HYUNLIX (1)
Author
Yang baru selamat datang!!
Author
Yang udah lama, selamat datang kembali!!
Author
Aku mau minta maaf sama kalian yg udah mau buat susah susah migrasi kesini.
Author
Karena ada satu dan lain hal jadi aku menetap untuk pake satu akun aja.
Author
Berhubungan hp akunya juga bukan yg bagus bagus amat
Author
Sekali lagi makasih yahhh
Cuma cerita klise tentang seorang anak yang dijual sama bapaknya buat ngelunasin hutang yang bejibun,
Mau sampe mati pun tetep enggak bakal bisa lunas.
Cerita yang udah Sering Shenaya baca,
Atau sekedar tau dari beberapa temannya yang gila akan tulisan fiksi yang didramatisir untuk kesenangan hati.
Entah mungkin karena dirinya yang selalu, apa yah?
Memandang tak minat, bahkan tak jarang mengumpat jika mendengar cerita yang ...
Agak enggak bisa masuk diotaknya ini.
Sekarang, dirinya lah yang menjalani.
Raja (Ayah Shenaya)
Pakai, pakaian yang bagus!
Bentak Raja dari ambang pintu.
Kepala Shenaya tertunduk semakin dalam,
Mencoba menyembunyikan kekesalan yang sudah diujung,
Kepalan tangannya semakin erat, membuat telapaknya putih karena aliran darah yang tersendat.
Memang apanya yang tidak bagus?
Shenaya sudah memakai pakaian se feminim mungkin, bahkan ia meminjam baju ini dari Cassie, si centil kembang desa kampus.
Lagi, Ayahnya memakai nada tinggi, Shenaya tidak tuli, tolong.
Bicara dengan nada normal memangnya tidak bisa, ya?
Rasanya telinga Shenaya akan mengalami kerusakan, jika terlalu lama mendengar teriakkan pria itu.
Shenaya Caissara
Iya, terus? aku harus pake kemeja, gitu?
Shenaya Caissara
Ini udah cukup, perempuan!
Kata Shenaya tenang, tak ingin memperkeruh suasana.
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar bodoh!
Oh, lihat. Bisa-bisanya si tua itu memanggil Shenaya bodoh,
Sedangkan dirinya lebih baik menerima sejumlah uang tambahan dan hutang yang lunas,
Raja masuk, mulai mengobrak-abrik lemari pakaian Shenaya,
Mencari-cari pakaian yang layak untuk dipakai, berjumpa dengan Tuannya.
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar, bagaimana bisa dirimu disebut Perempuan,
Raja (Ayah Shenaya)
Jika seluruh pakaianmu saja hanya kaos polos dan training.
Cecar Raja lagi, masih sibuk memutar otak,
Waktu terus berjalan, ia tak mau Tuannya menunggu terlalu lama,
Tempat judi dan alkohol juga menanti untuk didatangi dengan sejumlah uang yang sudah ia angan-angan,
Akan didapatkan dengan menukar Shenaya.
Berpikir sejenak, akhirnya sebuah ide terlintas,
Buru-buru ia keluar dari kamar Shenaya,
Masuk ke kamarnya sendiri dan mencari baju yang tak sengaja tertinggal dikamarnya beberapa malam lalu.
Memang tak tahu diri, beruntung Shenaya tak menusuknya saat ia tertidur.
Kursi ditendang, terdengar suara dentuman kayu yang keras,
Tangannya terkepal memegang meja kayu tersebut, giginya bergemulutuk.
Shenaya Caissara
Bangsat ...!
Geram Shenaya rendah, untuk apa dirinya mengorbankan jiwa raganya hanya untuk melunasi hutang, yang bahkan dia saja tak tahu.
Merelakan sepenuhnya dirinya, dijadikan hak milik seseorang.
Lebih baik Shenaya mati dari pada harus mengabdi.
Digenggamannya terdapat sebuah gaun berkilap dengan warna merah,
Sangat minim, bahkan bisa dibilang sama saja itu tidak memakai baju.
Raja (Ayah Shenaya)
Cepat pakai, dan rias wajahmu dengan benar!
Raja melempar gaun tersebut, melayang mengenai wajah Shenaya telak.
Pintu ditutup dengan keras, dengan tak sabar Raja menunggu, mengetuk-ngetuk pintu mengejar waktu.
ꕥ∘₊✧ Mr. Evan's Prisoner✧₊∘ꕥ
Entah kesialan apalagi yang akan Shenaya dapatkan, rasanya sudah akan menyerah saja.
