Bab 2 Rasa Kecewa, Gelap Mata, Sampai Mau Bunuh Diri

     "Halo, perkenalkan aku Serelia, atau lebih dikenal dokter Sereli." Perempuan berjas dokter itu memperkenalkan diri dengan santai, lalu mengulurkan tangan ke arah Aika. Aika menerima uluran tangan itu dan menggenggamnya. Dengan cepat tangan itu terlepas kembali.

     "Kak Yoda, dokter ini mau apa dan apa hubungannya dengan kita?" tanya Aika memberanikan diri, penuh kehati-hatian. Dia bertanya setelah menyimpan rasa penasaran di dadanya yang sejak tadi sudah sesak.

     Yoda tersenyum sesaat, pria berusia 30 tahun itu menoleh ke arah Aika, lalu kembali ke arah dokter Serelia.

     "Ini dia yang aku maksud. Aku ingin membicarakan tentang hubungan kita," ujar Yoda dengan senyum di bibirnya yang mengembang. Sepertinya sejak kedatangan dokter itu, bibir Yoda tidak berhenti mengembang.

     "Hubungan kita, lalu apa hubungannya dengan dokter Sereli?" ulang Aika lirih. Nadanya penuh rasa penasaran.

     "Begini, Aika. Aku ... dan dokter Sereli akan bertunangan. Minggu depan acaranya. Kami dipertemukan dalam sebuah perjodohan." Meskipun terdengar lembut dan sedikit ragu, akan tetapi kalimat yang diucapkan Yoda, begitu menyentak hati Aika.

     "A~apa? Tu~tunangan, perjo dohan," gagap Aika menatap Yoda dan dokter Serelia bergantian. Matanya buram karena sudah terhalang oleh kaca-kaca bening yang siap jatuh.

     Baru saja seakan dilambungkan ke udara, tapi tiba-tiba harus terjatuh ke dasar jurang. Bagimana Aika tidak shock? Mulutnya sedikit menganga dengan air mata yang mulai menetes dan berjatuhan.

     "Maaf, Mbak. Kami memang sudah lama dijodohkan. Dan keluarga kami sudah saling kenal satu sama lain, sejak lama. Karena kami tidak ingin melawan kedua orang tua kami, untuk itu kami menerima perjodohan itu." Dokter Sereli meraih bahu Aika, dengan lembut ia mengusapnya supaya Aika tenang. Jangankan tenang, mental Aika justru makin terguncang dan menepis dengan cepat sentuhan tangan dokter itu.

     "Kenapa Kak Yoda tiba-tiba menyuruhku datang dan melakukan ini? Apakah Kak Yoda tidak ingat dengan janji yang pernah Kakak katakan tempo hari?" tanyanya dengan suara lemah dan bergetar, disertai air mata yang tidak henti berjatuhan.

     Dokter Serelia berdiri, lalu bergegas meninggalkan Yoda dan Aika di meja, setelah Yoda memberi kode supaya dokter itu pergi.

     Kini hanya ada Aika dan Yoda, suara isak yang ditahan, mulai terdengar. Gadis berhijab itu meraih tisu, lalu menyeka air mata yang tidak kunjung berhenti. Dadanya sesak, tubuhnya lemas, kepalanya sakit dan telinganya tiba-tiba berdenging bagaikan terkena sengatan petir di siang bolong.

     "Ai, aku minta maaf. Dari sebulan yang lalu aku sebenarnya ingin bicara masalah ini dengan kamu. Tapi, kamu selalu menganggap bahwa aku akan membahas hubungan kita. Sebetulnya berat, tapi ...."

     "Tapi, dia lebih segalanya dari aku maksud Kak Yoda?" potong Aika, menahan tangis.

     "Ai ...."

     "Pergi, jangan coba-coba sentuh tangan aku. Pergilah pengkhianat ...." potong Aika lalu menghempas tangan Yoda. Dia bangkit lalu memukul tubuh Yoda bertubi-tubi melampiaskan kecewanya yang dalam tanpa rasa malu.

     "Ai, tenang Ai." Yoda berusaha menenangkan Aika, tapi Aika melawan dan menghalau tangan Yoda dengan sisa tenaganya. Yoda terhempas, perempuan yang dulu dicintainya itu, kini sangat terpukul dan kecewa. Satu kalimat telah dia lontarkan beberapa detik saja, dengan cepat mampu merubah Aika sangat terluka.

