BANGUN KESIANGAN

Di lain tempat, Gasan baru sampai rumah minimalisnya setelah berbelanja singkat di swalayan yang buka 24 jam.

Sebenarnya jika dibilang minimalis, rumah Gasan ini lebih kearah classic kuno.

*rumah Gasan

Rumah ini adalah salah satu peninggalan keluarga Pedros di Madrid, Spanyol.

Gasan mendapatkan rumah ini sebagai reward karena bersedia memegang kendali rumah sakit keluarga di Madrid.

Ayah ibu Gasan, pasangan dokter fenomenal di kehidupan permafiaan Warrior Grup milik Tuan Hogo, penguasa dunia gelap itu untuk wilayah Eropa. - Novel "Bergelut dengan Nafsu"

Mereka adalah Dokter Betrand dan Dokter Vina yang kini kehidupan mereka dihabiskan untuk menikmati masa pensiun di Paris.

Gasan adalah anak bungsu dari keduanya, bagian dari Pedros bersaudara. Anak laki laki ini memiliki 2 kakak perempuan, Gina dan Greta.

Setelah kakak kakaknya menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya, akhirnya Gasan menghentikan aktifitas sosialnya di Afrika dan kembali ke Paris 2 tahun.

Tepat usianya 30 tahun, Betrand dan Vina memberikan penawaran pada anak bungsu mereka untuk mengembangkan rumah sakit keluarga Pedros di Spanyol mengingat Gasan suka berpetualang sehingga orang tuanya memberikan petualangan baru untuk anaknya itu.

Dan benar saja dugaan keduanya, baru saja sampai di Madrid, Gasan sudah berpetualang merasakan kenikmatan wanita Madrid di dalam mobilnya.

Gasan menerima penawaran ini karena rumah sakit keluarga Pedros di Paris sudah diambil alih oleh kakak pertamanya Gina. Sedangkan kakak keduanya Greta, mengembangkan rumah sakit keluarga di London.

Yap, kini Gasan sudah masuk kamarnya setelah menata belanjaan di kulkas dan lemari dapur.

Ia rebahkan dirinya di ranjang sambil membayangkan adegan panas di mobil yang beberapa jam lalu ia lalui.

"Aaaah..Madrid sangat menarik" gumamnya.

"Apa aku perlu mencari siapa dia?" lanjutnya

Namun beberapa saat dia menepis keinginanya itu.

"NO! Aku tidak ingin terikat oleh wanita disini. Aku ingin membangun karir dan menjadi dokter kandungan serta dokter anak terlebih dahulu sampai bisa membangun rumah sakit ibu dan anak" sahutnya pada dirinya sendiri.

"AAAAH!! MANDI AJA LAH!! BIAR SEGER!! BAU WANITA ITU MELEKAT DITUBUHKU!" serunya kemudian lalu segera masuk ke kamar mandi membersihkan diri.

Tak lama kemudian, Gasan keluar dengan penampilan segar.

Ia pun mengistirahatkan tubuhnya karena besok pagi akan memulai bertugas di rumah sakit milik keluarganya.

Namun ada permintaan Gasan kepada orang tuanya sebelum ia bekerja di Madrid, yaitu menyembun identitasnya sebagai anak dari keluarga pemilik rumah sakit hingga Gasan benar benar siap dikenal sebagai salah satu pewarisnya.

Ia tidak ingin penilaian orang lain hanya melihat previllege yang ia punya. Gasan ingin diakui secara kemampuan dan dikenal atas usaha namanya sendiri. Meskipun nantinya ia pun tetap harus mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya.

Sehingga, nama yang dipakai Gasan selama di Madrid hanya Gasan Samiel. Nama keluarga Pedrosnya dihilangkan sementara.

Tapi pengecualian untuk beberapa dokter nantinya yang mengenal Gasan dengan baik karena mereka merupakan petinggi rumah sakit tempat dia akan bekerja besok. Termasuk direktur rumah sakitnya, Ollar Hupeti.

.

Keeokan harinya, Gasan dan Lusi ternyata sama sama bangun kesiangan. Tidak biasanya mereka molor bangun tidur sampai jam 7 pagi padahal harus bekerja pukul set8 sampai kantor atau rumah sakit.

Mereka buru buru mandi dan bersiap.

Lusi yang sudah tergesa gesa, hanya menyapa ibu, ayah, kakek dan neneknya serta adik laki lakinya di meja makan.

"Maafkan aku..aku bangun kesiangan" ucap Lusi.

