1. Serigala Amerika

Seperti yang sudah dia katakan, melakukan perjalanan malam malah membuat dirinya merasa tenang. Namun, malam ini, Lyra tidak menginginkan tubuh serigala-nya berkeliaran sebab nanti, pikiran-pikirannya yang kacau akan terdengar oleh Feroces yang sedang berburu. Itu karena dia tidak ingin melibatkan siapapun dalam urusannya sendiri.

Dengan berjalan kaki menelusuri hutan tanpa rasa takut akan sesuatu yang mengancam dari balik pohon-pohon besar dan semak belukar yang menyeramkan, Lyra hanya berupaya untuk menenangkan dirinya sendiri. Berharap Alpha Civitas mampu mempertahankan kedamaian ini dan membuang ketidakadilan yang ditimpakan Ducis kepada golongan mereka.

Terus terang, untuk terpisah dari keluarganya, Lyra tidak mempermasalahkannya. Dia hanya tidak ingin melihat ibunya sedih dan merasakan kehilangan lagi. Mereka sudah membesarkannya dan terus berharap yang terbaik untuknya, dan sebagai orang tua mereka sudah sangat cukup melakukan ini dan itu agar supaya dirinya merasa betah tinggal di rumah nan nyaman. Betapa egoisnya dia, bukan?

Malam itu semilir angin berhembus cukup kuat dan Bulan tanpa malu menampakkan dirinya yang bersinar membiru di langit yang tiada Bintang saat itu. Ketika sampai di ujung bukit, dimana biasa Para Pemburu Feroces berkemah dan untuk malam ini mereka sudah berpindah tempat, Lyra duduk sambil menikmati cahaya bulan yang sebenarnya tidak mampu menembus rimbunan pohon-pohon yang ada di depannya. Bukit diseberang sana hampir sama tingginya dengan yang sedang dia duduki, jaraknya juga tidak terlalu jauh. Mungkin di malam lain dia bisa pergi ke sana tetapi tidak dengan berjalan kaki. Sosok manusianya akan cepat kelelahan tapi semoga saja bertambahnya usianya nanti dia akan lebih kuat.

Matanya tidak sengaja memperhatikan gerak-gerik di dalam rimbunan pohon di Bukit seberang, seperti ada sesuatu yang akan keluar dari rimbunan tersebut dan ya, seekor serigala dewasa dengan warna bulu cokelat keemasan muncul dari balik rimbunan pohon-pohon tersebut. Lyra langsung terkejut ketika sosok itu melempar tatapan tepat padanya, matanya berkilat sepintas lalu dan dahinya sedikit berkerut untuk waktu yang cukup lama.

Lyra tersentak ketika teringat tatapan itu, tatapan yang sebenarnya adalah ketidaksengajaan yang ku dia lakukan saat di sekolah. Serigala tersebut mencoba melarikan diri atau dia memang ingin berlari menjauh dari bukit itu. Rasa penasarannya memuncak dan berlari mengejarnya yang masih nampak dari kegelapan malam itu. Telinganya cukup mampu mendengar suara-suara dedaunan mati yang diinjaknya dan napasnya yang menderu hebat karena batin serigala-nya. Alih-alih takut akan kehilangan jejaknya dan kakinya juga sudah lelah sekali untuk berlari, Lyra merubah dirinya menjadi serigala juga.

Kali ini dia juga bisa bercakap dengannya meski jauh dari jarak yang mampu didengar manusia pada umumnya. Sekitar enam mil jaraknya dengan serigala cokelat itu, Lyra mendengar sesuatu seraya berlari mengikutinya dari belakang. Serigala itu tentu saja tahu kalau Lyra mengikutinya dan dia mengetahui Lyra bisa berubah menjadi serigala.

Kau bisa mendengar ku?

Lyra mendengus, tentu saja serigala Amerika. Balasnya.

Apa yang kau lakukan? Kenapa ditengah malam kau di sana sendirian? Apakah kau sedang patroli?

Aku? Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan diseberang sana? Kau tahu wilayah ini, sementara kau hanya serigala Amerika.

Dia terkekeh, aku, sebenarnya aku sudah lama di sini.

Oh, jadi kau hanya mengaku sebagai murid pindahan dari Amerika? Bagus sekali.

Tidak juga, aku memang serigala Amerika dan aku hanya ditugaskan. Lyra bisa mendengar serigala itu melambatkan langkah kakinya.

