Jual air mata

Suara peralatan medis masih terdengar jelas di telinga Tamara. Ia mulai merasa putus asa tentang kehidupan yang akan ia jalani selanjutnya. Akan tetapi dua anak kecil itu tak bisa ia abaikan. Satu anak terancam kelaparan dan berakhir di panti asuhan, sedangkan satu anak lainnya masih bergantung dan tinggal di dalam perutnya.

Tangan Tamara membelai pelan perutnya untuk memastikan dan merasakan bahwa memang benar ada kehidupan di dalamnya. Tamara mungkin wanita independen yang terkesan tak punya hati akan tetapi ia bukan orang yang akan mengabaikan kehidupan ataupun nyawa orang lain.

Mata Tamara menatap ke atas sambil membayangkan adegan tragis jika ia benar-benar menyerah untuk bangkit.

Akan tetapi berapapun banyak dia memikirkan solusinya, ia tetap tak dapat menemukan jawabannya. Tamara merasa bahwa iq-nya seketika menurun ke titik yang begitu kritis, seolah otaknya hanya sebuah pajangan yang tak bisa ia gunakan lagi.

"Bajingan!" ucap Tamara putus asa.

Suaranya begitu keras dan terdengar penuh dengan emosi kemarahan. Tamara sudah tak bisa lagi membendung bebannya yang seketika begitu besar di pundaknya. Ia ingin mengumpat, berteriak dan mencincang habis semua orang untuk melampiaskan amarahnya, terutama pada sistem lobak yang telah tersembunyi di balik vas dengan tubuh yang gemetaran. Sistem itu takut tuan rumahnya kehilangan akal dan membunuhnya tanpa pandang bulu.

Akan tetapi amarah Tamara langsung mereda saat ia menyadari bahwa ia tidak sendirian di ruangan itu. Seorang dokter laki-laki datang dengan membawa beberapa kertas dan terlihat tertegun, serta kaget saat melihatnya. Mungkin dokter itu kaget saat mendengar suara umpatan Tamara dan hal tersebut berhasil membuat Tamara merasa sedikit malu.

"Maaf..." ucap Tamara pelan. Tamara tak pernah malu untuk mengucapkan kalimat maaf jika ia merasa bersalah. Karena sebagai seorang pengusaha Tamara selalu belajar bahwa kesalahan adalah sesuatu yang pasti terjadi dalam setiap kesempatan. Apalagi dalam etika bisnis di mana ia harus bersikap layaknya wanita berkelas untuk menunjukkan kepercayaan diri yang mutlak agar pada investor semakin percaya atas kinerjanya.

"Tidak apa-apa, sesekali mengumpat dan berteriak terkadang membuat emosi lebih stabil."

Kedatangan Tamara ke rumah sakit ini merupakan kejadian yang sempat menghebohkan seluruh rumah sakit. Dimana seorang anak kecil yang menelpon untuk meminta bantuan dan menjelaskan tentang keadaan ibunya yang hampir sekarat. Beberapa suster juga sempat mengintrogasi anak kecil bernama Dave itu dan akhirnya mereka mendapatkan informasi bahwa ayahnya meninggal dalam misi ketentaraan. Ibunya mengalami depresi berat setelah ayahnya meninggal dan tak bisa mengurus diri sendiri, apalagi saat ini ibunya sedang mengandung. Hal tersebut membuat banyak orang yang mendengar cerita itu langsung bersimpati. Terkadang mereka akan memeluk Dave dan menghiburnya agar tetap tenang, terkadang juga mereka hanya berani mengintip Sambil berdoa semoga anak itu tak kehilangan ibunya.

Saat melihat Tamara kali ini, dokter pun menyadari bahwa keadaan psikologis Tamara tidak begitu baik. Bagaimana dia bisa membesarkan dua anak kecil di masa depan dengan keadaan seperti ini. Hal tersebut membuat dokter itu bersimpati.

