Tanpa kata Jean langsung melangkah keluar dari rumah sakit. Walau Hendra sudah menahan, ia tidak bergeming dan memedulikan Dokter muda itu. Ia membuka mobil dan membanting dengan keras. Ia benar benar emosi kepada Evan orang yang paling dibencinya di dunia ini.
"Brengsek kau Evan," sambil memukul kemudi mobil Lamborghini nya.
sumpah serapah keluar dari mulut Jean Alvaro kepada orang yang telah merebut kekasihnya. Merasa tenang ia melajukan mobilnya dan pergi ke tempat biasa ia memenangkan pikiran, tempat itu adalah cafenya yang hanya bisa ditempati oleh orang orang kelas kakap.
..................
Persiapan menyambut kepulangan Evan dan Lina sudah hampir selesai dirumah keluarga marsena. Tinggal untuk hari esok penyempurnaan dari semua pesta kecil tersebut. Bagi keluarga marsena, hal ini adalah pesta kecil namun untuk keluarga keluarga tingkat menengah ini seperti pesta besar. Pesta penyambutan memakan dana sebesar tiga milyar, Namun untuk keluarga marsena nominal itu hanyalah butiran kecil dari kekayaan mereka. Bunga bunga di susun rapi dari luar dan dalam menambah kesan betapa mewahnya rumah itu. Didepan rumah pun sudah berjejer karangan bunga dari berbagi kalangan untuk penyambutan Evan dan Lina terlebih-lebih lagi mereka membawa penerus perusahaan marsena, Asran marsena.
"Saras apakah semua sudah siap," ucap Arta kepada kepala maid tersebut.
"sudah nyonya" ucap Saras tersenyum bangga.
Dewi yang baru pulang dari kampus melongo melihat rumahnya disulap dengan sangat elegan. Melihat adiknya bengong , Deva menyentil kening Dewi. Kebetulan Deva juga baru pulang dari rumah sakit. Deva memang tidak menyukai perusahaan ia lebih suka menjadi dokter mengikuti pamannya saudara ibunya Arta, sehingga kepempimpinan berada ditangan Evan untuk mengelola perusahaan, jadi sudah sewajarnya Evan harus mempunyai penerus dari semua ini, karena Deva telah menolak secara halus untuk mengelola perusahaan, dia ingin sukses melalui jerih payahnya sendiri.
"Aduh kak sakit tau," ucap Dewi cemberut.
"Abis kmu bengong si dek," ucap Deva menimpali." Ayo masuk."
Saat membuka pintu, mereka terperangah dengan keindahan rumah mereka, dari luar saja tadi sangat indah dan ternyata didalam lebih indah lagi.
"Eh anak mami udah pulang," ucap Arta. " Udah ma," ucap mereka kompak sambil menyalami ibu mereka.
" Gimana sayang."
" Ia ma indah sekali aku suka," ucap Dewi.
Deva memilih masuk kedalam kamar dan beristirahat. Deva bukan iri kepada kakak nya,tapi Deva memang tidak menyukai pesta. Bahkan pesta ulang tahunnya tidak pernah dirayakan karna menurut Deva itu hanya menghamburkan uang, lebih baik uang itu diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.Walau kaya raya, tapi Deva adalah anak yang mandiri dan hemat, Bahkan ia sudah memiliki bisnis bisnis kecil hasil jerih payahnya sendiri.
....................
Ditempat yang gelap seorang pemuda sedang merokok, terlihat banyak botol botol alkohol yang sudah diminumnya.
"Oktav."
"Ia tuan" ucap oktav kepada jean yang berada di cafe miliknya. jika seorang melihat Jean untuk pertama kali, maka orang tersebut pasti akan mengganggap dia seorang pemuda.
"Ceritakan padaku mengenai keluarga marsena," ucap Jean kesal menyebut nama itu.
"Baik tuan," ucap oktav dengan sopan.
"informasi yang saya dapatkan dari mata mata kita, mengatakan bahwa keluarga marsena sekarang sudah menjadi keluarga terkaya di negara ini, hampir semua pelosok sudah memiliki cabang cabang perusahaan sehingga mereka menjadi perusahaan paling berkelas setelah perusahaan kita," ucap oktav.
"Sialan aku tidak menyuruhmu memuji perusahaan mereka," geram Jean dengan keras karena pengaruh alkohol yang terus ia minum.
menyadari telah melakukan kesalahan, oktav Langsung to the points kepada Jean.
"Tuan sebenarnya penerus perusahaan marsena group adalah Tuan Evan, karena adiknya memilih untuk menjadi Dokter bedah. Istri Evan baru saja melahirkan seorang putra di Rumah sakit anda tuan," ucap oktav gugup takut salah bicara.
