Para warga dan 5 kelompok petualang sedang beristirahat karena telah berjalan sekitar 10 kilo meter dari kota sopara.
Ada salah satu petualang kelas mage pangkat emas yang bernama Alisa, dan ia mempunyai skill pendeteksi energi spirit lalu mengatakan kepada warga bahwa kota telah aman.
Setelah mendengar kabar baik itu sebagian penduduk yang berhasil lari ke hutan berbondong-bondong ingin kembali lagi ke kota, namun ada satu warga yang tidak percaya kepada perkataan Alisa itu.
Warga itu bernama Sudon.
Sudon berkeinginan untuk menjadi pemimpin para warga yang selamat dari kekacauan itu dengan membuat sebuah desa dihutan.
Karena itu, iapun menakut-nakuti warga lainnya agar tidak kembali ke kota.
Dan perkataan sudon itu membuat beberapa warga merasa takut untuk kembali ke kota sopara. Dan juga perkataannya itu membuat para warga itu berdebat dengan kelompok petualang.
Dan ditempat lain Alisa menemukan Raven yang tidak sadarkan diri didekat pohon setelah diambil alih oleh bagian dirinya yang lain.
"Hah... Tadi itu apa...?" tanya Raven pada dirinya sendiri dengan raut wajah yang bingung.
"Maaf, apa kami membangunkanmu...?!" kata Alisa sambil melihat wajah Raven yang sangat tampan.
Raven merasa terganggu setelah mendengar keributan disekitarnya.
"Tidak apa-apa! tetapi, ada keributan apa ini...?" tanya Raven sambil melihat keluar tenda.
"Em, itu cuma perdebatan biasa... sebaiknya kamu berbaring dulu…!" jawab Alisa yang gelisah sambil melarang Raven untuk keluar tenda darurat.
Raven menoleh ke Alisa "Ho..."
"Aku tidak apa-apa..." kata Raven yang menghiraukan Alisa dengan tatapan dingin sambil berdiri ingin keluar.
"Eh iya itu, jangan keluar dulu...!" kata Alisa dengan sedikit gugup saat ditatap Raven.
"Kenapa jangan keluar...?" tanya Raven dengan ekspresi dingin dan nada yang datar.
"Em anu itu, Karena diluar sedang kacau...!" jawab Alisa sambil tersenyum yang dipaksakan.
"Kacau! oh iya, aku baru ingat kalau aku sedang dikota... dalam ingatanku, aku seperti sudah menangkap kelompok black magic itu...!" kata Raven sambil mengingat-ingat kejadian dikota.
"Aku tau...!" kata Alisa dengan mata yang bersinar-sinar.
Raven menjawab, "HaH"
Tanpa berpikir panjang Alisa langsung membawa Raven keluar tenda untuk bersaksi kalau kota itu sudah aman.
...----------------...
Ditengah perdebatan warga dan kelompok petualang Alisa berteriak, "Diaaaaam...!"
"Semuanya dengar...! kota kalian telah aman, dan sekarang buktinya ada disini..." kata Alisa dengan senyuman manis.
Alisa mempersilakan Raven untuk berbicara.
"Apa kau bodoh...?" tanya Raven kepada Alisa dengan ekspresi dingin.
"Mungkin! Ehehe..." jawab Alisa dengan senyuman manis dan ekspresi yang polos.
"Ehehe matamu...!" kata Raven dengan ekspresi dinginnya
"Aku percaya padamu..." ucap Alisa
Mata Raven melirik dengan tatapan dingin kepada Alisa.
"Ehehe" seyuman polos Alisa.
Karena kelakuan Alisa yang seenaknya, Raven menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Benar kata dia... kota sudah aman! jadi, bagi kalian yang ingin kembali cepatlah kembali, jangan banyak bacot...!" kata Raven dengan ekspresi dingin dan nada yang kasar.
Sebagian warga sedikit bahagia dan bersorak setelah mendengarnya, namun sebagian lagi merasa tidak percaya dengan perkataan orang asing yang berkata kasar.
Sudon yang merasa sangat kesal menyangkal perkataan Raven.
Lalu Sudon bertanya, "Kalau memang kota telah aman, apa buktinya...?"
Raven yang tidak peduli dan tidak mau menjawabnya, tetapi Alisa yang menjawabnya.
