Episode ini bukan sekadar drama kampus biasa. Emosi bisa ngebakar, luka bisa nganga. Baca pelan-pelan... dan tahan napas lo. Selamat membaca. 🔥
🎸S.T.A.T.C 🎸
Not support
🎸S.T.A.T.C 🎸
Song Name: 🎧 “Greedy” – Tate McRae
Kadang kita bukan orang yang nyari masalah. Tapi kita juga bukan tipe yang lari kalau diinjak-injak. Episode ini bukan tentang kekerasan, tapi tentang batas kesabaran. Semua orang punya titik hancur, bahkan yang paling tenang sekalipun.
— Lyiinglawx
---
Jam istirahat. Koridor fakultas sepi karena sebagian besar mahasiswa makan di kantin. Sierra berjalan santai sambil menyenderkan headphone di lehernya, membuka botol air mineral dan memeriksa pesan di HP-nya. Belum sempat duduk, tiga bayangan mendekat dari arah berlawanan.
Kiara Elvire Astrella
(menyilangkan tangan, berdiri menghadang) Lo makin berani sekarang ya?
Sierra Vayne Drast
(mengangkat alis, tenang) Maksud lo?
Naomi Clarisse Veloura
(melipat tangan di dada) Lo pikir kita nggak liat lo nempel terus sama Arven?
Sierra Vayne Drast
(menatap datar) Gue nempel? Dia partner tugas gue. Lo buta huruf?
Meira Janisse Colline
(berdiri di belakang, lirih) Gaya lo juga... mirip banget sama Kiara, tau nggak?
Kiara Elvire Astrella
(langkah maju, suara naik) Lo pikir lo siapa? Lo niruin gaya rambut gue, baju lo juga mulai mirip. Sekarang lo deketin cowok yang bahkan nggak pernah mau ngelirik cewek?
Sierra Vayne Drast
(senyum miring) Denger ya, Kiara. Gue nggak minat jadi versi murah dari lo. Lagian Arven bukan milik lo. Kalo dia ngelirik gue, salahin cara lo nyapa, bukan gaya rambut gue.
Naomi Clarisse Veloura
(melotot) Sadar diri, Ra. Lo itu cuma cewek sisa yang numpang gaya.
Meira Janisse Colline
(cekikikan) Iya, kasian. Mau keliatan edgy tapi malah kayak nyamar.
Kiara Elvire Astrella
(mendekat lebih dekat) Lo pikir lo kuat? Lo nggak tau diri. Lo sendirian, Sierra. Orang kayak lo itu... pantasnya di bawah. Lo bukan siapa-siapa.
Sierra Vayne Drast
(nafas mulai berat, tangan mengepal) Gue nggak nyari ribut. Tapi lo semua ngelewatin batas.
Kiara Elvire Astrella
(naikkan dagu) Ngelewatin? Kita baru mulai.
Kiara Elvire Astrella
(menyerang lagi) Kalo bukan karena Arven, nggak ada yang mau liat muka lo.
Meira Janisse Colline
Cermin aja trauma ngaca kalo liat lo.
Kiara Elvire Astrella
(senyum mengejek) Lo tuh cuma proyek gagal. Dan sekarang lo ngotot pengen rebut spotlight gue?
Sierra Vayne Drast
(gemetar, mata memerah) Gue bilang terakhir kalinya... JANGAN SENTUH GUE LAGI.
Kiara Elvire Astrella
(menyeret sepatu dan menginjak kaki Sierra) Terus kenapa kalo gue sentuh?
Naomi Clarisse Veloura
Pegang dia. Biar sekalian kita kasih pelajaran.
Sebelum Sierra bisa bergerak, Naomi menahan salah satu tangannya sementara Meira melangkah dari belakang dan menempelkan permen karet lengket ke rambut Sierra.
Kiara Elvire Astrella
(berbisik tajam) Lo jago banget nahan muka ya. Nggak heran sih, dari kecil juga udah dibesarin buat pura-pura semuanya baik-baik aja.
Naomi Clarisse Veloura
(celetuk sarkas) Denger-denger lo bahkan nggak kenal nyokap lo, ya? Pantas... lo kayak nggak punya tempat buat pulang.
Meira Janisse Colline
(dingin) Keluarga aja nggak bisa bener, lo mau bikin image kuat? Lucu.
Sierra Vayne Drast
(terkejut) Lo!
Kiara Elvire Astrella
(tertawa kecil) Cocok tuh. Biar gaya lo keliatan jelas murahan.
Naomi Clarisse Veloura
(menertawakan) Rambut aja palsu, hati apalagi.
Meira Janisse Colline
(menarik rambut Sierra dari belakang) Ini rambut, bukan mahkota. Santai aja.
Kiara Elvire Astrella
(menjambak kepala Sierra) Lo perlu diajarin cara jaga jarak, sayang.
