Dua hari sudah Ana di rawat di rumah sakit, di hari ketiga Ana sudah di perbolehkan pulang ke rumah. Selama di rawat dirumah sakit Rio dengan setia menjaga Ana, bergantian dengan asisten rumah tangga Ana saat Rio tengah bekerja.
Di hari kepulangan Ana tersebut Rio juga mengantarkan Ana pulang ke kediamannya. Sepanjang perjalanan menuju kediaman rumah Ana, Rio nampak memperhatikan gadis yang duduk di sebelahnya itu menatap jalanan dengan tatapan mata yang kosong.
"Percayalah An, semua akan baik-baik saja, aku akan selalu ada untukmu." Rio memberanikan diri untuk menggenggam tangan Ana dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya tetap memegang stir kemudi.
Ana menoleh ke arah Aio dan berusaha untuk tersenyum "Terima kasih banyak, Pak Rio," ucapnya lirih.
Empat puluh lima menit berkendara, akhirnya Rio menepikan kendaraannya di depan kediaman Ana. Rio mengantar Ana hingga masuk ke kamarnya, diikuti oleh asisten rumah tangga Ana yang membawakan barang-barang Ana.
"Oh ia An, ini beberapa vitamin yang harus kamu konsumsi. Dosis dan aturan minumnya sudah tertulis di kemasannya," terang Rio sambil menyerahkan bungkusan vitamin yang di berikan apoteker kepadanya.
Ana sama sekali tak bergeming, tatapan matanya masih kosong, ia terlihat seperti orang yang limbung.
"Ana..." Rio menepuk bahu Ana secara perlahan.
"Oh ia gimana tadi Pak?" seketika tepukan bahu dari Rio menyadarkan lamunannya.
"Sudahlah, An. Kamu istirahat saja, biar nanti vitaminnya aku berikan ke asistenmu. Nanti asistenmu yang akan menyiapkannya untukmu." ucap Rio.
Ana hanya menganggukan kepalanya, ia tidak begitu memperdulikan perkataan Rio. Pikirannya begitu lelah memikirkan semua yang terjadi dan masa depan dirinya serta anak yang didalam kandungannya.
Melihat Ana yang masih terus melamun membuat Rio ingin terus menemani Ana, ia sangat menghawatirkan kondisi Ana, namun waktu sudah menunjukan pukul 23.00 malam, ia tak ingin di grebeg warga sehingga mau tak mau Rio harus pulang.
Sebelum Rio berpamitan pulang Rio meminta Ana untuk berjanji menjaga dirinya dan juga kandungannya.
"An berjanjilah padaku untuk menjaga kondisimu dan juga kandunganmu dengan baik. Aku berjanji sepulang kerja aku akan rutin mengujungimu dan katakan jika kau mengidam sesuatu, sepulang kerja aku usahkan untuk mencarinya" ucap rio sambil menatap wajah Ana, Rio sangat takut jika Ana berbuat nekat.
Rio benar-benar tidak tega melihat kondisi Ana yang hamil seorang diri, bahkan orang tuanya maupun saudaranya pun tidak ada disisinya.
Ketika Rio hendak beranjak dari tempat duduknya, Ana memegang tangan Rio.
"Maaf, aku selalu merepotkan Pak Rio. Mulai besok Pak Rio sudah tidak perlu menjengukku karena aku tidak mau merepotkan Pak Rio lagi"
Sejujurnya Ana tidak enak hati, selama beberapa hari ini ana telah banyak merepotkan rio, ia tidak ingin menjadi beban untuk orang lain, selain itu Ana juga benar-benar merasa malu dengan Rio, baginya ini merupakan aib yang sangat memalukan.
"Aku tidak pernah merasa direpotkan oleh mu, ana tolong jangan panggil dengan sebutan pak lagi ya. Sekarang aku bukan lagi atasanmu" pinta rio yang mulai merasa tidak nyaman dengan panggilan itu.
"Lalu aku panggil pak Rio apa?" tanya Ana.
"Terserah, apa saja."
"Bagaimana jika aku panggil Kak Rio?"
Rio nampak berfikir sejenak, sebenarnya ia ingin lebih dari itu namun ia tak mau terburu-buru sehingga ia menganggungkan kepalanya, setuju.
"Baiklah, aku pamit dulu ya." Rio menarik selimut hingga ke dada Ana.
"Sekali lagi terima kasih banyak sudah banyak membantuku dan maaf merepotkan Kak Rio."
"Sama-sama" Rio tersenyum kepada Ana, kemudian ia pergi meninggalkan kediaman ana.
