Chapter 1 - Keluar Rumah

[Selamat pagi, waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi. Diharapkan kepada Tuan Ulger untuk segera bangun dari tidurnya]

Ulger masih tertidur lelap.

[Selamat pagi, waktu telah menunjukkan pukul 8.15 pagi. Diharapkan kepada Tuan Ulger untuk segera bangun dari tidurnya]

Ulger mulai membuka matanya. Ia tertidur di atas meja komputernya. Dengan menguap Ulger menegakkan badannya dan melakukan sedikit peregangan tubuh.

"Welthin, sudah berapa lama aku tertidur?" tanya Ulger kepada asisten virtualnya

[Anda tertidur dari pukul 3 pagi, dan terbangun ketika pukul 8.15 pagi. Anda tertidur selama 5 jam 15 menit]

Dengan mengucek matanya Ulger menyalakan komputernya yang dalam keadaan sleep. Hanya dalam beberapa detik, Ulger sudah membuka browser dan memeriksa surelnya. Peralatan serta spesifikasi komputer yang sangat mewah menandakan seberapa butuhnya Ulger terhadap dunia maya. Setelah membuka surelnya, ia baru teringat bahwa hari ini adalah hari di mana ia memiliki janji dengan seseorang.

"Sial, aku lupa kalau aku ada janji." gumam Ulger

Ulger langsung beranjak dari kursinya dan menyuruh Welthin untuk membalas surel tersebut serta menyarankan sarapan untuknya.

[Baik, akan segera saya persiapkan. Rekomendasi sarapan untuk hari ini adalah roti panggang dengan kopi]

"Tolong segera dipersiapkan" kata Ulger

[Baik, akan segera saya persiapkan]

Ulger menuju ke kamar mandi dan bersiap siap. Setelah selesai mandi dan sarapan, Ulger pun telah siap untuk menemui orang yang menjalin janji dengannya.

"Aku pergi dulu, Welthin." kata Ulger

[Hati hati di jalan, Tuan Ulger]

Ketika menapakkan kaki kiri untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Ulger langsung teringat dengan ingatan ingatan buruk yang menghantuinya.

"Tidak.. aku sudah memutuskan!" gumam Ulger

Ulger menapakkan kakinya dan dengan ragu ragu dan sedikit ketakutan, Ulger mencoba berjalan dengan tetap tenang menuju ke tempat pertemuan. Selama ia jalan menuju ke tempat pertemuan, ia merasa banyak wanita yang memperhatikannya. Dan itu memang benar. Dengan wajah yang terhitung tampan, walaupun tak memiliki badan atletik namun dirinya mampu membuat para wanita terpana terhadapnya.

Hingga akhirnya ia sampai di depan sebuah kafe, sebuah kafe di mana untuk pertama dan terakhir kalinya ia bertemu dengan orang yang mengiriminya surel. Dengan menarik dan menghela nafas secara perlahan, Ulger mencoba menenangkan dirinya. Segala kenangan indah yang pernah ia lalui bersama wanita yang ada di dalam kafe tersebut, langsung teringat begitu saja.

Setelah dirinya merasa tenang, ia membuka pintu kafe secara perlahan. Bau roti dan kopi menyambut kedatangannya. Pelayan wanita menyodorkannya lembaran menu kafe dengan senyuman yang manis.

"Maaf, tapi aku sudah ada janji dengan seseorang di kafe ini." kata Ulger

"Oh ya, kalau begitu silahkan dan selamat datang di Ennerungen Cafe!" kata pelayan wanita

Dengan membalas senyuman Ulger berjalan melewati pelayan yang menyambutnya. Senyuman balasan dari Ulger seakan menghipnotis si pelayan wanita yang wajahnya memerah.

"Maaf membuatmu menunggu." kata Ulger ke seorang wanita yang sedang bermain HP

"Ah, tak apa! Aku juga yang datangnya terlalu awal." jawab wanita tersebut dengan tersenyum dan menaruh HPnya

Ulger duduk berhadapan dengan si wanita. Wanita mengibaskan rambutnya serta membuka kacamatanya. Seluruh orang memperhatikan mereka dan siapa pun setuju bahwa kedua orang yang ada di hadapan mereka bak pasangan yang diturunkan dari surga.

