Berbulan bulan saya memendam perasaan. Hanya kepada Emma saya sering curhat. Emma adalah temen kerja saya di bagian produksi. Hampir setiap hari saya menceritakan segala isi hati saya tentang Dito kepada Emma. Tentang ke nervous an saya setiap kali ngobrol dengan Dito. Tentang betapa berbunga- bunganya hati saya ketika Dito tersenyum ke arah saya. Ketika Dito menghampiri saya dan menyerahkan bungkusan oleh-oleh waktu dia habis pulang kampung, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya saya harus menelan pil pahit. Emma jadian dengan Dito.
Rupanya diam diam Emma juga suka dengan Dito. Dan begitu pula sebaliknya. Saya shock luar biasa. Berhari hari saya tidak enak makan dan kurang tidur. Sampai akhirnya saya sakit dan harus istirahat total di rumah. Sejak itu hubungan saya dengan Emma jadi renggang. Saya sengaja menjauhi dia. Meskipun Emma berkali-kali meminta maaf. Emma mengatakan kalau Dito lah yang menyatakan perasaannya duluan kepadanya, dan dia juga tidak bisa menolak karena diam diam dia juga suka dengan Dito.
Meskipun sedih, saya tetap berusaha tegar. Bahkan ketika mereka menikah pun, saya tetap datang dan mengucapkan selamat. Saya harus sportif dan tahu diri. Cinta tidak mungkin dipaksakan. Saya tidak boleh menghalangi perasaan dua orang yang sama-sama saling menyukai. Emma dan Dito memiliki perasaan yang sama. Dito menyukai Emma. Dan sebaliknya. Titik.
Sejak itu pula saya tidak pernah lagi curhat kepada teman wanita saya. Terlebih curhat tentang cowok yang sedang saya taksir.
Saya juga tidak nyaman curhat kepada teman teman kerja saya yang kebanyakan pria. Mereka terlalu petakilan. Terlalu banyak omong, yang khawatir nantinya akan jadi ember juga. Sejak saat itu saya lebih suka menyendiri. Mencurahkan isi hati saya pada diary. Dan kepada Allah juga tentunya. Curhat pada manusia tidak bisa menyelesaikan masalah. Lebih baik diam pasrah dan mengadu pada Illahi.
Sampai ketika saya tidak lagi bekerja di pabrik karena kontrak habis, saya tidak pernah lagi kontak dengan Emma ataupun Dito. Kabar terakhir yang saya dengar. Mereka sudah punya dua anak. Dito kini bekerja di salah satu perusahaan menjabat sebagai asisten manager. Dan Emma sibuk di rumah menjadi ibu rumah tangga.
Jujur saja sifat cool Mas Farid banyak mengingatkan saya pada sosok Dito. Dia juga tidak banyak bicara. Tipe yang serius dan kalem. Hanya beda di fisik saja tentunya, hehehe. Farid lebih terlihat glowing dengan kulit putih mencrangnya. Sedangkan Dito lebih ke coklat manis. Meskipun sama-sama cool sudah pasti ada perbedaannya. Entah apa perbedaannya. Pastinya akan saya ketahui nanti.
Yang jelas saya sangat tidak suka dengan orang yang ngomongnya sombong dan tinggi. Apalagi jika laki-laki yang mendekati saya tipe yang seperti itu sudah pasti akan saya skip. Dan dalam diri Farid sepertinya tidak ada. Meskipun dia berasal dari keluarga berada, baik dia ataupun keluarganya tidak pernah menyombongkan diri sama saya.
Tidak pernah pamer atau menceritakan kehebatan keluarga mereka dan itu yang bikin saya kagum. Well, memang begitulah faktanya kalau memang sudah tajir dari lahir. Beda dengan yang tipe OKB ( orang kaya baru) atau OKN ( orang kaya nanggung), yang hidupnya baru mendingan sedikit saja sudah norak dan butuh pengakuan.
Lagi-lagi saya sangat eneg dengan tipe manusia yang seperti itu. Bisa bisa langsung sawan saya berdekatan dengan orang seperti itu hehehehe. Bismillah, semoga ke depannya laki laki yang menikahi saya ini tidak pernah berubah. Tetap menjadi cool dan tidak sombong.
Bersambung.
Mohon like, vote dan komentarnya ya Guys! Matursuwun....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Fi Fin
bagus ceritanya ga ceo2 an ..👍👍
2021-12-29
1
atin p
semangat...br nemu judul ini thorr
2021-11-24
0