Siang ini, Wina pergi ke supermarket naik taksi karena supirnya sedang pergi keluar kota bersama suaminya.
Sesampainya di supermarket ia membeli buah-buahan dan membeli beberapa makanan sebagai buah tangan yang akan ia bawa lusa ke rumah calon menantunya.
Dan di supermarket yang sama, Fira juga sedang berbelanja sayuran dan bahan pokok makanan, untuk menyambut kedatangan keluarga Tuan Hito lusa nanti.
“Fira,” panggil seorang lelaki yang suaranya tak asing lagi di telinga Fira.
Fira pun menoleh ke arah suara itu.
“Kak Adit,” gumam Fira pelan, sambil melihat Adit yang sedang berjalan menghampirinya.
“Fir, sendirian aja?” tanya Adit.
“Em... iya.”
“Tumben belanja sebanyak ini, mau ada acara ya di rumah?” tanya Adit yang melihat isi trolli Fira yang begitu banyak.
“Iya,” jawab Fira simple.
“Fir, aku mau-—” ucapan Adit terhenti karena mendengar seorang wanita yang memanggil namanya.
“Kak Adit,” teriak Messy menghampiri Fira dan Adit. Dan dengan wajah sombong ia melihat ke arah Fira sambil memegang lengan Adit dan digandengnya.
“Hey, sedang apa kau bersama Kak Adit disini, jangan coba-coba menggoda calon tunanganku ya!” ujar Messy dengan sombong.
“Apa sih! Gak jelas banget!” seru Fira yang berlalu meninggalkan mereka dengan wajah kesal.
Kemudian Fira pun berjalan ke arah kasir, dan ternyata yang di depan antriannya adalah Wina Mamanya Bara. Tapi karena mereka tak saling kenal mereka tak bereaksi apapun.
Setelah selesai membayar belanjaannya Fira berjalan menuju lobby . Dan dilihatnya dari jauh seorang wanita paruh baya, yang sedang berdiri di tepi jalan, tapi tiba-tiba dari arah kanan muncul motor yang hampir menyerempet wanita itu sehingga membuat wanita itu terjatuh, dan Fira pun dengan sigap berlari meninggalkan belanjaannya yang ia simpan di trolli, dengan cepat menghampiri wanita itu dan menolongnya.
“Astagfirullah, Ibu gak apa-apa kan? Apa ada yang luka?” tanya Fira khawatir, takut wanita itu terluka.
“Alhamdulillah enggak Nak, hanya kaget saja, jadi ibu terjatuh,” jawab Wina.
Fira pun segera membantu Wina untuk berdiri dan membantu mengambilkan barang belanjaanya yang terjatuh.
“Makasih ya Nak, udah nolongin Ibu,” ucapnya tersenyum kepada Fira.
“Iya Bu sama-sama, Ibu mau pulang?” tanya Fira.
“Iya, ini lagi nunggu taksi tapi belum dapat,” jawab Wina.
“Ya sudah, saya bantu pesan taksi online saja ya bu.” Wina pun mengiyakan dan tak berapa lama taxi yang dipesanpun akhirnya datang.
“Nak terimakasih ya, sekali lagi, Ibu berhutang budi padamu,” ucap Wina
“Sama-sama Bu, tapi pertolongan saya jangan dianggap hutang Bu, ini kan sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk saling tolong menolong.”
Wina pun tersenyum mendengar ucapan Fira, dan ia berpamitan, lalu segera menaiki taksi. Fira pun tersenyum dan melambaikan tangannya melihat mobil itu pergi meninggalkannya.
“Gadis yang baik, semoga calonnya Bara adalah gadis yang baik juga,” gumam Wina dalam hati sambil melihat Fira dari kaca spion mobil.
***
Setibanya di rumah, Wina segera berjalan menuju dapur dan menyimpan semua barang belanjaannya di atas meja makan.
Ia melihat kedatangan suaminya yang baru pulang dari luar kota, ia langsung menghampiri dan memeluk suami nya itu.
“Tumben Mama meluk Papa seperti ini?” tanya Hito yang heran akan tingkah istrinya.
