"Irene Yu," panggil dokter Khan.
Iya dok." Jawab Irene.
"Mari keruangan saya sebentar." Ajak doker Khan.
Irene Yu mengikuti langkah dokter Khan ke ruangannya. Dokter Khan memang sudah mengenal Irene Yu, karena mereka selau bertemu setiap bulan saat Irene menemani sang ibu untuk check up.
"Terjadi benturan yang keras di tulang belakang Nyonya Jing Mi, jika tidak segera dilakukan operasi kemungkinan terbesarnya adalah lumpuh total." jelas dokter Khan.
"Berapa biaya operasi ibu saya dok?" tanya Irene.
"Saya kurang tahu, kemungkinan lima puluh jutanya pasti lebih. Kamu boleh menanyakannya di bagian administrasi." Jawab dokter Khan dengan menyodorkan surat persetujuan operasi.
Irene Yu mengambil kertas itu lalu meninggalkan ruangan dokter Khan. Air matanya luruh mengingat perkataan dokter Khan. Bagaimana mungkin Irene bisa mendapatkan uang sebanyak lima puluh juta dalam sekejab. Dia tidak mungkin meminjam uang kepada rentenir seperti dulu.
FLASH BACK ON
Kamu sudah saya beri waktu selama tiga bulan, dan ini sudah lebih dari waktu yang saya berikan kepadamu. Jadi cepat bayar hutang kamu beserta bunganya. Seorang rentenir itu menagih Irene dengan kasar, dia menyuruh kedua anak buahnya untuk merusak properti yang ada.
Saya berjanji akan melunasi hutang saya dalam waktu dua bulan kedepan, jadi saya mohon jangan rusak rumah saya. Pinta Irene dengan tangis yang ak lagi dapat ia bendung.
Jika kamu mau menjadi istriku, aku akan menganggap semua hutangmu lunas. Pria itu mendekati Irene dan berbicara tepat di depan wajah Irene, hingga nafasnya seperti menghujani wajah gadis itu.
Atau mungkin kau mau menemanikusebentar saja? pertanyaan itu membuat badan Irene gemetar, dia tidak mungkin melawan ketiga pria ini sendirian.
Untung saja Ellie mendengar kegaduhan dari rumah Jing Mi. Dia mengajak warga untuk mengecek keadaan gadis dan ibunya itu.
Irene, Jing Mi. panggil Ellie dengan lantang.
Bi Ellie, terima kasih Tuhan atas pertolonganmu. Batin Irene lega.
Bos diluar banyak warga berdatangan, ucap salah satu anak buah rentenir itu.
Sial, ayo kita pergi. Lewat pintu belakang, bentak rentenir itu melihat anak buahnya akan melangkah ke luar.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, Ellie da warga akhirnya menerobos masuk ke dalam.
Irene kamu tidak apa apakan? tanya Ellie panik.
Tidak Bi, terima kasih atas bantuan Bibi, jawab Irene lega.
Iya Irene, dimana ibumu? tanya Ellie yang tidak melihat Jing Mi disana.
Ibu ada dikamarnya Bi. Irene menunjuk ke arah kamar Jing Mi.
Sejak kejadian itu Irene tidak pernah lagi memimjam uang kepada rentenir. Berapapun biaya pengobatan sang ibu, Irene selalu berusaha untuk tidak berhutang kepada rentenir.
Tapi berkat kejadian itu pula Irene dipertemukan dengan Fradella lewat temannya Nara. Akhirnya Fradella dengan kemurahan hatinya memberikan pinjaman tiga puluh juta tanpa bunga. Fradella mengatakan dia akan memotong gaji Irene tiap bulannya untuk melunasi hutang itu, tapi Irene merasa gajinya selama ini masih saja utuh seperti tidak ada potngan tiap bulannya.
FLASH BACK OFF
"Bagaimana Irene?" tanya bibi Ellie. Dia menghampiri Irene yang datang dengan selembar kertas di tanggannya. Sebelum menjawab pertanyaan Ellie, Irene mendudukkan dirinya di kursi tunggu.
"Ibu harus segera dioperasi Bi," ucap Irene sendu.
"Aku tidak punya uang Bi, apa yang harus aku lakukan." Irene bingung harus berbuat apa.
Irene Yu tak lgi dapat menahan kesedihannya, dia menangis sejadi jadinya di pelukan Ellie. Orang yang berlalu lalang disana sontak saja memperhatikan mereka, karena tangisan Irene yang mengundang perhatian orang orang disekitar.
"Tenangkanlah dirimu Irene, banyak yang melihat kita." Ellie mencoba menenangkan.
