Bab 04 :Betina Tanpa suku

Langkah kaki Yuna terasa ragu ketika memasuki gerbang desa kecil yang dikelilingi pagar bambu tinggi dan diikat simpul-simpul kuat dari serat hutan. Meski tubuhnya sudah bersih dan kini mengenakan pakaian yang diberikan Nolan, rasa asing masih begitu kental menempel di pikirannya.

Desa itu tidak terlalu besar. Rumah-rumah dari kayu berdiri berjejer di sisi kanan dan kiri jalan tanah yang mereka lalui. Hari sudah menjelang senja saat Yuna dan Nolan sampai di sana.

Yuna mengerutkan kening. Ia memandangi sekitar sedikit heran karena tak satu pun rumah terlihat menyalakan api atau penerangan, padahal cahaya matahari sudah mulai meredup.

“Kenapa tidak ada yang menyalakan lampu?” tanyanya pelan.

“Lampu?” Nolan menoleh sekilas.

“Maksudku... api. Untuk penerangan,” jelas Yuna sambil menatap langit yang mulai gelap.

Nolan tersenyum tipis. “Untuk apa?”

“Ya tentu saja supaya bisa melihat. Hari sudah mulai malam.”

“Kami tidak membutuhkannya.”

“Kenapa?” Yuna makin bingung.

“Mata kami cukup tajam untuk melihat dalam gelap,” jawab Nolan santai.

Yuna terdiam sejenak. Ia baru ingat..mata harimau memang bisa menyala dan menembus gelapnya malam.

“Pantas saja tidak ada yang pasang api...” gumamnya nyaris tak terdengar. Tapi tentu saja, Nolan mendengarnya dengan jelas. Pendengaran seekor harimau jauh lebih tajam dari manusia biasa.

“Di desa ini memang tidak ada yang menyalakan api untuk cahaya,” lanjut Nolan. “Setiap malam selalu begini.”

Mereka baru melangkah beberapa meter lagi ketika seseorang tiba-tiba menghadang di depan. Seorang pria paruh baya bertubuh kekar berdiri tegak dengan sorot mata tajam. Rambutnya ikal pendek, dan ada bekas luka cakar melintang di pipinya, memberi kesan bahwa ia adalah prajurit atau pemburu berpengalaman.

“Siapa dia?” tanyanya tanpa basa-basi, menatap tajam ke arah Yuna.

Nolan berdiri tegap. “Namanya Yuna. Dia betina yang kutemukan di hutan saat sedang berburu.”

Pria itu mendengus pelan. “Kenapa membawanya masuk ke desa? Dia seharusnya dikembalikan ke sukunya. Jangan sampai hal ini menimbulkan masalah dengan suku lain. Kau tahu sendiri, suku harimau tidak suka mengusik apa yang bukan miliknya.”

Nolan mengangguk. “Aku tahu. Tapi dia tidak punya suku.”

Tatapan pria itu menyipit. “Itu tidak mungkin. Setiap betina pasti punya suku.”

“Tapi dia benar-benar tidak punya suku,” tegas Nolan. Suaranya tenang, tapi jelas tak ingin dipertanyakan lebih jauh.

“Di mana kamu menemukannya?”

“Di hutan sebelah selatan. Dia jatuh ke dalam lumpur.”

Tatapan pria itu kini mengarah langsung pada Yuna. Sejenak ia menatapnya dari atas sampai bawah, seperti hendak menilai sesuatu yang tersembunyi.

Yuna bergidik, lalu mendekat ke Nolan, berbisik pelan, “Apa dia mau memakan ku?”tanya Yuna polos.

Nolan tertawa kecil, berusaha menahan suara agar tak terdengar. “Dia tidak makan binatang yang bisa berubah wujud,” balasnya sambil menoleh sedikit.

“Tapi aku bukan binatang,” balas Yuna dengan wajah bingung.

