BAB 4

Pagi itu, matahari masih enggan naik sepenuhnya ketika Naka duduk mematung di teras depan rumahnya.Ia menatap beraneka ragam tanaman—dari anggrek harum hingga kaktus berduri—seolah sedang mencari jawaban atas kekesalannya pada papanya.

Hembusan angin semilir menari di antara dedaunan, menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di ubin teras. Namun, kesunyian taman mendadak pecah oleh deru mesin biru yang semakin mendekat.

Sebuah taksi biru menghentak halus di depan pagar, pintunya terbuka, dan keluar seorang wanita muda berparas menawan. Rambutnya tergerai, jatuh bagai tirai sutra di bahu, sementara langkahnya meski tergesa justru tetap memancarkan anggun. Di kedua tangannya tergenggam beberapa bungkusan kain—pakaian berat yang tampak masih baru.Naka, yang tadinya hanya separuh memperhatikan, kini matanya terpaku penuh kekaguman.

“Takci ciapa itu?” Naka bersuara pelan, seolah menanyakan arah angin semilir, namun sorot matanya tak lepas dari sosok baru di depan rumahnya.

Wanita itu menoleh dan tersenyum ramah. “Adik tampan, apa benar ini kediaman Danendra?”

Naka mengangguk cepat. “Benal” jawabnya singkat, sekaligus menyelidik maksud kedatangan tamu cantik itu.

“Aunty di sini untuk antar pakaian pesanan Nyonya Julia,” Arumi membuka bungkusan ringan—ternyata bukan kue, melainkan pakaian dalam kemasan rapi.

Mendengar itu, bibir Naka mengecil membentuk huruf O kecil. Setelah menelan ludah, ia balas bicara dengan polos: “Aunty cantik cekali. Mau nda jadi Mama Naka? Papa Naka duda lho, cekalang cedang cali ictli balu” Mata Naka berbinar, harapan terasa mengembang di dada mungilnya.

Arumi tersenyum iba. “Aunty ke sini cuma untuk mengantar pakaian, Nak. Bukan melamar jadi istri papa kamu.”

Di balik senyum itu, matanya sempat bersirobok, tak sengaja dengan seorang pria yang berdiri di ambang pintu, tampak terkejut menyaksikan adegan kecil ini.

Naka hanya mengangkat bahu, dengan nada menenangkan: “Nda apa-apa, aunty. Cekalian aja. kata oma, nda baik menolak niat baik ceceolang.”

Di tengah terangnya matahari siang, dan aroma bunga yang menenangkan, kedatangan Arumi sekilas menebar kehangatan baru—ajaran kecil tentang kebaikan yang tiba-tiba mengisi sudut hati keluarga yang tengah dirundung kerinduan.

Arumi akui, ayah dari bocah tersebut memang sangat tampan, dan kaya raya. Akan tetapi dia sadar diri, apalagi statusnya sebagai janda anak satu.

Alvaro menghampiri Arumi dan mengambil alih semua pakain yang berada di tangan wanita itu.

"Terima kasih, pesanan kamu di terima, sekalian orangnya" ucap Alvaro.

"Maksud anda, tuan?" belum sempat Arumi menyelesaikan pertanyaanya, Alvaro sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Saya terim baju ini sekalian kamu menjadi istri saya" ucap Alvaro.

"HAH?" kaget Arumi.

"Tapi saya janda lho tuan, bukan anak  gadis lagi" seru Arumi.

"Itu lebih baik, karena saya juga sedang nyari janda, bukan nyari seorang gadis" ucap Alvaro.

******

Naka memasuki rumahnya dengan napas terengah-engah, matanya mencari-cari sosok Julia di setiap sudut rumah.

Saat itulah terdengar suara Naka yang memanggil dengan keras, "OMA.... OMA...."

Julia muncul dari arah dapur dengan langkah lembut, satu cangkir kopi masih tergenggam erat di tangannya. Wajahnya memancarkan kelembutan yang selalu membuat Naka merasa tenang.

"Ada apa kamu teriak-teriak panggil, oma?" tanya Julia dengan suara yang lembut namun terdengar sedikit khawatir.

Naka menghampiri, matanya penuh keingintahuan. "Oma, di lual ada janda. Oma tau nda janda itu apa?" tanyanya polos. Ia memang baru saja mendengar istilah itu dari wanita yang membawa pesanan baju omanya dan merasa bingung karena tidak mengerti.

Julia terkejut sejenak dengan pertanyaan itu, lalu tersenyum melihat ketulusan dan kepolosan yang terpancar dari cucunya. "Janda, itu seperti papa mu, bedanya dia tidak punya suami," jelas Julia sambil memberikan kopi tersebut kepada suaminya, berusaha memberikan penjelasan yang bisa dipahami oleh Naka.

