BAB 5

Sambil berbicara sendiri. Bu Imah menatap kepergian Luna sampai Luna tidak terlihat lagi.

***

Sementara sore ini di Apartemen milik Arka. Arka sedang menelepon seseorang.

“Hallo. Assalamu’alaikum Rama. Bagaimana di kantor? Semoga aman terkendali?”

Rama adalah sekertaris kepercayaan Arka. Dia orang satu-satunya yang sering menjadi teman curhat Arka. Sekalipun tidak bisa dipungkiri kalau Rama dan Arka sering cekcok, beda pendapat, saling marah, mereka sudah tau kejelekan dan kekurangan masing-masing. Semua tetap dalam kondisi yang saling mengisi dan melengkapi.

Rama teman SMA Arka, bersama Dokter zaki. Mereka sering nongkrong bareng. Tapi semenjak Arka dijodohkan dan menikah dengan Selena. Kekompakan mereka agak berkurang. Karena Dokter Zaki dan Rama mengerti posisi Arka yang sudah berkeluarga dan juga sebagai atasan mereka berdua.

“Hai bocah! Kenapa kamu terdiam, tidak tau apa aku di sini lagi pusing, ditelepon malah diam saja, jangan jangan kamu tidak di kantor ya?”

“Ah.., jangan gitu dong bos.., ini aku lagi serius baca proposal pengajuan kerjasama dengan PT. Angkasa Pura. Lagian kenapa malah meragukan kalau aku tidak di kantor. Memang siapa yang akan gantikan Bos Arka yang manja, jika aku tidak di kantor.”

“Kamu ini, sekali lagi berani bilang aku manja. Awas kau! bisa ku keruk uangmu yang ada di ATM.”

“Waduh ampun bos, kalau yang ada di ATM itu aset bos.., jangan dibuat taruhan dong. Sudah tau aku nabung untuk biaya nikahan. Malah mau dikeruk.”

“Ah! sudahlah Ram! Aku serius ini! Jangan bikin aku tambah pusing dengan segala godaan dan candaan kita.”

“lho lho! Emangnya siapa yang ngegoda, kamu sendiri yang bicara kayak orang ngigau.”

“Eh.., berani bilang aku bicara ngigau lagi.”

“iya iya. Maaf deh.., ada apa telepon? Nanti aku ke apartemen kamu Ar.”

“Nanti malam saja tidak usah siang ini ke Apartemenku aku ada urusan untuk siang ini.”

“Bukannya malah mengganggu lho sama Selena kalau aku datang nanti malam? Apa kalian cekcok lagi? Dasar sudah pada dewasa masih saja kayak kucing sama tikus.”

“Hai! Aku bilang nanti malam saja ke sini!”

“ Iya iya.”

Ahirnya Arka menutup teleponnya, dan bersiap untuk mejemput Pak hari dan Bu Isti di bandara, karena mereka bergegas pulang untuk menyelesaikan masalah kekeliruan proses IUI di RS Permata Doa.

Sedangkan Selena setelah menelepon Doni, langsung pamit Arka untuk pergi dan tidak akan pulang selama satu malam, karena ada arisan dengan teman-teman dan ulang tahun temannya sehingga sulit untuk pulang karena partinya sampai pagi.

Arka bergegas turun menuju lantai satu, karena mobilnya di parkir di sana, sedangkan sopir Arka bertugas di kantor untuk menemani Rama yang sedang menggantikan tugas Arka sementara waktu.

Arka segera melajukan mobilnya karena hawatir akan terlambat sampai di bandara.

Arka fokus menyetir, karena jarak Apartemen dengan bandara sekitar 1 setengan jam, Arka menyalakan radio yang ada di mobilnya dan tidak sengaja mendengar lagu Jamrud atau Group Band yang tenar di era tahun 2000. Dia masih ingat dengan bait bait lagu Pelangi di matamu, milik jamrud yang sudah lama tidak pernah iya dengar semenjak SMP.

Arka karena ada lampu merah, dia mendadak mengerem mobilnya, hampir kalau telat sedikit saja dia akan melewati batas Zebracroos. Tanpa sengaja mata Arka menangkap seorang gadis berhijab dari kaca spion mobilnya.

Gadis itu mengendarai sepeda motor dan terlihat sendirian menatap hamparan kendaraan yang sedang antri menunggu lampu hijau menyala.

Hati Arka seperti tersengat listrik ketika menatap mata gadis itu, walau memakai atribut kendaraan yang begitu lengkap, gadis itu masih menunjukkan aura keanggunan dan ketangguhannya. Lama Arka menatap gadis itu dari spion mobilnya tanpa menyadari kalau lampu hijau sudah menyala, hingga deretan klakson mobil di belakangnya bersahutan mengingatkan Arka agar segera melajukan mobilnya.

Arka kaget dan segera melajukan mobilnya. Di jalan mata gadis itu masih menari-nari di pikiran Arka, dia tidak dapat mengalihkan pikirannya dari gadis penunggang kuda besi tersebut.

Padahal Arka menyadari kalau Arka sudah punya Selena. Arka menjitak keningnya sendiri.

“Dasar otak ini tidak bisa diajak kerjasama.”

Tapi memang sekalipun sekuat tenaga Arka berusaha untuk mencintai Selena yang sudah menemaninya selama hampir 3 tahun, tetap saja hati tidak bisa dibohongi, hati kecil Arka masih belum juga tumbuh rasa cinta. Apalagi Arka tau kalau Selena berselingkuh dengan Doni pesaing utama perusahaan Hari jaya Group.