"Bi, aku tidak punya uang sebanyak itu, darimana aku bisa mendapat uang yang tidak sedikit itu dalam waktu singkat Bi, " ucap Irene Yu sesenggukan.
"Pulanglah, bersihkan dirimu dulu. Bibi akan menunggu ibumu disini." Karena tak tega melihat Irene Ellie menyuruh gadis itu untuk pulang.
Ellie merasa kasihan dengan Irene Yu, dia harus menanngung beban ini sendirian. Ellie juga bingung harus berbuat apa, tak banyak yang bisa ia lakukan untuk membantu Irene dan juga Jing Mi . Hanya ada sedikit tabungan Ellie, tapi tidak mungkin dia berikan kepada Irene karena itu untuk bayar sewa kontrakannya yang sebentar lagi jatuh tempo.
Di dalam bus, Irene dengan susah payah menahan air matanya agar tidak jatuh. Fikirannya gundah dan hatinya bagai hancur berkeping keping.
Daarr..
Irene Yu memecahkan celengan miliknya, menghitung lembar demi lembar uang kertas yang berserakan di lantai.
"Hanya 9 juta," ucap Irene setelah menghitung uang yang ada di celengannya.
Irene Yu kembali menitikkan air matanya, tabungannya 5 tahunpun masih belum cukup untuk membiayai operasi sang ibu.
"Haruskah aku menjual rumah ini," ucap Irene.
"Tapi bagaimana dengan ibu nanti, aku harus tinggal dimana nanti dengan ibu." Tangis Irene semakin menjadi - jadi, tak banyak yang bisa ia lakukan sekarang.
Dzrrtt...
"Irene, ibumu sudah sadar. Tapi," Ellie sejenak terdiam.
"Ada apa bi." Irene penasaran.
"Tangan dan kakinya tak bisa digerakkan," ucap Ellie dengan berat.
Tanpa menjawab bibi Ellie, Irene Yu langsung mematikan telfonnya. Dengan segera dia bergegas membersihkan diri dan kembali ke rumah sakit.
"Ibu." Panggil Irene lirih. Irene Yu memegang tangan sang ibu.
Dingin..
Tangannga sangat dingin. Irene Yu menangis disamping sang ibu.
"Irene." Suara lirih Jing Mi memanggilnya.
"Iya bu." Jawab Irene.
"Maafkan ibu nak, maafkan ibu selalu menyusahkanmu." Jing Mi menangis.
"Tidak bu, aku sangat menyayangi ibu. Ibu tenanglah, ibu pasti akan sembuh." Irene mencoba menenangkan ibunya.
Irene Yu menangis dengan memegang tangan sang ibu di pipinya. Hatinya bagai remuk melihat sang ibu tak berdaya sedangkan dia juga tidak bisa berbuat banyak.
Dzzrtt..
"Irene.. Kamu dimana?" Suara Nara dengan layaknya orang membentak.
Irene menyeka air matanya.
"Aku ijin pulang Nar, maaf aku ngak sempet pamit ke kamu dan yang lain tadi." Irene berusaha untuk tetap tenang.
"Apa yang terjadi Ren?" tiba - tiba suara Nara menjadi lembut.
Irene Yu tak lagi dapat membendung air matanya, dia menangis tersedu sedu dengan ponsel yang masih menempel di salah satu telinganya.
"Ren, Ren, ada apa?" tanya Nara penasaran.
"Ibuku di rumah sakit Nar." suara Irene bergetar.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya pada kami, maaf Ren sebentar ya Nona Else memanggilku." Nara mematikan sambungan telfonnya.
Irene kembali merenung, memikirkan biaya yang harus dia tanggung untuk operasi sang ibu.
"Irene." panggil Jing Mi dengan lirih tapi tetap terdengar oleh Irene.
"Iya bu." Irene menghampiri ibunya.
Irene duduk mendampingi sang ibu, tangan ibunya dengan kuat menggenggam tangan putrinya. Tak ingin meneteskan air matanya lagi, Irene memilih menyuapi makan sang ibu.
"Ibu makan dulu ya." Irene mengambil kotak makan yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Dengan telaten Irene menyuapi sang ibu, Irene juga memberikan minum kepada sang ibu dengan sangat hati - hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
masak nabung 5 the cuma dapat 9 jt berapa nabungnya setiap harinya kok aneh emen
2022-12-05
0
Mawar Pagi
next
2020-12-08
0
Ucik Darmayanti
Neeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeexxxxxxxxxxxxxxxxtttttttt
2020-11-27
3