Setibanya di rumah.
“Assalamu’alaikum Ayah.” Fira berteriak, sambil menutup pintu rumah, dan melihat ke sekeliling rumahnya tidak ada siapa-siapa. Karena ia pulangnya ke-magrib-an, dan kemungkinan ayahnya sudah pergi ke masjid.
Lalu ibu nya Fira?.
Ibu nya Fira sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu, saat Fira masih duduk di bangku SMP kelas 8. Fira juga mempunyai adik laki-laki bernama Bima. Tapi Bima sedang melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta, karna dia mendapat beasiswa untuk pendidikan SMA. Di salah satu SMA terkenal di Yogyakarta,
Lalu Fira pun naik ke kamarnya, mandi, wudhu dan melaksanakan solat magrib. Dan seusai solat magrib ia mengaji, karna mengaji di waktu magrib adalah suatu kebiasaan Fira dari kecil. Jadi tak heran jika dari waktu magrib sampai isya dia selalu ada di kamarnya untuk mengaji.
***
Di Masjid Raya
“Aduh... Kak Bara lama banget sih solatnya, malu nih dilihatin banyak orang di sini,” gerutu Lisa yang sedari tadi menunggu di pinggir jalan, karna Kakak nya sedang solat di mesjid sebrang. Sedangkan Lisa tidak solat karna sedang datang bulan.
Dan tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Lisa.
“Dek lagi apa magrib-magrib di pinggir jalan sendirian?” tanya Adit.
“Siapa sih, ga kenal juga,” gumam Lisa dalam hati. Dan hanya melirik ke arah Adit sesaat.
“Ga baik loh sendirian magrib-magrib di jalanan, apalagi cewek.”
“Lagi nunggu Kakakku solat, kenapa?” jawab Lisa cueak.
“Oh begitu, kenapa ga ikut ke mesjid saja?”
“Apa sih,” decak Lisa pelan, dengan kesal.
Kemudian sebuah mobil menghampiri mereka, mobil itu tak lain ialah mobil Bara.
Karna Bara membawa mobil nya ke tempat parkir masjid. Sedangkan Lisa, ia tadi meminta diturunkan di sebrang jalan raya, karna ia tak mau ikut ke mesjid.
Pintu kaca mobil terbuka, dan nampak lah Bara. “Dek, ayo masuk!” ajak Bara yang masih duduk di dalam mobil sambil melihat ke arah luar di mana adik nya berdiri.
Lisa hanya mengangguk, sambil berjalan dan membuka pintu mobil, kemudian duduk di samping Bara.
Bara pun langsung memajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Dan Adit yang melihat hanya mematung kemudian pergi berjalan ke mesjid.
Dan di dalam mobil Bara bertanya kepada Lisa. “Laki-laki tadi siapa?”
“Gak tahu orang aku gak kenal” Jawab Lisa.
“Oh.” Bara hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan fokus menyetir.
Dan sesampainya di rumah Bara dan Lisa melihat Papa dan Mama nya sedang menyiapkan makan malam.
“Eh ratu dan raja mama sudah pulang," sambut Wina (Mamanya) sambil tersenyum melihat kedatangan anak-anaknya.
“Ayo sini kita makan malam dulu,” ajak Hito (Papanya).
Bara dan Lisa berjalan beriringan menghampiri meja makan.
“Lisa tadi sudah makan Pa, ditraktir sama kakak ku tercinta hehe," ucap Lisa cengengesan sambil menggelayut di lengan Bara.
“Kamu gak makan lagi De?” tanya Bara sambil melirik ke arah adiknya yang ada di sampingnya itu.
“Enggak ah Kak, masih kenyang.”
“Oh ya Ma, Pa, Lisa ke kamar ya mau istirahat cape, Mama dan Papa selamat makan," ujar Lisa seraya berjalan menaiki anak tangga.
“Ya sudah ayo kita makan," Ajak Wina kepada Bara dan suaminya.