Dia benar-benar penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang serigala itu lakukan di wilayah ini. Apakah dia tidak takut kalau-kalau dia bertemu Feroces yang mengerikan itu dan lalu diinterogasi, kemudian diambil alih oleh Ducis. Serigala itu bodoh sekali.

Hei, aku bisa mendengar pikiranmu. Siapa itu Feroces dan Ducis?

Kau! Lancang sekali! Teriak Lyra kencang sekali agar serigala itu jera. Lagipula itu memang salahnya, kenapa dia melakukan itu saat sedang dalam rupa serigala.

Bisakah kita bertemu? Sejak tadi aku berlari-lari dan aku kelelahan.

Lyra tertawa mengejeknya, dasar payah!

Lalu mereka merubah diri mereka masing-masing menjadi manusia dan Lyra terkejut lagi dibuatnya bahwa ternyata dia tidak mengenakan baju atasan. Dadanya yang penuh peluh memantulkan cahaya bulan, bahunya lebar dan Lyra baru mengetahuinya setelah melihat dengan jelas dan sedekat ini.

"Kau bilang kau sedang ditugaskan? Siapa yang menyuruhmu?" tanyanya setelah sesi lihat-melihatnya selesai.

"Kalau aku menjawab tugasku, lalu bagaimana dengan pertanyaan ku?"

Lyra mendengus, lagi, "ya, kau bisa menjawabnya atau tidak. Itu terserah padamu." ujarnya, "lagipula aku akan kembali." dia berbalik dan berjalan meninggalkan orang itu.

"Hei, tunggu." panggilnya dan Lyra menoleh perlahan, "Kita bisa bertemu lagi di sini kan?"

Lyra mengangkat kedua bahunya dan menggeleng kecil kemudian kembali berjalan menjauh dari orang itu. Lyra tidak bisa pergi sejauh ini lagi dari rumah, untuk kembali ke rumah pun memakan waktu hampir lima belas menit. Dia khawatir kalau-kalau orang tuanya panik mencarinya yang sudah terlalu lama berjalan-jalan keluar. Dia tidak bisa lebih lama dari ini.

"Tunggu!" teriaknya lagi.

Lyra tetap berjalan dan tidak memperdulikannya.

"Kita bahkan belum berkenalan." dia berhenti bicara. "Rick, namaku Rick." katanya lagi pada akhirnya.

Mungkin Rick menimbang-nimbang akan mengatakan namanya atau tidak kala itu. Namun, diam-diam Lyra senang karena mengetahui namanya dan bisa mencarinya jika ada apa-apa atau mungkin memanfaatkannya, dia terkekeh sendirian memikirkan ide gila itu muncul dalam pikirannya.

Apakah dia perlu menaruh curiga terhadapnya? Dia rasa ya, Rick patut dicurigai karena mungkin saja dia mengetahui soal pasukan berbulu hitam itu atau malah dia biang dari pasukan itu. Siapa yang tahu? Batin Lyra.

Lalu Lyra berhenti dan melihatnya, setengah wajahnya gelap, tidak terkena cahaya Bulan. "Panggil aku Lyra. Dan kau berhutang penjelasan padaku, serigala Amerika."

"Berhati-hatilah, jaga dirimu." kata Rick.

Sebelumnya, Lyra tidak pernah dikhawatirkan oleh orang lain, apalagi seorang laki-laki. Temannya hanyalah Sean dan dia berupaya untuk selalu bisa membantunya dan dekat sekali dengannya. Namun, entah mengapa, dengan Rick, Lyra seakan bisa menangkap sinyal yang lain, yang biasa dirasakan oleh dua makhluk yang berbeda jenis. Cepat-cepat dia menjauhkan pikiran konyol itu, mana mungkin perkenalan seperti ini bisa menimbulkan rasa-rasa yang sebelumnya belum pernah dia rasakan dan begitu juga sebaliknya. Rick tidak mungkin tertarik dengannya, tentu saja.

Tanpa basa-basi lagi dan kata-kata yang lain, Lyra langsung berbalik dan berjalan semakin jauh masuk ke dalam hutan untuk kembali pulang.

***

"Benarkah?" wajah Sean kaget tidak main-main.

"Memangnya aku pernah berbohong padamu, ya?" sahutnya.

Dia cepat-cepat menggeleng, "tidak, tidak, tidak, maksudku bukan itu. Aku hanya tidak percaya kau menampakkan wujud serigala mu." dia memelankan suaranya diakhir katanya alih-alih berbisik, takut kalau-kalau manusia mendengarnya.