Mobil Arka melaju dengan kecepatan sedang, karena terkendalan kemacetan yang tidak bisa dihindari dalam tiap harinya. Tanpa terasa Arka sudah sampai di bandara.

Arka memarkirkan mobilnya dan segera keluar untuk menjemput Pak Hari dan Bu Isti. Tidak perlu waktu lama Pak Hari dan Bu Isti muncul. Arka menatap kedua orang yang disayanginya dengan kagum.

“Semoga Allah selalu memberi kesehatan untuk kalian Pa, Ma. Maafkan bila Arka selalu membuat papa dan mama merasa susah.”

Tanpa terkendali bulir bening membasahi ke dua pipi Arka, dan cepat-cepat Arka mengusap bulir bening dari pipinya, hawatir pak Hari dan Bu Isti melihat kecengengannya.

Pak Hari dan Bu isti yang melihat putra tunggalnya berada di kerumunan orang yang menjemput keluarga mereka masing-masing, segera mendekati Arka dan tersenyum.

“Mana sopirmu? Kenapa menjemput Papa sama Mama sendirian?”

“Iya Ma Pa. Pak Rejo menemani Rama di kantor, saya yang suruh, hawatir Rama perlu bantuan. Karena hari ini Rama lagi urus kerjasama dengan PT. Angkasa Pura tentang proyek pembangunan Bandara di kota Lomo.”

Ayo Pa, Ma. Kita langsung ke mobil Arka saja, Papa sama Mama lapar tidak? Arka masih belum makan siang ini. Bagaimana kalau ke Resto Bebek goreng nyami. Arka kangen dengan bebek goreng nyami.”

“Iya Papa juga mau. Gimana Ma? Mama mau juga apa tidak? Eh iya Pa, Mama mau, bebek goreng nyami memang selalu bikin rindu.”

“Ok kita ke sana sekarang.”

Di dalam mobil Pak Hari mulai berbincang tentang proses IUI yang salah pasien.

“Bagaimana Ar? Papa akan segera bertindak untuk mencari wanita yang bisa jadi telah mengandung dari benih kamu? Papa hawatir wanita itu akan menuntut RS. Permata Doa. Kalau sampai itu terjadi, keluarga kita akan tercemar begitu juga dengn RS. Permata Doa.”

Arka terdiam sesaat dan mengambil nafas dalam dalam.

“Iya Papa. Menurut Arka itu lebih baik, karena semakin lama maka akan semakin rumit. Arka hawatir wanita itu positif hamil dari benih Arka. Itu akan membuat Arka menyesal seumur hidup karena sudah menelantarkan darah daging Arka.”

Pak Hari, Bu Isti dan Arka terdiam seperti ada gembok besar yang mengunci mulut mereka, hanya ada nafas yang menderu terdengar jelas di telinga masing-masing.

Mereka sudah tiba di Resto bebek goreng nyami, mereka memilih tempat duduk yang nyaman untuk dipakai ngobrol dan berbincang tentang rencana pencarian gadis yang menerima benih Arka Jaya Kusuma. Tidak berapa lama pelayan datang untuk menerima pesanan dari Arka.

Sambil terus berbincang, mata Arka menangkap sosok gadis yang tidak salah lagi, itu adalah gadis yang Arka lihat di balik spion mobil Arka ketika hendak berangkat ke bandara menjemput Orang tuanya.

Gadis itu mengambil beberapa kotak bebek goreng nyami, dan menuju kasir untuk membayar bebek gorengnya. Lama mata Arka memandang gadis itu, sedangkan pak Hari dan Bu Hari melihat tingkah putranya yang tidak bergeming melihat sosok gadis yang mungkin dikenal oleh anak tunggalnya.

Setelah gadis itu berlalu, barulah Arka sadar kalau tingkahnya tertangkap basah oleh Papa Mamanya.

“Kenapa kamu nak..? Kamu kenal dengan gadis berkerudung tadi?”

“Eh Mama.” Arka salah tingkah, karena tertangkap basah kalau dia mengagumi gadis yang belum sempat dia kenal.

Tanpa Arka sadari, bahwa gadis yang Arka kagumi adalah Luna Atma Pandu. Gadis yang sudah positif mengandung darah dagingnya.

“Ada apa sayang.., ingat kamu sudah punya Selena, jadi jaga hati dan rumah tanggamu. Mama tidak mau kamu menjalin hubungan dengan wanita lain saat kamu sudah punya Istri. Selena begitu mencintaimu buktinya dia mendukung program IUI yang begitu kita inginkan, sekalipun kita tidak tau bagaimana keadaan hati dan perasaannya.”

Orang tua Arka masih belum tau kalau rumah tangga arka dan Selena seperti neraka, Papa Mama Arka memahami kalau Selena dan Arka adalah pasangan yang menyayangi seperti yang sering mereka lihat, karena di depan mereka Selena sangat pintar menyembunyikan keaslian rumah tangga mereka, sehingga Pak Hari dan Bu Hari masih percaya kalau Arka dan Selena hidup bahagia.

** like. vote dan saran dari Readers bikin hati semangat..**

Terpopuler

Comments

Keiza Aliyah

Keiza Aliyah

tertipu orang tuanya

2024-02-21

0

cloe

cloe

jd laki koq bego

2021-10-15

0

Sri Nyruiamah

Sri Nyruiamah

horang kaya critanya ya.....gitulah masa jadi laki2 kok ngak peka

2021-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!