"Lama tak berjumpa, Vera." kata Ulger dengan tersenyum

"Ya, lama tak berjumpa, Ulger." jawab Vera dengan tersenyum juga

Mereka lanjut berbincang bincang membahas tentang masa lalu mereka. Ulger dan Vera adalah teman sejak masa kecil. Dengan ketampanan yang dimiliki oleh Ulger dan kecantikan yang dimiliki oleh Vera, membuat siapa saja yang melihat kedekatan mereka pasti menyuruh mereka untuk menjalin sebuah hubuungan.

Ulger dan Vera sebenarnya memiliki perasaan satu sama lain. Ketika SD kelas 6, Ulger pernah mengutarakan perasaannya, namun oleh Vera ditolak secara halus karena tidak ingin kedekatan 'sahabat' mereka pupus jikalau nanti ada permasalahan diantara mereka. Pembicaraan yang penuh dengan tawa kecil dan senyuman malu terus berlanjut hingga akhirnya terhenti ketika Ulger bertanya tujuan Vera memintanya bertemu.

"Ulger.. apa kamu tidak ada niatan melanjutkan sekolah?" tanya Vera

Suasana berubah menjadi serius. Senyuman di kedua belah pihak menghilang. Dengan menarik nafas dan menghela nafas secara perlahan, Ulger melihat ke arah Vera dengan sangat serius.

"Ya, aku sudah membulatkan keputusanku untuk tidak melanjutkan sekolah." jawab  Ulger dengan badan yang ditegakkan

Vera mengepalkan tangannya dengan kuat. Walau tak terlihat oleh Ulger karena tangan yang ia kepal berada di bawah meja makan. Dengan wajah pura pura tidak kesal, Vera berkata bahwa ia akan mendukung apapun keputusan Ulger. Setelah itu, tidak ada percakapan apapun yang terjadi dan hanya meninggalkan suasana canggung.

Makanan dan minuman telah datang, dengan kondisi canggung Vera memakan pancake yang telah dipesannya dan Ulger meminum milkshake coklat yang dipesankan oleh Vera. Minuman dan makanan telah habis. Matahari telah turun dari puncak tertingginya. Waku menunjukkan pukul 4 sore. Langit kuning oranye membuat suasana Ulger dan Vera bak dua orang pasangan yang sedang menikmati momen romantis.

"Ka-karena waktu telah sore dan aku juga ada kesibukkan lain.. aku izin pamit dulu ya." kata Vera dengan merapikan barang barangnya

"Y-ya.. Vera," jawab Ulger

"A-ada apa? Mengapa tergesa gesa?" tanya Vera

"Bo-bolehkah aku mengantarmu..?" tanya Ulger dengan muka yang memerah

Vera mengangkat kedua alisnya dan tersenyum manis. Dengan senyuman manisnya, ia menjawab bahwa dirinya akan sangat senang jikalau Ulger bersedia mengantarnya. Tentu, muka Ulger semakin memerah. Ulger membayar makanan dan minuman yang ia dan Vera pesan. Mereka berjalan keluar meninggalkan kafe. Mereka terus berjalan berdua hingga akhirnya berhenti di dekat sebuah gang sempit.

"A-anu Vera..? Mengapa kita lewat tempat seperti ini..?" tanya Ulger yang merasa tidak asing dengan gang yang akan mereka lewati

"Kenapa? Kamu tidak mau mengantarku?" tanya Vera yang sudah memasuki gang

"Bu-bukannya kamu tahu bahwa aku memiliki kenangan buruk dengan gang ini..?" kata Ulger dengan kaki yang sedikit demi sedikit mulai mundur

"Hm? Ah.. maaf.. kita sudah terlalu lama tidak bertemu. Dan mungkin saja karena itu aku sudah lupa dengan segala tentangmu.." kata Vera dengan tatapan mata yang berbeda

Sebuah tatapan yang selama ini belum pernah Ulger lihat. Sebuah tatapan yang sama dengan tatapan orang orang yang pernah mengganggunya dulu. Sebuah tatapan.. yang sangat dikenali oleh Ulger. Melihat wajah Ulger yang nampak panik dan takut, Vera tersenyum. Vera tepuk tangan dua kali dan dari tempat yang tak terduga, muncul segerombolan orang. Segerombolan orang yang sangat dikenal oleh Ulger. Segerombolan orang yang pernah mengganggunya dulu. Segerombolan orang yang membuatnya takut untuk pergi ke dunia luar. Segerombolan orang.. yang merenggut kebahagiaannya.

