2

Pagi harinya, Siena meminta Chio untuk membeli sarapan dengan uang sisa kemarin, ya ... setidaknya cukuplah, untuk hari ini.

"Oh iya Kak, Kak Falresia suka alat musik apa ya? Kalo Siena boleh tau," tanyanya pada Valresia.

"Aku menyukai kecapi, dulu sewaktu Ibu masih hidup, Ibu selalu mengajariku bermain kecapi." Siena malah membuat Falresia ingat sama masa lalunya, merasa bersalah dirinya itu.

"Maaf, Kakak malah jadi ingat dengan masa lalu Kakak." di sana Falresia hanya menggelengkan kepalanya dan diikuti dengan senyum getirnya.

"Kak, bagaimana jika Kakak menemaniku, melelang parfum yang aku punya ini, dengan harga mulai dari 100 keping emas." Siena tahu, di jaman seperti ini, pasti belum ada parfum yang sewangi miliknya, jadi ia manfaatkan saja parfum miliknya, lagian parfum yang ia miliki ini masih banyak sekali isinya, kalau tidak salah, 2 hari yang lalu ia membelinya di Paris.

"100 keping emas? Apa itu tidak terlalu mahal?"

"Aku punya 3 botol parfum, dan wanginya berbeda-beda, coba Kakak hirup aromanya, aku jamin Kakak juga pasti suka dengan aromanya." Falresia pun menghirup aroma parfum yang berwarna biru muda, parfum yang ini memiliki aroma Vanilla yang tidak terlalu menyengat.

"Wah! Aroma apa ini? Enak sekali! Wajar saja kamu menjualnya dengan harga yang tinggi." Siena hanya bisa manggut-manggut.

Setelah Falresia, menghirup semua aroma parfum itu, Siena dan Falresia langsung pergi ke sebuah tempat di mana banyak barang yang dilelang. Oh! Tak lupa Siena juga meminjam pakaian milik Falresia, takutnya dirinya ketahuan lagi, tapi mau bagaimana lagi, tetap saja Siena masih menggunakan masker.

Wow sesampainya di tempat pelelangan, ternyata banyak juga gadis-gadis cantik dengan pakaian mahal datang ke tempat ini.  Memang sih? Banyak banget barang bagus di sana, Siena tetap menjalankan misinya untuk melelang parfum ini.

Maafkan aku parfum, sejujurnya aku tak rela menjual kalian, batin Siena.

Mari kita mulai melelang. "Kakak-kakak, Nona-nona, Adik-adik, dan para hadirin sekalian. Kemarilah, kami melelang 3 parfum yang memiliki aroma yang sangat memabukkan, pelelangan mulai dari 100 keping emas untuk 1 parfumnya." Siena pun mulai mempromosikannya, pindah profesi jadi Sales Marketing  ... demi untuk bertahan hidup hahaha.

"Paling juga parfum biasa."

"Eh coba aja, siapa tau apa yang dia ucapin benar."

Akhirnya banyak para gadis-gadis cantik berkumpul di hadapannya. Di sana Siena langsung memberikan mereka kesempatan untuk menghirup ke-3 parfum tersebut, Siena jamin mereka pasti langsung membelinya dengan harga yang sangat mahal.

"Aku beli 3 parfum ini dengan harga 600 emas."

"Tidak! Aku akan membelinya dengan harga 700 emas."

"800 emas!"

"850 emas!" Wah! Kaya sudah dirinya itu hahaha.

"Baiklah-baiklah, bagaimana jika kalian berdua bersaing dengan menggunakan sebuah alat musik, siapa yang bisa bermain alat musik dengan suara yang indah akan mendapatkan 3 parfum ini dengan harga 2 juta keping emas! Bagaimana? Apa kalian berdua setuju?" Siena ini memang bijak. "Tapi bukan aku yang menentukan indah–tidaknya alat musik yang kalian mainkan, melainkan semua orang di sini akan memilih siapa yang main dengan indah, sesuai dengan banyaknya jumlah orang yang menyebut nama kalian."

"Baiklah, aku setuju."

"Aku juga setuju."

Sip! Akhirnya mereka juga menerima tantangan ini, semakin seru saja.

"SELIR CHUNHUA! MEMASUKI RUANGAN."

Siapa lagi itu selir Chun, segitunya, 'kah? Pengawal tersebut menyebut namanya, pikir Siena, sembari menatap perempuan cantik itu.

"Kak Falresia? Selir Chun itu siapa ya?" bisiknya kepada Falresia.

"Dia itu selir, Pangeran Fengying, dan selir Chun juga adalah seorang Putri dari Kerajaan Flowrisian." di sana Siena hanya bisa ber-oh-ria.

