Bab 03 :Pakaian dari Pejantan

Yuna berdiri mematung di tepi sungai. Matanya melebar sempurna seakan tak percaya ketika melihat air yang mengalir di depannya..sangat jernih dan berkilau bagai kristal di bawah sinar matahari.

 Dasar sungai tampak jelas terlihat,hingga ke batu-batu kecil yang tertata alami di bawahnya. Ia belum pernah melihat sungai sejernih ini di dunianya. Bahkan air mineral kemasan pun kalah bersih dibanding ini.

“Cantik sekali…” gumamnya, setengah terpesona.

Langit biru di atas, suara gemericik air, dan semilir angin hutan membuat suasana terasa nyaman. Setelah beberapa saat memandangi air itu, Yuna menoleh ke arah pria yang berdiri tak jauh darinya.

“Aku mau membersihkan tubuh dulu. Bisakah kamu berbalik sebentar?” pintanya sopan, tapi wajahnya mulai merona.

Pria itu yang sejak tadi mengamati tanpa banyak bicara mengangguk kecil, lalu memutar badannya dengan patuh. Senyum tipis menghiasi bibirnya.

"Baiklah," jawabnya singkat.

Dalam hati, ia sedikit tersenyum. Betina itu… malu-malu. Jarang sekali ada betina di dunia Beastia yang bersikap seperti itu. Sebagian besar perempuan di Beastia justru bangga memperlihatkan tubuh binatangnya atau dalam wujud fisiknya. Tapi Yuna,betina itu berbeda dan justru itu yang membuat nya menarik.

Yuna segera melangkah masuk ke sungai. Air dingin menyentuh kulitnya, membuat tubuhnya menggigil ringan tapi terasa menyegarkan. Ia mulai membasuh wajah dan lengannya yang sebelumnya kotor oleh lumpur. Ia menggosok lembut kulitnya, hingga warna aslinya kembali muncul,kulitnya kembali putih bersih dan lembut, seperti salju pertama yang turun di musim dingin.

Beberapa helai rambutnya menempel di pipi basahnya. Ia menghela napas lega. Akhirnya tubuhnya kembali bersih.

Namun, saat hendak keluar dari air, Yuna menyadari satu masalah baru. Baju yang ia kenakan sejak terlempar ke dunia ini sudah kotor oleh lumpur, dan sekarang pun semakin parah karena basah kuyup.

Ia menggigit bibir bawahnya, ragu. Tak ada satu pun pakaian kering di sekitarnya.

Lalu, ia memanggil dengan suara sedikit gugup, “Kamu…”

Pria itu menoleh sedikit, seolah baru sadar jika Yuna belum tahu namanya. “Namaku Nolan.”

“Oh iya… Nolan,” Yuna mengangguk cepat, masih setengah tenggelam di air.

“Kamu sudah selesai?” tanya Nolan dari arah lain, masih membelakangi sungai dengan sopan.

“Sudah… tapi…” Yuna menarik napas, merasa kikuk. “Aku tidak punya pakaian ganti. Apa… kamu bisa meminjamkan ku pakaian?”

Nolan tidak menjawab seketika. Tapi Yuna bisa mendengar suara napasnya yang tenang sebelum akhirnya menjawab.

“Aku bisa ambilkan pakaian ganti untukmu. Di rumahku ada satu, milik adikku. Sepertinya cocok denganmu.”

Yuna merasa sedikit lega. “Apa rumahmu jauh dari sini?”

“Tidak . Kamu tunggulah disini sebentar.” Suaranya kini terdengar lebih serius. "jangan keluar dari dalam air. Apa pun yang terjadi.”

Yuna mengernyit pelan. “Kenapa?”

“Aku khawatir aromamu akan tercium oleh pejantan lain,” jawabnya tanpa ragu.

Yuna langsung membatu. Wajahnya memerah, entah karena malu atau karena bingung dengan istilah yang digunakan Nolan.

“Oh… b-baiklah,” jawabnya cepat, lalu menenggelamkan sebagian tubuhnya lebih dalam ke air.

