PART2 "Malam pertama di neraka"
Sebin menatap pantulan dirinya di cermin kamar yang begitu luas, terlalu luas untuk sekadar satu manusia.
Kulitnya pucat, bibirnya sudah kehilangan warna. Ia mengenakan nightgown tipis, hadiah dari seorang pelayan yang tak pernah menyebutkan nama pengirimnya, tapi Sebin tahu, itu pasti dari dia.
Dari suaminya.
Dari lelaki yang baru ia nikahi siang tadi.
Tak ada ketukan saat pintu terbuka. Angin malam menyusup masuk bersama bayangan tinggi dan dingin
Tubuh tegap itu berdiri di ambang pintu, jas dilepas, kemeja hitamnya dilonggarkan, dan matanya... menatap Sebin seperti hantu.
MOON SEBIN
[Sebin menoleh pelan]
MOON SEBIN
Aku tak bisa tidur di tempat yang tak kukenal.
[Suaranya nyaris tak terdengar]
Vegas berjalan pelan ke arah tempat tidur, membuka laci kecil dan mengambil rokoknya. Menyalakan. Asap mengambang di antara mereka.
VEGAS
Mulailah membiasakan diri. Kau akan tinggal di sini selamanya.
MOON SEBIN
[Sebin menggigit bibirnya, lalu bertanya hati-hati]
MOON SEBIN
Apa yang kau inginkan malam ini?
VEGAS
[Vegas menatapnya. Lama]
VEGAS
Apa menurutmu aku akan memperkosa istri baruku hanya karena itu malam pertama?
[ucapnya datar]
Sebin tersentak. Nafasnya tercekat. Tapi Vegas hanya duduk di sofa di dekat jendela, menatap ke luar.
VEGAS
Aku mungkin monster... tapi aku tidak menyentuh barang yang belum kubersihkan.
MOON SEBIN
Barang?
[Sebin berdiri, matanya mulai berkaca-kaca]
MOON SEBIN
Jadi aku cuma... properti?
Vegas tak menjawab. Ia menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menatap Sebin dengan tatapan beku.
VEGAS
Tidurlah. Besok kita akan tampil di depan media. Dunia harus percaya kita pasangan sempurna.
Sebin hanya berdiri diam. Ingin melawan. Tapi tak bisa.
Ia merangkak ke sisi kasur, menarik selimut dan membelakangi pria itu. Tapi air matanya tak bisa berbohong.
Sebin terbangun karena mendengar pintu kamar dibuka dari luar.
Ia bangkit pelan, Vegas sudah tak ada di sofa. Di ambang pintu, sosok tinggi lain berdiri.
GAVIN
Hei Kak...
[Gavin tersenyum, seperti sinar kecil di tengah ruangan yang gelap]
GAVIN
Kau kelaparan, kan? Kupikir kau belum makan apa pun sejak pagi.
[Tangan kanannya memegang kantung plastik]
MOON SEBIN
[Sebin mengangguk pelan]
Gavin duduk di lantai, membuka plastik berisi nasi goreng kepiting dan minuman hangat.
GAVIN
Kakakku tidak tahu caranya jadi manusia. Tapi… dia tidak akan menyentuhmu malam ini. Dia cuma... tidak percaya pada siapa pun.
MOON SEBIN
[Sebin menatap Gavin, matanya merah]
MOON SEBIN
Kenapa kau berbeda?
GAVIN
[tersenyum]
Karena aku bukan bayangan masa lalu yang hidup dalam darah.
Mereka makan bersama dalam diam.
GAVIN
Aku akan mengawasimu dari jauh.
GAVIN
Bukan untuk mengendalikanmu. Tapi untuk jaga-jaga... kalau nerakamu suatu hari terlalu panas.
GAVIN
Dan Kak Sebin... kalau suatu hari kau butuh tempat untuk lari... temui aku.
Di Gym pribadinya, Vegas berdiri sendirian. Tinju menghantam samsak dengan brutal. Napasnya memburu, tangan berdarah.
VEGAS
Jangan jatuh hati padanya… Vegas…
[gumamnya sendiri, penuh kebencian]
VEGAS
Dia cuma alat. Hanya alat
Tapi untuk pertama kalinya…
Pandangan lembut Sebin menghantui pikirannya lebih dari tembakan, lebih dari kematian.
Thanapoom Tower, Pusat Kota Bangkok
Lobi gedung pencakar langit itu dipenuhi wartawan, reporter, dan selebriti politik Thailand. Kamera siap menyala, mikrofon diarahkan, dan semua kepala menoleh saat pintu lift terbuka.
Dari dalam, pasangan pengantin baru melangkah keluar
VEGAS
Tersenyumlah, Atau aku akan melukis senyum itu di wajahmu.
[bisik Vegas dingin]
MOON SEBIN
[Sebin menahan napas. Lalu tersenyum. Seolah semuanya baik-baik saja]
Di atas podium, konferensi dimulai.
GAVIN
Selamat pagi..
