episode 5

Sepulangnya berlibur dari Maldives Ana dan Julio kembali ke rutinitas mereka masing-masing.

Ana kembali ke kampusnya untuk menyelesaikan Tugas Akhirnya yang telah memasuki bab akhir, dengan kata lain jika Tugas Akhirnya di acc oleh dosen pembimbing Ana akan segera sidang TA. Sedangkan Julio kembali bekerja seperti biasanya di perusahaan PT. Asri Group.

Meskipun di sibukan dengan aktivitas masing-masing Julio tetap meluangkan waktunya untuk bertemu dengan Ana.

Sejak berlibur ke Maldives hubungan mereka menjadi semakin dekat, Julio tidak segan lagi untuk mencium dan memeluk Ana, bahkan beberapa kali Julio meminta Ana untuk melayaninya, tubuh Ana seakan sudah menjadi miliknya.

"Sebentar lagi aku sidang TA, jadi kapan Mas akan menikahiku?" Ana menanyakan kepastian hubungan dirinya dengan Julio, usai mereka bercinta.

"Me-menikah?" Julio nampak gugup dengan pertanyaan Ana, tak pernah terpikirkan dalam benaknya untuk menikahi Ana, sebab ia telah memiliki istri dan anak di kampung halamannya.

"Memangnya Mas tidak berniat menikahiku?"Ana mulai kesal karena Julio sama sekali tidak pernah membahas mengenai pernikahan.

"Tentu saja kita akan menikah, tapi setelah kamu menyelesaikan kuliahmu. Baru kita pikirkan rencana pernikahan kita," ucap Julio, ia mendekap hangat tubuh polos Ana untuk menenangkan hati gadis itu dan mengajaknya untuk beristirahat.

Selama seminggu terakhir ini Julio disibukan dengan banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan, tak jarang ia harus lembur hingga larut malam. Hal itu membuat Julio jarang bertemu dengan Ana, sehingga Julio pun tidak dapat menahan rindunya kepada kekasih hatinya.

Pikirannya tidak dapat jauh dari Ana, akhirnya Julio memaksakan diri untuk bisa bertemu dengan kekasihnya, ia menggambil handphone di meja kerjanya untuk mengirimkannya pesan, mengajak kekasihnya makan malam bersamanya.

Julio:

Would you have dinner with me tonight honey? I'm really miss you

^^^Ana:^^^

^^^Okay honey, miss you too^^^

Ting... Tong... Ting... Tong...

Julio memencet bel rumah ana, setelah pintu itu terbuka julio tampak terkejut karena Ana terlihat sangat berantakan dan pucat. Ana mengenakan piyamanya dengan rambutnya yang terurai kusut, berbeda halnya dengan Julio yang tampak rapih serta wangi.

"Are you oke honey?" anya Julio, ia tampak kawatir dengan kondisi kelasihnya karena baru kali ini ana terlihat sangat lesu dan berantakan.

"I don't feel well," jawab Ana lemah.

Julio membujuk Ana untuk periksa ke rumah sakit, namun Ana bersih keras menolaknya, Ana merasa hanya masuk angin karna kelelahan mengerjakan tugas akhirnya yang terkadang hingga larut malam.

Hingga pada akhirnya Julio meminta Ana untuk berjanji jika hingga esok hari belum membaik maka Ana harus mau menuruti ajakan Julio untuk periksa ke rumah sakit.

"Well, I think I should be going home now. you should rest too," ucap Julio.

Julio berpamitan pulang kepada Ana, sebenarnya Ana masih ingin di temani oleh Julio karena Ana sangat rindu dengan kekasihnya, namun ia menyadari bahwa ia juga harus beristirahat.

"That's so soon. but you're right, I should get some rest again if I want to recover quickly. honey so sorry we didn't go to dinner."

*Ya kamu benar aku harus beristirahat agar aku cepat sembuh, sayang maafkan aku karna kita tidak jadi makan malam.

"Okay. feel better soo, okay honey?"

"Okay, honey thank you."

Sebelum pulang Julio mengecup kening Ana dan memeluknya erat, ia berharap kekasihnya bisa segera pulih.

Paginya Ana merasa kondisi badannya tidak kunjung membaik. badannya terasa meriang, kepalanya pusing, lidahnya terasa pahit dan perutnya begitu mual.

