NovelToon NovelToon

Mr. Evan'S Prisoner

HYUNLIX (1)

Author
Author
Yang baru selamat datang!!
Author
Author
Yang udah lama, selamat datang kembali!!
Author
Author
Aku mau minta maaf sama kalian yg udah mau buat susah susah migrasi kesini.
Author
Author
Karena ada satu dan lain hal jadi aku menetap untuk pake satu akun aja.
Author
Author
Berhubungan hp akunya juga bukan yg bagus bagus amat
Author
Author
Jadi yahhh
Author
Author
Gini...
Author
Author
Sekali lagi makasih yahhh
Author
Author
Selamat membacaaa
.
.
.
.
Cuma cerita klise tentang seorang anak yang dijual sama bapaknya buat ngelunasin hutang yang bejibun,
Mau sampe mati pun tetep enggak bakal bisa lunas.
Cerita yang udah Sering Shenaya baca,
Atau sekedar tau dari beberapa temannya yang gila akan tulisan fiksi yang didramatisir untuk kesenangan hati.
Entah mungkin karena dirinya yang selalu, apa yah?
Memandang tak minat, bahkan tak jarang mengumpat jika mendengar cerita yang ...
Agak enggak bisa masuk diotaknya ini.
Sekarang, dirinya lah yang menjalani.
Raja (Ayah Shenaya)
Raja (Ayah Shenaya)
Pakai, pakaian yang bagus!
Bentak Raja dari ambang pintu.
Kepala Shenaya tertunduk semakin dalam,
Mencoba menyembunyikan kekesalan yang sudah diujung,
Kepalan tangannya semakin erat, membuat telapaknya putih karena aliran darah yang tersendat.
Memang apanya yang tidak bagus?
Shenaya sudah memakai pakaian se feminim mungkin, bahkan ia meminjam baju ini dari Cassie, si centil kembang desa kampus.
Lagi, Ayahnya memakai nada tinggi, Shenaya tidak tuli, tolong.
Bicara dengan nada normal memangnya tidak bisa, ya?
Rasanya telinga Shenaya akan mengalami kerusakan, jika terlalu lama mendengar teriakkan pria itu.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Iya, terus? aku harus pake kemeja, gitu?
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Ini udah cukup, perempuan!
Kata Shenaya tenang, tak ingin memperkeruh suasana.
Raja (Ayah Shenaya)
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar bodoh!
Oh, lihat. Bisa-bisanya si tua itu memanggil Shenaya bodoh,
Sedangkan dirinya lebih baik menerima sejumlah uang tambahan dan hutang yang lunas,
Ketimbang bekerja keras.
Siapa disini yang bodoh?
Raja masuk, mulai mengobrak-abrik lemari pakaian Shenaya,
Mencari-cari pakaian yang layak untuk dipakai, berjumpa dengan Tuannya.
Raja (Ayah Shenaya)
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar, bagaimana bisa dirimu disebut Perempuan,
Raja (Ayah Shenaya)
Raja (Ayah Shenaya)
Jika seluruh pakaianmu saja hanya kaos polos dan training.
Cecar Raja lagi, masih sibuk memutar otak,
Waktu terus berjalan, ia tak mau Tuannya menunggu terlalu lama,
Tempat judi dan alkohol juga menanti untuk didatangi dengan sejumlah uang yang sudah ia angan-angan,
Akan didapatkan dengan menukar Shenaya.
Berpikir sejenak, akhirnya sebuah ide terlintas,
Buru-buru ia keluar dari kamar Shenaya,
Masuk ke kamarnya sendiri dan mencari baju yang tak sengaja tertinggal dikamarnya beberapa malam lalu.
Memang tak tahu diri, beruntung Shenaya tak menusuknya saat ia tertidur.
Kursi ditendang, terdengar suara dentuman kayu yang keras,
Tangannya terkepal memegang meja kayu tersebut, giginya bergemulutuk.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bangsat ...!
Geram Shenaya rendah, untuk apa dirinya mengorbankan jiwa raganya hanya untuk melunasi hutang, yang bahkan dia saja tak tahu.
Merelakan sepenuhnya dirinya, dijadikan hak milik seseorang.