Naka mengangguk-anggukkan kepalanya, rasa ingin tahu di matanya sedikit terjawab. "Oh, kaya papa. Jadi aunty tadi cama-cama nda punya pacangan ya, oma? dia jomblo" tanyanya lagi, mencoba memahami dengan contoh konkret yang dia ketahui.

Julia mengerutkan keningnya. "Siapa yang jomblo?" tanya Julia.

"Aunty cantik yang bawa baju pecanan oma. Tadi papa juga udah lamal aunty cantiknya" celoteh Naka.

"Benar itu Al?" tanya Julia saat melihat putranya masuk kedalam rumah.

Alvaro meletakkan kotak-kotak kue tersebut dengan hati-hati. Pria itu hanya diam tidak kunjung menjawab pertanyaan ibunya, membuat Julia kesal.

"Jawab Al! Kenapa diam aja sih"

"Mommy tidak usah dengerin ucapan Naka, tadi aku cuma bercanda kok tidak serius,"

ucap Alvaro mencoba meredakan situasi, matanya menatap ibunya yang tampak kebingungan.

Naka, tampak tidak terima. Matanya melotot, kedua tangannya berkacak pinggang dengan postur yang menantang. "Naka tadi dengal cendili lho, Papa lamal aunty na. Papa mau jadi buaya dalat ya, cuka kacih halapan palcu cama pelempuan," serunya.

Alvaro terkejut, seketika wajahnya memerah menatap ibunya.

Saat Alvaro mendengar niat ibunya, rona mukanya seketika berubah menjadi merah padam. Matanya membesar, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Aku tidak mengenalnya, Mom. Mana mungkin aku melamarnya tanpa mengenalnya terlebih dahulu," ucapnya dengan nada yang terdengar hampir memohon, berusaha keras membela diri dari situasi yang tidak dia inginkan.

Julia, tampak tidak terpengaruh dengan kegelisahan Alvaro. Dengan wajah yang bersemangat, dia berkata,

"Kenalan kan bisa. Dia namanya Arumi, pemilik butik yang biasa Mommy beli. Dia janda anak satu, anaknya perempuan seumuran dengan Naka. Nanti Mommy kenalkan, sekalian Mommy lamarin juga boleh."

"Tidak usah, Mom. Nanti aku kenalan sendiri saja," panik Alvaro, dia mencoba mengakhiri pembicaraan yang membuatnya semakin tidak nyaman.

Wajahnya yang semula merah merona kini bercampur dengan ekspresi kebingungan dan sedikit ketakutan, mencerminkan perasaan terjepit oleh keinginan ibunya yang selalu mendesaknya untuk menikah.

"Tidak usah malu-malu Al, kalau suka tinggal katakan saja" ucap Julia terus mendesak putranya.

Di ruangan yang sama, Naka dan opanya, Jason justru memilih untuk menjauh dari ketegangan. Mereka duduk di sudut lain dengan seporsi kue di depan mereka, melantunkan lagu dengan riang gembira.

Naka mengambil  dotnya untuk di jadikan mic, sementara Jason yang sudah sepuh tetapi masih penuh semangat, mengangkat tangan dan berjoget ringan.

"Abang pilih yang mana..... Baik katakan caja jangan malu, Sellll......goyang telus opa," nyanyi Naka dengan nada tinggi, membuat beberapa orang di ruangan itu menoleh sejenak, namun kemudian kembali fokus pada perdebatan.

"Abang pilih yang mana.... Per*wan atau janda, per*wan lebih menawan.... Janda lebih menggoda..... Ayo lanjutkan Naka," sambung Jason, suaranya melengking ceria sambil terus bergoyang.

Mereka terus bernyanyi, melupakan sejenak kekacauan yang terjadi di sekeliling mereka, larut dalam kesenangan sendiri.

Jason sesekali tertawa kecil, menikmati momen bersama cucunya yang selalu bisa membuatnya lupa akan usianya.

"Abang pilih yang mana... Pelawan atau janda, pelawan memang cantik.... janda lebih menalik. Hobah!" Naka menutup lagu dengan senyum lebar, dan Jason bertepuk tangan, merasa puas dan terhibur meski hanya sebentar.

Julia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua pria beda usia itu.

Terpopuler

Comments

Lan

Lan

He, si duda aya aya wae tadi bilang belum bisa ngelupain clara
liat bening dikit langsung goyah

2025-07-26

0

Evi Lusiana

Evi Lusiana

semangat thor,aku pling suka klo ada cerita ank kcil ny plgi yg msih cadel

2025-08-05

0

Kusii Yaati

Kusii Yaati

Arumi jualan pakaian apa kue kak?😭

2025-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 Promo : Kontrak cinta sang milliader
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB109
111 BAB 110
Episodes

Updated 111 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
Promo : Kontrak cinta sang milliader
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB109
111
BAB 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!