"Papi kira kamu libur hari ini karena tidak seperti biasanya bangun kesiangan" sahut Jugos Vanholand, ayah Lusi.

"Ah..aku ada rapat pagi dengan beberapa klien. Sayang kalian semuaa,...muaaaach" ujar Lusi sambil memberikan kiss bye kepada semuanya.

"Tumbenan banget, Lusi bangun kesiangan" celetuk Kakek Uron Vanholand.

"Ya makanya, tadi aku pun tidak membangunkannya karena jika ia bangun melebihi jam set7, biasanya meliburkan diri. Mengingat kemarin dia juga sudah memenangkan award. Sudah selayaknya dia istirahat" sahut Lambar Vanholand, ibu Lusi.

"Hmmm kakak bekerja keras agar perusahaan tidak aku ambil alih hahaha" celetuk Jaiden Vanholand, adik Lusi.

"Hust! Mana ada kamu mau nerusin perusahaan, udah bener jadi dokter aja" sahut Deby Vanholand, istri Kakek Uron , nenek Lusi dan Jaiden.

Lalu mereka kembali menikmati sarapan pagi bersama meskipun tanpa kehadiran Lusi pagi ini.

Dibalik cerianya Jugos menyapa putrinya tadi, tapi ia sudah mendapatkan cerita Lusi yang sudah dijebak oleh mantan anak buahnya, Dakar dan Jeza.

Jugos diam diam sudah memerintahkan anggota rahasianya untuk membalas apa yang telah mereka perbuat pada putri tersayangnya.

Dakar dan Jeza tidak akan lepas dari tangan dingin seorang Jugos Vanholand. Pria berumur 57 tahun ini.

Lusi diantar oleh Pak Leos seperti biasa sambil sibuk membalas email dan mengejarkan pekerjaan menggunakan laptopnya.

Sedangkan sang driver ingin menanyakan sesuatu ditengah perjalanan.

"Non..Non Lusi tidak lupa meminum pil kb nya kan? Kemarin saya taruh di tas" tanya pria itu dan membuat Lusi berhenti mengetikkan sesuatu di keyboard.

"ASTAGA!! AKU LUPA!!" seru Lusi lalu langsung mengecek tasnya dan memang ada 1 kota obat pil KB.

Buru buru ia langsung meminuk 1 pil itu dengan minuman air mineral didekatnya.

"Aaaah..makasih banyak udah diingatkan ya Pak Leos" ucap Lusi dengan lembut.

"Sama sama, Non" sahut Leos.

Lalu Lusi kembali mengerjakan pekerjaan di laptopnya.

Di tempat lain, tepatnya di rumah sakit Internasional Madrid, kini Gasan menghadap direktur rumah sakit, Ollar Hupeti.

"Selamat pagi, Dokter Ollar" sapa Gasan dengan nafas tersenggal senggal karena berlari dari parkiran menuju ruangan direktur di lantai paling atas rumah sakit.

"Pagi, Dokter Gasan. Aku tidak mengira kamu bisa terlambat di hari pertamamu bekerja disini" sahut Ollar dengan senyuman tipis.

"Maafkan aku...Aku perlu beradaptasi dengan waktu disini. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, Dok" ujar Gasan dengan wajah serius.

"Hahahaha..santai santai..duduklah. Telat 2 menit masih bisa aku tolerir, tapi telah 1 jam, lebih baik kamu pulanh saja" ucap Ollar.

Senyum Gasan terlihat lega, ia pun duduk didepan direktur rumah sakit.

"Selamat datang di Madrid, Spanyol, anak muda bertalenta. Aku sudah banyak mendengar cerita tentang anak bungsu Betrand dan Vina yang suka berpetualang. Pengalamanmu di Afrika 5 tahun cukup mengesankan" lanjut Ollar.

"Terima kasih untuk pujiannya, dok. Tapi aku masih perlu banyak belajar, mohon bimbingannya" sahut Gasan.

"Panggil aku paman kalau kita hanya berdua begini. Aku lebih suka ngobrol santai dengan anak sahabatku" minta Ollar.

"Baik, Paman. Aku hanya tidak ingin para dokter atau pekerja disini tau bahwa aku adalah anak dari keluarga Pedros" sahut Gasan.

"Ya sudah aku atur. Kamu disini tidak membawa nama Pedros tapi nama mu sendiri" ujar Ollar.

Gasan kembali tersenyum puas.

Mereka berdua pun mengobrol tentang rumah sakit dan tentang apa yang akan dikerjakan oleh Gasan di rumah sakit ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!