“Aku sudah tau yang kamu telepon si brengsek Doni, ngapain masih kamu sembunyikan,” Arka tersenyum agak sinis pada selena sambil mengusap rambutnya yang agak basah karena air wudlu.
Setelah sholat Ashar, perasaan Arka lebih tenang. Dia mulai berpikir dan mencari solusi, bagaimana cara mencari wanita yang telah menerima benih darinya.
***
Pagi itu sekitar pukul 07.00, Luna Atma Pandu gadis berusia 19 tahun. Pergi ke rumah sakit PERMATA DOA. Luna selalu merasa sakit perut ketika awal memasuki masa haid.
Luna berencana untuk memerikasakan diri ke rumah sakit megah Permata Doa. pada hari itu dia berulang tahun dan usianya memasuki 20 tahun. Pada saat Luna mencari ruangan untuk memeriksakan perut atau ruang Spesialis Kandungan. Dia masuk ke ruangan IUI, tepat di ruangan yang akan dipakai untuk proses Intrauterine Insemination (IUI) dari benih Presdir Arka.
Luna, gadis itu kaget dan tertegun, dia tidak bisa mengucapkan apapun karena banyak Suster dan Dokter di ruangan itu. Luna hanya berdiri tanpa berpikir untuk keluar dari ruangan.
“Apa yang akan mereka lakukan padaku? Apa memang cara kerja rumah sakit yang terkenal ini bagini..? Dalam 1 ruangan ada beberapa Dokter dan suster. Ah.. tapi sudahlah yang penting aku bisa memeriksakan perutku yang sering nyeri ketika mau datang bulan,” Bisik hati Luna.
Dokter dan suster yang sudah siap dengan proses IUI mempersilahkan Luna untuk mendekat dan mempersilahkan Luna untuk berbaring di tempat yang sudah disediakan. Luna pun dengan semangat, menuju tempat yang ditunjukkan oleh salah satu Dokter di ruangan itu.
Bak seorang putri Luna di beri pelayan yang super spesial oleh para Dokter dan suster.
“Apa memang karena pelayanan rumah sakit ini yang begitu menghargai pasien ya..? Sehingga rumah sakit Permata Doa begitu terkenal,” Luna berbicara dalam hati.
Tapi sudahlah yang penting aku segera di periksa dan mendapat resep dari sakit perutku yang hampir tiap bulan aku derita. Luna pasrah dan tanpa tanya apapun tetap berbaring di tempat pasien. Dokter memeriksa dengan teliti kondisi Luna. Dari mulai USG, tensi darah jantung dan lainnya.
Dokter dan suster begitu fokus saat menangani Luna. Tidak ada pertanyaan yang dilontarkan oleh para Dokter dan Suster.
Mereka hanya bekerja dan merawat Luna sampai luna merasa diserang kantuk yang luar bisa. Tanpa Luna sadari Dokter zaki yang melihat Luna menguap, langsung mempersilahkan luna untuk tidur kalau mau tidur.
Masih belum ada kata apapun yang keluar dari bibir Luna. Dia hanya diam seperti ada gembok raksasa yang mengunci mulutnya hingga susah dan beratuntuk berbicara.
“Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku tanyakan? Semua Dokter begitu sibuk hingga tidak ada yang memberi pertanyaan tentang keluhanku atau sakitku. Apa mereka memang sudah tau riwayat sakit yang aku derita? Apa mereka tau gejala yang sedang aku alami atau bagaimana ini, mengapa pemeriksaannya begitu ekstra seperti orang mau dioperasi Caesar.”
Kantuk yang menyerang Luna begitu luar biasa. Dia tidak bisa menahan, karena memang ada kandungan obat bius dalam proses IUI yang sedang dia jalani. Tidak ada satupu Dokter dan Suster yang mengajak Luna berbicara, hanya Dokter Zaki saja yang respek dengan luna saat luna menguap, setelah itu mereka sibuk kembali dengan pekerjaan masing-masing.
Pada saat tidur. Luna bermimpi menimang seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. Dia bersama seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Laki-laki itu tersenyum padanya, seraya mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Luna. Luna diajak masuk ke dalam Istana yang sangat megah.
Setelah masuk ke dalam Istana yang sangat megah itu. Luna di gendong bersama bayi laki-lakinya bak bridal style.
“Siapa laki-laki ini? Aku tidak mengenalnya, dan siapa bayi laki-laki yang aku gendong ini? Aku juga tidak mengenalnya?” Masih dalam mimpi. Luna berbicara dalam hati tentang siapa lelaki yang menggendongnya dan siapa bayi yang ada di gendongannya.
Setelah proses IUI berselang 3 jam dan sudah selesai, sedangkan Luna masih asyik dengan dunia mimpinya. Para Dokter dan suster keluar dari ruangan, tanpa tau gadis yang sedang mereka tangani adalah wanita yang lain atau bukan wanita yang asli akan dititipi benih keturunan tunggal keluarga HJG.
Semua masih dalam teka-teki Tuhan yang maha kuasa.
Setelah semua merasa lega dan beristirahat di ruang masing-masing. Luna yang sudah siuman alias bangun dari tidur karena pengaruh obat bius. Mengerjapkan kedua matanya dan melihat ke sekeliling ruangan.
