Chapter 3 - Rerumputan Hijau

Hilassen membuka kedua matanya secara perlahan dan melihat ke langit langit (kamar) rumah sakitnya. Ia melihat ke sekelilingnya dan dengan lemas ia kembali menghadapkan pandangannya ke langit langit kamar. Ia teringat dengan kejadian yang menimpanya sebelum dirinya pingsan. Ia mengingat adanya beberapa polisi yang menyelamatkannya.

Ia juga mengingat dengan orang orang yang sudah lama tidak ia jumpai, menghajarnya hingga babak belur. Dan yang paling menyedihkan, ia mengingat perkataan dan wajah dari Vera yang membuat hatinya benar benar hancur. Ketika mengingat sosok Vera, ia merasakan sakit di bagian kepalanya. Ia juga meneteskan air mata karena masih tidak bisa percaya mengenai perkataan dari Vera.

"(Sial.. sial sial sial sial!)" teriak Ulger di dalam hatinya

Ketika Ulger sedang menangis, tiba tiba pintu kamar terbuka. Datang seorang dokter bersama dengan dua orang perawat wanita. Sang dokter mendatangi Ulger dan menanyakan bagaimana kondisi dari Ulger. Dengan bekas air mata yang masih ada, Ulger menjawab bahwa ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia seperti menjumpai sebuah jalan buntu. Mata sang dokter berkaca kaca. Ia tidak tahan melihat kondisi dari Ulger yang begitu mengenaskan. Ditambah dengan kondisi mental dari Hilassen yang saat ini benar benar hancur.

Ketika sang dokter sedang berbicara dengan Ulger, tiba tiba pintu kamar terbuka. Seorang perawat pria datang dengan tergesa gesa. Perawat pria langsung menghampiri Ulger dan membisikkan sesuatu. Dan setelah mendengar bisikkan dari perawat laki laki, sang dokter memasang wajah sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kamu.. tidak bercanda bukan?" kata sang dokter kepada perawat pria

"Mana mungkin saya bercanda, Dok." jawab perawat pria

Sang dokter mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia nampak seperti sedang berpikir keras. Ulger bertanya kepada sang dokter mengenai apa yang baru saja dibisikkan oleh perawat pria. Dengan agak kaku, sang dokter menghadap ke arah Ulger yang sedang terbaring dan memasang wajah lemas. Sang dokter berkata bahwa tidak ada apa apa. Setelah beberapa saat berlalu, sang dokter yang telah selesai mengadakan kunjungan keluar dari kamar Ulger meninggalkan Ulger sendirian di kamar.

Pintu ditutup oleh perawat yang terakhir keluar, dan tepat setelah pintu tertutup, sang dokter langsung bersandar lemas di lorong rumah sakit dan perlahan lahan mulai turun dan jongkok bersandar pada lorong. Sang dokter melepas kacamatanya dan air mata keluar. Air mata yang sudah ia tampung selama berada di kamar Ulger, akhirnya bisa ia keluarkan.

Para perawat yang belum tahu dibisikkan oleh perawat pria dan seketika kedua perawat terkejut dan secara reflek mengangkat tangannya dan menutupi mulutnya. Kedua perawat ikut meneteskan air mata. Beberapa pekan berlalu. Tak ada satupun yang mengunjungi Ulger. Hanya dokter dan para perawat yang ada di rumah sakit yang membuka dan menutup pintu kamar.

Dan setelah kondisi Ulger sudah membaik, sang dokter menyatakan bahwa Ulger sudah diperbolehkan kembali ke rumah. Ulger sudah bisa berbicara dengan agak normal. Ia juga sudah bisa mengetik, makan, minum, dan ke kamar mandi sendiri. Ulger yang sudah merasa sangat bosan di rumah sakit, memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Sang dokter yang mendengar keputusan tersebut merasa bahwa dirinya harus memberi tahu mengenai kabar yang sampai ke telinganya beberapa pekan yang lalu.

