Minggu pagi yang cerah, Nisa bersama empat orang pekerja suka rela sudah berada di taman kota, mereka telah membuka kios layanan kesehatan gratis khusus lansia.
Mereka tidak menggunakan pakaian kebesaran, namun menggunakan pakaian santai, para pengunjung yang sudah biasa ke taman tahu bahwa Nisa adalah seorang Dokter.
Setiap Minggu pagi Nisa bersama rekannya selalu hadir di taman kota. Mereka sibuk memeriksa beberapa pengunjung.
Seseorang duduk di sudut taman memperhatikan Nisa, ia sangat kagum dengan Nisa, yang selalu tersenyum ramah kepada semua orang, tatapan mata Nisa penuh kasih sayang dan begitu tulus, seseorang di Sudut taman ingin sekali merasakan sapaan lembut dan ramah sang Dokter.
Setiap Minggu ia selalu duduk di bawah pohon itu seorang diri. Yang ia lakukan hanya memperhatikan Nisa dan rekannya, dan tersenyum. Gadis ini kehilangan sosok Dokter yang ia lihat dari tadi.
"Kemana Dokter cantik itu" gumamnya dalam hati dan mencari-cari dengan matanya,, meneliti setiap kios, ia tidak sadar seseorang telah duduk di sampingnya.
"Mencari seseorang?" tanya Nisa membuat gadis itu terkejut, ia menoleh, dilihat Dokter cantik tersenyum manis kepadanya.
"Dia benar-benar cantik" sang gadis berbisik di dalam hati
"Siapa namamu? apakah kamu ingin memeriksakan diri?" tanya Nisa
"Halo, namaku Viona" Viona mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Nisa.
"Halo, saya Dokter Nisa, Annisa Salsabila, apakah kamu ingin memeriksa kesehatan atau mau menjadi sukarelawan?" tanya Nisa lagi
"Apa aku boleh ikut membantu" jawab Viona semangat. Setiap Minggu Viona selalu datang ke taman, ia sangat bosan di rumah.
"Tentu saja, kemarilah" Nisa menarik tangan Viona. Sesampai di kios, Nisa memperkenalkan Viona kepada rekannya.
Viona sangat senang memiliki teman baru yang tidak tahu tentang dirinya.
Viona memang kuliah jurusan kesehatan, ia ingin selalu menjaga kesehatan kakaknya. tak terasa sudah waktunya jam makan siang.
Nisa mengajak semua untuk makan siang bersama di warung pinggiran dekat taman. Mereka bersama menuju warung, bersenda gurau, dengan obrolan ringan.
Viona sangat senang, berteman dengan tulus tanpa ada tujuan tertentu.
Viona tak percaya seorang Dokter terkenal seperti Dokter Nisa mau makan di pinggiran, dan ini juga pertama kalinya untuk Viona.
"Viona, apakah rumah kamu sekitar sini?" tanya Nisa lembut.
"Tidak, aku akan pulang dengan taksi, tapi tidak terlalu jauh" jawab Viona dan memasukkan makanan ke mulutnya.
Rasanya benar-benar enak, makanan pinggir jalan memiliki rasa yang berbeda dan unik.
"kamu menyukai makanan ini?" tanya seorang rekan kepada Viona, ia melihat Viona sangat lahap.
"Iya" Viona tersenyum malu.
"Makanlah, selesai makan kita pulang, apa kamu mau saya antar Viona?" tanya Nisa.
" Tidak , Terimakasih tapi kenapa hari ini cepat pulang?" tanya Viona heran.
"Abi akan pergi ke puncak, ada sesuatu yang harus di selesaikan" jawab ini tersenyum.
"Bolehkah aku meminta nomor telepon mu?" tanya Viona.
"Tentu saja, selesai makan kita tukar nomor telepon" mereka menyelesaikan makan siang bersama, tukar nomor telepon dan berpisah.
Viona pulang dengan mobil jemputan yang menunggu sedikit jauh dari taman kota.
Nisa mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya, memasukkan mobil ke garasi miliknya. Ia segera masuk ke rumah setelah mengucapkan salam.
Abi dan Umi sudah siap berangkat, ia membawa koper kecil.
"Assalamualaikum, Abi dan Umi sudah siap berangkat?" Nisa mencium tangan Abi dan Umi.
"Iya, kamu ngak papa kan dirumah sendirian?" umi mencium kepala Nisa yang tertutup jilbab biru langit.
"ngak papa Umi, Nisa udah besar" Nisa tersenyum lembut memeluk Uminya. Mereka berjalan menuju garasi. Nisa memasukkan koper ke bagasi mobil. Setelah berpamitan, Abi melaju kendaraan dengan kecepatan sedang, Nisa melambaikan tangannya hingga mobil tak terlihat lagi.
Nisa belum tahu apa yang terjadi, Abi dan Umi belum menceritakan masalah di puncak. Nisa tidak ingin ikut campur selama Abi bisa menyelesaikannya.
Nisa segera masuk ke rumah, mengunci pintu, dan menuju kamarnya, membersihkan diri lalu sholat Zuhur. Selesai sholat Nisa beristirahat di atas tempat tidurnya, memejamkan mata untuk tidur siang.