Luna kaget karena jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Luna langsung bangun dan melepas semua peralatan yang menempel di badannya. Luna tidak menyadari bahwa di rahimnya sudah berkembang janin dari keturunan kelarga HJG. Karena pada saat IUI. Luna tepat di masa Subur atau tepat untuk dibuahi.
Luna langsung turun dari tempat dia berbaring. Dia ingin keluar dari ruangan, tapi merasa agak keram di bagian perut, sehingga Luna duduk sejenak untuk meredakan keram di perutnya. Luna juga tidak merasa pusing atau merasakan hal yang lain di bagian tubuhnya. Malah luna merasa segar setelah mendapat perawatan dari para Dokter yang telah mengobatinya.
Luna mencari para Dokter atau suster yang bertugas. Tapi dia tidak menemukan satu orang pun. Ahirnya Luna pergi begitu saja tanpa memberi tau petugas bahwa dia akan pulang. Luna juga pulang dengan tangan hampa atau tanpa mendapat resep obat dari Dokter. Luna terburu-buru karena hawatir telah ditunggu oleh Ibunya.
Setiap pukul 12.00 siang Luna selalu mengambil nasi di warung tempat ibunya bekerja, karena Luna diberi jatah makan siang oleh pemilik warung alias pemilik butik.
Luna, dia bekerja di sebuah butik dengan gaji yang tidak seberapa.
Ibunya bekerja sebagai tukang masak sebuah warung yang lumayan besar dan sudah mempunyai pelanggan fanatik dengan menu warung tempat Ibu Luna bekerja. Warung buka dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 8 malam. Ibu Luna bernama Naimah dan sering di panggil Bu Imah.
Luna dan Ibu berasal dari Desa kecil di Kaki Gunung Bromo. Tepatnya Desa PandanSari, Luna di tinggal sang ayah tercinta pada usia 16 tahun. Yaitu saat luna kelas 2 SMA atau kelas 11. Luna menjadi anak yatim dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri, karena di Desa Pandansari sering terjadi hujan abu vulkanik yang menjadikan sering gagal panen.
Ahirnya Luna dan Ibunya mencoba untuk mengadu nasip di kota besar atau Jakarta.
Setelah lulus SMA. Luna dan Ibunya merantau ke jakarta karena ada teman Almarhum ayah Luna merasa iba dengan nasib keluarga Luna yang sangat kekurangan.
Dari situlah awal Luna dan Ibunya pindah ke Jakarta dan Alhamdulillah, Luna bisa melanjutkan kuliah sambil ikut bekerja di butik milik pemilik warung tempat kerja Bu Imah.
Kebutuhan makan Luna dan Bu Imah sudah masuk bonus mereka sebagi pekerja. Rumah yang ditempati oleh luna dan Bu imah selama di Jakarta juga rumah pemilik warung tersebut. Sehingga gaji bulanan Bu imah dan Luna bisa dipakai untuk biaya kuliah Luna, sedangkan sebagian ditabung untuk membeli sawah yang ada di Desa Pandansari.
Rumah luna yang ada di Desa Pandansari dijadikan rumah singgah oleh para Wisatawan luar maupun dalam negeri, dan dikelola oleh saudara Bu Imah yang tinggal di Desa Pandansari. Bu Imah dan Luna sesekali masih menelepon dan menyapa keluarga di Desa sekalipun hanya lewat Telepon atau HP.
“Luna.., kenapa anak ini tumben terlambat mengambil jatah makan siang. Padahal biasanya selalu tepat waktu.”
“Ibu.., Ibu kaget ya. Karena Luna telat ngambil jatah makan siang. Iya.., tadi Luna sempat periksa perut Luna yang sering mulas kalau mau haid. Jadi Luna agak telat mengambil makan. Luna tidak ke mana-mana Ibu. Ibu Jangan hawatir! Anak Ibu baik-baik iyes!”
Luna mencoba merayu Bu Imah agar tidak memarahinya karena hampir 30 menit lebih Luna baru mengambil jatah makan siangnya.
Bu Imah menjitak kening Luna karena gemas, dan pasti selalu bisa ngeles kalau lagi berbuat salah.
“Dasar kamu ini ya! bikin Ibu jadi was-was. Hawatir kamu kenapa-kenapa?”
“Tenang mama! Anak mama sudah besar.., jangan terlalu hawatir.”
“Mama, mama. Memang mamah pisang. Sudah bawa sana nasinya, nanti keburu adem. Kalau sudah adem malah tidak enak kalau mau dimakan.”
“Asiyap! Mama.., Emuuuach. Terimakasih Ibuku tersayang.”
Luna pun pamit sama Ibunya lalu kembali ke butik.
“Semoga kamu selalu dalam Lindungan Allah anakku, semoga mimpi Ibu tadi malam hanya bunga tidur saja.”
Sambil berbicara sendiri. Bu Imah menatap kepergian Luna sampai Luna tidak terlihat lagi.
** selalu ditunggu like. Vote dan saran para Readers.., karena ini karya pertama aku. Terimakasih ya..**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nelly Noor
wah hebat juga alurnya kaya misteri
2021-06-03
1
Beby K 171
kayak film sinetron di Meksiko
2021-02-20
1
Erna Burnama
smg hidup Luna berubah stlah ketemu arka..
2021-02-14
2