Setibanya di kantor Jean langsung mengerjakan pekerjaannya.Ya Jean adalah orang yang gigih dan memiliki tekad keras serta kemauan yang besar. Dia tidak pernah puas sehingga sekarang perusahaan Jeans group hampir menyaingi marsena group, perusahaan Marsena yang dipimpin oleh Evan.
"Plakkk"
Terdengar tamparan keras Jean kepada anak buahnya itu.
"Kamu udah saya kasih kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tapi Masih saja bekerja tidak becus," kesal Jean kepada bawahannya. Jean sudah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengerjakan proyek, namun hasil masih nihil.
"Ampuni saya tuan mohon berikan saya kesempatan lagi, saya janji akan memperbaikinya," ucapnya memohon.
"Cihhh"
"Saya sudah berikan kamu kesempatan tapi kamu sia siakan, dasar bodoh, sekarang kamu saya pecat," ucap Jean tegas.
"Tuan saya mohon," ucapnya.
Jean tidak peduli kepada bawahannya yang tidak becus itu.
"Oktav urus si brengsek ini," ucap Jean dengan intonasi tinggi kepada asistennya.
"Iya Tuan."
Setelah kepergian bawahannya, Jean tidak fokus bekerja karena kesal, akhirnya ia memilih untuk pergi dan mengunjungi rumah sakit miliknya, rumah sakit terbesar di kota A.
sesampainya di Rumah sakit.
"Selamat pagi tuan," ucap Dokter ramah itu, pemimpin RS kepada Jean. Saat turun dari mobil, asisten Dokter Hendra yang kesiangan panik melihat pemilik RS.
Ia berlari masuk tanpa ketukan diruangan atasannya. Dengan nafas ngos ngosan, Ia memberi tahukan kepada Dokter Hendra. Tanpa bicara lagi Kepala RS langsung berlari menyambut Tuannya itu.
Anggukan kepala dari Jean menjadi tanda bahwa ia menerima sambutan itu.
...................
" Sayang," ucap Evan lembut. " Ia pa," ucap Lina yang sedang memainkan hpnya tanpa melirik suaminya.
"Aku keluar sebentar ya," ucap Evan lagi.
"Iya pa jangan lupa Bubur ayam mama ya," ucap Lina .
"Ok sayang," ucap Evan pergi.
Selesai membeli bubur ayam dan keperluan lainnya, Evan kembali kerumah sakit.
Saat mendekati tempat rawat istrinya, Dibelokan jalan tanpa sengaja ia menubruk seorang laki laki sehingga belanjaannya jatuh.Tanpa melihat siapa yang ditabraknya, ia mengambil belanjaannya sambil minta maaf kepada orang tersebut. Ketika ia berdiri dan melihat yang bertabrakan dengan dia, ia terkejut.
"Kamu," ucap mereka serentak.
Di rumah sakit lantai lima.
Dokter Hendra yang dari tadi berbicara mengenai kedokteran kepada Jean, membuatnya kesal karena dari tadi Hendra berbicara tanpa henti hentinya kepada atasannya.
"udah basa basinya dokter," ucap Jean datar. Hendra yang mendengar kalimat itu langsung diam sekaligus merasa takut karena telah membuat bosnya itu kesal.
"kamu terlalu banyak bicara, saya jadi kurang yakin dengan anda dokter," ucap Jean menakuti Dokter Hendra. Mendengar itu, wajah Dokter Hendra langsung pucat pasi seperti kehabisan darah. Jean yang melihat wajah pemimpin RS miliknya langsung tersenyum menyeringai.
"Tenang saja Dokter, RS ini bisa berkembang pesat karena dokter, saya tidak mungkin melupakan jasa anda," ucap Jean.
"Terima kasih Tuan," ucap Hendra lega. "Syukurlah."
"Saya kesini ingin menenangkan pikiran, daripada anda berbicara terus lebih baik antarkan saya ke ruang VVIP, saya ingin melihat lihat," ucap Jean dengan senyum tipis. Dokter Hendra yang melihat senyum itu langsung deg deg kan.