"Dia, dia sendiri adalah buktinya...!" jawab Alisa dengan tegas.
"Lihatlah...! dia tidak menjawabnya, karena wanita ini hanya menyewa orang lain untuk berbohong...!" kata Sudon dengan percaya diri dan tersenyum kecil yang mengejek.
Semua orang berbisik-bisik dan merasa telah dibohongi oleh Alisa.
Dan situasi itu dijadikan kesempatan oleh pengikut Sudon untuk menggoyahkan hati para warga, "Alisa padahal kami mempercayaimu...! tetapi kamu malah berbohong kepada kami. Kenapa, kenapa kamu berbohong...?" tanya salah satu pengikut Sudon sambil bertingkah seperti orang yang telah ditipu.
Alisa sangat gelisah karena perkataannya itu menjadi bumerang baginya, " Anu itu- "
Edi membalas perkataan Sudon dengan penuh emosi dan amarah, " Hoy, kalian semua tidak tau terima kasih! kami tuh berjuang untuk melindungi kalian... kenapa kalian berkata seperti itu....?!"
Sudon tertawa dengan penuh percaya diri dan berkata, "Hahaha... melindungi kami katamu, jangan bersandiwara lagi...! kalian kelompok petualang hanya di bayar oleh walikota, dan itu tidak sepenuhnya menjamin keselamatan kami....!"
...----------------...
Disisi lain tiba-tiba sang Garuda muncul dari pundaknya dengan ukuran yang lebih kecil dihadapan Raven.
"Hey ksatria, apa kau tidak mengingatnya...?" tanya Garuda.
Raven balik bertanya, "Apa maksudmu...?"
"Sudah kuduga...!" kata Garuda.
"Hah, katakan yang jelas! Apa maksudmu...?" tanya Raven sambil menoleh kebelakang.
"Apa kau tidak mengingatnya? kalau kau sudah menangkap kelompok black magic itu...!" tegas Garuda.
"Mengingat! entahlah, tetapi saat itu pikiranku samar-samar...!" kata Raven sambil mengelus kepala dengan ekspresi yang tidak peduli.
"Sepertinya kau sedikit berubah...! Ksatria hitam." gumam Garuda dalam pikirannya.
" Ksatria hitam, coba keluarkan mereka dari dunia dimensi...! untuk membuat mereka percaya." ujar Garuda.
"Hmmm... bagaimana caranya...?" tanya Raven
"Hah caranya!!! Aku kira kau bisa melakukannya...!" kata Garuda dengan tawa kecil.
"Mungkin itu cuma kebetulan...!" kata Raven dengan ekspresi yang tidak peduli.
"Bodoooh... cepat lakukan perintahku!!!" teriak Garuda dengan nada tinggi.
"Iya iya, aku lakukan...! kata Raven dengan ekspresi yang tidak semangat.
"Aaah maya, kenapa jadi begini...?" gumam Raven dalam hatinya.
Raven memejamkan matanya untuk berkonsentrasi.
Ditengah perdebatan, Raven memunculkan portal dimensi agar mereka diam.
"Kalian yang tidak tau terima kasih, lihatlah itu...!" teriak Raven.
Munculah portal yang berwarna putih.
Mereka semua terpukau dan terdiam saat melihat portal itu, bahkan Sudon tidak bisa berkata-kata lagi.
"Tidak mungkin...!"
"Didalam buku, itu adalah salah satu sihir legendaris...!"
"Sihir itu hanyalah mitos!"
"Mana mungkin manusia biasa bisa menggunakannya dengan mudah! dia pasti bukan manusia biasa."
"Siapa dia sebenarnya...?"
"Apa aku sedang berhalusinasi...?"
Para petualang sangat terkejut melihat sihir legendaris itu, karena menurut mereka sihir itu hanyalah mitos belaka.
"Aku tau, kalau kau adalah orang yang mempunyai kekuatan spirit besar itu." gumam Alisa dalam hatinya.
Edi bertanya kepada Alisa, "Hey Alisa, kau bertemu dengan dia dimana...?"
"Aku bertemu dengannya di sebelah sana...! kata Alisa sambil menunjuk.
"Memangnya ada apa...?" tanya Alisa.
"Oh... Alisa, kalau kamu sangat sayang dengan nyawamu! sebaiknya jangan terlalu dekat dengan dia...!"
