HYUNLIX (2)

Badan Shenaya meremang, dalam sekejap Si Tuan sudah ada disampingnya,
Berbisik penuh penekanan, bahunya dicengkram kuat, sampai rasanya kuku-kuku si Tuan menebus kulitnya.
Aura intimidasi yang tak terelakkan, penuh tekanan,
Buat perut Shenaya kembali seperti dikocok, berusaha naik berontak keluar.
Suara tapak kaki sepatu pantofel terdengar menggema sunyinya lorong.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Fuck!
Selimut tebal nan halus itu sudah lecek akibat rematan tangan Shenaya.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bangst!
Teriak Shenaya seraya memukul kasur yang sedang ia duduki dadanya naik turun dengan emosi meledak.
Kepalanya berisik dengan segala umpatan pada si Tuan.
-oOo-
Evan Anggara, Seorang pria sukses diusia muda, tiga puluh tiga termasuk muda, bukan?
Tentu saja, kesuksesan yang dia dapat tak semata-mata, atau karangan tak masuk akal seorang pengarang,
Evan lahir dan besar disebuah istana, yang biasa kita tahu Mansion.
Sedari kecil, hidup Evan sudah begitu teratur, masa depan sudah dipilih,
Untuk menjadi seorang pewaris tahta dikeluarga Anggara.
Hidup dalam tekanan orang tua, sudah Evan jalani sejak kecil.
Tapi jika kalian berpikir Evan adalah sosok anak yang memiliki trauma masa kecil, revisi pemikiran itu.
Karena pada dasarnya, sifat intimidasi penuh kekuasaan, untuk selalu berada diatas, justru sudah ada dalam diri Evan sendiri.
Dan itu sangat bahaya bagi para musuh keluarga Anggara.
Apa yang sudah dilihat dari kekuasaan yang dimana-mana, saham bertebaran disetiap perusahaan,
Evan begitu pintar bermain mulut dan kuasa, memutar uang yang membuatnya semakin tinggi.
Walaupun begitu, tetap selalu saja ada musuh yang siap siaga menarik pelatuk senjata api,
Atau mengeluarkan belati tajam dibalik tangan yang berjabat dengan Evan.
Namun dibalik semua kemegahan yang Evan punya, ada satu kalimat yang tentu semua orang tahu.
Tak ada yang sempurna didunia ini.
Begitu pun dengan Evan sendiri,
Semenjak kepergian kedua orangtuanya dahulu,
Kematian yang memang sudah direncanakan oleh musuh, berhasil dilaksanakan tanpa bisa Evan cegah,
Yang saat itu masih belum memiliki kekuatan lebih.
Walaupun dendam sudah terbalas, Evan tetap saja merasa tak puas, kesepian yang terus menghantuinya, Evan muak dengan kehidupannya yang sekarang.
Tentu Evan bukan seorang pengusaha gila, yang rela turun tahta hanya untuk merasakan menjadi 'rakyat miskin' hanya karena dirinya bosan.
Segala cara sudah Evan lakukan, memangil kupu-kupu malam,
Tiga bahkan lebih, hanya untuk menemaninya bermalam,
Menyewa beberapa Pria, mulai dari yang paling muda, polos dan tak mengetahui apapun, sampai yang sudah profesional.
Bahkan Evan sampai memiliki satu sugar baby, seorang pemuda.
Yah, sebegitu flatnya hidup Evan.
Pria tinggi dengan rambut panjang, dan bibir yang tebal juga seksi, sangat memancing para kupu-kupu untuk hinggap disana, namun.
Itu tak berarti bagi Shenaya, gadis yang baru saja berpindah hak milik menjadi milik Evan.
Tatapan tajam penuh kewaspadaan, suara dengan intonasi tenang, namun penuh penekanan.
Wajah cantik yang selalu terlihat marah.
Evan, merasa tertarik untuk bermain-main bersama gadis tersebut.
°
ꕥ∘₊✧ Mr. Evan's Prisoner✧₊∘ꕥ
°
Brak!
Shenaya menendang pintu coklat tersebut,
Kedua telapak tangan nya sudah memerah terus memukul kayu tersebut yang terkunci dari luar.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Bjingan gila! dikunci segala njing!
Shenaya menggerakkan knop pintu secara gila,
Bahkan seperti sudah hampir rusak jika saja tak ada suara seseorang yang meminta Shenaya untuk berhenti.
.
.
Tolong berhenti, saya akan membuka pintunya, tangan anda pasti sakit.
Suara seseorang terdengar walau samar, suaranya ringan.
Shenaya menatap skeptis pintu tersebut, tapi tetep mengambil langkah mundur beberapa,
Suara kunci terbuka, knop pintu pun turun.
Perlahan pintu coklat tersebut terbuka, menampilkan siluet seseorang, saat pintu itu terbuka lebih lebar, mata Shenaya sedikit membola.
Melihat seorang pemuda dengan perawakan yang kurus, sedang memakai pakaian seorang maid dan membawa troli yang diisi dengan berbagai makanan.
.
.
Hallo ...
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya Cairo Ellian, mulai sekarang Saya yang akan menjadi pelayan pribadi, Nyonya.