"Kamu berhasil membawanya kemari ya, Sayang?" kata seseorang yang muncul dari dalam gang

Tanpa perlu melihat wajah dari orang tersebut, Ulger sudah mengetahui orang tersebut hanya dengan mendengar suaranya saja.

"Tentu saja, Sayang." jawab Vera

Sayang? Panggilan apa itu? Bukankah itu panggilan sepasang kekasih? Mengapa.. mengapa Vera memanggil nama orang itu dengan sebutan sayang?

Ketakutan dan kepanikan Ulger semakin menjadi jadi. Bernard Chaddrick, seseorang yang paling senang dan sering menganggu Ulger, muncul di hadapannya setelah sekian lama. Bernard merangkul Vera dan langsung mencium mulut Vera tepat di depan Ulger yang tidak bisa bergeming.

 

---------=======-----------

AUTHOR :

Terima kasih telah membaca Chapter ini !

Mohon dukungan dari teman teman ya !

Untuk kritik dan saran bisa dicantumkan di kolom komentar !

Terima Kasih !

----------=======-----------

Terpopuler

Comments

arifin saputra

arifin saputra

𝘶𝘭𝘦𝘨𝘦𝘮

2023-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Author Berkata
2 Chapter 1 - Keluar Rumah
3 Chapter 2 - Hancur
4 Chapter 3 - Rerumputan Hijau
5 Chapter 4 - Elusan dan Senyuman
6 Chapter 5 - Sebuah Pesta
7 Chapter 6 - Cahaya Bulan
8 Chapter 7 - Langit yang Gelap
9 Chapter 8 - Latihan
10 Chapter 9 - Kembali ke Essaract
11 Chapter 10 - Namaku Kron
12 Chapter 11 - Gadis Elf
13 Chapter 12 - Tuan Putri
14 Chapter 13 - Lapangan Utama
15 Chapter 14 - Sovereign Sky
16 Chapter 15 - Biaya Hidup
17 Chapter 16 - Rumah Baru
18 Chapter 17 - Budak
19 Chapter 18 - Renus si Rantai
20 Chapter 19 - Serangan Malam
21 Chapter 20 - Pengampunan
22 Chapter 21 - Kelas 1A
23 Chapter 22 - Sekolah Terresia
24 Chapter 23 - Ilmu Sihir
25 Chapter 24 - Keributan
26 Chapter 25 - Keputusan Kepala Sekolah
27 Chapter 26 - Hukuman Pertandingan
28 Chapter 27 - Kebenaran
29 Chapter 28 - Hari Pertandingan
30 Chapter 29 - Kembar Deimis
31 Chapter 30 - Sang Ratu
32 Chapter 31 - Janji Kemenangan
33 Chapter 32 - Liliana
34 Chapter 33 - Persembunyian
35 Chapter 34 - Para Wanita Desa
36 Chapter 35 - Keadilan
37 Chapter 36 - Penyelamatan
38 Chapter 37 - Red Moon
39 Chapter 38 - Ruang Bawah Tanah
40 Chapter 39 - Bertemu Kembali
41 Chapter 40 - Puncak Pertarungan
42 Chapter 41 - Pembangunan Kembali
43 Chapter 42 - Ramalan Sang Agung
44 Chapter 43 - Penawanan
45 Chapter 44 - Persiapan Pergerakan
46 Chapter 45 - Rencana Penyerangan
47 Chapter 46 - Memulai Peperangan
48 Chapter 47 - Mereka Datang
49 Chapter 48 - Unlimouth
50 Chapter 49 - Pertempuran Dimulai
51 Chapter 50 - Tawa Penonton
52 Chapter 51 - Sang Pendekar Pedang
53 Chapter 52 - Bersama Teman
54 Chapter 53 - Time Skip
55 Chapter 54 - Pencarian
56 Chapter 55 - Naga Hitam
57 Chapter 56 - Bahu Membahu