Sierra Vayne Drast
(nafas terengah, gemetar) Gue... udah sabar.
Kiara Elvire Astrella
(senyum puas) Lo emang harus—
SRAK!
Sierra melepaskan cengkeraman Naomi dengan satu gerakan cepat, memukul lengan Kiara hingga mundur, lalu mengayunkan sikut ke perut Naomi. Meira melangkah mundur, tapi telat, Sierra menarik kerahnya dan menjatuhkannya ke lantai.
Sierra Vayne Drast
(mata penuh amarah) GUE UDAH BILANG GUE SABAR... TAPI JANGAN UJI GUE!
Kiara Elvire Astrella
(mencoba berdiri, tapi Sierra menghantamnya lagi) AARRGHH!
Sierra Vayne Drast
(nafas terengah, suara bergetar) Lo semua nggak tahu... gue punya cacat. Gue nggak bisa nahan emosi. Dan hari ini... LO NGIDUPIN MONSTER YANG SALAH!
Sierra melempar tasnya, menarik Naomi dari lantai dan mendorongnya ke dinding. Suaranya parau, matanya nyaris tak terfokus. Ia mengambil botol minumnya yang jatuh dan menghantamnya ke lantai, pecah.
Sierra Vayne Drast
(berteriak) JANGAN ADA YANG DEKET!!! GUE NGGAK SANGGUP NGEREM DIRI GUE SENDIRI!!
Meira Janisse Colline
(panik) SIERRA, BERHENTI! ADA ORANG!
Sierra Vayne Drast
(mengambil pecahan botol, tangannya gemetar) Jangan... jangan ganggu gue... GUE LEBIH MILIH LUKAIN DIRI GUE SENDIRI DARIPADA HARUS NGERASAIN LAGI SEMUA INI!
Kiara Elvire Astrella
(ketakutan) DIA BENERAN MAU—
Somebody
(dari kejauhan) SIERRA!!!
Langkah cepat bergema di koridor.
Arven Kaelith Reiner
(berlari, napas memburu) SIERRA, LEPAS ITU!
Sierra Vayne Drast
(gemetar, memegang pecahan botol dengan tangan berdarah) JAUH! JANGAN DEKET, GUE SERIUS!
Arven Kaelith Reiner
(mendekat perlahan, suara pelan tapi tegas) Gue tahu lo sakit. Gue tahu... semuanya numpuk. Tapi bukan gini caranya, Sierra. BUKAN GINI!
Sierra Vayne Drast
(menangis, berteriak) GUE LELAH! GUE CAPEK JADI YANG DIEM AJA! GUE GAK KUAT LAGI! MEREKA—MEREKA NGINJEK HARGA DIRI GUE!
Arven Kaelith Reiner
(memeluk dari belakang, menahan tubuhnya) GUE LIAT! GUE DENGER! Dan lo gak sendirian sekarang!
Sierra Vayne Drast
(meronta) LEPAS! GUE... GUE GAK MAU LO LIAT GUE KAYAK GINI!
Arven Kaelith Reiner
(erat) Gue MAU liat lo, apapun bentuk lo. Baik, buruk, hancur. Gue disini. GUE TETEP DI SINI.
Sierra akhirnya melepas pecahan botol. Dalam hatinya, ia lebih rela dirinya yang terluka ketimbang melukai orang lain karena dia tahu rasanya dipukul tanpa alasan, dan tahu persis betapa berharganya rasa dihargai. Tangannya berdarah. Tubuhnya ambruk dalam pelukan Arven.
Sierra Vayne Drast
(terisak) Maaf... gue beneran nggak kuat...
Arven Kaelith Reiner
(mengusap rambutnya pelan) Lo nggak salah. Tapi sekarang, gue yang jagain lo.
---
Beberapa menit kemudian, Arven membopong Sierra ke UKS. Perawat segera menangani lukanya. Lira datang tergesa, wajahnya penuh khawatir, lalu ikut membantu membersihkan luka di tangan Sierra sambil terus menggenggam bahunya agar tetap tenang. Tapi luka yang lebih dalam... butuh waktu.
Sierra Vayne Drast
(duduk lemah di ranjang) Lo pasti mikir gue gila ya?
Arven Kaelith Reiner
(duduk di kursi sebelahnya) Nggak. Gue mikir lo manusia. Dan lo butuh tempat buat marah... bukan buat nyakitin diri sendiri.
Sierra Vayne Drast
(menunduk) Gue takut. Diri gue sendiri kadang... lebih nyakitin dari orang lain.
Arven Kaelith Reiner
(menggenggam tangannya) Makanya, lo nggak harus ngadepin semuanya sendirian lagi. Kalau lo gelap, biar gue jadi lampunya.
“Kadang yang gue takutin bukan orang lain... tapi versi gue yang nggak bisa gue kontrol.”
— Sierra Vayne Drast
Comments