Bab 5 Awal Kehidupan Baru

Gedung asrama itu tinggi dan tua, tapi cukup terawat. Dindingnya bercat krem dengan halaman kecil di depannya. Kayla berdiri di depan pintu utama dengan koper kecil dan tas punggung yang berisi seluruh hidupnya.

Disini sekolah menengah pertama dan menengah atas jadi satu walau berbeda gedung, tapi untuk asrama jadinsatu khusus putri dan putra bersebrangan.

Petugas asrama menatapnya sambil memeriksa daftar.

“Nama?”

“Kayla Putri Anindya.”

“Ah, ini. Kamu siswa beasiswa, ya?”

Kayla hanya mengangguk.

“Kamar 207, lantai dua. Kasurnya dekat jendela. Sudah ada tiga penghuni di sana.”

“Baik, Bu.”

Ia menaiki tangga sambil memeluk erat tasnya. Di lantai dua, ia membuka pintu kamar 207 dan menemukan tiga gadis sedang duduk mengobrol.

Seorang gadis berkepang dua menatapnya. “Hei, kamu anak baru ya?”

“Iya. Kayla.”

Gadis lain, tinggi dan berdandan rapi, mendengus. “Oh, kamu yang dapat beasiswa penuh itu?”

“Iya.” jawab Kayla

Dia tertawa kecil. “Wah, jadi gini ya wajah ‘anak pintar’? Kupikir lebih… berpendidikan.”

Kayla tidak menjawab. Ia hanya menaruh tas dan duduk di kasurnya, membuka buku catatannya dan mulai menulis sesuatu.

“Eh, ngomong dong. Jangan diem kayak patung. Serem tau.”

“Kayla emang nggak banyak ngomong,” ucap gadis berkepang tadi. “Dia kayaknya kalem aja.”

“Kalem atau sok suci? Kita lihat aja nanti…” ujar yang lain.

 

Beberapa bulan berlalu Kayla duduk di bangku paling depan. Wajahnya tenang, sorot matanya tajam, tangannya terus mencatat tiap kata dari guru yang mengajar.

Di belakang, beberapa murid sudah mulai memperhatikan.

“Eh, tuh anak baru rajin banget.”

“Yang anak yatim itu, ya?”

“Iya, katanya pinter banget.”

Namun di balik pujian, suara sumbang juga mulai terdengar.

“Rajin kayak gitu tuh biasanya pencitraan. Jangan-jangan nyontek pas ujian masuk.”

“Mana mungkin dia bisa saingi anak-anak les?”

Kayla tetap diam. Ia mencatat, mendengarkan, dan tidak membalas satu pun sindiran.

 

Satu hari, saat pelajaran matematika, Pak Damar guru senior yang terkenal tegas membagikan hasil tes.

“Nilai tertinggi… seperti biasa, Kayla.”

Ruangan hening. Semua menatap Kayla. Ada yang cemburu, ada yang kagum, ada juga yang… curiga.

Saat bel pulang berbunyi, Kayla dikagetkan oleh suara keras di koridor.

“Kita harus minta guru periksa dia ulang!”

“Apa?!” tanya Rina, teman sekamarnya.

“Dia terlalu sempurna. Aku yakin dia nyontek!”

“Siapa? Kayla?” Rina menoleh tak percaya.

Seorang murid laki-laki berseragam rapi menyahut, “Tanya aja langsung ke Pak Damar. Tadi dia bilang akan adakan ujian ulang khusus buat Kayla.”

 

Esok harinya, Pak Damar memanggil Kayla ke aula kecil sekolah.

“Kayla, hari ini kamu akan ujian ulang di depan semua guru kelas satu.” ujar pak Damar

Kayla menatap Pak Damar. “Boleh saya tahu kenapa, Pak?”

“Beberapa pihak curiga kamu mencontek. Dan sebagai siswa beasiswa, kamu harus bisa mempertahankan integritasmu.” jawab pak Damar

Kayla mengangguk pelan. “Baik, Pak. Saya siap.”

 

Aula sekolah dipenuhi siswa. Satu per satu mata menatap Kayla yang duduk di meja sendirian di atas panggung kecil. Di tangannya hanya ada pensil, penghapus, dan lembar soal tertutup.

“Silakan mulai,” ucap Pak Damar.

Kayla membuka lembar soal. Matanya menyapu cepat. Ia langsung menulis.

Guru-guru memperhatikan gerakannya. Tidak ada keraguan. Tidak ada contekan. Tidak ada gelagat panik.