Lengang menyelimuti suasana rumah Ana selepas kepergian Rio, A a kembali memikirkan bagaimana nasib dirinya dan nasib anak yang berada dalam kandungannya, lama-kelamaan terdengar lirih suara isakan tangisan ana.
"Seandainya dulu aku tidak berhungan dengannya hiks..." gumam Ana. Tanpa terasa air mata ana mengalir deras di kala Ana mengingat pertemuan pertama kali Ana dengan Julio.
Flashback on
Pagi itu Ana memperbaiki penampilannya di dalam mobilnya yang telah terparkir di parkiran karyawan PT. Asri Group.
" Cheer up, Ana!!!" gadis itu menyemangati dirinya sendiri, kemudian ia melangkah dengan penuh percaya diri, memulai hari pertamanya magang di PT. Asri Group sebagai salah satu syarat menyusun Tugas Akhir kuliahnya.
Sesuai dengan jurusan kuliahnya, Ana di tempatkan di divisi accounting dengan pembimbing lapangan Rio Darmanto. Kebetulan pagi itu ada jadwal meeting mingguan di divisi accounting, sehingga Rio langsung mengajak Ana ikut bergabung.
"Cukup dengarkan dan catat bagian-bagian penting saja, aku harap dengan kamu magang di perusahaan ini kamu bisa mendapatkan pengalaman dan menambah banyak pengetahuan" ucap Rio, sebelum meeting di mulai.
"Baik, Pak Rio"
Begitu meeting di mulai, Rio memperkenalkan Ana kepada teman-teman divisinya dan juga kepada Julio Pratama selaku Manager accounting di PT. Asri Group.
Julio langsung terpesona pada pandangan pertama saat ia berkenalan dengan Ana, sepanjang meeting berlangsung ia terus memandangi wajah cantik gadis itu. Hingga selesai meeting, Julio mulai mencari-cari kesempatan untuk mendekati Ana, mulai dari meminta Rio untuk menempatkan Ana di ruangannya agar bisa membantunya memnyelesaikan persiapan audit, hingga mencari celah untuk mengajak Ana pulang bersama dengannya.
Di hari pertama Ana menolak ajakan Julio dengan alasan jika dirinya membawa kendaraan sendiri, namun di hari-hari berikutnya Julio tidak menerima penolakan. Dengan berbagai cara ia terus merayu Ana hingga akhirnya gadis itu tak mampu menolak ajakannya.
Tak dapat ia pungkiri jika pesona dan karisma dari seorang Julio Pratama mampu meluluhkan hatinya, terlebih Ana berlatar belakang anak broken home, ia sangat membutuhkan sosok seseorang yang penyayang dan perhatian seperti Julio.
Di kantor tidak banyak yang tau mengenai status Julio karena setiap kali ada acara kantor Julio tidak pernah mengajak serta istri dan anaknya, Julio juga tidak pernah terbuka atau menceritakan mengenai status dirinya.
Hanya seputar pekerjaan yang selalu ia bahas dengan rekan-rekan di kantornya, sosoknya yang tegas dan disiplin membuat rekan-rekannya segan dengannya.
Julio juga banyak membantu Ana dalam menyelesaikan laporan magangnya. Berkat bantuan Julio lah Ana dapat menyelesaikan laporan magangnya dengan cepat sehingga Ana bisa mengambil mata kuliah Tugas Akhir.
Ya tentu saja campur tangan Julio dalam pembuatan Tugas Akhir Ana memiliki andil yang cukup besar, dengan semua ilmu accounting yang di kuasai Julio menjadikan Tugas Akhir Ana menjadi yang terbaik di kampusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧
kalo udah begini pihak cewek yang paling dirugikan😔
2022-07-02
1
W⃠InDiAna ᶜᶠK🄷An✰͜͡v᭄💋R⃟ 💯
Dasaaar Juliooo Kadal Empang dia 😡pengen rasanya itu mulut manies kadal Empang Indi uleeg pakai sambal terasi biar tau rasa 😡😡
Dikira wanita itu makhluk lemah apa
mana tau ana klo si Julio dah punya bini klopun tau iya gak akan Mungin ana mau lah..
Duh Ana juga pakai tergoda mulut Empang Julio akhirnya semua deh dikasihkan Astaghfirullah 🤦🤦
Bikin emosso jiwa kan
disini yg tersakiti wanitaaa😭😭
SEMANGAT 💪
2022-02-01
1
Catha Leya
awal yg bagus
2021-12-24
1