"Bb.. baiklah tuan... ss.. sayaa... akan antarkan tuan kepada A..A... Arya Wajra!" Ucap Juragan Suryo sambil menahan nafasnya yang serasa hampir putus.
Mendengar ucapan Juragan Suryo sontak Menak Waja melepaskan cengkeraman dari leher Juragan Suryo sambil melemparkan tubuhnya kebelakang seperti membuang barang ringan saja. menjadikan tubuh Juragan Suryo terjerembab nampak darah kental keluar dari bibirnya.
Tiba-tiba dari balik kabut tebal muncul 2 orang misterius yang 1 nampak begitu kurus namun berotot dengan membawa 2 bilah celurit di punggung nya sementara 1 orang lagi berperawakan tambun dan bempal menyandang gada besar di samping pinggangnya dengan kepala botak berewok yang hampir menutup seluruh wajahnya. Sungguh dari watak dan perangai ketiganya bukanlah orang baik-baik dari luka di wajah dan tubuh mereka juga menunjukan mereka para jawara yang terbiasa dengan berbagai pertarungan.
"Getah... seret dia!". Teriak Menak Waja sambil menunjuk ke arah Juragan Suryo. Dengan sigap Loh Getah mencengkeram kerah baju Juragan Suryo dan menyeretnya agar berdiri sembari berteriak "Ayo, kau tunjukan kepada kami dimana Arya Wajra tinggal?".
Dengan langkah gontai Juragan Suryo menunjukkan arah menuju pondok Arya Wajra.
**
Sementara itu Arya Wajra bersama Wedang sedang menyantap sarapan, nampak nasi liwet di dalam kuali tanah liat yang masih berasap dengan ikan tongkol bakar dan sambal menghias dipan di teras mereka. "Sungguh nikmat sambal buatan romo" ucap Wedang yang begitu lahap hampir 1 ekor ikan dan 1 pincuk nasi tandas di lahapnya.
dari jauh nampak gadis kecil yang begitu jelita berlari kecil ke arah pondok Arya Wajra dan Wedang sambil membawa beberapa bungkusan dari daun pisang.
"Kakang Wedang, aku membawakan bungkusan ini untuk sarapan kakang bersama paman. Ibu yang menyuruhku". ucap Murti sembari tersenyum dengan begitu manis.
Tiba-tiba terdengar suara Istri Juragan Suryo berteriak mengagetkan suasana hangat sarapan di pondok Arya Wajra.
"Ohh... Dewa bathara apa yang terjadi pada mu Kanda?". Teriak Nyi Surti sembari berlari ke arah Juragan Suryo.
Arya Wajra, Wedang dan Murti sontak mengarahkan pandangan ke kediaman Juragan Suryo. Sementara Murti berlari pulang sambil memanggil manggil ayahnya.
Nampaknya ketiga Jawara yang hendak berurusan dengan Arya Wajra tidak langsung menyergap. Mereka telah memperhitungkan kemampuan Arya Wajra dan memilih mengalihkan perhatiannya dengan melepaskan Juragan Suryo sembari menunggu kesempatan untuk melumpuhkan Arya Wajra dengan satu atau dua serangan.
"Wedang cepat ambil perlengkapan obat di dalam lekas bawa ke rumah juragan Suryo bopo akan melihat kondisi Juragan Suryo terlebih dahulu." Perintah Arya Wajra pada Wedang.
Tanpa basa basi Wedang langsung menuju rumah sementara Arya Wajra berlari menuju rumah Juragan Suryo.
Juragan Suryo mengetahui rencana dari 3 begundal yang sudah menghajarnya habis-habisan saat melihat Arya Wajra berlari kearahnya ia hendak memperingatkan Arya Wajra namun karena luka dalam yang ia derita jangankan berteriak berkata sepatah katapun ia tak mampu dan hanya menggunakan isyarat tangan yang ia tujukan kepada Arya Wajra agar kembali ke rumahnya.
Kejadian itu begitu cepat saat Arya Wajra menoleh kebelakang tiba-tiba ia mendengar Wedang berteriak "Bopo tolong Wedang."
Loh Getah berhasil menotok urat leher Wedang sehingga setelah Wedang berteriak meminta pertolongan Ayahnya tubuhnya tak dapat bergerak dan hanya mematung tanpa bisa melawan saat Loh Getah membawa tubuh mungilnya.
"Cilaka." Runtuk Arya Wajra mendapati anak semata wayangnya di bawa kabur oleh Loh Getah. "********, turunkan anak ku!". Teriak Arya Wajra muntab mendapati Loh Getah kabur dengan sekali lompatan menuju arah pantai.
Arya Wajra mencoba mengejarnya namun kecepatan meringankan tubuh Loh Getah memang diatas dirinya itulah sebabnya Menak Waja memerintahkan Loh Getah untuk menculik anak Arya Wajra dan ternyata rencana mereka berjalan lancar.
