"Huahahaaa..." "Hihiiii.... "
Suara tertawa sepasang laki-laki dan perempuan menggema memekakan telinga, menandakan seseorang dengan tenaga dalam yang tinggi.
"Aki, Nini... Jangan main-main dengan senjata, apa kalian tega melihat Wedang jadi yatim piatu?" Arya Wajra mendengus kesal.
Tiba-tiba nampak 2 bayangan abu-abu terbang dan melompat dengan bersalto mendekati Wajra.
"Heh, tega sekali kau meninggalkan Wedang sendiri di rumah! Apa kau sudah tidak bisa menjaganya? Lebih baik kau serahkan bocah bagus ini pada kami, biar kami yg urus dia seperti cucu kami sendiri!". Runtuk Nyi Wringit nampak kesal. Andai Ibunya masih hidup kau pasti juga akan di maki-maki olehnya!".
"Maaf Nyai... saya harus segera ke kadipaten untuk menemui paman Pranaraja dan harus segera kembali tidak mungkin saya mengajak Wedang. Bukankah saya menitipkan Wedang pada Sarjo?" jawab Wraja sambil menggaruk kepalanya dan menghampiri Nyi Wringit dan Ki Barna.
"Huhh.. Sarjo si bujang lapuk itu kau percayakan untuk menjaga anakmu!" Lihat saja kemana dia sekarang?" Ki Barna ikut mengomeli Wraja.
"Iya, maaf Nyi... Aki... lain kali saya akan mengajak Wedang kemanapun saya pergi. Sekarang dimana Wedang?" Wraja celingukan mencari-cari Wedang.
"Ssttt... Dia sedang tertidur di rumah Juragan Suryo. Biarkan dia disana besok pagi barulah kau jemput dia. Lagi pula Juragan Suryo dan istrinya sudah memperlakukan Wedang seperti anaknya sendiri." Nyi Wringit nampak berbicara sambil menunjuk rumah juragan Suryo.
"Syukurlah jika begitu. Saya jadi tidak enak dengan Juragan Suryo". Sesal Arya Wraja.
"Sudahlah, sekarang ada kabar apa yang kau bawa dari Kadipaten?" Tanya Ki Barna.
Wraja menceritakan semua permintaan Raden Pranaraja kepada Nyi Wringit dan Ki Barna mereka pun mendengarkan sambil manggut-manggut mendengar cerita Wajra seolah memahami kemauan Nambi yang disampaikan kepada Pranaraja.
"Kau sangat beruntung memiliki putra yang cerdas dan tampan seperti Wedang". Ucap Nyi Wringit sambil memandang bulan di antara dedaunan kelapa.
"Seandainya Ibunya ada disini dia pasti bangga meihat perkembangan Wedang". Tambah nyi Wingit.
"Sudahlah Nyi, tolong jangan ingatkan saya pada kejadian itu, apalagi di depan Wedang, saya tak ingin nampak kesedihan diwajahnya". Arya Wraja mendengus nampak rona kesedihan dalam matanya.
"Lantas kapan kau berencana membawa Wedang ke Trowulan?" Tanya Ki Barna.
"Kemungkinan 3 purnama lagi saya akan menitipkan Wedang pada Kakang Nambi". "Di bawah asuhan Kakang Nambi saya yakin Wedang akan menjadi anak yang luar biasa hingga dapat mengabdi sebagai Dharmaputra". Lanjut Arya Wraja.
"Kalau begitu izinkan kami mengajarkan beberapa jurus silat kepada Wedang sebelum ia menuju ke Ibu Kota. Bukan begitu Nyai?". Ucap Ki Barna sambil memandang Nyi Wringit.
"Dasar tua bangka, kenapa kau harus meminta izin pada cecunguk ini, bukankah selama ini kita sudah mengajarkan beberapa jurus pada Wedang?" hihiii... Nyi Wringit tertawa melihat wajah bingung Wraja.
"Apa... jadi selama ini Nyai dan Aki mengajari Wedang jurus silat?". Duh, Gusti Agung Jagad Dewa Bathara apa yang harus ku katakan kepada Nilam jika ia tahu anaknya belajar silat di usia 7 tahun!" runtuk Wraja pada Nyi Wringit dan Ki Barna.
"Kau sebenarnya tidak tahu atau hanya berpura-pura dengan sesuatu yang dimiliki Wedang!" Nyi Wringit membalas ucapan Wraja sambil ngotot sedikit berteriak. "Benar Warna!". Sahut Ki Barna.
Nyi Wringit dan Ki Barna bukanlah pendekar sembarangan keduanya adalah pasangan jawara dari pulau Madura yang sengaja lari dari kampung halamannya seba menjadi buronan karena telah membunuh kawanan bangsawan yang merupakan penjahat berseragam abdi kerajaan. Namun karena kekuasaan bangsawan tersebut akhirnya hukum tetap menyalahkan keduanya.