"Mari saya antarkan Tuan," dengan senyum palsunya.
Tanpa sadar bulu kuduknya berdiri tegak takut ada kesalahan yang dilakukan oleh para dokter lainnya.
Saat memasuki ruangan VVIP di lantai paling atas, tanpa sengaja Jean menabrak seseorang karena sedang berbicara dengan sekretarisnya Oktav di Hp.Belanjaan orang itu jatuh, ia mengambil barang yang jatuh dan minta maaf. Jean yang tidak asing kepada orang tersebut diam tanpa menjawab kata maaf dari orang tersebut. Ketika orang yang ditabrak Jean mendongak ke atas karna selesai mengambil belanjaannya yang jatuh, Jean yang mengenali orang tersebut langsung kaget.
"Kamu" ucap mereka serentak.
" Ngapain kamu disini ha," ucap Evan dengan keras dengan mata menusuk.
"Seharusnya saya yang tanya ngapain kamu disini," ucap Jean tidak kalah keras matanya seperti mata elang yang sedang mencari mangsa.
Jean mulai menebak apakah mungkin Lina ada disini.
"Ini Rumah sakitku," ucap Jean tersenyum bangga.
" Cihhh, kalau aku tau ini rumah sakitmu aku tidak akan membawa Lina kemari," ucap Evan dengan nada merendahkan.
"Cihhh bilang saja jika rumah sakitku ini lebih lengkap dari pada milikmu Evan," ucap Jean tidak kalah.
Mereka akhirnya berdebat cukup lama.Dokter Hendra yang melihat mereka berdebat akhirnya mencoba melerai.
"Tuan Jean apakah anda masih ingin berjalan jalan," tanya Hendra kepada jean.
"Diam," ucap Jean dengan suara keras.
Hendra yang mendengar atasannya itu marah mukanya langsung pias.
" Tidak ada gunanya berbicara denganmu lebih aku pergi," ucap Evan dengan nada merendahkan.
Evan langsung pergi tanpa melirik ke arah Jean dan Dokter Hendra.
" Tunggu," ucap Jean kepada Evan.
" Cepatlah aku tidak punya waktu melayani orang sepertimu," jawab Evan acuh.
"Apakah Lina baik baik saja," ucap Jean dengan wajah serius. Jean memang sangat khawatir dengan Lina semenjak ia menikah dengan Evan. Orang yang telah merebut Lina darinya, walau mereka sekarang hidup bahagia namun Jean tetaplah Jean orang yang selalu menyayangi lina.
Menyadari Jean mengkhawatirkan istrinya itu, Evan merasa cemburu.
"Apakah seorang Jean Alvaro tidak memiliki pekerjaan lain hingga menanyakan kabar istri orang."
Mendengar itu, Jean tersulut emosi.Ia memegang kerah baju Evan dan satu pukulan keras langsung menghantam pelipis Evan, Evan langsung tersungkur ke lantai.
Evan yang memang tidak mau berkelahi dengan Jean mantan kekasih isterinya langsung berdiri dengan senyum percaya dirinya.
"Tuan Jean Alvaro apakah anda ingin kehilangan citra anda di depan banyak orang," ucap Evan dengan senyum khasnya.
Mengetahui posisinya kurang menguntungkan Jean langsung berbalik, senyum tipis terlihat di sudut bibirnya. Hendra yang melihat atasannya itu kalah debat dengan Evan langsung berbalik mengikuti atasannya.
Sementara itu, Evan yang melihat kepergian Jean langsung menuju Ruangan VVIP istrinya berada.
"Mengapa hatiku tidak enak ya, mungkin perasaanku saja,"
...................
" papa lama banget sih aku laper tau," ucap Lina manja. Melihat istrinya manja. kegundahan hati Evan langsung buyar, ia tersenyum tulus pada istrinya.
"Mau aku suapin," ucap Evan dengan nada menggoda. Lina langsung tersipu malu mendengar perkataan suaminya.
"Mau sayang," ucap Lina malu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Galaxy Piyak🐣
jejak kak
2020-10-28
0