Nolan pun berjalan pergi dengan langkah ringan, meninggalkan jejak kaki di tanah yang basah. Yuna hanya bisa diam, menatap permukaan air, hatinya sedikit berdebar. Dunia ini sungguh aneh... tapi juga terasa seperti awal dari sesuatu yang belum bisa ia pahami.

****

Nolan kembali dari arah hutan, membawa pakaian yang dibungkus dengan sehelai kain besar. Ia berhenti tak jauh dari sungai, meletakkan bungkusan itu di atas batu besar di dekat rumpun bambu.

“Pakaianmu aku letakkan di batu ini. Pakailah. Aku akan menunggumu di depan, di balik bambu,” ujarnya tenang, tetap membelakangi arah sungai tanpa sedikit pun menoleh.

Yuna mengangguk pelan, meskipun tahu Nolan tidak bisa melihatnya. “Terima kasih,” ucapnya lembut.

Hanya dua kata sederhana, namun cukup untuk membuat dada Nolan bergetar ringan. Ucapan itu... sesuatu yang sangat jarang terdengar dari mulut para betina di Beastia, bahkan setelah pejantannya mati-matian menuruti semua keinginannya. Tapi Yuna berbeda. Ia sudah dua kali mengucapkan kalimat itu padanya. Dan itu—bagi seorang pejantan—adalah penghargaan yang sangat berarti.

Sementara itu, Yuna menatap pakaian yang ditinggalkan Nolan. Ia membuka lipatan kainnya dan menyentuh bahan halus yang terasa sejuk di jemarinya.

“Pakaian apa ini?” gumamnya pelan.

Tangannya meraba perlahan permukaan kain itu.

“Wah... ini kulit asli? Di duniaku, pakaian dari bahan seperti ini bisa bernilai jutaan,” katanya kagum, masih sempat membandingkan dengan standar dunia asalnya.

Namun kekaguman itu berubah jadi rasa canggung saat ia mengangkat pakaian itu dan melihat potongannya. Hanya sehelai rok selutut dan atasan model tanktop yang terbuka di bagian pinggang, memperlihatkan sebagian besar kulitnya.

“Sexy sekali…” desis Yuna. “Aku nggak biasa pakai baju kayak gini… Tapi kalau nggak dipakai, bisa masuk angin.”

Ia sempat ragu, tapi udara sore mulai terasa dingin dan kulitnya masih basah.

Akhirnya, dengan sedikit menggerutu kecil, Yuna mengenakan pakaian itu. Ia merapikan bagian atasnya, lalu berdiri dan berkaca pada bayangan dirinya di permukaan air.

“Tidak buruk… Lumayan nyaman. Hanya saja agak aneh karena... ya, tidak ada dalaman sama sekali,” gumamnya malu-malu.

Setelah merasa cukup rapi, ia melangkah keluar dari balik pepohonan bambu. Nolan berdiri di kejauhan, bersandar ringan pada batang pohon, menunggu dengan sabar.

Yuna berjalan mendekat. “Sudah selesai,” katanya. “Pakaiannya sangat pas, terima kasih.”

Nolan menoleh. Pandangannya langsung tertahan. Mulutnya seakan lupa bagaimana cara bicara.

Mata itu menatap Yuna dalam-dalam—tubuh rampingnya, kulit putih lembut yang bersinar di bawah cahaya matahari senja, dan ekspresi wajahnya yang jujur namun malu-malu. Dia... adalah betina paling cantik yang pernah ia lihat. Bukan hanya karena rupa, tapi karena sikap dan pembawaannya yang berbeda dari para wanita Beastia.

Tubuh para betina di dunia ini biasanya tegap, hampir menyerupai para pejantan. Tapi Yuna? Ia terlihat lembut, tenang... dan sangat menawan.

“Kamu kenapa?” tanya Yuna saat menyadari Nolan terus memandanginya.

“Kamu… cantik sekali,” ucap Nolan akhirnya, tanpa ragu.