Lebih baik Shenaya mati dari pada harus mengabdi.
Tak lama, raja kembali
Digenggamannya terdapat sebuah gaun berkilap dengan warna merah,
Sangat minim, bahkan bisa dibilang sama saja itu tidak memakai baju.
Raja (Ayah Shenaya)
Raja (Ayah Shenaya)
Cepat pakai, dan rias wajahmu dengan benar!
Raja melempar gaun tersebut, melayang mengenai wajah Shenaya telak.
Pintu ditutup dengan keras, dengan tak sabar Raja menunggu, mengetuk-ngetuk pintu mengejar waktu.
.
ꕥ∘₊✧ Mr. Evan's Prisoner✧₊∘ꕥ
.
Entah kesialan apalagi yang akan Shenaya dapatkan, rasanya sudah akan menyerah saja.
Bersyukur lah pada Tuhan yang memberi paras luar biasa tampan, pada Pria itu.
Jika tidak entah sudah tidak ada mungkin Shenaya didunia ini, sejujurnya.
Itu lebih baik.
Walaupun sudah lima belas menit berlalu dirinya terkurung sendirian didalam kamar luas nan remang ini,
Kilasan para Pria berbadan besar, dengan tatto yang terlukis disetiap celah kulit.
Masih menyisakan kengerian tersendiri bagi Shenaya.
Kapan pula Shenaya pernah melihat orang-orang seperti itu?!
Ditambah semuanya memegang senjata api yang beragam, tentu sebuah mimpi buruk untuk Shenaya.
Berapa kira-kira jumlah uang yang didapat Ayahnya dengan menukar dirinya?
Apakah sepadan?
Shenaya yakin, seberapa pun jumlah uang yang diberikan, tak akan pernah sepadan dengan dirinya.
Percayalah penampilan Shenaya sudah tak berbentuk,
Rambutnya berantakan dan wajahnya terlihat sangat kesal,
Walau masih menyisakan parasnya yang tajam.
Lama menunggu sampai akhirnya pintu kamar itu terbuka,
Lalu dua orang berbadan besar masuk kedalam terlebih dahulu,
Disusul Pria yang tadi Shenaya dengar sempat dipanggil 'Tuan' oleh Ayahnya.
Shenaya disana, masih duduk dengan tenang diatas kasur.
Menatap nyalang pada Tuannya, Sang Tuan pun sama, hanya melihat Shenaya,
Memperhatikan seberapa berani gadis itu terhadapnya.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Jadi ....
Suara Shenaya mengudara, ada jeda sebentar sebelum melanjutkan.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hasilnya gimana?
Sang Tuan terlihat tersenyum miring.
.
.
Untuk apa bertanya?
Suaranya tenang dan dingin, penuh intimidasi tak tergoyahkan.
Perlahan Sang Tuan berjalan mendekat,
Walaupun terlihat tenang, percaya lah jantung Shenaya sudah berdetak sepuluh kali lipat lebih cepat.
.
.
Kenapa kau terburu-buru sekali ingin mengetahui hasilnya?
.
.
Apa yang ... Kau inginkan?
Tangan besar itu menyusuri tiap jengkal wajah Shenaya, rasakan kulit halus Shenaya, susuri tulang wajah Shenaya.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hanya supaya aku tahu, berapa lama lagi aku hidup.
Tangan besar itu ditepis, kasar dan keras.
Seperti tangan seorang samurai yang sudah bertahun-tahun melatih pedang.
.
.
Ouh ... begitu.
Suaranya lirih namun penuh akan tekanan,
Kembali Shenaya melihat senyum miring khasnya.
.
.
Bagaimana jika aku tak mengizinkanmu untuk mati?
Ruangan terasa sangat mencekik tubuh Shenaya,
Suara berat khas seorang pria membuatnya mual karena gugup.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Sekali pun kau menolak, aku akan tetap mati.
Jawab Shenaya mantap, tatap lagi si Tuan yang masih berdiri tak jauh didepannya.
.
.
Kau milikku, aku Tuanmu, kau tak bisa menentang perintahku.
Ucap si Tuan mutlak dengan tenang.