     Aika terkulai di atas kursi, beberapa pengunjung kafe melihat seakan iba. Tapi, mereka tidak berani mendekat.

     "Pergi, tidak ada gunanya kamu berdiri di situ kalau baru saja berhasil membuat aku terhempas ke jurang. Pergi ....!" pekiknya. Yoda terpaksa pergi. Sorot mata Aika merah menyala menyimpan kekecewaan yang dalam.

     Aika terisak, tangisnya pecah, tapi berusaha ia tahan. Air matanya kian deras membasahi pipinya. Untuk saja di atas meja ada tisu, sehingga ia berulang kali meraih tisu itu untuk menyekanya, sampai tisu di meja hampir habis.

     Aika masih terisak, tatap matanya nanar ke depan. Ia masih tidak percaya bahwa barusan ia sudah diputuskan oleh sang kekasih, yang sebulan lalu pernah menjanjikan untuk mengajaknya bertunangan.

     "Bulan depan kita akan tunangan."

     Kita? Bahkan Aika menduga kita adalah mereka, dirinya dan Yoda. Sehingga kabar ini sudah disampaikan dengan cepat pada kedua orang tuanya dan kakak perempuannya. Tapi, nyatanya, yang dimaksud kita di sini bagi Yoda bukanlah dirinya, melainkan dokter Serelia.

     "Kalian mengundang aku ke sini, dengan sengaja hanya untuk menyakiti hatiku. Kenapa kamu tega, Kak?" lirihnya pelan nyaris seperti bisikan dalam wajah yang tenggelam diantara lipatan tangan yang bertumpu di atas meja.

     "Mereka sungguh tidak berhati," gumamnya lagi seraya meremas tisu di tangannya sampai tidak berbentuk.

     Aika berjalan lunglai menuju parkiran motor. Tapi dia harus tiba di sana dan pulang ke sana. Hatinya hancur berkeping-keping seperti tidak berbentuk.

***

     "Ya ampun Aika, apa-apaan? Kamu semalaman menangis? Kenapa?" tanya curiga dari kakak perempuannya, sangat penasaran. Sang adik terlihat patah hati, tapi dia tidak mau bicara apapun.

     "Ai, kamu kenapa?" Aiko sang kakak masih bertanya. Aika bangkit lalu berjalan gontai menuju kamar mandi. Setelah mandi, dia menuju lemari meraih bajunya dan berdandan seperti biasa.

     "Ai, kamu kerja?" Aika yang ditanya menggeleng. "Lalu mau ke mana? Menemui pacarmu itu yang kamu bilang mau ngajak kamu tunangan?" cecar Aiko. Tapi Aika masih menggeleng. Lalu dia pergi tanpa pamit mengundang rasa penasaran sang kakak.

     "Ke mana adikmu?" Perempuan tua menghampiri Aiko di muka pintu.

     "Entahlah, Bu. Sepertinya Aika ada acara dengan teman-temannya," jawab Aiko sambil berlalu dari muka pintu. Sang ibu tidak sempat memanggil Aika, karena Aika sudah berlalu.

***

     Motor Aika sudah berjalan sangat jauh dari kota Bandung. Goncangan hati dan rasa kecewa membawa Aika ke tempat sejauh ini, jauh dari keramaian kota Bandung.

     Aika meminggirkan motornya di pinggir jembatan yang sepi. Lalu ia berjalan mendekati batas jembatan yang di bawahnya mengalir arus sungai yang cukup deras. Aika menatap arus sungai itu dengan wajah yang sudah basah air mata.

     "Kenapa kamu lakukan ini Kak? Tega kamu. Kalian tega. Di mana hati kalian? Kalian sangat jahat," umpatnya berulang kali melepaskan kecewa yang menyiksa diri. "Akhhhhhhh," jeritnya seraya memukul pagar pembatas jembatan. Rasa sakit di tangannya sama sekali tidak dirasakannya. Aika seperti hilang arah. Dadanya semakin sakit dan sesak.

     "Kak Yodaaaa, kamu tegaaa," teriak Aika sekuat tenaga melaungkan rasa perih di dadanya pada hamparan sungai yang dalam di depannya.

     Rasa sakit hati, kecewa dan tentu saja malu sudah membungkus pikiran Aika. Dia sudah gelap mata, sehingga dalam kepalanya hanyalah mengakhiri hidupnya saat ini juga.