****
Abi dan Umi melakukan perjalanan selama 3 jam untuk sampai ke puncak. Sesampai di puncak Abi dan Umi langsung menuju Villa pribadi mereka yang telah disambut Pak Ahmad pengurus villa.
Pak Ahmad segera mengambil koper dari bagasi dan membawa ke kamar. Bik Imah istri pak Ahmad Telah menyiapkan teh hangat dan cemilan di atas meja tamu.
"Mau istirahat dulu nyonya?" tanya bi Imah.
"Iya bi, saya mau mandi dulu, sebenolagi sudah Magrib, Abi juga mandi nanti mau ke mushola" Umi beranjak menuju kamar diikuti Abi.
Abi dan Pak Ahmad, sholat Maghrib di musholla dekat villa, sedangkan Umi dan bi Imah sholat di kamar mereka masing-masing.
Selesai sholat Maghrib mereka makan malam bersama.
Setelah sholat isya Mereka berkumpul di ruang tamu. Abi bertanya kepada pak Ahmad sampai dimana pengetahuannya tentang masalah restoran dan penginapan.
Sebenarnya yang membuat Abi sampai datang ke puncak adalah karena mendapat kiriman laporan keuangan restoran dan penginapan dari pak Ahmad.
Abi mencoba menghubungi Fathur tapi gagal.
Ia tidak ingin melihat istrinya khawatir dengan keadaan adiknya yang mereka belum tahu dimana keberadaannya.
Abi juga tidak mau Nisa khawatir tentang masalah ini. Umi sudah sangat khawatir karena ia tidak bisa menghubungi Fathur, hanya saja Umi berusaha menenangkan diri.
"Maafkan saya Tuan, lebih baik ustadz Ramadhan dan Umi Fathimah istirahat dulu, besok kita langsung ke restoran" ucap pak Ahmad.
"Iya Nyonya pasti sangat lelah melakukan perjalanan jauh" lanjut buk Imah.
Benar yang dikatakan bi Imah, mereka berdua sangat lelah, di tambah lagi usia yang tidak muda lagi. Akhirnya Abi dan Umi menuju kamar mereka untuk beristirahat.
****
Penjara bawah tanah Stevent
Fathurrahman terduduk lemas dengan tangan terikat, wajah babak belur, dengan bekas darah mulai mengering.
Sepasang kaki dengan sepatu hitam mengkilap berdiri di depannya, dengan berat Fathur mendongak wajahnya.
Seorang pria tampan, dengan kemeja dan jas membentuk tubuh atletisnya, tersenyum bengis. Ia menyentuh dagu Fathur mendekatkan wajahnya.
"Kamu bawa lari kemana uangku?" tanya Stevent dan menghempaskan tangannya dengan kasar.
Selain mengelola bisnis restoran dan penginapan, Fathur bekerjasama dengan Stevent dalam bisnis hitam, ketika malam tiba mereka mengubah restoran menjadi club' malam dan penginapan menjadi tempat protitusi.
Stevent telah menanamkan modalnya untuk dunia malam yang dikelola oleh Fathur tapi Fathur tidak mengembalikan uang pada waktu yang telah di janjikan, bahkan Fathur menyebabkan kerugian karena terjadinya jual beli narkoba yang di Ketahui oleh petugas kepolisian, sehingga club'dan penginapan di segel untuk waktu yang lama, tidak ada pemasukkan yang ada adalah kerugian.
Stevent meminta Fathur menyerahkan semua berkas penting surat-surat restoran dan penginapan. Anak buah Stevent telah mencari surat - surat di rumah Fathur tapi mereka tidak menemukannya.
Fathur tetap mengunci mulutnya, karena semua berkas penting di pegang oleh Nisa.
Ia tidak ingin mengganggu ketenangan keluarga kakak Umi Fathimah, ia ingin menanggung sendiri kesalahannya. Dan berharap Stevent akan membunuhnya dengan mudah.
Sayangnya ia bermain dengan orang yang salah, Stevent tidak akan membuat semuanya menjadi mudah, ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan, ia harus mengembalikan sesuatu yang telah hilang. Ia akan mencari sampai dapat.
"Jhonny" panggil Stevent duduk di kursinya.
"Iya Tuan" Jhonny mendekat.
"Periksa seluruh kota, bila perlu seluruh dunia, cari keluarga Fathur sampai ketemu dan tidak bersisa." perintah Stevent.
"Siap Tuan" jawab Jhonny segera memainkan ponselnya, menelpon anak buah mereka.
Fathur mulai ketakutan yang dapat dilihat oleh Stevent, ia tersenyum puas. Stevent akan mendapatkan apapun yang ia inginkan.
*****
Thanks for reading 😊
Mohon dukungannya, Selalu tinggalkan Like, komentar dan Vote.
Terimakasih
baca juga Novel saya "perfect Woman"
love you readers 💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Prafti Handayani
Hmm,,,🤔🤔🤔 suratnya di pegang sm ayank beb mu bbg steve.
yg bkln megang srt nikah kalian jg nanti...😊
2024-07-01
0
Nia Istiana
surat nya ada pada nisa babang stev/Doubt/
2024-01-11
0
Enung Samsiah
jdi tegang gini dagdigdugderrr
2022-12-03
0