Wina pun melepaskan pelukannya sambil tersenyum menatap Hito, dan mereka berjalan menuju ruang TV, kemudian merebahkan tubuh di atas sofa.
“Pah Papa tahu gak, tadi Mama keserempet motor.”
“Apa? Terus gimana, apa ada yang luka?” tanya Hito, yang kaget dan panik akan istrinya.
“Tidak pak, tadi Mama hanya kaget, jadinya jatuh. Tapi untungnya ada gadis baik yang nolongin Mama tadi.”
“Siapa gadis itu?” tanya Hito penasaran.
“Astagfirullah, Mama lupa nanyain namanya,” ucap Wina sambil menepuk jidatnya.
“Anaknya cantik, dia juga bantuin Mama buat pesan taksi online tadi.”
“Oh ya? Baik sekali gadis itu, kalau ketemu nanti Papa harus mengucapkan terima kasih padanya, karna sudah menolong istri Papa ini,” tutur Hito, sambil mengelus pucuk kepala Wina.
***
Keesokan siangnya. Fira turun meniti tangga, dengan penampilan anggun memakai baju tangan panjang berwarna dusty dan rok rempel berwarna hitam, serta mengenakan kerudung phasmina berwarna hitam dengan membawa sling bag kecil di tangannya.
“Yah aku izin pergi ya, mau nonton sama temen,” ucap Fira yang baru turun dari tangga.
Alex yang sedang membaca koran menghentikan aktivitasnya dan menengok ke arah Fira.
“Sama siapa kamu pergi, temennya cewek apa cowok?” tanya Alex.
“Sama temen cewek Yah, namanya Lisa temen baru aku, kemarin dia ngajak aku nonton, ya udah aku iya-in aja deh.”
“Ya sudah, tapi pulangnya jangan kemagriban ya.” Kemudian Fira pun bersalaman pamit dan pergi menuju mall menaiki taksi.
***
Setibanya di Mall
“Kak Fira,” teriak Lisa memanggil.
Fira pun menoleh ke arah belakang, dan tersenyum melihat Lisa yang sedang berjalan menghampirinya.
Mereka pun berbincang, dan segera menuju bioskop di lantai atas mall itu. Sesampainya di lobby bioskop mereka langsung memesan tiket.
“Mbak tiket nya 3 ya di seat ini, ini dan ini," ujar Lisa sambil menunjuk ke arah miniatur seat yang akan di booking.
“Loh ko tiga, kan kita berdua,” tanya Fira, penasaran.
“Kita akan nonton sama kak Bara, nanti dia kesini nyusul, soalnya tadi Mama nyuruh kak Bara buat temenin aku,” ucap Lisa jujur.
“Em... begitu, memangnya di hari Sabtu kakak mu tidak bekerja?”
“Hari ini dia lagi libur, karna besok dia akan bertemu dengan calon istrinya, jadi sekalian kak Bara mau beli kemeja buat acara besok. Aku juga mau cari gaun, jadi nanti temani kita belanja ya Kak Fira....” Lisa memohon.
“Hm... baiklah, nanti aku akan temani kalian berbelanja,” ucap Fira tersenyum.
Kemudian merekapun duduk di sofa yang ada di lobby itu. 15 menit berlalu Fira izin ke toilet karna ingin buang air kecil. Dan Lisa pun mengiyakan.
Tak lama kemudian Bara pun datang menghampiri Lisa.
“De, kok kamu sendirian, kemana teman yang kamu ajak itu?” tanya Bara.
“Oh... dia sedang pergi ke toilet dulu Kak.”
Tak lama, Film yang mereka booking akan segera di mulai dan sudah terdengar panggilan agar para pengunjung segera memasuki ruang studio, tapi Fira belum kembali juga.
Lisa menyuruh Kakaknya untuk masuk ke ruang studio terlebih dahulu, dan memberikan satu tiket padanya. Kemudian Bara pun mengiyakannya dan berlalu meninggalkan Lisa.
Lisa pun menyusul Fira ke toilet, dan dilihatnya Fira di dekat westafel sedang membersihkan bajunya, yang terkena kotoran, karna tadi ketika Fira keluar dari toilet ia tak sengaja menabrak anak kecil yang sedang memegang ice cream, sehingga ice cream yang di pegang anak itu mengotori bajunya.