     "Maafkan Aika Bu, Pak, Mbak Aiko. Aika malu sudah pernah bilang bahwa sebentar lagi Aika akan dilamar pria itu," lirihnya berbisik. "Tapi kini? Akkhhhhhh ...."

     Aika sudah benar-benar gelap mata. Tubuhnya melayang, matanya terpejam. Rasa kecewa dan sakit hatinya membuat dia benar-benar hilang arah dan gelap mata.

     "Ya ampunnnn."

     Tubuh Aika melayang dan terjatuh bertumpu pada suatu benda. Entah apa yang terjadi selanjutnya, yang jelas Aika sudah tidak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Eva Wahyuni

Eva Wahyuni

apakah suatu benda itu bang maslahat ya 🤔..
mungkin ini lah awal perjumpaan aika dan bang maslahat..

2025-07-06

4

Yulia Dhanty

Yulia Dhanty

dr awal baca cerita ny bagus kak... aku suka... aku suka😍😍😍😍

2025-07-06

3

Dartihuti

Dartihuti

Apa awalnya Yoda udah kasih harapan ya jd Alika begitu yakin...

2025-07-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Siapa Dokter Itu?
2 Bab 2 Rasa Kecewa, Gelap Mata, Sampai Mau Bunuh Diri
3 Bab 3 Terselamatkan
4 Bab 4 Siapa Yang Menghamilimu
5 Bab 5 Pulang
6 Bab 6 Kecurigaan Orang Tua Aika
7 Bab 7 Menghadiri Aqeqahan Ardala
8 Bab 8 Penemuan Lahat Di Klinik
9 Bab 9 Dianggap Berbohong
10 Bab 10 Tugas Berat Aika
11 Bab 11 Pertemuan Yoda Dan Aika
12 Bab 12 Tidak Jelek Juga
13 Bab 13 Pesan Lahat Untuk Orang Tua Aika
14 Bab 14 Menolak Tes Urin
15 Bab 15 Negatif
16 Bab 16 Sangkur Pora
17 Bab 17 Sah
18 Bab 18 Sosok Di Upacara Sangkur Pora
19 Bab 19 Ciuman Di Acara Sangkur Pora
20 Bab 20 Perdebatan Dalam Kamar
21 Bab 21 Sreweeekkk Gojojos
22 Bab 22 Teguran Lahat
23 Bab 23 Yoda Mantan Kekasih Aika
24 Bab 24 Obrolan Dengan Yoda
25 Bab 25 Pertengkaran
26 Bab 26 Sikap Dingin Lahat
27 Bab 27 Asinan Mengingatkan Pada Aika
28 Bab 28 Keinginan Lahat
29 Bab 29 Bertemu Yoda
30 Bab 30 Cobaan Pertama Ketika Akan Memulai
31 Bab 31 Rasa Kesal Yang Sama
32 Bab 31 Bila Kau Tak Di Sampingku, Aku Berhenti Berharap
33 Bab 33 Kejadian Yang Sangat Mengerikan
34 Bab 34 Kehangatan Tertunda
35 Bab 35 Amarah Malam Hangat Yang Membara
36 Bab 36 Joging
37 Bab 37
38 Bab 38 Pesan Dan Telpon Yoda Pemicu Ketegangan
39 Bab 39 Lahat Mengganti Nomer Hp Aika
40 Bab 40 Yoda Patah Hati
41 Bab 41 Lahat Sengaja Membuntuti Aika
42 Bab 42 Sebab Harga Diri Abang Lebih Penting
43 Bab 43 Bunga Cinta Untuk Lahat
44 Bab 44 Atraksi Memukau Para Prajurit
45 Bab 45 Memukau Tapi Memuakkan
46 Bab 46 Kehangatan Aika dan Lahat
47 Bab 47 Membuat Hati Yoda Panas
48 Bab 48 Aku Sedang Menata Hati Menyimpan Sebuah Nama
49 Bab 49 Sampai Tidak Berani Mengangkat Wajah
50 Bab 50 Full Batre
51 Bab 51 Melepas Kepergian Lahat Tugas
52 Bab 52 Kepergian Lahat Dalam Tugas
53 Bab 53 Penyelamatan Korban Bencana
54 Bab 54 Kembali Dipertemukan
55 Bab 55 Pembicaraan Aika Dan Yoda Di Gudang Senjata