***
Nyi Wringit, Ki Barna beserta Sarjo baru saja tiba di kediaman Juragan Suryo dan langsung memapahnya kedalam rumah. Rupanya begitu sadar dari pingsan Sarjo langsung mencari Nyi Wringit dan Ki Barna serta menceritakan kejadian buruk yang ia dan Juragan Suryo alami.
Ki Barna mendudukan Juragan Suryo di atas dipan lalu duduk bersila mengambil posisi di belakang Juragan Suryo kemudian menyalurkan tenaga dalamnya beberapa saat hingga Juragan Suryo memuntahkan darah hitam dan darah beku dari organ dalamnya yang terluka perlahan wajahnya mulai segar menunjukan darahnya telah mengalir dengan lancar. Sambil terbata-bata Juragan Suryo menceritakan bahwa salah satu dari 3 begundal yang telah mencelakainya berhasil menculik Wedang, saat ini Arya Wajra sedang mengejarnya.
"Ki Barna... Nyi Wringit... aku sudah merasa lebih baik. Jadi tolong kalian bantu Arya Wajra untuk menemukan Wedang jangan sampai terlambat!". Minta Juragan Suryo sambil terbatuk menahan nyeri di dadanya.
"Baik juragan, serahkan semua pada kami. Kami yakin ********-******** itu hanya mengincar Arya Wajra. Jawab Nyi Wringit. Lantas keduanya berpamitan dan langsung menuju arah Wedag di culik.
****
Arya Wajra kehilangan jejak Loh Getah yang terbang dengan kecepatan tinggi, sementara dia yakin pandangannya sempat menangkap Loh Getah di sekitar tempat ia berdiri.
"Bang**t, ilmu meringankan tubuh ******** itu tinggi sekali. Aku yakin dia pasti masih di sekitar tempat ini." Sekali jejak ke tanah tubuh Arya Wajra melenting ke atas ia menuju dahan pohon paling tinggi di hutan agar pandangannya leluasa ke segala arah.
Arya Wajra berpindah dari 1 pohon ke pohon lain yang tidak kalah tinggi namun hasilnya tetap sama. Nihil!
Matahari sudah tepat di atas kepala sementara jejak dari penculik Wedang belum juga di temukan.
"Arya Wajra... di mana dirimu?". Teriak Nyi Wringit dan Ki Barna berulang-ulang memanggil manggil Arya Wajra.
Arya Wajra mendengar teriakan mereka lantas melompat turun dari atas pohon dengan tiba-tiba.
"Setan alas.... kurang ajar kau Wajra aku sudah tua jantungku sudah lemah kenapa kau mengejutkan ku!" runtuk Nyi Wringit yang terkejut dengan kedatangan Arya Wajra dari atas pohon yang ia pijak.
"Maaf Nyi saya kalut... Jawab Wajra sekenanya.
"Kolat kalut... kau bisa tidak menjaga anakmu mengejar 1 begundal saja tidak becus." lagi lagi Nyi Wringit menghujani Arya Wajra dengan bicara khas nya yang ketus.
Sementara Arya Wajra memijit keningnya yang mulai terasa pening sebab kejadian yang menimpa Wedang hari ini, di tambah dengan omelan Nyi Wringit yang terngiang di telinga nya.
"Hupp..." tak lama Ki Barna bergabung dengan mereka berdua. "Rupa-rupanya orang yang ingin mencelakaimu memiliki ilmu yang cukup tinggi Wajra?". Ki Barna berpendapat sambil menatap wajah Arya Wajra yang nampak belum tenang.
"Begitulah Ki, saya sudah mengerahkan seluruh kemampuan meringankan tubuh saya untuk mengejar pengecut itu namun tidak berhasil mengejarnya, padahal ia terbang sambil memanggul Wedang." Ucap Arya Wajra.
"Kau juga kurang waspada Wajra! Sebagai pendekar pilih tanding harusnya tak kau biarkan anakmu sendirian". Kembali Nyi Wringit mengkritik Arya Wajra dengan pedas.
"Sudah Nyi hentikan omong kosongmu kepalaku terasa mau pecah, Huhh... Kau ini bisanya cuma ngomeeel.... saja. Sekarang bukan waktunya untuk berkata demikian!" Sergap Ki Barna.
Syuuuuttt.... tiba tiba saja ranting runcing dengan kecepatan bukan main-main mengarah kepada mereka bertiga...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Enny Pertama
... nafasnya yang TERASA hampir putus.
.. berperawakan tambun dan GEMPAL.
..PERIUK nasi..
Dari jauh...( D huruf besar karena merupakan huruf pertama dalam paragraf )
" Celaka",...
.. terbang sambil MEMIKUL Wedang..
2021-01-08
1
Jenkgod
Mulai seru
2020-12-27
1
shinichi
tak bom like thor....
seru ceritany
2020-12-24
5