Irene Yu masuk ke kamar Tuan Muda Louis, mencarikan dasi merah yang di maksud Tuannya. Irene Yu di buat terkejut karena ini kali pertamanya masuk ke kamar sang Tuan Muda. Kamarnya sangat rapid an ada noda sedikitpun.
Niat hati akan mencarikan dasi untuk sang Tuan, tapi Irene Yu justru melihat keindahan kamar sang Tuan Muda.
“Oh Tuhan, baru pertama aku melihat kamar serapi dan seindah ini.” guman Irene Yu.
Irene Yu melihat guci – guci kecil di atas meja yang ditata dengan sangat rapid an apik.
“Irene.”
Suara itu menyadarkan Irene Yu untuk cepat – cepat keluar dari kamar itu.
“Kenapa lama sekali.” bentak Louis.
“Maafkan saya Tuan Muda.” Suara Irene ketakutan.
Irene Yu menyodorkan dasi merah itu kepada Tuan Muda Louis kemudian berlalu meninggalkannya. Irene yu segera merapikan dapur, membuatkan Nyonya Fradella segelas teh hijau kesukaannya.
Tanpa disengaja tangan Irene Yu menyenggol piring saat hendak membawa teh itu.
Praakk…
Suara itu mengejutkan seisi rumah keluarga Chen.
“Ada apa ini?” suara Else Chen dengan wajah murkanya.
“Maafkan saya Nona, saya akan membereskannya.”
Dengan segera Irene Yu membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai. Else masih berdiri disana, menyilangkan tangganya dan memandangi Irene Yu yang masih membersihkan pecahan piring itu.
“Kalau kamu marah sama saya ngak usah banting – banting piring juga. Kalau kamu emang ngak suka bekerja disini kamu boleh keluar sekarang.”
Else memarahi Irene Yu dengan suara cemprengnya, para pelayan yang lain hanya berani mengintip dari celah pintu.
“Kamu kenapa lagi si?” Tanya Nara
“Aku tidak sengaja menjatuhkan piring, hanya itu. Kalian tak perlu khawatir.”
Sebenarnya perasaan Irene Yu sedang tidak baik, tiba – tiba saja dirinya teringat sang ibu.
“Yaudah, hati – hati jangan diulangi lagi." Bibi Casie menepuk nepuk pundak Irene Yu.
“Kami lanjut bekerja lagi ya.”
Bagi Irene Yu yang dia suka dari rumah ini adalah teman – teman kerjanya. Para pelayan di rumah keluarga Chen sudah seperti saudara baginya. Dan tentunya dia juga menyukai sang Nyonya besar yang sangat perhatian kepada seluruh pelayan.
Irene Yu menyiapkan makan siang setelah mengantarkan the hijau untuk Nyonya Fradella. Dia tak banyak bicara hari ini, membuat pelayan yang lain kehilangan sosok Irene Yu yang ceria.
Drzztt…
Ponsel Irene Yu bordering, menampakkan nama bibi Ellie di layar ponselnya.
“Ha..” Irene Yu belum sempat menyelesaikan kata – katanya tapi sudah di potong oleh bibi Ellie.
“Irene cepatlah dating, ibumu ada di rumah sakit sekarang.” suara bibi Ellie terdengar sangat panic.
“Ibu.. apa yang terjadi pada ibuku bibi.” Irene Yu mulai lemas.
“Ibumu terjatuh, cepatlah ke rumah sakit nak.”
Tut.. tut.. tut..
Bibi Ellie mematikan sambungan telfonnya. Dengan segera Irene Yu berkemas, menghadap sang Nyonya Besar untuk meminta izin.
Tok.. tok.. tok..
“Nyonya, saya ingin meminta izin cuti hari ini. Ibu saya masuk rumah sakit.” Irene mencoba meminta izin kepada Nyonya Besar.
“Apa yang terjadi dengan ibumu Irene? Bukankah pagi tadi kamu bilang dia sudah mulai membaik,” ucap Nyonya Fradella.
“Benar Nyonya, saya baru saja menerima kabar ibu saya terjatuh dan sekarang di rumah sakit.” jelas Irene Yu.
“Pergilah Irene, temani ibumu. Dia lebih membutuhkanmu sekarang, sampaikan juga salam saya.” Irene merasa senang mendapat izin dari Fradella.
“Terima kasih Nyonya, pasti akan saya sampaikan salam dari Nyonya."
Irene bergegas meninggalkan rumah Keluarga Chen dan pergi ke rumah sakit tempat ibunnya dirawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rosdiana Wati
next..
2022-03-22
0
Sari Haryanti
lnjt
2022-01-12
0
Sept September
semangat.. sukses ya.. ceritanya keren 😍
2020-12-13
0