Bersyukur lah pada Tuhan yang memberi paras luar biasa tampan, pada Pria itu.
Jika tidak entah sudah tidak ada mungkin Shenaya didunia ini, sejujurnya.
Walaupun sudah lima belas menit berlalu dirinya terkurung sendirian didalam kamar luas nan remang ini,
Kilasan para Pria berbadan besar, dengan tatto yang terlukis disetiap celah kulit.
Masih menyisakan kengerian tersendiri bagi Shenaya.
Kapan pula Shenaya pernah melihat orang-orang seperti itu?!
Ditambah semuanya memegang senjata api yang beragam, tentu sebuah mimpi buruk untuk Shenaya.
Berapa kira-kira jumlah uang yang didapat Ayahnya dengan menukar dirinya?
Shenaya yakin, seberapa pun jumlah uang yang diberikan, tak akan pernah sepadan dengan dirinya.
Percayalah penampilan Shenaya sudah tak berbentuk,
Rambutnya berantakan dan wajahnya terlihat sangat kesal,
Walau masih menyisakan parasnya yang tajam.
Lama menunggu sampai akhirnya pintu kamar itu terbuka,
Lalu dua orang berbadan besar masuk kedalam terlebih dahulu,
Disusul Pria yang tadi Shenaya dengar sempat dipanggil 'Tuan' oleh Ayahnya.
Shenaya disana, masih duduk dengan tenang diatas kasur.
Menatap nyalang pada Tuannya, Sang Tuan pun sama, hanya melihat Shenaya,
Memperhatikan seberapa berani gadis itu terhadapnya.
Shenaya Caissara
Jadi ....
Suara Shenaya mengudara, ada jeda sebentar sebelum melanjutkan.
Shenaya Caissara
Hasilnya gimana?
Sang Tuan terlihat tersenyum miring.
Suaranya tenang dan dingin, penuh intimidasi tak tergoyahkan.
Perlahan Sang Tuan berjalan mendekat,
Walaupun terlihat tenang, percaya lah jantung Shenaya sudah berdetak sepuluh kali lipat lebih cepat.
.
Kenapa kau terburu-buru sekali ingin mengetahui hasilnya?
.
Apa yang ... Kau inginkan?
Tangan besar itu menyusuri tiap jengkal wajah Shenaya, rasakan kulit halus Shenaya, susuri tulang wajah Shenaya.
Shenaya Caissara
Hanya supaya aku tahu, berapa lama lagi aku hidup.
Tangan besar itu ditepis, kasar dan keras.
Seperti tangan seorang samurai yang sudah bertahun-tahun melatih pedang.
Suaranya lirih namun penuh akan tekanan,
Kembali Shenaya melihat senyum miring khasnya.
.
Bagaimana jika aku tak mengizinkanmu untuk mati?
Ruangan terasa sangat mencekik tubuh Shenaya,
Suara berat khas seorang pria membuatnya mual karena gugup.
Shenaya Caissara
Sekali pun kau menolak, aku akan tetap mati.
Jawab Shenaya mantap, tatap lagi si Tuan yang masih berdiri tak jauh didepannya.
.
Kau milikku, aku Tuanmu, kau tak bisa menentang perintahku.
Ucap si Tuan mutlak dengan tenang.
Shenaya tertawa hambar, tak ada humor.
Shenaya Caissara
Kau bukan Tuhan ataupun Raja,
Shenaya Caissara
Bukan seseorang yang membuatku harus tunduk dalam perintahmu.
Shenaya Caissara
Kau hanya seonggok manusia yang menyalahgunakan uangmu.
.
Ya, benar. Aku bukan Tuhan, bukan Raja ataupun Dewa.
.
Tapi dengan semua uang dan kekuasaanku,
.
Aku adalah Tuhan dan Dewa bagi mereka, termasuk Ayahmu.
Si Tuan tertawa penuh kemenangan saat melihat kepalan tangan Shenaya
Mengencang dimasing-masing sisi.
Giginya kembali bergemulutuk, alisnya bertaut penuh emosi.
Tatapannya nyalang menatap sang Tuan.
Shenaya Caissara
Aku! tidak akan, dan tak akan pernah, bersujud padamu!
Jari Shenaya terangkat, menunjuk tepat pada si Tuan yang masih memperhatikan Shenaya.
Si Tuan kembali berjalan mendekat, terus mendekat memojokkan Shenaya pada ranjang.
.
Terserah apapun yang akan kau katakan, tapi ingatlah satu hal. Your ... Mine.
Comments