Swoosh~
Angin berhembus membuat rambut pirang sang gadis terurai. Warna mata lazuardi, dengan senyuman semanis gulali membuat jantung Ulger seakan terhenti.
"Kamu kenapa?' tanya sang gadis sekali lagi
Deg~
Pertanyaan dari sang gadis membuatnya teringat dengan Vera tatkala dulu mengulurkan tangan untuk membantunya.
"Ada apa/ Kenapa kamu menangis?" tanya sang gadis
Mendengar pertanyaan sang gadis, Ulger mengedipkan matanya beberapa kali. Ia mengangkat satu tangannya ke wajahnya dan terasa sebuah air mengalir dari matanya. Ulger melihat telapak tangan yang baru ia sentuhkan ke wajahnya. Ia baru sadar bahwa dirinya sedang menangis. Sang gadis yang khawatir langsung berjalan mendekati Ulger. Dengan sedikit membungkukkan badannya, ia mengulurkan satu tangannya.
"Jangan menangis lagi, ada aku di sini." kata sang gadis
Lagi lagi, gerakan sang gadis mengingatkannya dengan Vera. Ulger menampar tangan sang gadis, lalu berteriak dan meringkuk. Ulger menangis, menangis dengan sangat keras. Tangisannya membuat sang gadis panik. Orang orang yang ada di dalam desa langsung bertanya tanya tentang asal suara tangisan tersebut. Para penduduk mendekati sang gadis yang nampak sedang bersama dengan seorang anak kecil yang sedang menangis.
"Liliana! Apa yang sudah kamu perbuat?!" tanya salah seorang wanita berusia sekitar 30 tahun
"A-Aku tidak tahu, Ibu! Tiba tiba saja anak ini menangis!" jawab Liliana dengan sedikit terkejut
Ulger yang merasakan kerumunan orang mendekatinya, mengangkat kepalanya yang penuh dengan bekas air mata dan ingus.
"Liliana, sudah ibu bilang berapa kali untuk tidak menjahili anak kecil yang usianya dibawahmu!" kata Ibunya Liliana
"Iya, Bu aku tahu! Tapi anak ini aku tidak menjahilinya sama sekali!" jawab Liliana yang tidak terima disalahkan
Ulger melihat perdebatan antara anak dan ibu. Sebuah perdebatan yang lumrah dalam sebuah keluarga. Tangisan Ulger telah berhenti. Dengan tatapan bak anak yang linglung, ia melihat iri perdebatan antara Liliana dengan ibunya.
"Sudah sudah, kalian malah menakutinya loh." kata salah seorang wanita berusia sekitar 60 tahun
Setelah menegur Liliana dan ibunya, ia berjalan mendekati Ulger. Dengan rambut yang sudah agak memutih dan semacam kain (handuk) yang dikalungkan, ia duduk dengan kedua lutut sebagai tumpuannya di depan Ulger.
"Kamu pasti takut bukan.. sudah.. jangan khawatir lagi.. sekarang, nenek akan menemanimu." sambung sang wanita dengan sangat lembut
Wanita tersebut mendekati Ulger. Ia mengulurkan tangannya ke Ulger dan menyentuh pipi kanan Ulger. Dengan tersenyum dan senyuman lembut ia berkata kepada Ulger.
"Menangislah.. jangan ditahan.."
Suara yang sangat lembut keluar dari sang wanita. Ulger melihat ke arah sang wanita dan perlahan lahan, air matanya mulai mengalir dan semakin deras.
Ulger menangis dan memeluk sang wanita layaknya seorang anak kecil yang menangis di pelukan neneknya. Ulger memeluk dengan sangat erat dan sang wanita memeluk lembut Ulger. Setelah menangis dan meluapkan semua emosinya, Ulger melepaskan wajahnya dari dekapan sang wanita. Ia duduk bersimpuh di depan sang wanita.
"Siapa namamu?" tanya sang wanita
Ulger tidak menjawab. Ia sudah tidak ingin menggunakan nama lamanya lagi. Ia ingin memulai 'buku baru' dalam kehidupannya.
"Apa kamu lupa ingatan?" tanya sang wanita
Ulger masih tidak menjawab. Dengan tersenyum lembut, sang wanita mengelus kepala (atas) Ulger.
"Mulai hari ini, kamu panggil saya saya Nenek Kuina." kata Kuina
"Nenek.. Kuina.." kata Ulger dengan pelan
"Selamat datang di desa kami!" kata Liliana yang langsung datang dan merangkul Ulger
"Tanpa nama! Aku Baja! Apa kamu menyukai pahlawan?!" tanya Baja yang langsung melompat dan memeluk Ulger dari depan
"Dengan tertawa ia mengelus kepala Ulger. Ulger melihat ke sekitarnya dan nampak seorang laki laki berusia sekitar 45 tahun yang membawa cangkul, seorang ibu ibu yang sedang menggendong anaknya, dan anak anak kecil seusianya serta seluruh penduduk desa tersenyum ke arahnya.
Ulger meneteskan air mata, namun bukanlah air mata kesedihan. Untuk pertama kalinya, ia meneteskan air mata kebahagiaan. Ulger tersenyum hingga nampak giginya dan para penduduk desa menyambut Ulger dengan sangat gembira. Ulger diajak berdiri oleh Liliana dan Baja, ia mulai berkenalan dengan anak anak yang seusianya. Ketika ia diperkenalkan dengan anak anak yang seusianya, ia baru sadar bahwa tubuhnya telah berubah.