[ucap Gavin sebagai host acara]
GAVIN
Hari ini, keluarga Thanapoom ingin memperkenalkan kepada publik… wanita hebat yang kini menjadi bagian keluarga besar kami.
GAVIN
Tuan dan Nyonya Vegas Thanapoom.
Tepuk tangan terdengar, gemuruh.
Wartawan mulai bertanya, kamera berkedip tanpa henti.
Serbaguna
[WARTAWAN 1]
Tuan Vegas, apakah pernikahan ini cinta pada pandangan pertama?
VEGAS
[Vegas mengerutkan kening tipis, lalu melirik Sebin]
VEGAS
Tidak. Ini cinta… yang datang setelah banyak luka
Wartawan berseru kecil, mengira itu kalimat romantis.
Sebin menunduk sedikit, pura-pura malu. Tapi di bawah meja, tangannya menggenggam erat gaun, menahan gemetar.
Serbaguna
[WARTAWAN 2]
Sebin-ssi, bagaimana rasanya menjadi istri pria paling berpengaruh di Thailand?
MOON SEBIN
Aku… bersyukur. Aku tahu ini bukan hal yang mudah, tapi aku percaya kami bisa saling belajar.
[jawab Sebin dengan suara lembut, nyaris berbisik]
Vegas memeluk pinggangnya erat setelah itu, erat sampai rasanya seperti borgol tak kasat mata.
Setelah konferensi... di ruang belakang panggung
Sebin menarik napas panjang di balik dinding, tubuhnya mulai lelah karena tegang. Namun sebelum ia sempat tenang, suara langkah sepatu terdengar dari lorong.
RATCHANON
Tadi kau luar biasa. Manis sekali
MOON SEBIN
[Sebin menoleh]
Itu bukan Gavin. Tapi pria tinggi asing berpakaian serba hitam, dengan mata seperti kucing liar.
RATCHANON
[tersenyum licik]
RATCHANON
Namaku Ratchanon. Kau akan sering dengar namaku mulai sekarang.
RATCHANON
[mendekat terlalu dekat ke Sebin. Tangannya hampir menyentuh pipi Sebin.]
VEGAS
Berani kau sentuh, aku potong tanganmu
[Suara Vegas terdengar dingin seperti peluru es dari belakang]
MOON SEBIN
[Sebin menoleh ke arah Vegas]
Vegas berdiri dengan ekspresi membunuh, tubuhnya menegangkan rahang, mata menyala.
VEGAS
Chanon...
Wanita itu milikku. Tak seorang pun menyentuhnya tanpa izin dariku.
[ucapnya Pelan tapi tegas]
RATCHANON
[Ia tertawa kecil, lalu melangkah mundur]
RATCHANON
Tenang saja, Khun Vegas.
RATCHANON
Aku hanya... penasaran, bagaimana rasanya memiliki sesuatu yang begitu lembut… di tengah dunia sekeras ini.
Sebin menggigit bibir. Ketakutan. Nafasnya memburu. Tapi saat menatap Vegas, ia mendapati… bukan amarah. Melainkan sesuatu yang lain.
VEGAS
Jangan biarkan dia dekat denganmu lagi.
[kata Vegas sambil menarik Sebin lebih dekat]
VEGAS
Kalau kau terluka karena dia… aku akan membuatnya menyesal dilahirkan.
MOON SEBIN
[Sebin menelan ludah]
MOON SEBIN
Kenapa… kau tiba-tiba melindungiku?
VEGAS
[Menatapnya tajam]
Karena kau milikku.
Sebin duduk di balkon kamar. Angin malam menerpa rambutnya.
Pikirannya kacau. Dunia luar mengira hidupnya sempurna, jadi istri mafia kaya dan tampan.
Tapi hanya ia yang tahu, semua ini... tidak manis. Hanya pahit.
Dari kejauhan, Gavin datang membawa selimut dan secangkir cokelat hangat.
GAVIN
Aku dengar kau kena intimidasi Ratchanon.
[katanya pelan]
MOON SEBIN
Siapa dia sebenarnya?
GAVIN
Mantan anak didik ayah kami. Dulu dia calon pewaris sebelum Vegas dipilih. Tapi dia dendam.
MOON SEBIN
[Menatap Gavin]
MOON SEBIN
Apakah aku… akan bertahan di tempat ini?
Gavin tak menjawab.
Hanya menarik tubuh Sebin dalam pelukan singkat yang lembut, seperti kakak.
Sehangat satu-satunya pelukan yang tak membuatnya takut.
Sementara itu, di ruang bawah tanah Thanapoom Mansion...
Chanon berdiri di depan lukisan tua, bibirnya menyeringai.
RATCHANON
Sebin Moon… Kau pikir Vegas bisa melindungimu?
RATCHANON
Aku akan buat dia hancur... lewat kau.
Jangan lupa like comment and subscribe🦋
Comments
ナディン(nadin)
Wow!
2025-07-07
0