Yuna langsung menunduk. Pipi putihnya memerah dalam sekejap, seperti buah delima matang. Ia menggigit bibir, malu tak tahu harus menjawab apa.

Dan Nolan melihat itu,wajah yang memerah hanya karena satu pujian kecil. Rasa kagumnya semakin tumbuh. Betina ini... benar-benar berbeda.

Beberapa saat kemudian, Nolan menoleh ke langit yang mulai berubah jingga. Angin bertiup lebih dingin, tanda malam akan segera tiba.

“Hari sudah hampir malam,” katanya pelan. “Biar ku antar kamu kembali ke suku mu.”

Yuna menggeleng kecil. “Aku... aku tidak punya suku,” jawabnya ragu.

Nolan mengerutkan alis. “Mana mungkin? Kamu seorang betina. Semua betina pasti punya suku.”

“Tapi aku benar-benar tidak punya,” ucap Yuna jujur, menatap tanah.

Nolan menghela napas perlahan. “Aku tidak bisa membawamu langsung tanpa izin ketua suku…”

“Lalu… bagaimana?” Yuna bertanya, mulai cemas.

“Kamu ikut aku saja dulu,” jawab Nolan mantap.

Yuna tampak ragu. “Tapi bukankah harus izin dulu?”

“Tak apa. Melindungi mu lebih penting saat ini. Nanti malam aku akan bicara langsung pada ketua suku,” katanya tegas, penuh keyakinan.

Yuna menatapnya, lalu mengangguk perlahan. “Baiklah…”

Ia belum tahu... nama ketua suku yang disebut Nolan barusan, akan menjadi awal dari takdir yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan.

*

➡️ Kalian penasaran, kan?🤭Hayo ngaku aja 😄.Yuk, lanjut baca ke bab selanjutnya, karena perjalanan Yuna baru saja dimulai!

Akan ada kejutan... dan sosok tidak terduga yang siap mengejutkan pembaca.

Kalau kalian suka ceritanya, jangan lupa tinggalin like, komentar, dan ulasan ya❤️,see you in the next chapter 👋👇