"Iya bodoh, aku serius."

"Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau tidak lari? Astaga Lyra!"

Lyra bisa membaca raut wajah Sean yang berantakan dan isi pikirannya yang dibuat kacau.

"Bisakah kau jelaskan perkataan mu itu?"

"Ya! Tentu saja. Dia akan menyerang mu kapan saja, dia tahu kemana kau sering pergi dan dia sudah tahu namamu. Astaga! Kenapa kau melakukan hal bodoh itu?" Sean semakin menjadi-jadi, dia menjambaki rambutnya.

Lyra merasa bersalah karena itu.

"Maafkan aku, aku hanya penasaran dengan apa yang dia lakukan." jawabnya defensif.

"Baiklah, terserah padamu. Aku tidak mau kehilangan orang aneh sepertimu, berjanjilah nanti malam kau akan baik-baik saja." dia terdengar putus asa atau mungkin tak ingin membuat Lyra semakin merasa bersalah?

"Dengar ya," Sean menarik telinganya tiba-tiba, "kau harus berhati-hati. Dia bisa saja membawa pasukan, tidak sendirian."

Menjengkelkan sekali, berani-beraninya Sean menarik telinganya seperti itu. "Yaaaaa, aku tahu." Lyra kemudian menatapnya dengan tatapan kesal.

Sean memang teman Lyra yang paling baik, dan dia juga hanyalah satu-satunya teman manusia serigala-nya yang tidak pernah macam-macam dengannya. Sean seperti segalanya baginya, bisa menjadi kakak yang sempurna sekaligus teman yang baik sekali. Bisa dilihat bagaimana dia seolah frustrasi dengan apa yang Lyra lakukan karena sudah membahayakan dirinya sendiri. Namun, anehnya, Lyra malah santai saja, tidak berpikir bahwa Rick akan mencelakainya kala itu. Dia percaya bahwa Rick tidak sejahat itu tetapi mau bagaimanapun dia memang harus berhati-hati.

Sampai diakhir kelas hari ini, Lyra sama sekali belum melihat serigala Amerika itu. Apakah dia membolos atau dia memang tidak ke sekolah? Dia tidak tahu, tetapi dia sudah berjanji akan menemuinya malam nanti.

Di waktu makan malam, ayah dan ibunya tidak banyak berbincang, yang terdengar hanyalah suara sendok dan piring yang bertemu. Disaat yang dia rasa tepat, dia mencoba bersuara.

"Bagaimana? Apakah ada kemajuan?"

Ibunya melirik sang ayah yang sedang mengunyah makanannya dan tidak bersuara sama sekali.

"Oh, itu, belum nak. Doakan saja, semuanya segera tuntas."

Lyra mendapati mereka sedang tidak ingin membahas soal apa-apa dengannya hari ini, ya, mungkin dia membosankan sampai-sampai mereka tidak lagi ingin berbicara banyak padanya. Akan dia selesaikan lebih cepat waktu makannya, karena dia tidak sanggup berdiam diri seperti ini saja.

Sekitar pukul sembilan, Lyra mendengar seseorang mengetuk pintu rumah dan berbincang dengan ayah dan ibunya. Dia bukannya tidak mendengar tapi memang tidak ingin mendengarnya. Mereka adalah pasukan Beta yang ditugaskan Alpha untuk menyebarkan berita dan lain-lain kepada semua rakyatnya.

Menunggu mereka sudah pergi dan cukup jauh dari rumah, Lyra kemudian menunggu ayah dan ibunya kembali masuk ke dalam kamar mereka, lalu dia akan keluar dan pergi lagi ke hutan menemui serigala Amerika itu tetapi sepertinya mereka tidak kunjung masuk ke dalam kamar dan beristirahat. Mereka duduk dan mengobrol di depan televisi dimana pintu keluar harus dia melewati, mungkin dia memang harus lebih sabar lagi untuk menunggu.

Selain pergi ke sekolah, Lyra tidak pernah lagi pergi ke tempat lain, seperti mengunjungi kerabat misalnya. Bagaimana dia bisa melakukannya sementara ayah dan ibunya jarang sekali ingin bertemu saudara mereka sendiri. Entah mungkin banyak atau sedikit, bahkan dekat atau jauh, dia tidak pernah tahu. Dia juga heran sebenarnya, mengapa orang tuanya sanggup hanya di rumah saja tanpa menyapa kerabat mereka yang lain.