Nolan tidak menjawab,ia kembali menatap pria tua itu yang menatap Yuna dari atas sampai bawah seolah tengah menilai sesuatu.yuna lumayan takut karena melihat penampilan pria tua itu yang seperti preman jalanan.

“Jangan menakutinya,” ucap Nolan, nada suaranya berubah serius. Tangannya perlahan menarik Yuna untuk bersembunyi di belakang punggungnya.

Pria itu mengangkat alis, tersenyum sinis. “Betina secantik itu mana mungkin tidak punya suku. Hati-hati, Nolan. Jangan sampai kamu ditipu.”

Nolan tidak terpancing. “Aku tidak punya banyak waktu untuk berdebat. Aku akan membawanya menemui Ketua Suku. Biar beliau yang menentukan apakah Yuna berbohong atau tidak.”

“Silakan saja,” jawab pria itu dengan angkuh, lalu melangkah menjauh sambil masih sesekali melirik Yuna dengan rasa tidak percaya.

Yuna menatap punggung Nolan dari belakang. Hatinya berdebar tak karuan. Ia tidak tahu mengapa pria itu begitu ngotot menganggap semua betina di dunia ini pasti punya 'suku'. Dunia seperti apa ini?

Mereka melanjutkan langkah melewati desa yang semakin tenang. Rumah-rumah di pinggir jalan mulai jarang. Akhirnya mereka tiba di sebuah rumah kayu sederhana, agak besar, berada di ujung desa. Tidak ada ukiran yang mencolok di sana,terkesan seperti rumah pada umumnya.

“Ini rumah Ketua?” bisik Yuna.

Nolan mengangguk, lalu mengetuk pintu.

 “Ketua!” panggilnya lantang namun hormat.

Dari balik pintu terdengar suara berat. “Siapa?”

“Nolan,” jawabnya singkat.

“Masuklah.”

Pintu kayu itu terbuka perlahan. Di dalam rumah, suasananya sunyi dan sedikit gelap. Yuna harus memicingkan mata karena nyaris tak bisa melihat dengan jelas.

Langkah kaki terdengar mendekat. Seorang pria bertubuh tinggi dengan sorot mata tajam berdiri di hadapan mereka.

“Siapa dia?” tanya pria itu, suaranya berat dan penuh wibawa.

Dia adalah Ravahn — ketua suku Harimau termuda yang sangat disegani. Usianya baru tiga puluh tahun, namun sudah lima tahun menjabat sebagai pemimpin suku.

“Namanya Yuna,” jawab Nolan pelan.

“Kenapa kamu membawa betina dari suku lain ke sini? Kau tahu itu dilarang. Ini sama saja dengan menculik.”

“Maaf, Ketua. Tapi dia... dia tidak berasal dari suku mana pun. Aku menemukannya saat berburu tadi sore.”jawab Nolan jujur

Ravahn mengerutkan kening tak percaya.“Tidak mungkin. Setiap betina pasti berasal dari suatu suku.”bantah nya pula

Yuna mendengus pelan. Itu sudah ketiga kalinya ia mendengar kalimat serupa.benar benar sangat Membosankan.

“Aku memang nggak punya suku. Ya percaya aja, gitu lho,” sahut Yuna kesal, nadanya nyolot.

Tatapan Ravahn mengarah tajam pada Yuna. Tapi hanya Ravahn yang bisa melihat wajah Yuna dengan jelas..sedangkan Yuna sendiri tidak mampu melihat jelas wajah pria itu karena cahaya yang minim.

Melihat ketegangan itu, Nolan segera menarik lembut tangan Yuna, memberi isyarat agar berhenti bicara sembarangan.

“Jangan bicara sembarangan... Dia itu ketua suku.Kita harus menghirmati nya” bisik Nolan pelan di telinga Yuna.

Yuna cemberut. “Kenapa harus menghormati orang... eh, maksudku, binatang, yang nggak percaya sama aku?” gumamnya pelan. Kalimat itu terdengar aneh bahkan bagi dirinya sendiri.