Kemudian mereka bertiga makan dalam keheningan hanya suara sendok garpulah yang terdengar.
Selesai menghabiskan makan malam, mereka bertiga mengobrol sambil menikmati potongan buah apel yang sudah disiapkan oleh Wina
“Oh ya Bar, bagaimana dengan proyekmu yang baru-baru ini?” tanya Hito sambil menyuap potongan apel ke dalam mulutnya.
“Berjalan lancar Pa, besok aku juga ada meeting penting dengan klien baru ku.”
“Bar, Papa mau tanya sesuatu sama kamu”
“Tanya apa Pa?”
“Umur kamu ini kan sudah 28 tahun, apa kamu tidak ingin segera memberikan Papa dan Mama cucu?”
“Maksud Papa apa? Pengen cucu gimana pa?” tanya Bara yang kurang paham dengan pernyataan papanya.
“Ya bikinin Papa cucu lah.”
“Ya bikin cucu gimana pa, emang nya bikin cucu gampang, kayak bikin gorengan," jawab Bara sambil terkekeh.
“Maksud Papa kamu itu, kamu harus cepat nikah terus kasih kita cucu!” jelas Wina.
“Ma... aku belum mau menikah,” protes Bara.
"Lagi pula kalau aku kenalkan Dia, Mama dan Papa pasti akan menolak." gumam Bara dalam hati
“Kamu harus secepatnya nikah Bar!” timpal Papa Hito.
“Ya nanti juga Bara nikah Pa, tapi tidak dengan waktu sekarang ini.”
“Papa sudah jodohin kamu sama anak sahabat Papa, gadis itu baik, anggun, solihah dan pastinya bisa jadi istri yang baik buat kamu," ucap Hito.
“Tapi Pa kenapa harus dijodohin? Emangnya ini zaman Siti Nurbayah, ada acara jodoh-jodohan segala,” gerutu Bara.
“Pokonya kamu harus mau dijodohin sama anak nya Tn. Alex! Titik! ... Ingat Bar, Papa sama Mama sudah tua, kita juga gak tahu usia kita mau sampai umur berapa, jadi Papa ingin segera lihat kamu hidup berkeluarga!” jelas Hito penuh penekanan.
“Pa... aku kan sekarang lagi fokus sama bisnis aku,” kilah Bara, dengan wajah memelas
“Sudah! Pokonya minggu depan kita bakalan berkunjung ke rumah Tn. Alex, sekalian ngenalin kamu sama anaknya," jelas Hito dengan penuh penekanan.
“Apa! minggu depan?” teriak Bara, kaget.
“Iya, jadi kosongkan jadwalmu minggu depan, dan kau harus ikut ke sana!”
“Iya Bar, minggu depan kamu harus ikut ke sana, lagi pula apa salahnya kalian bertemu terlebih dahulu, siapa tahu kalau sudah bertemu, kalian jadi saling suka,” ucap Wina dengan senyum yang lebar.
“Baiklah Bara ikutin maunya Papa sama Mama.”
Karna waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. Mereka bertiga pun bergegas masuk ke kamar mereka, untuk beristirahat.
“Huh kenapa harus ada perjodohan segala sih.” gumam Bara dalam hati, sambil duduk selonjoran di atas ranjang.
Bara terlihat Frustrasi dan dia mengacak-acak rambutnya karna kesal.
.
.
.
.
.
Jangan lupa juga untuk Klik Favorit, biar kalian ga ketinggalan episode-episode terbaru nanti ya. :)
Salam hangat untuk readers ku tercinta. ❤️
Follow IG ku : @dela.delia25
Subscribe juga Youtubeku : Delia Septiani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Laila Yusra
ok
2024-06-13
0
Neulis Saja
masih nyimak
2023-12-09
1
Rd.Usep Jamaludin
Thanks teh atas motivasinya
2023-06-03
0