Begitu Julio kembali datang ke rumahnya, Ana tidak lagi dapat menolak ajakan Julio untuk periksa ke dokter. Ana juga ingin segera sehat agar ia bisa kembali ke kampusnya menyelesaikan sidang Tugas Akhirnya.

Sesampainya di rumah sakit Ana di temani Julio masuk ke poli umum, Ana menceritakan semua keluhannya kepada dokter.

Dokter menyuruh Ana untuk berbaring, kemudian dokter memakai stetoskopnya untuk memeriksa detak jantung Ana, ia juga memeriksa tekanan darah Ana. Hampir sepuluh menit dokter melakukan pemeriksaan awal dengan tenang dan berkonsentrasi. Akhirnya setelah di rasa yakin, dokter mulai mendiagnosa Ana.

"Diagnosa awal saya, Nyonya Ana sedang hamil muda. Namun untuk lebih detailnya Nyonya periksa ke poli obgyn. Nanti suter yang akan mengantarkan Tuan dan Nyonya ke poli obgyn"

"Ap... apa dok?!!" Julio berusaha menutupi keterkejutannya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan perasaan berkunang-kunang di matanya, ia benar-benar tak menyangka jika kekasihnya hamil.

Ana juga nampak terkejut dengan diagnosa dokter, namun ada sedikit perasaan bahagia dalam diri Ana karena harapannya untuk segera di lamar dan di nikahi oleh Julio akan segera terwujud.

Di poli obgyn dokter mengoleskan gel di perut Ana, kemudian menggerakkan probe di atas perut Ana yang telah di lapisi gel. Julio tidak berkata apa-apa ia hanya fokus menatap monitor yang terdapat titik kecil dalam monitor tersebut.

"Selamat Tuan dan Nyonya, Nyonya Ana telah hamil," Ucap dokter sambil menyalami Ana dan Julio.

Ana tersenyum senang, ia tak mampu berkata-kata. Ana menyimak dengan seksama semua penjelasan dan anjuran mengenai kehamilan yang dokter berikan kepadanya.

Di perjalanan pulang Julio hanya terdiam, tidak ada satu patah kata pun yang terucap dari mulutnya. matanya memandang lurus ke depan namun pikirannya berkelana ke mana-mana.

"Kamu kenapa sayang? Apa kamu tidak senang dengan kehamilanku?" tanya Ana cemas.

"Bu... bukan begitu sayang. Aku hanya berpikir kita hanya melakukan beberapa kali, bagaimana mungkin janin itu langsung tumbuh dirahimmu?"

"Maksudmu apa? kamu tidak mengakui bahwa ini anakmu? kamu menuduhku tidur dengan pria lain?" Ana benar-benar sangat marah dengan pertanyaan Julio yang seakan meragukan janin yang berada dalam kandungannya.

"Bukan begitu maksudku, bisa saja dokter tadi salah. Apa tidak sebaiknya kita mencari dokter lain saja?"

"Sudahlah kalau kau tidak mau mengakui janin ini anakmu, aku akan merawatnya sendiri."

Julio meraih tangan Ana kemudian menggenggamnya erat.

"Aku sangat mencintaimu, jika memang benar kau hamil tentu aku juga akan bahagia. Dengan begitu kita akan cepat menikah," ucap Julio.

"Benarkah?" Ana mulai luluh kembali mendengar kata-kata Julio.

"Tentu saja aku sangat mencintaimu sayang." Julio mengecup kening Ana dan memeluknya.

Selesai mengantar Ana pulang, Julio kembali ke kantor untuk segera meeting dengan client yang sudah menantinya di ruang meeting.

Terpopuler

Comments

W⃠InDiAna ᶜᶠK🄷An✰͜͡v᭄💋R⃟ 💯

W⃠InDiAna ᶜᶠK🄷An✰͜͡v᭄💋R⃟ 💯

Eiits tunggu dulu Pulgoso tidak bisa kamu mau lari kemanaa Julioooooooo dasaaar kadal Empang lu😡😡

Habis menikmati bersama trus kabur tanpa jejak n menghilang seenak jidatnya aja Lo..
Mana tanggung jawab kamu Julioooo😡😡😡😡

Kan kan Ana dr awal seh kmu selalu tergoda kan jadinya gini kan 🤦🤦

Onerrrrrr kesel deh

SEMANGAT 💪

2022-02-01

0

Meimei

Meimei

lanjut

2021-12-20

0

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

astagaaa 😳😳😳😳

2021-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!