Fira yang menyadari kedatangan Lisa segera mengeringkan bajunya menggunakan tisu.
“Eh Lisa, kenapa kesini? Apa Filmnya sudah di mulai?” tanya Fira sambil menghampiri Lisa ke arah pintu.
“Iya kak sebentar lagi filmnya di mulai, Kakak kenapa? Dan itu bajunya kok basah?” tanya Lisa heran.
“Tidak apa-apa, tadi aku nyenggol anak kecil yang lagi pegang ice cream, jadi kena baju deh.” jawab Fira, dan Lisa hanya menganggukan kepalanya, tanda ia memahaminya.
Kemudian mereka masuk ke studio yang sudah dalam keadaan gelap, karena Filmnya sudah di mulai. Dan mereka pun segera duduk di kursi yang tadi mereka booking.
Disana sudah terlihat Bara sedang menikmati pop corn sambil asyik menonton Film bergenre Action.
Lisa pun duduk di sebelah Bara, dan Fira duduk di sebelah Lisa. Jadi posisi Lisa berada di tengah Bara dan Fira. Bara yang terlalu asyik menikmati film, ia tidak menghiraukan kedatangan Lisa dan Fira. Mereka pun asyik menonton Film itu sampai selesai.
Dan setelah Film habis, mereka segera keluar dari studio itu. Fira berjalan terlebih dahulu menuju pintu keluar, sedangkan Lisa dan Bara keluar beriringan.
Dan sesampainya di luar, saat Fira berbalik ke arah Lisa, yang berada di belakangnya, betapa terkejutnya ia saat melihat lelaki yang ada di samping Lisa.
Fira membulatkan matanya seraya mengerutkan dahinya, mengingat wajah lelaki yang kini sedang berjalan beriringan bersama Lisa.
“Dia kan cowok gak tahu malu itu,” gumam Fira dalam pikirannya.
“Nah Kakak, kenalin ini sahabat ku Kak Fira,” ucap Lisa memperkenalkan Fira pada Bara.
Bara pun hanya tersenyum simpul dan terus berjalan melewati Fira. Tanpa menyapa.
“Cih siapa dia, sombong sekali,” gumam Fira dalam hatinya, melihat ke arah Bara yang baru saja melewatinya.
“Kak Fira, itu Kak Bara, Kakak aku. Dia orangnya memang jutek seperti itu tapi kalau sudah kenal lebih dekat, kak Bara bakalan beda 180° dari sikapnya yang barusan. Maaf ya kalau sikap Kak Bara kurang sopan,” ucap Lisa kepada Fira yang tak enak hati karena sikap Bara.
“Iya tidak apa-apa. Ayo kita cari gaun buat kamu,” ajak Fira kepada Lisa sambil menggandeng tangannya.
Mereka bertiga pun mulai menghampiri satu persatu toko pakaian yang ada di Mall itu, dan sepanjang memasuki toko, setiap pegawai wanita pasti bengong melihat kedatangan Bara, mereka seakan terpesona akan ketampanan dan kegagahan dari seoeang Bara Sebastian.
Kemudian mereka bertiga masuk ke toko yang menjual pakaian wanita dan pria lengkap.
“Kak Fira, bantu cariin kemeja yang cocok buat Kak Bara dong, aku bingung nih nyari yang gimana buat Kak Bara,” pinta Lisa yang kebingungan memilih kemeja untuk Bara. Fira pun mengiyakan dan ia mulai memilah-milah kemeja yang cocok untuk dipakai Bara.
“Lisa, coba kasih kemeja ini ke Kak Bara.” Fira menyodorkan sebuah kemeja tangan panjang berwana maroon dengan aksen list hitam di bagian kancing dan lengannya.
Lisa pun mengambil kemeja itu, dan menyuruh Bara tuk mencobanya. Tak lama, Bara pun keluar dari ruang ganti dan dilihatnya Bara yang semakin tampan dengan kemeja maroon itu, dan dia melintingkan kain bagian tangannya sampai sikut.