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

aq penasaran Thor... kayaknya bagus, masih lanjut 💪

2025-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 :Ketika Pintu Itu Membawaku Pergi.
2 Bab 02 :Bangun Di Dunia Beastia.
3 Bab 03 :Pakaian dari Pejantan
4 Bab 04 :Betina Tanpa suku
5 Bab 05 :Antara Jiwa dan Raga
6 Bab 06 :NOVA,Pintu Rahasia Yuna.
7 Bab 07 :Yuna dan Budaya Suku Harimau
8 Bab 08 :Tanda Pasangan Suku Harimau
9 Bab 09 :Ketua Sialan dan Penasihat Cerewet
10 Bab 10 :Semangkuk Daging & Harga Diri
11 Bab 11 :Kabur Karena Gengsi, Bukan Karena Benci
12 Bab 12 :Penyesalan Nolan
13 Bab 13 :Kehadiran yang Sulit Diabaikan
14 Bab 14 : Antara Obat dan Ambisi.
15 Bab 15 :Niatnya Mandi, Ending-nya Ribut
16 Bab 16 :Topeng Baru di Tengah Suku
17 Bab 17 : Besok Malam Di Rumah Adat.
18 Bab 18 : Persiapan
19 Bab 19 :Ancaman.
20 Bab 20 :Jiwa Suci Dari Dunia Asing.
21 Bab 21 :Antara Takut Setan dan Kesal Sama Kamu
22 Bab 22 : Pertengkaran Kecil di Balik Perut Kosong
23 Bab 23 : Niat Nawar, Malah Bikin Onar
24 Bab 24 :Siapa Yang Berani Mengusik Calon Pasanganku?
25 Bab 25 :Satu Pasangan Seumur Hidup
26 Bab 26 :Operasi Menjatuhkan Yuna Gagal Total
27 Bab 27 :Rencana Jahat Di Balik Pernikahan.
28 Bab 28 :Pilihan yang Mematikan
29 Bab 29 : Apa nih?
30 Bab 30 :Aku datang
31 Bab 31:Ciuman Dadakan, Deg-Degan Beneran
32 Bab 32 :"Malam Pertama Kalah Sama Kaki Ranjang
33 Bab 33 :Ravahn Jadi Tukang Kayu Dadakan
34 Bab 34 :Kurang Hot?
35 Bab 35 : Malam Pertama yang Bikin Heboh
36 Bab 36 : Marah Marah
37 Bab 37 :Niat Romantis, Malah Dituduh Mau Ganti Pasangan
38 Bab 38 :Hadiah Romantis ala Kuburan 🪦
39 Bab 39 : Tidur di Lantai Gara-Gara Bicara
40 Bab 40:Janji Sistem untuk Yuna
41 Bab 41 :Betina Baru Suku Harimau
42 Bab 42:Mulai Berbaikan
43 Bab 43:Usapan Fatal di Dunia Para Pejantan
44 Bab 44 :Tiba Tiba Jadi Tukang Pijat Dadakan
45 Bab 45 :Maira dan Drama di Balik Semak
46 Bab 46 : Panggilan Darurat ke Rumah Yuna
47 Bab 47 :Ketua Suku yang Takut Istri
48 Bab 48 :Si Harimau Belum Pulang, Yuna Mulai Overthinking
49 Bab 49:Cinta atau Rasa Penasaran?
50 Bab 50 :Flora dan Hukum Rimba ala Maira
51 Bab 51 : Gendongan Nolan
52 Bab 52 :Malam Ini… Kita?
53 Bab 53 : Kalau Bunga Tak Cukup, Apa Lagi?
54 Bab 54 : “Katanya Nggak Mau Jemput?”
55 Bab 55:Minuman Itu… Bikin Yuna Gila
56 Bab 56 :Pelan-Pelan, Sayang…
57 Bab 57 :Gara-Gara Bibir… Semua Jadi Deg-Degan
58 Bab 58 :Baru Ciuman, Kok Langsung Ajak Nikah?!
59 Bab 59 :Ketika Ciuman Hampir Terjadi… Tapi...
60 Bab 60 :“Manas-Manasin Flora, Kena Batunya”
61 Bab 61:Yuna Terlalu Cantik, Ravahn Jadi Cemburuan 🫣
62 Bab 62:Satu Malam, Dua Perasaan?
63 Bab 63:Setelah Malam Itu... Apa yang Berubah?
64 Bab 64:Siapa Bilang Nolan Biasa Aja? 🫢
65 Bab 65 :Mode manja?
66 Bab 66:Ketika Ciuman dan Mangga Berebut Panggung
67 Bab 67 :Janin Cinta Di rahim Yuna
68 Bab 68 : Kena lagi?
69 Bab 69:Harapan yang Tumbuh di Rahimku
70 Bab 70:Malam Pertama yang Terbalik
71 Bab 71 :"Selamanya, Benarkah?"