Shenaya tertawa hambar, tak ada humor.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Kau bukan Tuhan ataupun Raja,
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bukan seseorang yang membuatku harus tunduk dalam perintahmu.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Kau hanya seonggok manusia yang menyalahgunakan uangmu.
.
.
Ya, benar. Aku bukan Tuhan, bukan Raja ataupun Dewa.
.
.
Tapi dengan semua uang dan kekuasaanku,
.
.
Aku adalah Tuhan dan Dewa bagi mereka, termasuk Ayahmu.
Si Tuan tertawa penuh kemenangan saat melihat kepalan tangan Shenaya
Mengencang dimasing-masing sisi.
Giginya kembali bergemulutuk, alisnya bertaut penuh emosi.
Tatapannya nyalang menatap sang Tuan.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Aku! tidak akan, dan tak akan pernah, bersujud padamu!
Jari Shenaya terangkat, menunjuk tepat pada si Tuan yang masih memperhatikan Shenaya.
Si Tuan kembali berjalan mendekat, terus mendekat memojokkan Shenaya pada ranjang.
.
.
Terserah apapun yang akan kau katakan, tapi ingatlah satu hal. Your ... Mine.

HYUNLIX (2)

Badan Shenaya meremang, dalam sekejap Si Tuan sudah ada disampingnya,
Berbisik penuh penekanan, bahunya dicengkram kuat, sampai rasanya kuku-kuku si Tuan menebus kulitnya.
Aura intimidasi yang tak terelakkan, penuh tekanan,
Buat perut Shenaya kembali seperti dikocok, berusaha naik berontak keluar.
Suara tapak kaki sepatu pantofel terdengar menggema sunyinya lorong.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Fuck!
Selimut tebal nan halus itu sudah lecek akibat rematan tangan Shenaya.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bangst!
Teriak Shenaya seraya memukul kasur yang sedang ia duduki dadanya naik turun dengan emosi meledak.
Kepalanya berisik dengan segala umpatan pada si Tuan.
-oOo-
Evan Anggara, Seorang pria sukses diusia muda, tiga puluh tiga termasuk muda, bukan?
Tentu saja, kesuksesan yang dia dapat tak semata-mata, atau karangan tak masuk akal seorang pengarang,
Evan lahir dan besar disebuah istana, yang biasa kita tahu Mansion.
Sedari kecil, hidup Evan sudah begitu teratur, masa depan sudah dipilih,
Untuk menjadi seorang pewaris tahta dikeluarga Anggara.
Hidup dalam tekanan orang tua, sudah Evan jalani sejak kecil.
Tapi jika kalian berpikir Evan adalah sosok anak yang memiliki trauma masa kecil, revisi pemikiran itu.
Karena pada dasarnya, sifat intimidasi penuh kekuasaan, untuk selalu berada diatas, justru sudah ada dalam diri Evan sendiri.
Dan itu sangat bahaya bagi para musuh keluarga Anggara.
Apa yang sudah dilihat dari kekuasaan yang dimana-mana, saham bertebaran disetiap perusahaan,
Evan begitu pintar bermain mulut dan kuasa, memutar uang yang membuatnya semakin tinggi.
Walaupun begitu, tetap selalu saja ada musuh yang siap siaga menarik pelatuk senjata api,
Atau mengeluarkan belati tajam dibalik tangan yang berjabat dengan Evan.
Namun dibalik semua kemegahan yang Evan punya, ada satu kalimat yang tentu semua orang tahu.
Tak ada yang sempurna didunia ini.
Begitu pun dengan Evan sendiri,
Semenjak kepergian kedua orangtuanya dahulu,
Kematian yang memang sudah direncanakan oleh musuh, berhasil dilaksanakan tanpa bisa Evan cegah,
Yang saat itu masih belum memiliki kekuatan lebih.
Walaupun dendam sudah terbalas, Evan tetap saja merasa tak puas, kesepian yang terus menghantuinya, Evan muak dengan kehidupannya yang sekarang.
Tentu Evan bukan seorang pengusaha gila, yang rela turun tahta hanya untuk merasakan menjadi 'rakyat miskin' hanya karena dirinya bosan.