Nyi Wringit terkenal dengan jurus selendang terbangnya sedangkan Ki Barna memiliki jurus sapi gila yang dengan srudugan kepalanya mampu meruntuhkan tembok istana Majapahit. Nyi Wringit berada di silat tingkat 3 inti diri dengan 27 lapisan tenaga dalam sedikit di bawah Wraja yang memiliki 30 lapisan sedang Ki Barna 25 lapisan dan berada di tingkat 3 inti diri. Namun jika mereka bergabung melawan Wraja maka sudah di pastikan Wraja tidak akan bertahan dalam 100 jurus.
**
Senja telah tiba, suara burung dan kokok ayam jago bersahutan diantara lebatnya pohon kelapa dan asem di sekitar rumah penduduk Lembah Ngrawan. Nampak Juragan Suryo bersiap siap menyusun dagangan kelapa di atas pedatinya. Wedang berpamitan kepada Juragan Suryo dan Istrinya kemudian berlari kecil menuju pondoknya sementara Wraja sedang bersila larut dalam semedinya menyerap energi alam.
"Bopo... Bopo... kapan Bopo pulang?" kenapa tidak membangunkan Wedang agar pulang kerumah?". tanya Wedang kepada Wraja.
Sambil mengelus-elus kepala Wedang."Bopo pulang tengah malam, tidak enak jika membangunkan Juragan dan keluarganya". "Kemana paman Sarjo?" tanya Wraja.
"Semalam paman di minta Juragan untuk menuju desa Lebak dan mempersiapkan dagangan di sana karena itulah Wedang bermalam di rumah Juragan Suryo."
"Wedang, kemarilah! Coba kau tunjukan jurus-jurus yang di ajarkan Ki Barna dan Nyi Wringit padamu!".
"Emmh... Rupanya bopo sudah tahu?" Bopo tidak marah kan?" tanya Wedang khawatir.
"Tidak, Bopo hanya ingin tahu sejauh mana kau mampu menyerap ilmu dari Aki dan Nini mu".
"Baiklah romo.. Wedang mulai mengambil kuda-kuda. Chiaaattt... hiyaaa... jurus demi jurus Wedang mainkan dengan sangat indah dan bertenaga. Anak seusianya begitu mahir menggerakan tubuhnya sungguh mengejutkan. Wajra tidak mau memuji Wedang, ia tak ingin Wedang tertipu dengan pujian hingga lupa untuk terus berlatih menjadi kuat.
"Wedang, Perhatikan Romo!". Huph... huph... Wajra memainkan jurus dasar pukulan wajra membelah gunung kepada Wedang satu persatu jurus ia tunjukan tanpa mengurangi kecepatan dan kekuatan gerakannya. hingga di jurus terakhir Wajra memukul batu yang berada di sampingnya tanpa tenaga dalam. "Hiyaaaaa..." Bummmp... batu itu hancur berkeping-keping hingga ***** tak berbentuk. "sekarang kau praktikan jurus tadi!". "Apa kau lupa?". Tanya Wraja. "Saya akan mencobanya bopo". jawab Wedang.
Hup... hiyaaa... hup... hiyaa... Wedang memainkan jurus dengan baik dan bertenaga. Wajra terpukau melihat Wedang mampu menirukan jurus demi jurus walau gerakan nya masih kaku namun ia teringat ketika berusia 12 tahun ia baru bisa menghafal jurus tersebut bahkan setelah Bathara Sang Hyang Hawu menghukum untuk mengisi air dari kaki bukit Baruna.
"Luar biasa, anak ini memiliki bakat meniru jurus dalam sekali pandang". Batin Wajra memuji Wedang anaknya.
"Baik, Wedang cukup!". "Sudah saatnya mandi, cepatlah mandi bopo akan memasak spesial untukmu". Perintah Wraja pada Wedang. "Baik bopo". Jawab Wedang.
**
Dari kejauhan pantai nampak sebuah perahu yang di kendarai 3 orang tanpa mendayung namun perahu itu berjalan begitu cepat. Rupanya perahu itu dikendalikan dengan tenaga dalam tinggi.
Siapakah mereka? dan ada perlu apa mereka menuju Lembah Ngrawan? ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Trisna Tris
lanjut Thor... aku paling senang membaca cerita yang mengandung sejarah... apa lagi cerita nusantara..
.
2022-10-18
1
Wak Jon
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
2022-08-05
0
LANANG MBELING
Dari Madura hadir... ka angghui macah caretanah sampean...
2021-12-03
0