56 Bab 56 Amarah Dan Kecewa
57 Bab 57 Kembali Berdebat
58 Bab 58 Manjakan Dengan Cinta
59 Bab 59 Aku Hanya Cemburu
60 Bab 60 Saling Meredam
61 Bab 61 Kerinduan Membara
62 Bab 62 Hanya Akan Jadi Mantan
63 Bab 63 Lahat Dan Gadis SMA
64 Bab 64 Benarkah Ini Cemburu?
65 Bab 65 Aika Sedang Cemburu
66 Bab 66 Job Desk
67 Bab 67 Aika Sakit
68 Bab 68 Aika Tidak Mau Dibawa Ke Dokter
69 Bab 69 Manja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Siapa Dokter Itu?
2
Bab 2 Rasa Kecewa, Gelap Mata, Sampai Mau Bunuh Diri
3
Bab 3 Terselamatkan
4
Bab 4 Siapa Yang Menghamilimu
5
Bab 5 Pulang
6
Bab 6 Kecurigaan Orang Tua Aika
7
Bab 7 Menghadiri Aqeqahan Ardala
8
Bab 8 Penemuan Lahat Di Klinik
9
Bab 9 Dianggap Berbohong
10
Bab 10 Tugas Berat Aika
11
Bab 11 Pertemuan Yoda Dan Aika
12
Bab 12 Tidak Jelek Juga
13
Bab 13 Pesan Lahat Untuk Orang Tua Aika
14
Bab 14 Menolak Tes Urin
15
Bab 15 Negatif
16
Bab 16 Sangkur Pora
17
Bab 17 Sah
18
Bab 18 Sosok Di Upacara Sangkur Pora
19
Bab 19 Ciuman Di Acara Sangkur Pora
20
Bab 20 Perdebatan Dalam Kamar
21
Bab 21 Sreweeekkk Gojojos
22
Bab 22 Teguran Lahat
23
Bab 23 Yoda Mantan Kekasih Aika
24
Bab 24 Obrolan Dengan Yoda
25
Bab 25 Pertengkaran
26
Bab 26 Sikap Dingin Lahat
27
Bab 27 Asinan Mengingatkan Pada Aika
28
Bab 28 Keinginan Lahat
29
Bab 29 Bertemu Yoda
30
Bab 30 Cobaan Pertama Ketika Akan Memulai
31
Bab 31 Rasa Kesal Yang Sama
32
Bab 31 Bila Kau Tak Di Sampingku, Aku Berhenti Berharap
33
Bab 33 Kejadian Yang Sangat Mengerikan
34
Bab 34 Kehangatan Tertunda
35
Bab 35 Amarah Malam Hangat Yang Membara
36
Bab 36 Joging
37
Bab 37
38
Bab 38 Pesan Dan Telpon Yoda Pemicu Ketegangan
39
Bab 39 Lahat Mengganti Nomer Hp Aika
40
Bab 40 Yoda Patah Hati
41
Bab 41 Lahat Sengaja Membuntuti Aika
42
Bab 42 Sebab Harga Diri Abang Lebih Penting
43
Bab 43 Bunga Cinta Untuk Lahat
44
Bab 44 Atraksi Memukau Para Prajurit
45
Bab 45 Memukau Tapi Memuakkan
46
Bab 46 Kehangatan Aika dan Lahat
47
Bab 47 Membuat Hati Yoda Panas
48
Bab 48 Aku Sedang Menata Hati Menyimpan Sebuah Nama
49
Bab 49 Sampai Tidak Berani Mengangkat Wajah
50
Bab 50 Full Batre
51
Bab 51 Melepas Kepergian Lahat Tugas
52
Bab 52 Kepergian Lahat Dalam Tugas
53
Bab 53 Penyelamatan Korban Bencana
54
Bab 54 Kembali Dipertemukan
55
Bab 55 Pembicaraan Aika Dan Yoda Di Gudang Senjata
56
Bab 56 Amarah Dan Kecewa
57
Bab 57 Kembali Berdebat
58
Bab 58 Manjakan Dengan Cinta
59
Bab 59 Aku Hanya Cemburu
60
Bab 60 Saling Meredam
61
Bab 61 Kerinduan Membara
62
Bab 62 Hanya Akan Jadi Mantan
63
Bab 63 Lahat Dan Gadis SMA
64
Bab 64 Benarkah Ini Cemburu?
65
Bab 65 Aika Sedang Cemburu
66
Bab 66 Job Desk
67
Bab 67 Aika Sakit
68
Bab 68 Aika Tidak Mau Dibawa Ke Dokter
69
Bab 69 Manja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!