Segala cara sudah Evan lakukan, memangil kupu-kupu malam,
Tiga bahkan lebih, hanya untuk menemaninya bermalam,
Menyewa beberapa Pria, mulai dari yang paling muda, polos dan tak mengetahui apapun, sampai yang sudah profesional.
Bahkan Evan sampai memiliki satu sugar baby, seorang pemuda.
Yah, sebegitu flatnya hidup Evan.
Pria tinggi dengan rambut panjang, dan bibir yang tebal juga seksi, sangat memancing para kupu-kupu untuk hinggap disana, namun.
Itu tak berarti bagi Shenaya, gadis yang baru saja berpindah hak milik menjadi milik Evan.
Tatapan tajam penuh kewaspadaan, suara dengan intonasi tenang, namun penuh penekanan.
Wajah cantik yang selalu terlihat marah.
Evan, merasa tertarik untuk bermain-main bersama gadis tersebut.
°
ꕥ∘₊✧ Mr. Evan's Prisoner✧₊∘ꕥ
°
Brak!
Shenaya menendang pintu coklat tersebut,
Kedua telapak tangan nya sudah memerah terus memukul kayu tersebut yang terkunci dari luar.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bjingan gila! dikunci segala njing!
Shenaya menggerakkan knop pintu secara gila,
Bahkan seperti sudah hampir rusak jika saja tak ada suara seseorang yang meminta Shenaya untuk berhenti.
.
.
Tolong berhenti, saya akan membuka pintunya, tangan anda pasti sakit.
Suara seseorang terdengar walau samar, suaranya ringan.
Shenaya menatap skeptis pintu tersebut, tapi tetep mengambil langkah mundur beberapa,
Suara kunci terbuka, knop pintu pun turun.
Perlahan pintu coklat tersebut terbuka, menampilkan siluet seseorang, saat pintu itu terbuka lebih lebar, mata Shenaya sedikit membola.
Melihat seorang pemuda dengan perawakan yang kurus, sedang memakai pakaian seorang maid dan membawa troli yang diisi dengan berbagai makanan.
.
.
Hallo ...
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya Cairo Ellian, mulai sekarang Saya yang akan menjadi pelayan pribadi, Nyonya.
Kening Shenaya semakin mengkerut dalam,
Sangat kontras dengan senyum cerah dan hangat dari pemuda didepannya ini
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hah?
Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Shenaya,
Pemuda yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Cairo itu mengangguk,
Lalu mendorong trolinya lebih kedalam.
Berdiri tegak disamping troli dengan tangan bertaut.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya Asisten pribadi Nyonya Shenaya, yang diutus langsung oleh Tuan Evan.
Cairo menunduk hormat. Lalu kembali tegak,
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya Shenaya ingin makan, apa?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya sudah membawa beberapa appetizer, lalu untuk main course, Saya ....
Cairo menghentikan ucapannya saat melihat gesture berhenti oleh tangan Shenaya,
Cairo mengangguk lalu kembali diam ditempat.
Shenaya merasa pusing, sungguh benar bukan seperti ini yang dia pikirkan.
Maksudnya dia tentu akan menjadi budak sx oleh pria itu, kan?
Lalu apa ini? Dan siapa yang tadi dia panggil Nyonya?
Kenapa pula seorang pemuda memakai pakaian maid seorang perempuan?!
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Namamu siapa tadi?
Shenaya memijit pangkal hidungnya, kepalanya sakit belum bisa memproses keadaan.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nama sama Cairo Ellian, Nyonya.
Cairo kembali bersuara, masih berdiri matung disana, memperhatikan Shenaya dengan alis bertukik tajam.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya baik-baik saja? Nyonya ingin minum obat?
Nada suara Cairo berubah sedikit panik, perlahan juga mendekati Shenaya yang masih memijat pelipis.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Enggak.
Shenaya menggeleng pelan, Shenaya tak boleh terperdaya dengan semua ini.
Ini sudah pasti jebakan, harga dirinya pasti akan diinjak-injak nanti oleh Evan.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hahhh ...!