Rahang Ravahn mengeras. “Tidak tahu sopan santun!” geramnya dengan nada menahan amarah.

"Maaf, Ketua. Aku akan mengajarinya sopan santun," kata Nolan cepat-cepat.

Ravahn mengerutkan kening, matanya menatap Nolan dengan tajam. "Kau berniat menjadikannya pasanganmu?" tanyanya curiga. Nada suara Ravahn berubah dingin, seolah menangkap maksud tersembunyi dari ucapan Nolan barusan..seakan pria itu ingin mendidik Yuna layaknya seorang calon pasangan, bukan sekadar tamu.

Nolan terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan tanpa menatap langsung mata ketuanya.

Ravahn menghela napas berat. “Baiklah...Untuk sementara... biarkan dia tinggal di rumahmu. Suruh adikmu menjaganya. Besok pagi, bawa dia ke sini lagi.”perintah Ravahn tegas.

Nolan mengangguk patuh. “Baik, Ketua.”

Yuna hanya bisa diam. Nyalinya mendadak menciut setelah mendengar suara ketua suku yang berat, berwibawa, dan terdengar begitu gagah saat membentaknya tadi. Sayangnya, karena matahari sudah tenggelam dan ia tak punya kemampuan melihat dalam gelap seperti para harimau atau kucing di dunia ini, ia tidak bisa melihat jelas rupa pria yang disebut-sebut sebagai ketua suku itu.

Namun dalam diamnya, muncul tanda tanya besar di benaknya.

Siapa sebenarnya pria yang dipanggil Ketua itu?

Mengapa hanya dari suaranya saja ia merasa bulu kuduknya meremang?

Dan… kenapa ada perasaan aneh yang merayap pelan di dadanya...seolah ia akan menghadapi sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya?

*

➡️ Penasaran? Yuna juga ngerasain hal yang sama🤭

Dan semua jawabannya bakal kamu temuin di bab selanjutnya!👉👇

Yuk, lanjut baca sekarang 🥰

Jangan lupa bantu author dengan pencet like, kasih komentar seru, dan ulasan manis kamu ya 🥰

