Kalimat tak terduga

Episode 4

(PROV QIMA)

Sudah beberapa hari terlewati sekarang adalah hari Jumat, dimana disekolah jadwal giliran sholat Jumat adalah kelas 8 jadi aku pun ikut termasuk jadwal. Bagi perempuan sholat Dhuhur nya berada di aula kalo laki-laki di masjid, jumlah perempuan kelas 8 lebih banyak dari laki-lakinya. Ketika Adzan berkumandang, semua murid kelas 7 pulang ke rumah masing-masing, namun hari ini ada jadwal ekskul Basket dan Paskibra pastinya bagi yang ikut ekskul pasti sholat di sekolah.

“Eh…hari ini latihannya jam berapa?” tanya Ora padaku

“Jam 2 sampek jam 5 sore!" aku pun menggulung celana seragamku sampai lutut agar tidak basah.

“Oke, panas nih nanti kalo push up di lapangan voli!” Ora yang membayangkan panasnya nya hanya menatap telapak tangannya.

“Heleh…orang kita sudah sering, masa belum terbiasa kamu ra?” Tanya Elanda vertyas Cahyani

“Bukan gitu, hanya belum biasa aja sih” jawab Ora, jawabannya yang aku dengar membuatku ingin menampol mulut Ora itu.

“Ya kan bener kata Ela barusan kamu belum biasa, ah elah aku tabok kamu nih, udah siang panas lagi malah kamu bikin orang naik darah ra!” kesal aku

“Udah –udah malah ribut gk jadi-jadi nih wudhunya pada ngantri yang lainnya nih," sela Ela sambil menghidupkan kran,

Begitu kami selesai wudhu buru-buru kami naik ke atas aula dan bergabung dengan teman-teman lainnya, sambil mendengarkan ceramah sebelum sholat dan menunggu sholat jumat selesai baru kita memulai sholatnya. Selesai sholat kami merapikan mukenah dan sejadah lalu pergi untuk mengganti pakaian PDL .

(KAMAR MANDI)

“Eh rek ndangan yo engkok wedi ne Kak Dito teko pas dihukum maneh awak dhewe , opo maneh sing junior suwi kan lek ngumpul neng lapangan!!" temenku satu ini memang orang jawa kental namanya Yessi Okta Safitri sedangkan Dhito Ahmad Saputra dia adalah pelatih paskibra disekolah, dia salah satu alumni lama di sekolahku.

“Iya , ayo buruan kita masih perlu ngatur junior pula.” jawab salah satu temanku lainnya yang namanya Nadia Tri Artha Widyayu. Dia termasuk dalam pengurus inti jabatan Bendahara.

“Woyy lu mah banyak cincong buruan cepetan yess, gue udah selesai nih!!” geram Kiera salah satu teman ekskul.

“Hehehe oke lek ngono aku yo wes mari pisan...” ajak jawab yessi keluar dari kamar mandi.

Setelah selesai mengganti pakaian, kami menyuruh junior yang lainnya untuk makan dan minum selama 15 menit. Sedangkan kita pun juga sama namun kita sudah terlatih mental dan fisik jadi makan bisa cepat. Beginilah paskibra di sekolahku semua serba cepat gak boleh lelet. Aku pun melihat anak basket berkumpul di lapangan Basket karena lapangan volly dan basket bersebelahan juga, disana ada Haikal dan juga kedua temannya yang lagi mulai pemanasan. Untuk pelatih basket dilatih oleh Guru dari pihak sekolah bukan dari luar.

Selesai menunggu junior makan kami para senior mempimpin untuk berkumpul dan melakukan pemanasan 15 menit dari ujung kaki sampai kepala supaya tidak ada kejadian keseleo ataupun kram pada tubuh, jika itu terjadi sungguh merepotkan! Sama dengan halnya anak basket mereka juga melakukan pemanasan. Begitu pemanasan selesai, kami senior membagi kelompok dan mengajarkan beberapa tehnik dasar seperti hadap kanan, hadap kiri, sikap siap dan istirahat serta masih banyak lagi yang perlu diajarkan. Anak basket pun sama mereka perintah meakukan dribel, oper bola secara bergantian dan estafet.

Ditengah-tengah latihan Kak Dito datang dan memantau segala kegiatan latihan serta membenarkan apa yang memang salah. Jam menunjukkan pukul 16.50 sebentar lagi waktunya pulang dan anak basket pun sudah mendahului.

“Yak karena sebentar lagi waktunya pulang kalian bersiap-siap dan membaca do’a ebelum pulang," perintah Kak Dito tegas

“Siap Kak!!" jawab semuanya serempak

Aku yang memikirkan suatu hal

'apa dia menungguku digerbang tidak ya?

'Sudahlah kalo tidak menunggu ya tidak papa tapi aku kok kesel sendiri sih'ucapku dalam hati.

Begitu mendengar perintah untuk berdo’a kami pun melaksanakannya dan selesai kami bertoss ria bersama lalu mengambil tas masing-masing.

“Eh Qim kamu pulang sama sapa?” Tanya Ora

“Aku sama anak-anak lainnya lah yang searah sama aku!" jawabku bohong sambil mengendong tasku.

“Oh, okelah kalo gitu duluan aku ya, ditunggu kakak soalnya” jawanya sambil berlari.

“Oke”teriakku

Aku pun beran

jak menuju kegerbang dengan berjalan pelan dan menunduk sampai akhirnya ada yang meneriaki namaku.

“Kak Qim ayo pulang, aku nunggu kakak!!”

