Ucapan lembut itu.mampu membuat rakha yang hampir tertidur langsung mengangkat kepalanya
Dari desiran di hati rakha mendengar suara gadis itu.suara yang tak asing. Membuat nya merasa sejuk di tengah suasana kelas yang ramai. Seperti beranda di rintikan hujan
Netralnya menatap gadis itu. Gadis bermata coklat yang tampak manis dengan rambut panjang . Membuat tersenyum tipis sangat tipis sampai tak ada seorangpun yang menyadari hal itu
Belum sempat gadis itu memperkenalkan diri. Rakha berjalan kedepan kelas dengan lembut menarik ikat rambut gadis itu yang membuat seisi kelas terkejut
"Rakha Danish putra Narendra"
"Gue gak suka milik gue di lihat orang lain "/ bisik Rakha dengan lembut tepat di gadis itu
Rancu memang. Belum sempat Mala bereaksi,Rakha sudah melangkah melewatinya. Berjalan ke luarkelas tanpa menoleh lagi. Meninggalkan teman-teman nya yang masih heran dengan sikap Rakhabarusan.
"pak Hendrawan"
"Baik, sekarang silakan di lanjut perkenalannya"suara pak Hendrawan yang tiba-tiba membuatsemua siswa kembali fokus ke arah siswi baru itu.
"Basmalah Nigista Sanjaya"
"Terimakasih pak. Perkenalkan nama saya Basmalah Nigista sanjaya pindahan dari Bandung, salam kenal semuanya" ucap Mala sambil tersenyum.Membuat kaum Adam semakin klepek-klepek.
Sebenarnya Mala masih terkejut dengan kejadiantadi,tapi Mala berusaha menyembunyikan nya.Dari awal Mala sudah nerveus di tambah mendapat sambutan seperti itu dari laki-laki yang belum dikenalnya.
"pak Hendrawan"
"Silakan Mala duduk di samping Adara" ujar pakHendrawan "Dan vio kamu pindah ke sebelah Ebi yang kosong? Biar Mala beradaptasi dulu di kelas ini nanti bisa di tukar lagi tempat duduknya"
"Violetta Anastasya"
"Baik pak tidak apa-apa? sini Mal, " jawab Vio dengan ramah.
"Adara ruby Atmaja"
"Hilih, padahal lo seneng kan bisa duduk sama Ebi?"bisik Adara di ikuti Vio yang reflek menjulurkan lidah.
Mala mengangguk sambil tersenyum. Dia melangkah menuju kursi yang di tunjuk, menggantikan Vio.Sebenarnya Mala merasa tidak enak. Tapi setelah melihat reaksi vio, Mala sedikit lega.
"Rakha siapa?" bingung Mala. " Apa cowok aneh tadiya?" ucap Mala sambil menunjuk rambutnya.Mala mencoba menerka.Di balas anggukan Adara.
"Adara ruby Atmaja"
"SSt, jangan sampe Rakha dengar Lo bilang dia aneh!" ucap Adara setengah berbisik.
"Basmalah Nigista Sanjaya"
Memangnya kenapa? bukankah dia memang aneh?baru pertama ketemu saja sudah usil/batin Mala.
Awas kalau sampai cowok aneh tu berulah lagi.
Pelajaran di lanjutkkan seperti biasa.Setelah perkenalan Mala, sampai bel pulang sekolah berbunyi, Rakha tidak menampakkan hidungnyalagi di kelas. Bahkan tas nya pun masih berada dikursinya. Hal yang biasa bagi Afan dan Ebi untukmembawkan nya, kalau tidak ketemu mereka akanmembawa tas Rakha pulang.
Di rooftop
Setelah kejadian tadi Rakha memilih pergi ke rooftop.Merebahkan tubuhnya di sofa yang memang disiapkan untuknya. Di sinilah tempat ternyaman bagi Rakha. Hening jauh dari hiruk pikuk. Di tempat inilah Rakha bisa memperoleh ketenangan. Berlama-lama di tempat tersebut tak masalah bagi Rakha.Tak ada yang akan mengganggu tentunya. Karena tidak semua siswa boleh naik ke atas rooftop tersebut tanpa seijin Rakha,
Di tatapnya langit yang mulai menghitam.Ya.Rakha tertidur dan terbangun saat waktu sudah sore.Pikirannya menerawang jauh.
"Rakha Danish putra Narendra"
"Dia siapa? Kok tadi gue bersikap kayak gitu."Ternyata Rakha juga tidak menyangka dengan sikapnya sendiri tadi. Dia merasa sperti terhipnotis.Dengan wajah dan mata coklat gadis tadi.
"Rakha Danish putra Narendra"
"tapi, gue ga ikhlas kalo lihat cowok-cowok ngeliatin dia kayak tadi." Batinnya.
Aneh memang Rakha
"Afan dirgantara"
"Hey bos." Suara Afan tiba-tiba membuyarkanlamunannya. Rakha hanya diam dan melirik malas.
"Eby afandra Sadewa"
"Gue tahu pasti lo di sini " timpal Eby " Lo ga pulang di cariin Nyokap lo tuh!" Lagi-lagi Rakha hanyame lirik tak bergeming.
"Afan dirgantara"
"Iya, lagian HP kenapa gak bisa dihubungi? untung kita tahu lo pasti di sini." ucap Afan lagi.
"Rakha Danish putra Narendra"
"Lowbet," jawab Rakha singkat sambil berdiri dan beranjak pergi tanpa menghiraukan teman-temannya. Afan dan Ebi hanya bisameng hembuskan nafas. Memang si kulkas aneh.
Rakha berjalan menuju parkiran, di ikuti Afan dan Eby. Meskipun memiliki banyak mobil tapi Rakha memilih untuk pergi sekolah dengan motor sportnya.Begitu juga Afan dan Ebi.
Meskipun sering bersikap konyol, Afan dan Ebi juga termasuk orang berada. Meski belum bisa disamakan dengan orang tua Rakha. Kedua oarang tua mereka juga merupakan orang berpengaruh.
Mereka melajukan motorny beriringan. Tapi dipersimpangan.
"Afan dirgantara"
"LHo Bos, mau kemana?' tanya Afan sedikitberteriak., tanpa menghentikan laju motornya.
"Rakha Danish putra Narendra"
"Kalian pulang duluan" teriak Rakha sambil manambah kecepatan. Memisahkan diri dipersimpangan. Meninggalkan Afan dan Ebi jauh dibelakang.
Rakha melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.Ke arah bukit belakang sekolah. Tempat di mana Rakha suka memandang kerlip lampu kota dan bintang secara bersamaan, Tempat dia mengingat Gista.Sahabat kecil yang selalu dirindukannya.
Bayangan Gista tiba-tiba semakin jelas muncul saatpertama melihat gadis tadi. Hatinya bergejolak saat mendengar suaranya. Dan hatinya merasa bahwa gadis itu Gista. Meski belum yakin,sampai untuk mengetahui namanya pun Rakha belum siap. Diatakut kecewa.
"Rakha Danish putra Narendra"
"Gista ... " lirih Rakha berujar. Sambil menggenggam sepasang cincin couplle yang terpasang di kalungnya.Cincin yang sudah entah kapan sudah Rakha siapkan untuk Gista saat bertemu nanti. Sepasang Cincin berwarna hitam dengan mutiara kecil di atasnya.
"Rakha Danish putra Narendra"
"Gue yakin pasti kita akan ketemu, Gista ...," mata Rakha menerawang mamandang langit hitam dengan taburan bintang.
Comments