Episodes
1 Bab 01 :Ketika Pintu Itu Membawaku Pergi.
2 Bab 02 :Bangun Di Dunia Beastia.
3 Bab 03 :Pakaian dari Pejantan
4 Bab 04 :Betina Tanpa suku
5 Bab 05 :Antara Jiwa dan Raga
6 Bab 06 :NOVA,Pintu Rahasia Yuna.
7 Bab 07 :Yuna dan Budaya Suku Harimau
8 Bab 08 :Tanda Pasangan Suku Harimau
9 Bab 09 :Ketua Sialan dan Penasihat Cerewet
10 Bab 10 :Semangkuk Daging & Harga Diri
11 Bab 11 :Kabur Karena Gengsi, Bukan Karena Benci
12 Bab 12 :Penyesalan Nolan
13 Bab 13 :Kehadiran yang Sulit Diabaikan
14 Bab 14 : Antara Obat dan Ambisi.
15 Bab 15 :Niatnya Mandi, Ending-nya Ribut
16 Bab 16 :Topeng Baru di Tengah Suku
17 Bab 17 : Besok Malam Di Rumah Adat.
18 Bab 18 : Persiapan
19 Bab 19 :Ancaman.
20 Bab 20 :Jiwa Suci Dari Dunia Asing.
21 Bab 21 :Antara Takut Setan dan Kesal Sama Kamu
22 Bab 22 : Pertengkaran Kecil di Balik Perut Kosong
23 Bab 23 : Niat Nawar, Malah Bikin Onar
24 Bab 24 :Siapa Yang Berani Mengusik Calon Pasanganku?
25 Bab 25 :Satu Pasangan Seumur Hidup
26 Bab 26 :Operasi Menjatuhkan Yuna Gagal Total
27 Bab 27 :Rencana Jahat Di Balik Pernikahan.
28 Bab 28 :Pilihan yang Mematikan
29 Bab 29 : Apa nih?
30 Bab 30 :Aku datang
31 Bab 31:Ciuman Dadakan, Deg-Degan Beneran
32 Bab 32 :"Malam Pertama Kalah Sama Kaki Ranjang
33 Bab 33 :Ravahn Jadi Tukang Kayu Dadakan
34 Bab 34 :Kurang Hot?
35 Bab 35 : Malam Pertama yang Bikin Heboh
36 Bab 36 : Marah Marah
37 Bab 37 :Niat Romantis, Malah Dituduh Mau Ganti Pasangan
38 Bab 38 :Hadiah Romantis ala Kuburan 🪦
39 Bab 39 : Tidur di Lantai Gara-Gara Bicara
40 Bab 40:Janji Sistem untuk Yuna
41 Bab 41 :Betina Baru Suku Harimau
42 Bab 42:Mulai Berbaikan
43 Bab 43:Usapan Fatal di Dunia Para Pejantan
44 Bab 44 :Tiba Tiba Jadi Tukang Pijat Dadakan
45 Bab 45 :Maira dan Drama di Balik Semak
46 Bab 46 : Panggilan Darurat ke Rumah Yuna
47 Bab 47 :Ketua Suku yang Takut Istri
48 Bab 48 :Si Harimau Belum Pulang, Yuna Mulai Overthinking
49 Bab 49:Cinta atau Rasa Penasaran?
50 Bab 50 :Flora dan Hukum Rimba ala Maira
51 Bab 51 : Gendongan Nolan
52 Bab 52 :Malam Ini… Kita?
53 Bab 53 : Kalau Bunga Tak Cukup, Apa Lagi?
54 Bab 54 : “Katanya Nggak Mau Jemput?”
55 Bab 55:Minuman Itu… Bikin Yuna Gila
56 Bab 56 :Pelan-Pelan, Sayang…
57 Bab 57 :Gara-Gara Bibir… Semua Jadi Deg-Degan
58 Bab 58 :Baru Ciuman, Kok Langsung Ajak Nikah?!
59 Bab 59 :Ketika Ciuman Hampir Terjadi… Tapi...
60 Bab 60 :“Manas-Manasin Flora, Kena Batunya”
61 Bab 61:Yuna Terlalu Cantik, Ravahn Jadi Cemburuan 🫣
62 Bab 62:Satu Malam, Dua Perasaan?
63 Bab 63:Setelah Malam Itu... Apa yang Berubah?
64 Bab 64:Siapa Bilang Nolan Biasa Aja? 🫢
65 Bab 65 :Mode manja?
66 Bab 66:Ketika Ciuman dan Mangga Berebut Panggung
67 Bab 67 :Janin Cinta Di rahim Yuna
68 Bab 68 : Kena lagi?
69 Bab 69:Harapan yang Tumbuh di Rahimku
70 Bab 70:Malam Pertama yang Terbalik
71 Bab 71 :"Selamanya, Benarkah?"
72 Bab 72 : Kalau Kamu Menyesal...