Namun oleh sang dokter niat itu ia urungkan, karena jikalau kabar tersebut keluar dari mulutnya, maka Ulger akan benar benar kehilangan seseorang yang bisa ia ajak bicara. Meski begitu, setelah Ulger kembali ke rumahnya, sang dokter berencana untuk tetap mengawasi Ulger dari kejauhan.

Itulah niat awal sang dokter. Namun, hal yang di luar dugaannya terjadi. Ketika Ulger pulang ke rumahnya menggunakan taksi, dan keluar dari taksi, Ulger disambut oleh para tetangganya dengan tangisan. Ulger yang kebingungan dan ketakutan mencoba menenangkan dirinya. Dan ia pun mendengar seseorang mengucapkan sesuatu yang tidak pernah ia sangka.

"Ulger, turut berduka atas kematian kedua orang tuamu ya..  kamu pasti kuat!"

Hancur. Hancur hancur dan hancur. Hati dan mental yang sudah rusak dan hancur semakin hancur. Ibarat pecahan, sekarang telah menjadi abu.

Ulger yang menggunakan kursi roda hanya bisa memasang tatapan kosong. Perlahan lahan ia melihat ke arah langit. Para tetangganya pergi satu per satu dari hadapan Ulger. Mereka tidak kuat jikalau terus menerus berada di dekat Ulger yang terus memasang sorot mata penuh kekosongan. Setelah semua tetangganya pergi. Datanglah seseorang. Seseorang itu adalah Vera. Ulger melirik sedikit ke arah wanita yang sedang berjalan ke arahnya.

Ulger membalikkan kursi rodanya dan memasuki rumah. Ketika sampai di depan pintu rumahnya, Vera telah sampai di pagar rumah Ulger.

"Ulger!" teriak Vera

Ulger berhenti tepat di depan pintu rumahnya. Tanpa menoleh sedikitpun, Vera melanjutkan bicaranya.

"..tu-turut berduka atas ke-" kata Vera

Tanpa membiarkan Vera menyelesaikan ucapannya, Ulger membuka pintu dan dengan cukup bersusah payah, ia memasuki rumahnya. Ulger membanting pintu dan meninggalkan Vera yang tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Vera hanya bisa melihat bagian belakang Ulger dengan rasa bersalah.

[Selamat datang kembali, Tuan Ulger]

Sambut Welthin kepada tuannya yang sudah lama tidak ia temui. Ulger terdiam. Ia hanya duduk lemas di kursi rodanya. Dengan kesakitan, Ulger berdiri dari kursi rodanya. Ia berjalan dengan bersandar pada dinding rumahnya. Ia menuju ke kamarnya secara perlahan lahan.

Pintu terbuka secara otomatis (dibuka oleh Welthin). Ketika memasuki kamarnya, Ulger sudah tidak memiliki sandaran. Ia langsung terjatuh di lantai dan dengan merangkak secara perlahan, ia menaiki kasurnya. Ia langsung menangis. Ia berteriak dengan bantal menutupi wajahnya. Ia mengamuk sejadi jadinya hingga membuat beberapa lukanya terbuka.

"Sialan! Sialan! Sialan!! Mereka yang tidak memperdulikanku mengapa aku harus menangisi mereka! Wanita itu meninggalkanku.. mereka menghajarku hingga seperti ini.. dan sekarang? Kedua orang tua yang bahkan tidak memperdulikanku harus mati..?!"

"Apa yang salah denganku! Mengapa harus aku! Mengapa.. mengapa?!"

Dengan penuh amarah dan tangisan, Ulger terus berteriak dan meringkuk di atas kasurnya. Ia melempar barang barang yang ada di dekatnya. Kamarnya menjadi berantakan. Setelah kurang lebih 1 jam ia melampiaskan amarah dan kekecewaannya, ia tertidur karena kelelahan. Ketika ia membuka kedua matanya. Ia melihat langit biru. Ia merasakan hembusan angin yang menyejukkan. Dan perlahan lahan ia mulai bangkit dari tidurnya.