Setengah jam berlalu.

“Sudah, Pak,” ucap Kayla.

Pak Damar mengambil kertasnya, memeriksanya di depan semua orang. Semakin lama ia membaca, wajahnya semakin terkejut.

“Jawabannya… benar semua. Bahkan caranya lebih rapi dari kemarin.” Seru pak Damar lalu

Ia berdiri, menatap seluruh siswa.

“Dengan ini saya nyatakan, Kayla tidak bersalah. Bahkan… dia salah satu siswa paling cerdas yang pernah saya ajar.” ujar pak Damar penuh bangga

Aula hening.

Kemudian, terdengar tepuk tangan pelan. Dari satu orang, lalu dua… lalu seluruh siswa ikut bertepuk tangan.

Kayla hanya menunduk.

Setelah acara selesai, beberapa teman mulai mendekatinya.

“Kayla… maaf ya. Aku dulu sempat pikir kamu nyontek…”

“Hebat banget sih kamu!”

“Boleh ajarin aku nanti?”

Kayla tersenyum. “Boleh.”

Rina memeluk bahunya.

“Akhirnya mereka sadar juga siapa kamu sebenarnya.”

 

Malam itu, Kayla berdiri di halaman asrama, menatap langit.

" Ibu… Kayla lulus ujian. Bukan cuma ujian sekolah, tapi ujian hati.” Ia memejamkan mata, lalu tersenyum kecil.

“Kayla nggak akan pernah biarin sakit jadi alasan untuk berhenti. Selama ada langit… Kayla akan terus berdiri.” ujar Kayla

Suasana kamar 207 malam itu lebih tenang dari biasanya. Rina sedang merapikan bukunya. Lala duduk di tepi ranjang, menatap langit dari jendela. Dan si gadis tinggi yang dulu dingin dan ketus pada Kayla namanya Cika diam-diam mengamati gadis beasiswa itu yang sedang menulis di meja.

Kayla tidak sadar dia sedang diperhatikan. Ia menulis daftar jadwal belajar dan target nilai.

Lala mendekat. “Kamu nulis apa sih tiap malam? Dari awal masuk sekolah, kamu selalu disiplin banget.”

Kayla menoleh. “Cuma jadwal belajar dan catatan target, biar nggak lupa.”

Cika mendengus. “Kamu emang kayak robot, ya.”

Kayla tersenyum tipis. “Mungkin karena hidup saya nggak bisa santai kayak orang lain.”

Rina menyikut Cika. “Eh, jangan nyolot gitu dong.”

Cika berdiri, menatap Kayla tajam. Tapi kali ini, tidak ada kebencian di matanya. Justru ada rasa bersalah.

“Kayla.” panggil Cika

“Iya?” jawab Kayla heran

“Maaf.” jawab Cika

Suara itu pelan. Tapi tegas.

Kayla menoleh, sedikit bingung. “Maaf untuk apa?”

“Untuk semuanya. Aku… dulu sempat anggap kamu cuma anak sok pintar yang cari perhatian. Aku nyebelin banget.” jawab Cika

Kayla terdiam sejenak. Lalu mengangguk. “Aku maafkan.”

“Cuma gitu?” Cika mengangkat alis. “Kamu nggak kesel sama sekali?”

“Kalau aku kesel, aku nggak bisa tidur nyenyak. Dulu aku punya ibu yang ngajarin: maafkan orang sebelum tidur, supaya hati kita nggak berat.”

Cika tercekat. Lalu ia duduk di samping Kayla.

“Gila. Kamu beneran sekuat itu?” tanya Cika

Kayla hanya tertawa pelan. “Nggak juga. Aku cuma… terbiasa sendiri. Jadi harus kuat.”

 Sejak malam itu, suasana kamar berubah.

Lala mulai sering duduk bareng Kayla untuk belajar.

Rina membagikan camilan tiap malam, dan selalu menyisakan bagian untuk Kayla.

Dan Cika? Gadis yang dulu paling judes itu kini paling protektif terhadap Kayla.

---

Suatu malam, saat Kayla sakit kepala karena kecapekan belajar, Cika langsung mengambil air hangat.

“Minum ini dulu. Nanti aku gosokin minyak kayu putih.” ujar Cika

“Kamu… baik banget sekarang,” gumam Kayla sambil tersenyum lemah.

Cika mendecak. “Dulu aku nyebelin banget, kan? Ya harus dibayar lunas dong.”

“Gara-gara kamu juga aku sadar, ternyata aku iri.” ujar Cika lagi

Kayla menatapnya. “Iri?”