Shenaya mendesah keras, berbalik lalu kembali duduk di ranjang empuk dengan ukuran yang lumayan besar untuk satu orang.
Saya tutup dulu, yah, Nyonya pintu kamarnya.
Setelah melihat anggukan kecil dari Shenaya, Cairo bergegas menutup pintu kamar dan kembali ke samping Shenaya.
Shenaya mengedarkan pandangannya,
Mencari setiap sisi spot yang sekiranya terdapat sebuah kamera pengintai,
Berterimakasih lah Shenaya kepada Cassie, si cewek hyperaktif yang selalu memaksanya untuk membaca sederet kalimat penuh fiksi.
Besar kemungkinan, apa yang ia baca bisa berguna untuk keadaan sekarang ini, benar?
Besar kemungkinan, apa yang ia baca bisa berguna untuk keadaan sekarang ini, benar?
Shenaya bahkan sampai merogoh-rogoh kolong meja, apapun yang memiliki ruang bawah,
Bahkan dirinya sendiri yang sempat didekati oleh Evan, dan jangan lupakan Cairo.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya, kenapa?
Cairo bertanya dengan nada bergetar, gugup dan takut disaat bersamaan.
Shenaya kembali menggeleng kecil, dirasa tak ada yang aneh dengan kamarnya,
Shenaya mulai bisa bernapas normal, bahkan sejak tadi Shenaya tidak menyadari jika pemuda disampingnya ini terlihat begitu mirip dengannya.
Mulai dari bentuk bibir, wajah dan mata.
Pemuda dihadapannya ini terlihat cantik untuk disebut pria, tuturbkata yang halus, suara yang rendah.
Seperti seseorang yang dididik dengan baik.
Seperti seorang pangeran, contohnya.
Namun karena dunia yang Shenaya yakini ini bukan lagi dimasa seperti itu,
Shenaya hanya menebak dia pasti seseorang yang sama dijual seperti dirinya, entah lah.
Shenaya hanya asal menebak saja.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Lo kesini mau nganterin gue makan?
Cairo kembali mengangguk dengan senyum lebar khasnya, berjalan sedikit guna mengambil trolli masakan tersebut.
Shenaya bisa melihat begitu banyak makanan tersaji, yang apa tadi katanya?
Appetizer?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Apakah Nyonya menyukai makanan ini?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Atau menginginkan makanan tertentu?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya akan turun kembali dan membawakan makanan yang Nyonya mau.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
(Wah ... Bener-bener tuh Setan!)
Shenaya tertawa tanpa humor, sedikitnya mengerti taktik Evan untuk menjatuhkannya,
Membuatnya terbuai dengan segala kemewahan didalam rumah ini, dan setelah itu Evan pasti akan merasa menang.
Namun tentu Shenaya tak akan membiarkan itu terjadi.
Perlahan senyum yang lebih baik disebut seringai licik itu terukir,
Buat Cairo yang sejak tadi menunggu jawaban dari Shenaya bergidik ngeri merasakan aura gelap yang menguar dari Shenaya,
Juga kilatan cahaya dari seringai dan mata Shenaya yang menajam.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Baiklah Tuan Evan Anggara, Aku akan mengikuti permainanmu ....

HYUNLIX (3)

Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Lo pelayan pribadi gue?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Iya Nyonya, mulai sekarang Cairo bakal jadi Pelayan Nyonya.
Sekali lagi Shenaya mendesah kasar, rasa masakan luar biasa yang sedang ada dalam genggamannya tak membuat dirinya teralihkan.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Pengen yang manis ....
Cicit Shenaya tak sadar, sudah menjadi kebiasaan dirinya akan selalu mencari segala makanan dan minuman dengan gula tinggi saat sedang stress atau tak enak hati.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya ingin dessert seperti apa? Puding kah? Cake? Buah atau apa?
Shenaya mendongak, tak menyangka cicitsnnya akan didengar oleh Cairo.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Eh? Hehe, boleh, kah?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Kenapa Nyonya bertanya?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya ada beberapa dessert, jika ingin yang lain, biar saya turun untuk membuat yang anda inginkan.