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 01 :Ketika Pintu Itu Membawaku Pergi.
2
Bab 02 :Bangun Di Dunia Beastia.
3
Bab 03 :Pakaian dari Pejantan
4
Bab 04 :Betina Tanpa suku
5
Bab 05 :Antara Jiwa dan Raga
6
Bab 06 :NOVA,Pintu Rahasia Yuna.
7
Bab 07 :Yuna dan Budaya Suku Harimau
8
Bab 08 :Tanda Pasangan Suku Harimau
9
Bab 09 :Ketua Sialan dan Penasihat Cerewet
10
Bab 10 :Semangkuk Daging & Harga Diri
11
Bab 11 :Kabur Karena Gengsi, Bukan Karena Benci
12
Bab 12 :Penyesalan Nolan
13
Bab 13 :Kehadiran yang Sulit Diabaikan
14
Bab 14 : Antara Obat dan Ambisi.
15
Bab 15 :Niatnya Mandi, Ending-nya Ribut
16
Bab 16 :Topeng Baru di Tengah Suku
17
Bab 17 : Besok Malam Di Rumah Adat.
18
Bab 18 : Persiapan
19
Bab 19 :Ancaman.
20
Bab 20 :Jiwa Suci Dari Dunia Asing.
21
Bab 21 :Antara Takut Setan dan Kesal Sama Kamu
22
Bab 22 : Pertengkaran Kecil di Balik Perut Kosong
23
Bab 23 : Niat Nawar, Malah Bikin Onar
24
Bab 24 :Siapa Yang Berani Mengusik Calon Pasanganku?
25
Bab 25 :Satu Pasangan Seumur Hidup
26
Bab 26 :Operasi Menjatuhkan Yuna Gagal Total
27
Bab 27 :Rencana Jahat Di Balik Pernikahan.
28
Bab 28 :Pilihan yang Mematikan
29
Bab 29 : Apa nih?
30
Bab 30 :Aku datang
31
Bab 31:Ciuman Dadakan, Deg-Degan Beneran
32
Bab 32 :"Malam Pertama Kalah Sama Kaki Ranjang
33
Bab 33 :Ravahn Jadi Tukang Kayu Dadakan
34
Bab 34 :Kurang Hot?
35
Bab 35 : Malam Pertama yang Bikin Heboh
36
Bab 36 : Marah Marah
37
Bab 37 :Niat Romantis, Malah Dituduh Mau Ganti Pasangan
38
Bab 38 :Hadiah Romantis ala Kuburan 🪦
39
Bab 39 : Tidur di Lantai Gara-Gara Bicara
40
Bab 40:Janji Sistem untuk Yuna
41
Bab 41 :Betina Baru Suku Harimau
42
Bab 42:Mulai Berbaikan
43
Bab 43:Usapan Fatal di Dunia Para Pejantan
44
Bab 44 :Tiba Tiba Jadi Tukang Pijat Dadakan
45
Bab 45 :Maira dan Drama di Balik Semak
46
Bab 46 : Panggilan Darurat ke Rumah Yuna
47
Bab 47 :Ketua Suku yang Takut Istri
48
Bab 48 :Si Harimau Belum Pulang, Yuna Mulai Overthinking
49
Bab 49:Cinta atau Rasa Penasaran?
50
Bab 50 :Flora dan Hukum Rimba ala Maira
51
Bab 51 : Gendongan Nolan
52
Bab 52 :Malam Ini… Kita?
53
Bab 53 : Kalau Bunga Tak Cukup, Apa Lagi?
54
Bab 54 : “Katanya Nggak Mau Jemput?”
55
Bab 55:Minuman Itu… Bikin Yuna Gila
56
Bab 56 :Pelan-Pelan, Sayang…
57
Bab 57 :Gara-Gara Bibir… Semua Jadi Deg-Degan
58
Bab 58 :Baru Ciuman, Kok Langsung Ajak Nikah?!
59
Bab 59 :Ketika Ciuman Hampir Terjadi… Tapi...
60
Bab 60 :“Manas-Manasin Flora, Kena Batunya”
61
Bab 61:Yuna Terlalu Cantik, Ravahn Jadi Cemburuan 🫣
62
Bab 62:Satu Malam, Dua Perasaan?
63
Bab 63:Setelah Malam Itu... Apa yang Berubah?
64
Bab 64:Siapa Bilang Nolan Biasa Aja? 🫢
65
Bab 65 :Mode manja?
66
Bab 66:Ketika Ciuman dan Mangga Berebut Panggung
67
Bab 67 :Janin Cinta Di rahim Yuna
68
Bab 68 : Kena lagi?
69
Bab 69:Harapan yang Tumbuh di Rahimku
70
Bab 70:Malam Pertama yang Terbalik
71
Bab 71 :"Selamanya, Benarkah?"
72
Bab 72 : Kalau Kamu Menyesal...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!