Irene lagi lagi duduk termenung di kursi tunggu paisen. Dari kemarin hingga pagi ini perutnya kosong, dia tidak berselera makan hingga dirinya terlihat lemas dan lesu.
"Bagaimana keadaan ibumu Irene?" Pertanyaa dari Nyonya Fradella berhasil membuat Irene Yu terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Nyonya, anda bersama siapa? Kondisi anda masih belum sepenuhnya pulih, harusnya Nyonya tidak perlu repot repot untuk kemari." Irene membantu Fradella untuk duduk.
"Aku mencemaskanmu Irene," kata Fradella tulus.
"Ibu belum bisa melalui masa kritisnya Nyonya, kata dokter ibu harus segera dioperasi." bulir air mata Irene seketika luruh membasahi pipinya.
"Mom," panggil Louis yang baru saja sampai.
"Sshhttt.." Fradella memberi tanda pada Louis agar putranya itu bisa diam.
Hanya memanggil saja tidak boleh. Dengus Louis kesal.
"Katakan Irene berapa biaya operasi ibumu?" tanya Fradella.
"I - tu tiga pu - luh juta." jawab Irene Yu sesenggukan.
"Biarkan ibumu dioperasi hari ini juga." jawab Fradella membelai rambut Irene.
"Tapi.." belum sempat menjawab, Fradella sudah memotong perkataan Irene.
"Untuk biaya kamu tidak perlu memikirkannya. Louis tolong selesaikan segera administrasinya." perintah Fradella kepada anaknya.
"Huufft." Louis mendengus kesal.
"Louis ibu mendengar nya." Fradella melirik putranya dengan tatapan tajam.
Dengan langkah sedikit malas, Louis akhirnya berjalan ke tempat administrasi rumah sakit sesuai perintah dari Momy nya. Dia melunasi semua biaya rumah sakit dan juga biaya operasi Jing Mi ibunda Irene Yu.
"Irene, kita akan segera mempersiapkan operasi untuk ibumu." suara dokter Khan saat akan masuk ke ruang icu.
"Nyonya saya sunggu berterima kasih pada anda, saya berjanji akan membayar semuanya Nyonya." Irene berbicara dalam tangisnya.
Dia tidak dapat menutupi rasa harunya, betapa bahagia dirinya kala mendengar sang ibu bisa segera dioperasi.
"Aku berjanji akan mengabdikan diriku di keluarga Chan." Lagi lagi Irene menciumi tangan Fradella.
"Yang terpenting sekarang bukanlah itu semua Irene, sekarang yang paling penting adalah kesembuhan ibumu." jawab Fradella bijak.
Louis yang melihat keakraban momy nya dengan Irene merasa aneh. Dia yang statusnya anak kandung Nyonya Fradella saja tidak sedekat itu dengannya, tapi Irene yang hanya seorang pelayan bisa sangat dekat dengan sang ibu.
"Irene," panggil Jing Mi lirih saat akan di pindah kan ke ruang operasi.
"Iya bu Irene disini," jawab Irene sambil menghapus air matanya.
"Jangan menangis lagi, berjanjilah pada ibu." Jing Mi memegang kedua tangan Irene dengan lembut.
"Iya bu, Irene berjanji tidak akan menangis lagi. Tapi ibu juga harus berjanji untuk sembuh." Irene berusaha menahan air matanya.
"Maaf Nona sudah waktunya, ibu Jing Mi harus segera dioperasi." Kata salah satu perawat.
"Ibu harus kuat ya," ucap Irene memberi semangat kepada sang ibu.
Melihat sang ibu masuk ke dalam ruang operasi membuat Irene lagi - lagi tak dapat membendung air matanya.
"Ya Tuhan berikan kesembuhan untuk ibu." Irene terus berdoa di tengah air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya. Melihat Irene yang berdoa tanpa henti membuat hati Louis terenyuh, ada rasa asing dalam hatinya yang dia rasakan saat melihat wanita ini berdoa dalam tangisnya.
"Irene, hentikan tangismu, ibumu akan sedih jika nanti saat bangun melihatmu seperti ini. Saya pamit pulang, jaga dirimu baik - baik." Fradella mengelus lembut punggung Irene.
Louis melirik Irene sekilas, tak tau apa yang dirasakannya tapi hati kecilnya sedikit tak tega meninggalkan wanita itu sendirian.
"Louis nanti Momy mau bicara hal penting denganmu," ucap Nyonya Fradella saat sudah masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Boru Manik
nexxxt
2022-01-04
0
Mawar Pagi
nextt
2020-12-08
0
Ucik Darmayanti
Neeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeexxxxxxxxxxxxxttttttttttt
2020-11-27
5