telah berkumandang, Abi telah berada di Masjid dekat pesantren bersama santri pesantren dan warga sekitar masjid. Mereka selalu sholat berjamaah.
Nisa dan Umi sholat di kamar mereka. Selesai sholat Nisa dan Umi bersama mempersiapkan sarapan. Mereka selalu mandi pagi sebelum subuh.
Secara kesehatan dan Sunnah nabi, mandi pagi dan sore sebelum pukul 5. Mereka tidak memiliki Art, mereka selalu bekerja bersama-sama saling membantu, Rumah sederhana tidak butuh banyak waktu untuk merapikan dan membersihkannya.
Rumah dengan 2 lantai hanya memiliki 3 kamar dan ruangan-ruangan yang berukuran minimalis, terdiri atas ruang tamu, ruang makan menyatu dengan dapur, ruang kerja Abi dan ruang keluarga, memiliki perkarangan yang luas dengan taman dan perkebunan hidrolik, di sebelah rumah adalah pesantren mereka yang juga sangat hijau dan sejuk dengan pepohonan dan taman bunga yang indah yang di urus oleh santri dan santriwati bersama para pekerja dan pengajar.
Pesantren mereka telah banyak meluluskan santri dan santriwati, dan telah hidup mandiri.
Ada yang telah sukses dan menjadi donatur pesantren, bahkan ada yang berada dan menetap di luar Negeri.
Kadang mereka mengunjungi pesantren tempat mereka di besarkan dan bersekolah.
Melepaskan rindu dengan adik-adik, pengajar, pekerja dan tentu saja Umi dan Abi orang yang paling berjasa atas kesuksesan mereka.
Mereka tetap menjadi keluarga di manapun berada, hubungan kekeluargaan pesantren tetap terjalin.
****
Tepat pukul 7 mereka bertiga sarapan bersama, selesai sarapan melanjutkan kegiatan masing-masing, Nisa dan Umi merapikan Meja makan dan membersihkan peralatan makan.
Abi bersiap menuju pesantren dan restoran yang akan selalu ditemani Umi. Nisa bersiap berangkat ke Rumah Sakit, sebelum berangkat Nisa berkeliling pesantren untuk melihat adik-adiknya dan menyapa para pengajar dan pekerja.
Nisa pamit pada Abi dan Ummi, Mobil BMW putih dan bersih telah melesat membelah jalanan kota menuju Rumah Sakit Medika. Sesampai di RSM Nisa memarkirkan mobilnya, ia segera menuju ruangannya, sholat Dhuha, mengecek data pasien kunjungan di bangsal rumah sakit.
Nisa segera berkeliling ditemani 2 orang perawat, Nisa adalah Dokter yang selalu datang lebih pagi dari dokter lainnya,, sehingga perawat yang piket bersama dengan Nisa selalu datang pagi.
Nisa tidak akan menunggu, jika perawat belum datang maka dia akan berkeliling sendiri.
Ia tahu pasien selalu menunggu kedatangan Dokter dan perawat, mereka ingin bertanya tentang kesehatan mereka setiap hari dan ingin segera pulang, tidak ada pasien yang betah tinggal di bangsal rumah sakit.
Selain khawatir dengan biaya yang terus bertambah, tentu aroma obat-obatan Rumah Sakit yang sangat tidak nyaman dan membosankan.
Thanks for reading 😊
terimakasih atas dukungannya 🤗
Love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
wajah ayu dan keibuan dokter Anisah
2023-02-13
0
ˢ⍣⃟ₛ 𝘊𝘰𝘦ˢ𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀
adem banget ya klg annisa ini
2023-01-09
1
yessie
mantul, ak mampir kak ☺️
2021-10-20
0