Saat Lyra merasa sudah cukup sepi meskipun suara televisi masih terdengar samar-samar, dia bersiap untuk pergi. Sebelum benar-benar keluar, Lyra mengintip dari celah pintu dan tidak mendapati siapa saja di sana kemudian mencoba turun melewati tangga yang untungnya tidak berderit saat dipijak, dia melihat ayahnya sendirian duduk di depan televisi dan mungkin ibunya sudah tidur di kamarnya. Sedikit demi sedikit dia melangkah alih-alih tidak ingin ayah menoleh dan mendapatinya sedang ingin kabur di tengah malam. Lyra mencoba melihatnya, apakah dia tertidur atau tidak. Kabar baik sekali bahwa sang ayah tertidur, dengan remote televisi di tangan kirinya. Secepat mungkin dia berjalan menuju pintu dan berhasil keluar dengan selamat. Dia menutup pintunya pelan-pelan agar tidak terdengar oleh ayahnya dan langsung berlari sejauh puluhan mil ke arah hutan.

Sebenarnya malam ini adalah jadwalnya untuk menelusuri hutan yang ada di Bukit seberang, tetapi ada sedikit rasa tidak aman untuk pergi ke sana sendirian saat itu. Lalu dia teringat bahwa dia harus bertemu Rick, dia ragu apakah Rick datang atau tidak dan mulai timbul rasa cemas.

Saat sudah memasuki hutan lebih dalam, sudah berhasil melihat tebing Bukit yang kemarin mereka tempati, Lyra bergegas ke sana sambil mengatur napasnya yang tersengal akibat kelelahan.

Lyra tersentak dan sedikit panik menangkap suara yang sedang berbincang, dia beranikan diri untuk mengintipnya dan malah menemui Feroces yang sering berburu. Dia mengumpat, bisa-bisanya mereka kembali berburu di sini lagi malam ini.

Saat dia ingin berbalik menjauh dari wilayah itu untuk menghindari mata para Feroces, sebuah tangan besar membekapnya kuat.

Rasanya dia ingin pingsan.[]