"Aku dengar, di sini ada yang melelang parfum yang beraroma memabukkan," tanya sang selir Chunhua pada Siena.

"Betul sekali, saya melelang 3 parfum ini dengan harga 100 keping emas," ucapnya tanpa menundukkan kepala seperti mereka saat ini.

Eh?! Dia langsung mengambil salah satu parfum itu kemudian menghirupnya, Siena rasa perempuan itu, juga akan terpikat dengan parfum tersebut.

"Baiklah, akan kuberi kau 2 juta keping emas." kan sudah Siena tebak, perempuan itu pasti akan terpikat dengan parfum ini.

"Tidak bisa! Kami duluan yang membelinya!" gadis yang sudah menerima tantangan dari Siena, justru berteriak kepada sang selir, Siena benar-benar sudah malas berurusan dengan gadis seperti mereka.

"Apa kau tidak tau? Jika barang siapa yang melawanku, akanku penggal kepalanya," ucap selir Chunhua dengan tegas, dan pada akhirnya keduanya pun terdiam.

"Siapa namamu?" tanyanya pada Siena.

Sejujurnya Siena malas meberitahukan namanya pada selir tersebut, sedangkan selir itu sendiri tidak memberitahukan namanya pada Siena. Tapi ... ya sudahlah, sepertinya Siena sudah malas membuat masalah ini tambah rumit.

"Nama saya Siena, selir Chun."

"Baiklah, kau ikut kami ke Istana."

"Saya tidak akan pergi. Jika, saya sendirian ke sana." Siena memandangnya—Falresia, Siena tahu, jika Falresia sangat senang.

"Baiklah, kalian berdua ikut aku."

Akhirnya Siena bisa naik delman juga hahahaha, tapi delman yang ini mewah banget. Ya ... gak terlalu mewah banget sih, tapi lumayan nyamanlah untuk ditempati.

Sesampainya di Istana ... Siena merasa dirinya, sial! Ini Istana di mana waktu itu pertama kali dirinya menginjakkan kakinya di jaman ini, kali ini dirinya tidak bisa kabur, karena ia harus mengambil emas itu dan memperbaiki kehidupan Falresia, dan beberapa hal lain.

"Mari ikuti saya," perintahnya, dengan berat hati Siena mengikutinya.

"Tolong ambilkan peti yang berisi 2 juta keping emas," perintahnya pada seorang pengawal.

Kalau dilihat-lihat, perempuan ini—selir Chun, memiliki sifat yang angkuh, dan keras kepala. Tapi, ntahlah ... dirinya juga hanya melihat sisi luarnya saja.

Sambil menunggu harta karun datang, Siena menikmati indahnya taman yang ada di Istana ini, Siena rasa ... Falresia juga menikmatinya. Tanpa sengaja Siena melihat anak laki-laki yang waktu itu menolongnya, ia harus menepati janjinya.

"Maaf selir Chun, saya ingin pergi ke kamar mandi sebentar, letaknya di mana ya?" tanya Siena pada Indriana.

"Dari sini kau lurus saja, setelah itu belok kiri, nanti ada pelayan di sana kau bisa tanya padanya." Siena mengangguk.

"Kak, Siena tinggal sebentar ya?"

"Iya."

Akhirnya Siena bisa menemui anak itu lagi. "Linxia!" panggil Siena pada bocah itu.

"Oh, kamu yang waktu itu, ada apa?" tanyanya pada Siena.

"Waktu itu aku pernah berjanji padamu, jika aku akan memberikanmu hadiah bukan? Nih! Jaga baik-baik ya? Benda ini berharga sekali." siena memberikan jam tangan milik adik laki-lakinya yang menghilang 2 tahun yang lalu, sampai saat ini. Siena, belum juga menemukan adiknya itu, Siena sayang sekali pada adiknya, jadi ke mana-mana Siena selalu membawa jam tangan milik adiknya tersebut.

"Jika benda ini sangat berharga, kenapa kamu memberikannya kepadaku?"

"Aku rasa benda ini cocok untukmu, makanya aku memberikannya padamu, jadi terimalah ini." Siena pun memaikaikan jam tangan di tangan Linxia, Linxia benar-benar mengingatkan Siena pada adiknya dulu.

"Terimakasih."

"Sama-sama, sampai berjumpa lagi," ucap Siena, sembari melambaikan tangan pada anak laki-laki itu.

Tbc

Terpopuler

Comments

Daniela Whu

Daniela Whu

ini bukan jaman kuno kyk seblah " ya.. kl boleh tau ini jaman apa n apa nama jamanx

2022-06-28

1

Cahaya Warna

Cahaya Warna

dr 850 kok jd 2 jt ?

2022-06-10

0

Dianita Indra

Dianita Indra

next thor

2022-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!