“Iya. Iri karena kamu pinter, kuat, nggak neko-neko. Sedangkan aku… cuma bisa jaga gengsi.” jawab Cika

“Sekarang kamu sahabatku.” ujar Kayla

Cika tersenyum.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mutiara Nisak

Mutiara Nisak

bener 2 uji nyali bkn nyali biasa,uji kesabaran tingkat tinggi,dr awal udah nyentuh banget d sanubari,melihat perjuangan seorang gadis demi mencari secercah harapan d masa depan....lanjutkan mak...bagus banget ceritanya....

2025-07-02

3

Uri

Uri

sedih banget si Thor ceritanya smg Kayla dpt kebahagiaan

2025-07-02

2

selvi bolo

selvi bolo

good story to tell author....baru mulai baca aq sdh mulai nangis 😭😭, ditunggu kelanjutannya ya autthor tetap semangat tq 👍👍👍👍

2025-07-02

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Bayi yang Tak Pernah Ditatap
2 Bab 2 kepergian dan kesedihan
3 Bab 3 Pemakaman dan pengusiran
4 Bab 4 Kehilangan lagin
5 Bab 5 Awal Kehidupan Baru
6 Bab 6 Olimpiade Sains
7 Bab 7 mimpi dan cita-cita
8 Bab 8 hari pertama berpisah
9 Bab 9 Peluk yang Tak Pernah Layu
10 Bab 10 Yang Terpencil Tak Selalu Kecil
11 Bab 11 wisuda
12 Bab 12 Pasien pertama
13 Bab 13 Napas Kecil yang Menggetarkan
14 Bab 14 Langkah Kecil Menuju Dunia Kecil
15 Bab 15 Hari Libur dan Hati yang Bernapas
16 Bab 16 Rumah di Ujung Hujan
17 bab 17 Map Rahasia dan Jalan Tak Biasa
18 bab 18 pasien rahasia
19 Bab 19 Penyesalan yang Tak Diundang
20 Bab 20: Siapa yang Menjahit Lukaku?
21 Bab 21 Staycation, Tapi Kenapa Dunia Jadi Tegang?
22 Bab 22
23 Bab 23 Rumah Sakit, Resep Masakan, dan Sahabat Sebangsal
24 Bab 24Kembali ke Tempat yang Dulu Disebut Luka
25 Bab 25 : Dingin Udara, Hangat di Hati
26 Bab 26 Mereka Tidak Tahu, Tapi Aku Pernah Bertahan Tanpa Siapa-Siapa
27 Bab 27 Aku Pernah Terluka, Tapi Aku Tidak Akan Membiarkan Kamu Sendirian
28 Bab 28 Rumah yang Tak Pernah Kupunya
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 1 - Bayi yang Tak Pernah Ditatap
2
Bab 2 kepergian dan kesedihan
3
Bab 3 Pemakaman dan pengusiran
4
Bab 4 Kehilangan lagin
5
Bab 5 Awal Kehidupan Baru
6
Bab 6 Olimpiade Sains
7
Bab 7 mimpi dan cita-cita
8
Bab 8 hari pertama berpisah
9
Bab 9 Peluk yang Tak Pernah Layu
10
Bab 10 Yang Terpencil Tak Selalu Kecil
11
Bab 11 wisuda
12
Bab 12 Pasien pertama
13
Bab 13 Napas Kecil yang Menggetarkan
14
Bab 14 Langkah Kecil Menuju Dunia Kecil
15
Bab 15 Hari Libur dan Hati yang Bernapas
16
Bab 16 Rumah di Ujung Hujan
17
bab 17 Map Rahasia dan Jalan Tak Biasa
18
bab 18 pasien rahasia
19
Bab 19 Penyesalan yang Tak Diundang
20
Bab 20: Siapa yang Menjahit Lukaku?
21
Bab 21 Staycation, Tapi Kenapa Dunia Jadi Tegang?
22
Bab 22
23
Bab 23 Rumah Sakit, Resep Masakan, dan Sahabat Sebangsal
24
Bab 24Kembali ke Tempat yang Dulu Disebut Luka
25
Bab 25 : Dingin Udara, Hangat di Hati
26
Bab 26 Mereka Tidak Tahu, Tapi Aku Pernah Bertahan Tanpa Siapa-Siapa
27
Bab 27 Aku Pernah Terluka, Tapi Aku Tidak Akan Membiarkan Kamu Sendirian
28
Bab 28 Rumah yang Tak Pernah Kupunya
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!