“*Hm... t*ampan juga dia,” batin Fira, yang terpesona melihat Bara. Tapi ia segera sadar dari lamunannya itu.
“Astagfirullah,” gumam Fira seraya mengerjapkan matanya.
“Kak Fira gimana menurut Kakak bagus tidak?” tanya Lisa pada Fira yang mematung di dekat gantungan baju.
“Iya bagus, cocok,” jawab Fira, yang sebenarnya tak enak dengan Bara yang dari tadi ikut memandanginya.
Kemudian Bara pun kembali ke ruang ganti, memakai kembali kaos dan jaket yang ia kenakan tadi.
Setelah itu, Bara berjalan ke arah Kasir dan membayar kemeja itu. Dan sekarang giliran Lisa yang mencari gaun untuknya.
Dipandangnya oleh Fira sebuah gaun selutut berwarna dusty dengan aksen renda putih di bagian dada.
Karena memang Lisa jarang memakai kerudung dan ia lebih sering memakai baju-baju pendek. Seperti kebanyakan anak muda zaman sekarang.
“Lisa, coba kesini, kamu lihat gaun itu, sepertinya itu cocok buat kamu,” ucap Fira menunjuk gaun yang terpajang di sebuah patung.
Lisa pun menghampiri dan melihat gaun yang indah itu, “Wah... bagus sekali.”
Kemudian Lisa memanggil salah satu pegawai yang berjaga di toko itu, dan meminta pegawai itu untuk mengambilkan gaun yang sama dengan model di patung tadi. Dan pegawai itu pun mengambilkannya. Kemudian menyerahkan gaun itu kepada Lisa.
Lisa dengan senang, segera masuk ke ruang ganti membawa gaunnya. Tak berapa lama kemudian, Lisa keluar dari ruang itu, dan sungguh, Fira yang melihat Lisa memakai gaun yang sedang dipakainya itu, iq begitu kagum, karna Lisa terlihat semakin cantik dan anggun.
“Maa syaa allah, cantik sekali Lis,” ucap Fira yang takjub melihatnya.
“Benarkah?” tanya Lisa meyakinkan, dengan mimik wajah yang terlihat senang dan sedikit memerah karna merasa malu dipuji Fira.
“Iya, sudah pas cocok makin anggun lagi,” balas Fira.
“Ah... sudah-sudah jangan memujiku seperti itu, nanti hidungku terbang lagi,” ujar Lisa terkekeh.
“Kak Bara lihatlah, apa aku cocok memakai gaun ini?” teriak Lisa pada Bara yang dari tadi fokus memainkan gawainya.
Bara pun menengok ke arah Lisa. Dan ia hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Kemudian Lisa pun dengan senang, kembali ke ruang ganti dan kembali memakai pakaian yang ia kenakan semula.
Ketika Lisa berjalan ke arah kasir, ia tertegun melihat sebuah gaun tangan panjang berwana navy, dengan aksen mutiara di bagian lengan dan pinggannya.
“Kak Fira sini!” teriak Lisa. Kemudian Fira berjalan menghampiri Lisa dan bertanya.
“Kenapa?”
“Coba Kakak lihat gaun itu.” Lisa menunjuk ke arah gaun panjang itu.
“Bagus,” gumam Fira pelan.
“Ayo Kakak coba gaun itu,” ajak Fira dengan senyuman lebar.
“Tidak, aku kesini tidak ingin membeli gaun,” tolak Fira.
“Ayo coba dulu, nanti biar Kak Bara yang bayar," ucap Lisa sambil menoleh ke arah Bara, dan bara hanya diam tak menanggapinya.
“Tidak terima kasih, ayo lebih baik kita pulang saja sudah sore.” Lagi-lagi Fira menolak, dan malah mengajak pulang.
“Mbak, Mbak, boleh tolong ambilkan gaun model itu, tapi ukurannya buat dia,” pinta Lisa kepada seorang pegawai toko itu.
Tak lama kemudian pegawai tadi mengambilkan gaun yang sama dengan yang di tunjuk Lisa.
“Kak Fira ayo coba ini!” pinta Lisa sambil menyodorkan gaun panjang itu.
“Tidak Lisa, aku tidak mau mencobanya.”