Mata Shenaya berpindah pada troli makanan ditingkat terakhir, penuh akan segala makanan manis yang belum pernah dirinya lihat.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
( apa ... Itu?)
Mata Shenaya menyipit saat pandangan nya terkunci pada sebuah dessert dengan warna yang gelap, juga posisi yang diujung.
Melihat gelagat sang Nyonya yanh seperti ingin tahu, tanpa disuruh Cairo sudah membawa sesuatu yang menarik perhatian Shenaya.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Ini Nyonya, sebuah brownies.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Brownies?
Dengan ragu Shenaya menerima piring kecil dengan dua potong brownies diatasnya.
Warnanya gelap, atasnya mengkilap dengan potongan kacang, terlihat sangat menggugah selera.
Shenaya mulai mengambil satu potong brownies, tak pedulikan sebuah sendok kecil yang sudah Cairo sodorkan padanya.
Jarang sekali Shenaya melihat Brownies semenarik ini, saat kue lembut itu menyapa indra perasa tak bertulangnya, mata Shenaya melebar merasakan manis yang pas dengan sedikit rasa pahit kopi.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Mhmm!
Sebuah kebiasaan kedua, Shenaya akan selalu mendongak dengan cara yang lucu, mata terbuka lebar, kedua alis yang terangkat.
Sebuah ekspresi saat Shenaya menemukan makanan yang enak dan pas sesuai seleranya.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Sangat lezat yah Nyonya?
Cairo ikut tersenyum senang saat melihat wajah Shenaya.
Shenaya menyodorkan potongan lain brownies tersebut pada Cairo.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hmmh!
Satu buah brownies sudah memenuhi mulut Shenaya, membuat nya sedikit kesusahan untuk berucap.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hmehm!
Cairo kebingungan dibuatnya, tak ada kekuasaan dirinya untuk menerima tawaran Shenaya dalam rules keluarga Anggara.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Terimakasih Nyonya, silahkan saja Nyonya makan.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya tak apa.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hmm!😠
Shenaya menukikkan alisnya tanda tak terima dengan kalimat Cairo.
Setelah semua brownies habis didalam mulutnya baru lah Shenaya bisa mengeluarkan suara.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Anjir! Duduk sini!
Cairo terhuyung kedepan, saat tangannya ditarik dengan kencang oleh Shenaya.
Terduduk diatas ranjang empuk persis disamping Shenaya.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Duduk. Makan.
Shenaya menunjuk brownies tersebut, mutlak tak bisa dibantah, buat Cairo bergetar takut.
Dengan terpaksa Pemuda cantik itu mulai menerima piring kecil dan mengigit ujung brownies.
Mengunyahnya perlahan tanpa suara.
Terlihat sangat kemayu, tapi kok. Shenaya suka yah lihatnya?
Semua gerak gerik Cairo tak lepas dari mata Shenaya, setelah melihat Cairo sudah menggigit untuk kedua kalinya, Senyum lebar yang sejak tadi tak pernah Cairo lihat.
Mulai merekah, buat Cairo terpanah melihat visual Shenaya yang berubah.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya sangat cantik saat tersenyum, teruslah tersenyum Nyonya.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Eh?!
Bukan hanya Shenaya yang terkejut dengan kalimat yang keluar secara tak sadar dari bibir cantik Cairo, sang pemilik suara pun sama terkejutnya.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
E-eh, maaf Nyonya! Maksudnya ...
Shenaya terkekeh.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Aduhh ... Kamu ini lucu banget, yah. Kamu umur berapa sih?
Shenaya mulai berdiri, menarik troli makanan untuk semakin mendekat.
Mengambil lagi satu piring dessert dari troli.
Cairo masih belum menjawab bahkan sampai Shenaya kembali duduk dan mulai memakan sebuah ice cream.
Cairo menunduk, tak tahu harus berbuat apa. Evan tak menyuruhnya menutup mulut, tak menyuruhnya juga untuk berbicara apapun.
Cairo jadi bingung.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Lo takut sama si Anjing itu?
Cairo mendongak terkejut, dari sekian.
Banyak orang yang sudah ia temui, tak ada seorangpun yang berani berkata sebegitu frontal nya tentang Evan.