"Huh, Hmmm... Apa kau cemburu...?! mana mungkin..." kata Alisa dengan tersenyum bercanda.
"Aku cemburu...!" oceh Edi dengan suara yang pelan.
"Huh apa...? tanya Alisa.
"Tidak apa-apa... pokoknya kamu jangan terlalu dekat dengannya...!" tegas Edi sambil berjalan ke tenda.
"Hanya kaum bangsawan yang bisa membuat sihir legendaris seperti itu. Tetapi sekarang, kebanyakan bangsawan tidak terlalu kuat seperti dulu dan sebagian tidak mempelajari sihir dengan serius." kata petualang yang memakai kacamata.
" Itu cuma ilusi " kata Sudon dengan ekspresi yang tidak mau percaya.
Lalu muncul kelompok black magic dengan posisi terikat oleh rantai yang diselimuti oleh elemen hitam milik Raven.
"Ini biang kerok dari kekacauan yang ada di kota..." kata Raven sambil merentangkan kedua tangannya.
"Hahah... dia hanyalah pembual, janganlah percaya...!" oceh Sudon kepada warga.
"Ho... apa kalian ingin tinggal dihutan...?" tanya Raven dengan ekspresi yang penuh arti.
"Iya..." jawab Sudon sambil melihat Raven.
"Ho-ho... kalau begitu, siapa yang akan jadi pemimpinnya...?" tanya Raven dengan ekspresi yang penuh arti.
"Aku, karena disini tidak ada yang pantas selain diriku...!" jawab Sudon dengan penuh percaya diri sambil membesungkan dadanya.
"Setelah menjadi pemimpin, apa yang ingin kau lakukan...?"
"Aku ingin membentuk desa, dimana aku bisa mempunyai banyak harta, wanita dan aku ingin semuanya memujaku. Aku ingin semuanya...!" kata Sudo dengan penuh percaya diri.
Namun ia tidak bisa mengendalikan perkataannya.
Sudon bergum didalam hatinya, "Kenapa aku menjawabnya?! padahal aku tidak ingin menjawabnya...!"
"Kalian dengar...!" kata Raven sambil melepaskan kekuatan kejujuran yang ditujukakan kepada sudon.
"Dasar manusia serakah...!"
^^^"Dasar sampah masyarakat...!"^^^
"Hah, tidak berguna...!"
..."Jangan dekati dia! nanti kebodohannya bisa tertular."...
"Tidak, aku tidak seperti itu. Tadi aku dikendalikan oleh dia...!" kata Sudon dengan raut wajah yang menyedihkan sambil menunjuk Raven.
Para pengikut Sudon tidak tau kalau itu adalah tujuan sebenarnya. Mereka yang mengikutinya pun merasa jijik kepadanya.
"Aku tidak percaya, sifat kau seperti **** yang rakus." kata pengikutnya.
...----------------...
Disisi lain salah satu petualang dari party bunga hitam berkata,
"Hei lihatlah black magic itu...! dia adalah orang yang dicari di dalam buku buronan, dan katanya hadiahnya itu senilai satu juta koin emas."
"Heh benar katanya, lihat dibuku buronan...!" kata petualang dari kelompok lain.
"Kalau mempunyai uang itu, kita pasti bisa membuat kota untuk kita sendiri..." kata petualang dari party bunga hitam.
"Hahaha... tetapi itu mustahil, karena hadiah itu hanya akan diberikan kepada orang yang menankapnya."
Pembicaraan tentang hadiah uang 1jt koin emas itu terdengar oleh Sudon yang serakah akan harta, dan ia berencana untuk mendapatkan hadiah itu dengan segala cara.
**
Semua orang melihat Raven dengan penuh kegembiraan dan percaya bahwa Raven adalah orang yang sangat kuat. Bahkan ia dibanding-bandingkan dengan Ksatria eagle dan kelompok petualang Antimatter.
Mereka warga mempercayai semua perkataan Raven dan akan kembali ke kota sopara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Unuy Aji
tau lahh kebanyakan debatnya jadi kurang seruu
2021-03-29
1
my dick is big
katanya menghukum yg serakah kenapa gak di hukum tu orang
2021-01-21
0
Lilik Susilo
up
2020-12-11
1