“Ayolah kak Fira... coba saja sebentar! Aku hanya ingin melihatnya,” paksa Lisa.
Fira pun mengiyakan kemauan Lisa tuk mencoba gaun yang di pilih untuk nya. Dan ketika Fira keluar dari ruang ganti, Lisa berteriak sehingga mengejutkan Bara yang dari tadi fokus memainkan *h*and phone-nya.
“Wah... Kak Fira cantik sekali,” ujar Lisa heboh.
“Sttt... jangan teriak–teriak, malu di lihatin orang.”
Fira yang memakai gaun navy beraksenkan butiran mutiara dan kerudung hitam yang ia lilitkan itu, membuat Bara terpesona melihatnya.
“Cantik sekali dia, bagai bidadari syurga,” gumam Bara dalam lamunannya.
Fira yang menyadari tatapan Bara, merasa risih karna dilihatnya.
“Kenapa si sombong itu melihatku seperti itu?” ucap Fira pelan.
“Apa, kenapa kak Fira?” tanya Lisa yang menggagetkan Fira.
“Oh tidak apa-apa, sudah ya aku mau ganti baju lagi.”
“Tunggu, tunggu sebentar!”
Lisa menoleh ke arah Bara dan berteriak sehingga membuyarkan lamunan Bara yang sedari tadi terus memandangi Fira.
“Kak Bara... aku beli ini juga ya, untuk Kak Fira,” Teriak Lisa
Bara hanya menganggukan kepalanya, menandakan ia memperbolehkan Lisa untuk membeli gaun itu.
“Lisa tidak usah, aku gak enak sama Kakakmu,” tolak Fira, yang merasa tak enak hatu, jika harus dibelikan gaun.
“Sudah, anggap saja ini bonus dari Kak Bara, karena Kak Fira sudah memilihkan kemeja untuknya,” ucap Lisa sambil mendorong pelan tubuh Fira agar masuk ke ruang ganti.Fira yang tak enak hati pun terpaksa, menerima gaun itu.
Dan selesai berbelanja, mereka pun keluar dari Mall itu untuk segera pulang.
Fira di tawari tumpangan untuk di antar pulang oleh Lisa dan Bara, tapi Fira lagi-lagi menolaknya.
Kemudian terdengar suara lelaki memanggil nama Fira. Dan ditengoknya ternyata Adit menghampiri Fira, Lisa dan Bara yang sedang berdiri di parkiran.
“Fira, kamu mau kemana?” tanya Adit.
“Eh Kak Adit, ini aku mau pulang,” jawab Fira.
Lisa yang melihat Adit seperti tak asing lagi, dan ia mengingat wajah Adit dan menyadari kalau Adit adalah lelaki yang waktu itu menegurnya ketika di pinggir jalan.
Adit yang melihat Bara dan Lisa hanya tersenyum dan menyapa Bara.
“Eh ada Pak Bara,” sapa Adit tersenyum sambil menganggukan badan nya.
Bara yang melihat hanya tersenyum simpul
“Ayo kita pulang,” ajak Bara pada Lisa
Lisa pun mengiyakan, dan berpamitan pada Fira.
Kemudian Adit juga mengajak Fira untuk pulang bersama. Fira pun mengiyakan ajakan Adit. Dan mereka pulang bersama menaiki motor Adit.
.
.
.
.
Bersambung.
Hallo readers.
Gimana nih ceritanya ngebosenin apa tambah penasaran ? Kira-kira gimana ya kelanjutannya?
✨Jangan lupa untuk terus dukung Author.✨
Dengan cara like, comment, dan vote yang banyak ya. hehe...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Neulis Saja
Fira, pas ketemuan dgn calon mertua dan calon suami ternyata sdh pada tahu tapi belum pada kenal yah
2023-12-24
0
Rd.Usep Jamaludin
sangat cetar sekali teh Dela, plotnya mantap!
2023-06-04
0
Alriellyn
maaf kak, mngkin akan lebih baik klau kata 'jarang' di ganti dgn 'tdk' krn kerudung itu bukan sesuatu yg bisa di pakai tdk pakai tdk...
2022-02-19
0