Ia terbangun di sebuah tanah yang luas penuh dengan rerumputan hijau. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan adanya sebuah pedesaan. Dan ketika ia sedang kebingungan dan melihat ke arah pedesaan, dari dekatnya terdengar suara seorang gadis yang bertanya kepadanya.

"Kamu kenapa?"

Ulger menoleh ke arah suara sang gadis. Angin berhembus, membuat rambut sang gadis terurai. Sang gadis berdiri dengan menggendong keranjang yang berisi sayuran ia tersenyum ke arah Ulger. Senyuman sang gadis mengingatkan Ulger dengan sosok Vera.

 

---------=======-----------

AUTHOR :

Terima kasih telah membaca sampai Chapter ini !

Mohon dukungan dari teman teman ya !

Untuk kritik dan saran bisa dicantumkan di kolom komentar !

Terima Kasih !

----------=======-----------

Terpopuler

Comments

Ryu~zäki

Ryu~zäki

welthin itu apa sih thor?

2021-06-30

1

Nur Laela

Nur Laela

kok nama MCnya jadi HILLASEN sich thor ?

2020-10-30

2

lihat semua
Episodes
1 Author Berkata
2 Chapter 1 - Keluar Rumah
3 Chapter 2 - Hancur
4 Chapter 3 - Rerumputan Hijau
5 Chapter 4 - Elusan dan Senyuman
6 Chapter 5 - Sebuah Pesta
7 Chapter 6 - Cahaya Bulan
8 Chapter 7 - Langit yang Gelap
9 Chapter 8 - Latihan
10 Chapter 9 - Kembali ke Essaract
11 Chapter 10 - Namaku Kron
12 Chapter 11 - Gadis Elf
13 Chapter 12 - Tuan Putri
14 Chapter 13 - Lapangan Utama
15 Chapter 14 - Sovereign Sky
16 Chapter 15 - Biaya Hidup
17 Chapter 16 - Rumah Baru
18 Chapter 17 - Budak
19 Chapter 18 - Renus si Rantai
20 Chapter 19 - Serangan Malam
21 Chapter 20 - Pengampunan
22 Chapter 21 - Kelas 1A
23 Chapter 22 - Sekolah Terresia
24 Chapter 23 - Ilmu Sihir
25 Chapter 24 - Keributan
26 Chapter 25 - Keputusan Kepala Sekolah
27 Chapter 26 - Hukuman Pertandingan
28 Chapter 27 - Kebenaran
29 Chapter 28 - Hari Pertandingan
30 Chapter 29 - Kembar Deimis
31 Chapter 30 - Sang Ratu
32 Chapter 31 - Janji Kemenangan
33 Chapter 32 - Liliana
34 Chapter 33 - Persembunyian
35 Chapter 34 - Para Wanita Desa
36 Chapter 35 - Keadilan
37 Chapter 36 - Penyelamatan
38 Chapter 37 - Red Moon
39 Chapter 38 - Ruang Bawah Tanah
40 Chapter 39 - Bertemu Kembali
41 Chapter 40 - Puncak Pertarungan
42 Chapter 41 - Pembangunan Kembali
43 Chapter 42 - Ramalan Sang Agung
44 Chapter 43 - Penawanan
45 Chapter 44 - Persiapan Pergerakan
46 Chapter 45 - Rencana Penyerangan
47 Chapter 46 - Memulai Peperangan
48 Chapter 47 - Mereka Datang
49 Chapter 48 - Unlimouth
50 Chapter 49 - Pertempuran Dimulai
51 Chapter 50 - Tawa Penonton
52 Chapter 51 - Sang Pendekar Pedang
53 Chapter 52 - Bersama Teman
54 Chapter 53 - Time Skip
55 Chapter 54 - Pencarian
56 Chapter 55 - Naga Hitam
57 Chapter 56 - Bahu Membahu