Aku menoleh untuk mencari sumber suara yang setelah kuketahui membuatku berbinar dan sangat senang karena ternyata orang itu Haikal. Aku kira akan pulang sendirian karena anak-anak lainnya akan ada urusan jadi beginilah namun ternyata tidak pulang sendirian ada yang menemani.

“Aku kira kamu langsung pulang kal, jadi aku nyantai jalannya”jawabku tak enak hati membuatnya menunggu lama.

“Aku nunggu Kak qim kok soalnya gak enak pulang sendirian kalo sore kayak gini!" jelasnya hingga ke alasannya dan aku menganggukkan kepala saja.

“Yaudah kalo gitu kita pulang keburu malem,” aku yang tanpa sadar menggenggam tangannya dan menariknya keluar gerbang karena dia menunggu di Masjid tadi. Begitu kami keluar dan menunggu angkot yang sangat lama karena waktu pun mulai malam.

“Wahhh…kenapa lama angkotnya,nyampek rumah jam berapa coba!" kesal campur khawatir takut dimarahi mama sampai rumah.

“Sabar kak, sebentar lagi juga ada angkotnya!” Haikal yang menenangkanku sambil mengelus lengan tanganku.

“Okay Qima kamu harus tenang oke jangan ribut sendiri!”monolongku

Haikal yang menatapku hanya terkekeh karena omonganku tapi begitu

Beruntungnya ada angkot yang berhenti aku pun langsung naik tanpa menunggu Haikal yang berjalan dibelakangku sambil terkekeh kemudian angkot pun berjalan.

(DI DALAM ANGKOT )

Selama perjalanan aku hanya menahan kantuk dan tubuh yang lengket karena keringat. Haikal yang merasa kalo aku mulai kantuk hanya menyenderkan kepalaku ke pundaknya.

“Kak Qim aku mau bilang sesuatu ke kakak” dia pun memberitahuku.

“Kakak mau gak jadi Pacarku?”tanyanya

Aku yang awalnya sudah hampir menutup mataku pun membelalakan mata dan menoleh ke Haikal.

“alApa tadi kamu bilang? coba ulangi kupingku tiba-tiba jadi sedikit congek gk kedengeran?” spontan aku mengatakan itu dia hanya tersenyum dan mengulangi kalimatnya itu.

“Kakak kamu mau jadi

pacarku?”tanyanya

“Ya aku pasti maulah masa gak mau sama cogan kayak kamu, tapi kamu serius kan gak lagi bercanda?” jawabku spontan tanpa sadar dan tersenyum.

“ Ya kak aku serius malah duarius, benarkah kak kamu mau?” tanyanya kembali dan aku hanya mengangguk saja.

“oyke mulai sekarang kita pacaran”ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku dan hari ini pun aku terlalu bahagia.

“Ya Haikal!" jawabku dengan hati berbunga-bunga dan pipiku mulai merah merona. Untung saja tak terlihat karena sudah gelap langitnya.

Tak terasa perjalanan sudah hampir sampai dan kemudian kita turun. Lalu berjalan pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan bahagia.

(POV HAIKAL)

“Gila berani bener aku ngungkapin perasaanku," sambil melepaskan baju latihanku dan hendak mau mandi.

“Gak sabar aku untuk bertemu dia besok." menuju kamar mandi

Selesai mandi, handuk yang melilit dipinggangnku dan perut sixpackku membuatku semakin tampan dan hot. Setelah memakai baju, suara bundaku menggelegar didalam rumah untuk menyuruh makan malam bersama. Aku pun turun untuk makan.

"Apaan sih bun teriak didalam rumah, ini bukan gurun atau hutan bunda," protesku kepada bunda.

“Iya iya maaf, ayo kita buruan makan, bunda mulai laper nih!” jawab bunda

“Abang kamu harus selalu fokus pada sekolahmu ayah tidak ingin kamu menyesal nantinya bang!” tiba- tiba ayah bicara padaku begitu serius. ‘Apa ayah sudah kalo aku pacaran dengan Kak Qima?’ ucapku dalam hati.

“Baik yah..." jawabku dengan menunduk karena aku memikirkan Kak Qima yang baru saja kujadikan kekasihku.

“Bener tuh bang, bunda hanya ingin kamu sukses dulu untuk sekarang” tutur bunda menyetujui ayah.

“Emang abang laku apa?” ejek Zakia membuatku menatapnya tajam.

“Asal kamu tahu abang ini ganteng banget, beruntung kamu punya abang tampannya kayak gini." jawabku PD

“hHeleh gantengan juga adek bang, abang mah apaan, muka kok kayak aspal datar mulu?” kata Yudha karena aku lelah berdebat jadi kudiami saja.

" Dek kalo kamu ngejek abang berarti kamu juga ngejek ayah dong, kan abang anak ayah!" ucap ayah dengan tatapan elangnya.

"Ehhh.. ya gk lah yah, ayah kan ganteng nya kelewatan..!" katanya adek panik

Aku hanya terkekeh melihat ekspresi adekku. Kami pun makan dengan hikmat. Hanya suara garpu yang bergesekan dengan piring. Selesai makan kami mencuci piring sendiri-sendiri untuk membiasakan mandiri. Lalu aku berjalan menuju kamar untuk belajar dan menyiapkan buku untuk jadwal besok, sudah 1 jam setengah aku belajar akhirnya aku beranjak tidur setelah melaksanakan sholat Isya’ tanpa memikirkan nasihat tadi di meja makan .

hay para teman pembaca...akhirnya aku Up lagi...gimana cerita episode ini menurut kalian? kalo ada saran langsung komen ya

itu bisa aku jadiin pembelajaran menjadi lebih baik lagi dan aku juga minta dukungan dan vote kalian untuk cerita ini... Thankyou para pembaca🤭👐🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!