Bahkan dibelakang Evan sendiri, sangat berbeda dengan Shenaya, bahkan dengan gampangnya berucap Seraya memasukkan satu ice cream ke mulut.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Lo enggak usah takut, gue tau cara kita masuk ke sini mirip.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Kita samaan, gue ogah disini, pengap! Apek bau rokok!
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Gue mau keluar, gue bisa aja lo, kalo lo mau itu juga.
Cairo masih terdiam, tak tahu harus berbicara apa lagi.
Wanita didepannya ini sangat berbeda, Cairo tak ingin kehilangan separuh hidupnya.
🍓🥝
₊ ☾⋆⁺₊⋆ Tawanan Tuan Evan⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺
🥝🍓
Winter (pelayan)
Winter (pelayan)
Cairo, kamu dipanggil sama Tuan Evan naik keatas, sekalian bawa cocktail, katanya masuk aja langsung kekamarnya.
Winter kemudian berlalu dari hadapan Cairo setelah Cairo mengkonfirmasi perintah.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Ehm! Oke!
Senyumnya masih hangat dan cerah, sangat khas seorang Cairo.
.
.
Sebuah nampan dengan segelas cocktail segar sudah siap, sedang dibawa oleh Cairo menuju lantai atas, kamar utama milik Evan.
Tok, tok!
Pintu diketuk, suara sahutan dari dalam terdengar, Cairo membuka pintu langsung mendapati Evan yang sedang mencari angin diluar.
Pintu geser dengan dominasi kaca tersebut terbuka lebar kedua sisi,
Tirai-tirai tipis transparan melambai tertiup angin malam.
Cairo terdiam sejenak sedikit membungkuk meminta ijin menyimpan minuman alkohol tersebut pada meja yang persis dihadapan Evan.
Cerutu dihisap, asap mengepul keluar mengenai wajah Cairo telak, saat dirinya membungkuk menaruh gelas.
Senyum miring khas Evan terlukis diwajah rupawan itu, sebelah tangan Evan yang menganggur terangkat, menepuk sebelah pahanya, mengisyaratkan Cairo untuk duduk.
Evan sedikit memajukan posisinya, supaya lebih nyaman memangku Cairo, kedua kakinya terbuka lebar, bathrobe yang tak terikat kencang memperlihatkan dada serta perut Evan.
Cairo meneguk ludah.
Evan Anggara
Evan Anggara
Kemari lah, hanya karena aku menyuruhmu untuk menjadi pelayan pribadinya,
Evan Anggara
Evan Anggara
Kau lepas dalam tugasmu menjadi sugar Babyku.
Sekali lagi Evan tepuk baha berototnya, Cairo mengangguk kecil, mulai menyimpan nampan dimeja lalu berjalan mendekati Evan, duduk dispot yang sudah ditujuk oleh Evan.
Evan terkekeh sebentar.
Evan Anggara
Evan Anggara
Jangan murung seperti itu, posisi mu tak berubah.
Cairo sandarkan tubuhnya pada Evan, memainkan jarinya didada bidang tersebut.
Pikiran Cairo jadi teringat pada percakapan terakhir dirinya dengan Shenaya, Shenaya mengajaknya untuk kabur dari mansion besar ini.
Evan Anggara
Evan Anggara
Semua tugasmu sudah selesai?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Iya Tuan ....
Cairo mengangguk dengan suara lemah, asik menikmati suara detak jantung Evan yang konstan.
Evan Anggara
Evan Anggara
Apa saja yang dia bicarakan denganmu?
Cairo mendongak sedikit guna menatap wajah Evan, mata Evan masih menatap lurus kedepan,
Entah melihat apa, namun tangannya tak tinggal diam memberikan kenyamanan pada tubuh kurus Cairo.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Mbak Shenaya mengajakku untuk kabur dari sini Tuan ...
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Dia tepat menebak bagaimana aku bisa ada disini,
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Dia bahkan ... mengumpatimu ....
Suara Cairo semakin mengecil diakhir bahkan nyaris seperti bisikan, Evan kembali terkekeh.
Benar dugaannya Shenaya bukan lah sembarang wanita. Patut dipertahankan olehnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!