72 Bab 72 : Kalau Kamu Menyesal...
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 01 :Ketika Pintu Itu Membawaku Pergi.
2
Bab 02 :Bangun Di Dunia Beastia.
3
Bab 03 :Pakaian dari Pejantan
4
Bab 04 :Betina Tanpa suku
5
Bab 05 :Antara Jiwa dan Raga
6
Bab 06 :NOVA,Pintu Rahasia Yuna.
7
Bab 07 :Yuna dan Budaya Suku Harimau
8
Bab 08 :Tanda Pasangan Suku Harimau
9
Bab 09 :Ketua Sialan dan Penasihat Cerewet
10
Bab 10 :Semangkuk Daging & Harga Diri
11
Bab 11 :Kabur Karena Gengsi, Bukan Karena Benci
12
Bab 12 :Penyesalan Nolan
13
Bab 13 :Kehadiran yang Sulit Diabaikan
14
Bab 14 : Antara Obat dan Ambisi.
15
Bab 15 :Niatnya Mandi, Ending-nya Ribut
16
Bab 16 :Topeng Baru di Tengah Suku
17
Bab 17 : Besok Malam Di Rumah Adat.
18
Bab 18 : Persiapan
19
Bab 19 :Ancaman.
20
Bab 20 :Jiwa Suci Dari Dunia Asing.
21
Bab 21 :Antara Takut Setan dan Kesal Sama Kamu
22
Bab 22 : Pertengkaran Kecil di Balik Perut Kosong
23
Bab 23 : Niat Nawar, Malah Bikin Onar
24
Bab 24 :Siapa Yang Berani Mengusik Calon Pasanganku?
25
Bab 25 :Satu Pasangan Seumur Hidup
26
Bab 26 :Operasi Menjatuhkan Yuna Gagal Total
27
Bab 27 :Rencana Jahat Di Balik Pernikahan.
28
Bab 28 :Pilihan yang Mematikan
29
Bab 29 : Apa nih?
30
Bab 30 :Aku datang
31
Bab 31:Ciuman Dadakan, Deg-Degan Beneran
32
Bab 32 :"Malam Pertama Kalah Sama Kaki Ranjang
33
Bab 33 :Ravahn Jadi Tukang Kayu Dadakan
34
Bab 34 :Kurang Hot?
35
Bab 35 : Malam Pertama yang Bikin Heboh
36
Bab 36 : Marah Marah
37
Bab 37 :Niat Romantis, Malah Dituduh Mau Ganti Pasangan
38
Bab 38 :Hadiah Romantis ala Kuburan 🪦
39
Bab 39 : Tidur di Lantai Gara-Gara Bicara
40
Bab 40:Janji Sistem untuk Yuna
41
Bab 41 :Betina Baru Suku Harimau
42
Bab 42:Mulai Berbaikan
43
Bab 43:Usapan Fatal di Dunia Para Pejantan
44
Bab 44 :Tiba Tiba Jadi Tukang Pijat Dadakan
45
Bab 45 :Maira dan Drama di Balik Semak
46
Bab 46 : Panggilan Darurat ke Rumah Yuna
47
Bab 47 :Ketua Suku yang Takut Istri
48
Bab 48 :Si Harimau Belum Pulang, Yuna Mulai Overthinking
49
Bab 49:Cinta atau Rasa Penasaran?
50
Bab 50 :Flora dan Hukum Rimba ala Maira
51
Bab 51 : Gendongan Nolan
52
Bab 52 :Malam Ini… Kita?
53
Bab 53 : Kalau Bunga Tak Cukup, Apa Lagi?
54
Bab 54 : “Katanya Nggak Mau Jemput?”
55
Bab 55:Minuman Itu… Bikin Yuna Gila
56
Bab 56 :Pelan-Pelan, Sayang…
57
Bab 57 :Gara-Gara Bibir… Semua Jadi Deg-Degan
58
Bab 58 :Baru Ciuman, Kok Langsung Ajak Nikah?!
59
Bab 59 :Ketika Ciuman Hampir Terjadi… Tapi...
60
Bab 60 :“Manas-Manasin Flora, Kena Batunya”
61
Bab 61:Yuna Terlalu Cantik, Ravahn Jadi Cemburuan 🫣
62
Bab 62:Satu Malam, Dua Perasaan?
63
Bab 63:Setelah Malam Itu... Apa yang Berubah?
64
Bab 64:Siapa Bilang Nolan Biasa Aja? 🫢
65
Bab 65 :Mode manja?
66
Bab 66:Ketika Ciuman dan Mangga Berebut Panggung
67
Bab 67 :Janin Cinta Di rahim Yuna
68
Bab 68 : Kena lagi?
69
Bab 69:Harapan yang Tumbuh di Rahimku
70
Bab 70:Malam Pertama yang Terbalik
71
Bab 71 :"Selamanya, Benarkah?"
72
Bab 72 : Kalau Kamu Menyesal...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!