"(Aih.. aku sepantaran mereka..? Tunggu dulu.. apa yang terjad-!)" kata Ulger yang terkejut
Ia melihat ke tubuhnya dan dengan kedua tangannya ia memeriksa 'hampir' seluruh tubuhnya. Ia melihat pergelangan tangan yang mengecil, orang orang dewasa yang ia biasa lihat sepantaran sekarang harus mendangak, dan melihat anak anak sekitar usia 6-7 tahun memiliki tinggi yang sepantaran dengannya.
"Ada apa, Tanpa Nama?" tanya Baja
"Ah, tidak.. tidak ada apa apa." jawab Ulger dengan tersenyum kaku
Setelah berkenalan dengan anak anak seusianya, ia diajak berkeliling desa dan tempat tempat indah sekitar desa. Sembari Ulger diajak berkeliling, para penduduk desa lainnya kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Ulger berlarian dengan beberapa anak kecil dari desa. Memiliki fisik yang lemah, Ulger sempat hampir terhenti dan tersandung. Namun dengan sigap, Liliana langsung memegang tangan Ulger dan menahannya dari jatuh. Dengan tersenyum, Liliana menggandeng tangan Ulger. Ulger melihat ke depan dan terlihat anak anak desa lainnya sedang menunggunya.
"Ayo!" kata Liliana
Ulger menganggukkan kepalanya. Mereka mulai berlari bersama. Dengan perlahan, bayangan akan sosok Vera mulai tampak sekali lagi pada diri Liliana. Mata Ulger melebar. Ia yang kembali teringat dengan Vera mulai merasakan kesedihan lagi. Namun ketika ia mau merasakan kesedihan sekali lagi, tiba tiba ada seseorang yang merangkulnya.
"Apa kamu tahu kita mau kemana?" tanya Baja dengan berbisik
Ulger menggelengkan kepalanya beberapa kali dan berusaha menghilangkan bayangan Vera. Ia melihat kesamping dan menjawab bahwa ia tidak tahu.
"Xixi.. lihat saja! Kamu pasti akan kagum!" kata Baja dengan bersemangat
Dari tanah yang datar hingga menanjak sebuah bukit kecil, mereka terus berlari bersama sama dengan canda tawa yang menaungi perjalanan mereka. Setelah berlari cukup lama, mereka selesai menanjang bukit yang dituju. Liliana dan Baja mengulurkan tangannya, mencoba membantu Ulger untuk naik ke atas bukit. Ketika Ulger berhasil naik ke atas bukit, ia seolah disihir dengan pemandangan yang menakjubkan. Burung berwarna lembayung dengan indah mengepakkan sayapnya beriring iringan. Matahari yang sedang berada di puncak membuat seluruh tempat seolah berkilau.
"Lihatlah ini, Tanpa Nama!" teriak Baja
Baja menepuk kedua tangannya ke depan. Tanah tempat mereka tiba tiba menjulang tinggi ke langit. Ulger menunduk karena terkejut.
"Tanpa Nama! Bukalah matamu!" teriak Baja
Ulger membuka matanya. Ia mengangkat kepalanya dan pemandangan yang ia lihat semakin luas lagi. Angin yang berhembus semakin kencang dan menyejukkan. Ulger melihat ke sekitar dan ia terpaku dengan satu tempat. Sebuah dinding raksasa bak sebuah kerajaan kerajaan di dunia game (gim) yang pernah ia mainkan.
"Tanpa Nama! Kita akan turun! Bersiaplah!" teriak Baja
Dengan tiba tiba, tanah tersebut turun dengan cepat. Ulger yang terkejut kembali menunduk dan sedikit gemetaran. Baja, Liliana, dan anak anak desa lainnya tertawa. Setelah cukup lama mereka berada di atas bukit, mereka memutuskan untuk kembali ke desa. Terutama karena hari sudah mulai sore.
Ketika mereka sudah dekat dengan desa, nampak para penduduk desa sedang mempersiapkan sebuah pesta. Ulger bertanya kepada Liliana tentang pesta apa yang akan diadakan.
Liliana menjawab bahwa ini adalah hari panen pertama mereka setelah 3 tahun lamanya tidak pernah sukses dalam urusan panen memanen.
Dan ketika Ulger sedang mendengarkan jawaban dari Liliana, tiba tiba Ulger diangkat ke langit oleh seseorang.
"..." ucap orang yang mengangkat Ulger
Ulger secara perlahan dan kaku mulai melihat ke arah sosok yang mengangkatnya. Dengan nafas berat serta wajah yang tidak begitu nampak jelas, sosok tersebut menyeringai.
---------=======-----------
AUTHOR :
Terima kasih telah membaca sampai Chapter ini !
Mohon dukungan dari teman teman ya !
Untuk kritik dan saran bisa dicantumkan di kolom komentar !
Terima Kasih !
----------=======-----------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Linda
ku tunggu feedback mu ya Thor sudah di rate plus dan likenya sampai sini dulu ya,
semangat berkarya saling dukung 😊
2020-11-08
1