Episodes
1 Prolog
2 1. Serigala Amerika
3 2. Pemalsuan Identitas
4 3. Alpha Para Pemburu Feroces
5 4. Sean dan Persepsinya
6 5. Kawanan Epile
7 6. Dua belas Kasus di Polandia
8 7. Pasukan Exchanges
9 8. Perihal Mimpi
10 9. Leluhur dan Penyihir
11 10. Kenyataan itu Cukup Menyakitkan
12 11. Pertemuan Kedua
13 12. Perjanjian Orance
14 13. Rencana Penculikan yang Gagal
15 14. Menghindari Hari Pemisahan
16 15. Hari Terakhir dan Pertama
17 16. Kehadiran yang Tidak Disangka
18 17. Kertas Kusam dan Kalung Pemberian Orance
19 18. Tanpa Civitas
20 19. Kemana pun dan Dimana pun
21 20. Hampir Mati
22 21. Tidak Termaafkan
23 22. Itu Sudah Menjadi Takdir
24 23. Penyihir Tiga Saudara
25 24. Membuka Gerbang Menuju Suatu Tempat
26 25. Dunia Sihir
27 26. Seorang Penyihir yang Mengembara Dunia
28 27. Nona Yue
29 28. Pertanyaan yang Sudah Terjawab
30 29. Berubah Menjadi Seorang yang Jujur
31 30. "Aku Berjanji Akan Melindungimu"
32 31. Tulipa's Balneum milik Perkemahan
33 32. Simpan Perasaan Itu untuk Dirimu Sendiri
34 33. Penanganan Dokter Morb
35 34. Air Terjun Experientia Sortem
36 35. Kembali Ke Tujuan Awal
37 36. Mau Tak Mau, Mereka Harus Berpisah
38 37. Citra yang Sempat Muncul
39 38. Kesalahpahaman Berujung Fatal
40 39. Masa Lalu Sean
41 40. Manusia Serigala di Glencoe
42 41. Mencoba Berburu
43 42. Hanya Ada Jejak Kaki
44 43. Benar-Benar Menghilang
45 44. Pengakuan
46 45. Sisi Lain
47 46. Kembali Bersatu
48 47. Aroma Sihir yang Tersisa
49 48. Rekan Bisnis Terbaik dan Terhandal
50 49. Kebencian yang Mendalam
51 50. Kunci Sihir, Ampul Merah
52 51. Pengkhianat di Antara Kawanan
53 52. Pertemuan Dengan Luo Qing
54 53. Korban Pencuci Otak
55 54. Hidup Abadi Atau Berumur Panjang
56 55. Melepaskan Diri dari Ikatan
57 56. Gelagat Baik yang Berakhir Buruk
58 57. Patah Hati Tanpa Alasan yang Pasti
59 58. Semakin Menjadi Lebih Baik
60 59. Terima Kasih Atas Semuanya
61 60. Kediaman si Penyihir Bethany
62 61. Jiwa Kembar
63 62. Hal yang Tidak Diharapkan
64 63. Perselingkuhan (?)
65 64. Murka
66 65. Belladonna
67 66. Kesempatan Untuk Menebus Kesalahan
68 67. Menjadi Tempat Yang Nyaman
69 68. Tinggal Menunggu Waktu
70 69. Penjelasan
71 70. Serangan yang Tiba-Tiba
72 71. Valdez
73 Epilog
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Prolog
2
1. Serigala Amerika
3
2. Pemalsuan Identitas
4
3. Alpha Para Pemburu Feroces
5
4. Sean dan Persepsinya
6
5. Kawanan Epile
7
6. Dua belas Kasus di Polandia
8
7. Pasukan Exchanges
9
8. Perihal Mimpi
10
9. Leluhur dan Penyihir
11
10. Kenyataan itu Cukup Menyakitkan
12
11. Pertemuan Kedua
13
12. Perjanjian Orance
14
13. Rencana Penculikan yang Gagal
15
14. Menghindari Hari Pemisahan
16
15. Hari Terakhir dan Pertama
17
16. Kehadiran yang Tidak Disangka
18
17. Kertas Kusam dan Kalung Pemberian Orance
19
18. Tanpa Civitas
20
19. Kemana pun dan Dimana pun
21
20. Hampir Mati
22
21. Tidak Termaafkan
23
22. Itu Sudah Menjadi Takdir
24
23. Penyihir Tiga Saudara
25
24. Membuka Gerbang Menuju Suatu Tempat
26
25. Dunia Sihir
27
26. Seorang Penyihir yang Mengembara Dunia
28
27. Nona Yue
29
28. Pertanyaan yang Sudah Terjawab
30
29. Berubah Menjadi Seorang yang Jujur
31
30. "Aku Berjanji Akan Melindungimu"
32
31. Tulipa's Balneum milik Perkemahan
33
32. Simpan Perasaan Itu untuk Dirimu Sendiri
34
33. Penanganan Dokter Morb
35
34. Air Terjun Experientia Sortem
36
35. Kembali Ke Tujuan Awal
37
36. Mau Tak Mau, Mereka Harus Berpisah
38
37. Citra yang Sempat Muncul
39
38. Kesalahpahaman Berujung Fatal
40
39. Masa Lalu Sean
41
40. Manusia Serigala di Glencoe
42
41. Mencoba Berburu
43
42. Hanya Ada Jejak Kaki
44
43. Benar-Benar Menghilang
45
44. Pengakuan
46
45. Sisi Lain
47
46. Kembali Bersatu
48
47. Aroma Sihir yang Tersisa
49
48. Rekan Bisnis Terbaik dan Terhandal
50
49. Kebencian yang Mendalam
51
50. Kunci Sihir, Ampul Merah
52
51. Pengkhianat di Antara Kawanan
53
52. Pertemuan Dengan Luo Qing
54
53. Korban Pencuci Otak
55
54. Hidup Abadi Atau Berumur Panjang
56
55. Melepaskan Diri dari Ikatan
57
56. Gelagat Baik yang Berakhir Buruk
58
57. Patah Hati Tanpa Alasan yang Pasti
59
58. Semakin Menjadi Lebih Baik
60
59. Terima Kasih Atas Semuanya
61
60. Kediaman si Penyihir Bethany
62
61. Jiwa Kembar
63
62. Hal yang Tidak Diharapkan
64
63. Perselingkuhan (?)
65
64. Murka
66
65. Belladonna
67
66. Kesempatan Untuk Menebus Kesalahan
68
67. Menjadi Tempat Yang Nyaman
69
68. Tinggal Menunggu Waktu
70
69. Penjelasan
71
70. Serangan yang Tiba-Tiba
72
71. Valdez
73
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!