58 Chapter 57 - Aula Kerajaan
59 Chapter 58 - Dungeon
60 Chapter 59 - Goblin
61 Chapter 60 - Kembalinya Goblin
62 Chapter 61 - Pasukan Goblin
63 Chapter 62 - Orang Berjubah Hitam
64 Chapter 63 - Memukul Balik
65 Chapter 64 - Hasil Perang
66 Chapter 65 - Pihak Ketiga
67 Chapter 66 - Daerah Kosong
68 Chapter 67 - Amarah Hanzo
69 Chapter 68 - Kerajaan Sweba
70 Chapter 69 - Menemukan dan Menemukan
71 Chapter 70 - Menghilang
72 Pengumuman
73 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Author Berkata
2
Chapter 1 - Keluar Rumah
3
Chapter 2 - Hancur
4
Chapter 3 - Rerumputan Hijau
5
Chapter 4 - Elusan dan Senyuman
6
Chapter 5 - Sebuah Pesta
7
Chapter 6 - Cahaya Bulan
8
Chapter 7 - Langit yang Gelap
9
Chapter 8 - Latihan
10
Chapter 9 - Kembali ke Essaract
11
Chapter 10 - Namaku Kron
12
Chapter 11 - Gadis Elf
13
Chapter 12 - Tuan Putri
14
Chapter 13 - Lapangan Utama
15
Chapter 14 - Sovereign Sky
16
Chapter 15 - Biaya Hidup
17
Chapter 16 - Rumah Baru
18
Chapter 17 - Budak
19
Chapter 18 - Renus si Rantai
20
Chapter 19 - Serangan Malam
21
Chapter 20 - Pengampunan
22
Chapter 21 - Kelas 1A
23
Chapter 22 - Sekolah Terresia
24
Chapter 23 - Ilmu Sihir
25
Chapter 24 - Keributan
26
Chapter 25 - Keputusan Kepala Sekolah
27
Chapter 26 - Hukuman Pertandingan
28
Chapter 27 - Kebenaran
29
Chapter 28 - Hari Pertandingan
30
Chapter 29 - Kembar Deimis
31
Chapter 30 - Sang Ratu
32
Chapter 31 - Janji Kemenangan
33
Chapter 32 - Liliana
34
Chapter 33 - Persembunyian
35
Chapter 34 - Para Wanita Desa
36
Chapter 35 - Keadilan
37
Chapter 36 - Penyelamatan
38
Chapter 37 - Red Moon
39
Chapter 38 - Ruang Bawah Tanah
40
Chapter 39 - Bertemu Kembali
41
Chapter 40 - Puncak Pertarungan
42
Chapter 41 - Pembangunan Kembali
43
Chapter 42 - Ramalan Sang Agung
44
Chapter 43 - Penawanan
45
Chapter 44 - Persiapan Pergerakan
46
Chapter 45 - Rencana Penyerangan
47
Chapter 46 - Memulai Peperangan
48
Chapter 47 - Mereka Datang
49
Chapter 48 - Unlimouth
50
Chapter 49 - Pertempuran Dimulai
51
Chapter 50 - Tawa Penonton
52
Chapter 51 - Sang Pendekar Pedang
53
Chapter 52 - Bersama Teman
54
Chapter 53 - Time Skip
55
Chapter 54 - Pencarian
56
Chapter 55 - Naga Hitam
57
Chapter 56 - Bahu Membahu
58
Chapter 57 - Aula Kerajaan
59
Chapter 58 - Dungeon
60
Chapter 59 - Goblin
61
Chapter 60 - Kembalinya Goblin
62
Chapter 61 - Pasukan Goblin
63
Chapter 62 - Orang Berjubah Hitam
64
Chapter 63 - Memukul Balik
65
Chapter 64 - Hasil Perang
66
Chapter 65 - Pihak Ketiga
67
Chapter 66 - Daerah Kosong
68
Chapter 67 - Amarah Hanzo
69
Chapter 68 - Kerajaan Sweba
70
Chapter 69 - Menemukan dan Menemukan
71
Chapter 70 - Menghilang
72
Pengumuman
73
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!