Jean yang mendengar tidak langsung menjawab, ia malah termenung dan mengingat kenangan kenangan manis bersama Lina.
flashback off
sore itu kedua pasangan sejoli sedang asik bercerita di taman bunga. Jean memetik bunga melati, memasangnya ditelinga Lina. lina tampak tersipu malu dengan perlakuan Jean.
"Kamu cantik," ucap Jean datar. Lina yang mendengarnya sangat bahagia karena pria yang ia sukai terkenal dingin, namun Jean terasa berbeda.
" Masa sih sayang," ucap lina.
jean yang mendengar, menatap Lina dengan tajam.
" Aku bilang cantik ya cantik," dengan wajah cemberut. Melihat tingkah kekasihnya Lina terkekeh.
Jean tidur di pangkuan Lina, ia merasa sangat bahagia karena memiliki kekasih yang baik. Tiba tiba Lina memiliki ide menjahili Jean.
" Sayang," ucap Lina manja mengusap rambut jean.
"Iya Lin kenapa," ucap Jean. "Gombalin aku dong," ucap Lina dengan tatapan memelas kearah Jean.
" Aku gk bisa gombal Lin," ucap Jean heran. Karena ini pertama kalinya Lina minta di gombalin.
"Trus, Di kampus perempuan perempuan kalau lihat kamu kok mereka senyum senyum sih sayang, pasti kamu gombalin kan?"
Jean bangun dari pangkuan Lina dan berteriak.
"Lin aku sukanya Ama kamu, gk akan ada yang lain di hati aku, bahkan sampai putih rambutku, aku akan selalu setia sama kamu."
"Yang malu tau, liat orang orang pada liatin kita ," ucap Lina bersembunyi dibelakang Jean karena terus di lihat oleh orang orang.
"Lin kan kamu minta di gombalin,"!ucap Jean polos.
Lina menepuk nepuk jidatnya karena sebal dengan Jean, lalu tersenyum kearah Jean.
" Sayang," ucap Lina tersenyum lebar
" Iya Lin."
Ekspresi Lina berubah menjadi seram.
" Itu bukan gombal tau," menolehkan pandangannya dibuat buat, Lina berakting dengan mata berkaca-kaca.
seorang pemuda melintas didepan Jean dan Lina, melihat lina seperti menangis pria itu melihat Jean.
"Mas punya cewek di lindungi bukan di Sakiti, kalau Mas gk bisa jadi cowok yang diinginkan mbak ini, lebih baik ceweknya untuk saya aj."
"Hey dia milik aku, punya aku, bukan punya kamu, GK kenal main minta minta, Mendingan lho pergi," ucap Jean dengan suara keras membuat semua orang melihat mereka.
Pemuda itu pergi sambil senyum senyum melihat tingkah Jean yang kekanakan Kanakan. Begitu pula dengan orang orang disana, mereka tertawa melihat tingkah konyol Jean.
Lina yang mendengar, hatinya berbunga-bunga, namun ia masih pura pura kesal. Jean lalu duduk sambil menatap Lina. lina tidak melirik Jean.
Jean yang tahu kekasihnya kesal, berpikir, ide muncul dibenaknya.
"Sayang."
Tiada sahutan dari Lina. Lina menahan tawa dengan ucapan Jean, ia masih berpura pura kesal.
"Sepertinya berhasil."
"Kamu tau gk matahari terbit dari timur dan terbenam ke barat," ucap jean lembut.
"Trus," pura pura kesal
"Itu kayak cinta aku sayang, terbit dari mata terbenam dihati kamu," ucap Jean merasa aneh.
Lina memeluk jean.
"Makasih ya sayang." tersenyum manis karena berhasil membuat Jean Alvaro si pria dingin, untuk pertama kali menggombalinya.
flashback on
"Tuan Anda tidak apa apa. Tuaan," ucap oktav.
" Eh ia kenapa," ucap Jean Kikuk pada oktav.
"Dari tadi anda senyum senyum sendiri tuan," ucap oktav jujur.
"Benarkah," ucap Jean lagi.Tiba tiba Evan muncul di benak Jean dan terlihat Evan sedang menghina Jean. " Dasar pengganggu."
Jean tiba tiba emosi, dendam yang dikuburnya belasan tahun kembali berkobar.
"iya tuan ta..." belom sempat menyelesaikan kalimatnya.
"Diam," kesal Jean dengan suara keras. Ia pergi dari cafe miliknya dan menelpon seseorang.
" Curi dan bunuh anak itu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Galaxy Piyak🐣
wah wah wah, enak aja mau curi curi anak😱
2020-10-28
0