58 Chapter 57 - Aula Kerajaan
59 Chapter 58 - Dungeon
60 Chapter 59 - Goblin
61 Chapter 60 - Kembalinya Goblin
62 Chapter 61 - Pasukan Goblin
63 Chapter 62 - Orang Berjubah Hitam
64 Chapter 63 - Memukul Balik
65 Chapter 64 - Hasil Perang
66 Chapter 65 - Pihak Ketiga
67 Chapter 66 - Daerah Kosong
68 Chapter 67 - Amarah Hanzo
69 Chapter 68 - Kerajaan Sweba
70 Chapter 69 - Menemukan dan Menemukan
71 Chapter 70 - Menghilang
72 Pengumuman
73 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Author Berkata
2
Chapter 1 - Keluar Rumah
3
Chapter 2 - Hancur
4
Chapter 3 - Rerumputan Hijau
5
Chapter 4 - Elusan dan Senyuman
6
Chapter 5 - Sebuah Pesta
7
Chapter 6 - Cahaya Bulan
8
Chapter 7 - Langit yang Gelap
9
Chapter 8 - Latihan
10
Chapter 9 - Kembali ke Essaract
11
Chapter 10 - Namaku Kron
12
Chapter 11 - Gadis Elf
13
Chapter 12 - Tuan Putri
14
Chapter 13 - Lapangan Utama
15
Chapter 14 - Sovereign Sky
16
Chapter 15 - Biaya Hidup
17
Chapter 16 - Rumah Baru
18
Chapter 17 - Budak
19
Chapter 18 - Renus si Rantai
20
Chapter 19 - Serangan Malam
21
Chapter 20 - Pengampunan
22
Chapter 21 - Kelas 1A
23
Chapter 22 - Sekolah Terresia
24
Chapter 23 - Ilmu Sihir
25
Chapter 24 - Keributan
26
Chapter 25 - Keputusan Kepala Sekolah
27
Chapter 26 - Hukuman Pertandingan
28
Chapter 27 - Kebenaran
29
Chapter 28 - Hari Pertandingan
30
Chapter 29 - Kembar Deimis
31
Chapter 30 - Sang Ratu
32
Chapter 31 - Janji Kemenangan
33
Chapter 32 - Liliana
34
Chapter 33 - Persembunyian
35
Chapter 34 - Para Wanita Desa
36
Chapter 35 - Keadilan
37
Chapter 36 - Penyelamatan
38
Chapter 37 - Red Moon
39
Chapter 38 - Ruang Bawah Tanah
40
Chapter 39 - Bertemu Kembali
41
Chapter 40 - Puncak Pertarungan
42
Chapter 41 - Pembangunan Kembali
43
Chapter 42 - Ramalan Sang Agung
44
Chapter 43 - Penawanan
45
Chapter 44 - Persiapan Pergerakan
46
Chapter 45 - Rencana Penyerangan
47
Chapter 46 - Memulai Peperangan
48
Chapter 47 - Mereka Datang
49
Chapter 48 - Unlimouth
50
Chapter 49 - Pertempuran Dimulai
51
Chapter 50 - Tawa Penonton
52
Chapter 51 - Sang Pendekar Pedang
53
Chapter 52 - Bersama Teman
54
Chapter 53 - Time Skip
55
Chapter 54 - Pencarian
56
Chapter 55 - Naga Hitam
57
Chapter 56 - Bahu Membahu
58
Chapter 57 - Aula Kerajaan
59
Chapter 58 - Dungeon
60
Chapter 59 - Goblin
61
Chapter 60 - Kembalinya Goblin
62
Chapter 61 - Pasukan Goblin
63
Chapter 62 - Orang Berjubah Hitam
64
Chapter 63 - Memukul Balik
65
Chapter 64 - Hasil Perang
66
Chapter 65 - Pihak Ketiga
67
Chapter 66 - Daerah Kosong
68
Chapter 67 - Amarah Hanzo
69
Chapter 68 - Kerajaan Sweba
70
Chapter 69 - Menemukan dan Menemukan
71
Chapter 70 - Menghilang
72
Pengumuman
73
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!