Kening Shenaya semakin mengkerut dalam,
Sangat kontras dengan senyum cerah dan hangat dari pemuda didepannya ini
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hah?
Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Shenaya,
Pemuda yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Cairo itu mengangguk,
Lalu mendorong trolinya lebih kedalam.
Berdiri tegak disamping troli dengan tangan bertaut.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya Asisten pribadi Nyonya Shenaya, yang diutus langsung oleh Tuan Evan.
Cairo menunduk hormat. Lalu kembali tegak,
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya Shenaya ingin makan, apa?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya sudah membawa beberapa appetizer, lalu untuk main course, Saya ....
Cairo menghentikan ucapannya saat melihat gesture berhenti oleh tangan Shenaya,
Cairo mengangguk lalu kembali diam ditempat.
Shenaya merasa pusing, sungguh benar bukan seperti ini yang dia pikirkan.
Maksudnya dia tentu akan menjadi budak sx oleh pria itu, kan?
Lalu apa ini? Dan siapa yang tadi dia panggil Nyonya?
Kenapa pula seorang pemuda memakai pakaian maid seorang perempuan?!
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Namamu siapa tadi?
Shenaya memijit pangkal hidungnya, kepalanya sakit belum bisa memproses keadaan.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nama sama Cairo Ellian, Nyonya.
Cairo kembali bersuara, masih berdiri matung disana, memperhatikan Shenaya dengan alis bertukik tajam.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya baik-baik saja? Nyonya ingin minum obat?
Nada suara Cairo berubah sedikit panik, perlahan juga mendekati Shenaya yang masih memijat pelipis.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Enggak.
Shenaya menggeleng pelan, Shenaya tak boleh terperdaya dengan semua ini.
Ini sudah pasti jebakan, harga dirinya pasti akan diinjak-injak nanti oleh Evan.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Hahhh ...!
Shenaya mendesah keras, berbalik lalu kembali duduk di ranjang empuk dengan ukuran yang lumayan besar untuk satu orang.
Saya tutup dulu, yah, Nyonya pintu kamarnya.
Setelah melihat anggukan kecil dari Shenaya, Cairo bergegas menutup pintu kamar dan kembali ke samping Shenaya.
Shenaya mengedarkan pandangannya,
Mencari setiap sisi spot yang sekiranya terdapat sebuah kamera pengintai,
Berterimakasih lah Shenaya kepada Cassie, si cewek hyperaktif yang selalu memaksanya untuk membaca sederet kalimat penuh fiksi.
Besar kemungkinan, apa yang ia baca bisa berguna untuk keadaan sekarang ini, benar?
Besar kemungkinan, apa yang ia baca bisa berguna untuk keadaan sekarang ini, benar?
Shenaya bahkan sampai merogoh-rogoh kolong meja, apapun yang memiliki ruang bawah,
Bahkan dirinya sendiri yang sempat didekati oleh Evan, dan jangan lupakan Cairo.
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Nyonya, kenapa?
Cairo bertanya dengan nada bergetar, gugup dan takut disaat bersamaan.
Shenaya kembali menggeleng kecil, dirasa tak ada yang aneh dengan kamarnya,
Shenaya mulai bisa bernapas normal, bahkan sejak tadi Shenaya tidak menyadari jika pemuda disampingnya ini terlihat begitu mirip dengannya.
Mulai dari bentuk bibir, wajah dan mata.
Pemuda dihadapannya ini terlihat cantik untuk disebut pria, tuturbkata yang halus, suara yang rendah.
Seperti seseorang yang dididik dengan baik.
Seperti seorang pangeran, contohnya.
Namun karena dunia yang Shenaya yakini ini bukan lagi dimasa seperti itu,
Shenaya hanya menebak dia pasti seseorang yang sama dijual seperti dirinya, entah lah.
Shenaya hanya asal menebak saja.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Lo kesini mau nganterin gue makan?
Cairo kembali mengangguk dengan senyum lebar khasnya, berjalan sedikit guna mengambil trolli masakan tersebut.
Shenaya bisa melihat begitu banyak makanan tersaji, yang apa tadi katanya?
Appetizer?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Apakah Nyonya menyukai makanan ini?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Atau menginginkan makanan tertentu?
Cairo Ellian
Cairo Ellian
Saya akan turun kembali dan membawakan makanan yang Nyonya mau.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
(Wah ... Bener-bener tuh Setan!)
Shenaya tertawa tanpa humor, sedikitnya mengerti taktik Evan untuk menjatuhkannya,
Membuatnya terbuai dengan segala kemewahan didalam rumah ini, dan setelah itu Evan pasti akan merasa menang.
Namun tentu Shenaya tak akan membiarkan itu terjadi.
Perlahan senyum yang lebih baik disebut seringai licik itu terukir,
Buat Cairo yang sejak tadi menunggu jawaban dari Shenaya bergidik ngeri merasakan aura gelap yang menguar dari Shenaya,
Juga kilatan cahaya dari seringai dan mata Shenaya yang menajam.
Shenaya Caissara
Shenaya Caissara
Baiklah Tuan Evan Anggara, Aku akan mengikuti permainanmu ....
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!