"Saya datang memberikan surat rekomendasi untuk konseling ke psikolog. Saya tau bahwa Nyonya memiliki banyak masalah dan kami merasa bahwa Nyonya membutuhkan bantuan. Jadi kami merekomendasikan psikolog terbaik milik rumah sakit ini untukmu. Kami berharap masalah Nyonya cepat berlalu dan kembali hidup normal seperti sebelumnya. Kami juga berharap Nyonya dapat tegas dalam setiap kesempatan untuk kedua anak Nyonya yang masih membutuhkan banyak kasih sayang."

Dokter yang berbicara pada Tamara menggunakan kalimat-kalimat yang lembut dengan suara yang pelan. Terdengar sangat jelas bahwa dokter laki-laki itu khawatir padanya. Hal tersebut membuat Tamara menyadari bahwa ada cara lain untuk keluar dari masalah ini.

Sejak masih muda Tamara telah belajar banyak sekali teori ekonomi dan memulai banyak bisnis dari berbagai bidang. Tapi satu hal yang tak pernah Tamara coba yaitu bisnis yang bahkan tak memerlukan modal banyak serta menghasilkan banyak uang. Bisnis itu disebut menjual rasa kasihan.

Tamara dan anaknya memiliki kisah tragis yang menyentuh banyak hati orang-orang. Hal itu bisa ia jadikan sebagai modal untuk mendapatkan rasa kasihan orang lain serta mendapatkan uang dengan cara yang mudah. Dulu tak marah sangat membenci orang-orang yang ada di jalanan yang mengemis minta uang sambil membawa anak mereka untuk mendapatkan rasa kasihan orang lain. Mereka bermodalkan pakaian rombeng dan wajah yang membalas dapat menghasilkan banyak uang bahkan melebihi pendapatan pegawai kantoran. Akan tetapi kali ini Tamara sangat berterima kasih kepada mereka karena memberikan ide yang begitu brilian untuk bertahan hidup.

'brilian!! Benar-benar jenius. Aku pikir aku yang paling pintar dalam hal ekonomi, tapi ternyata orang-orang di jalanan jauh lebih pintar dariku. Sial, aku benar-benar meremehkan IQ mereka'

Tamara pun langsung menatap dokter itu tanpa berkedip. Saat matanya mulai perih dan memerah, ia pun langsung menunduk dan berusaha mengeluarkan air matanya. Karena ia tidak pandai dalam berakting Tamara pun menutup bibirnya karena takut aktingnya kurang meyakinkan sang dokter.

Saat dokter itu melihat Tamara yang menangis, hatinya pun langsung bergetar karena kasihan dan ia segera mengambil tisu dan menyerahkannya pada Tamara.

"Astaga, kenapa Nyonya menangis? Apakah Nyonya tersinggung atas ucapan saya? Maafkan saya, saya hanya merasa bahwa Nyonya memerlukan penanganan psikologis. Jadi kami..."

"Tidak, saya tidak tersinggung. Saya hanya terharu karena ada orang yang masih memperhatikan keadaan saya. Setelah suami saya meninggal saya hilang arah dan tak tahu harus melakukan apa. Suami saya dan saya adalah yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan yang sama. Kami terbiasa saling bergantung satu sama lain, jadi ketika beliau meninggal saya sudah tak memiliki siapapun untuk berbagi keluh kesah."

Mendengar hal itu dokter laki-laki itu pun merasa semakin kasihan. Kehidupan Tamara dan anak-anaknya begitu tragis dan memprihatinkan. Bukan hanya anak mereka yang dipaksa untuk bersikap dewasa, tapi juga Tamara sebagai seorang ibu terlalu banyak mendapatkan tekanan. Apalagi saat ini dia sedang hamil besar, jelas bahwa dia pada masa yang sangat sensitif.

Tamara yang melihat bahwa rencananya berhasil pun langsung tertawa keras di dalam hati. Akan tetapi matanya terus mengeluarkan air mata dan suara tangisannya semakin terdengar keras. Ia ingin memanfaatkan rasa kasihan dokter itu sebanyak mungkin dan mendapatkan uang sebanyak yang ia bisa. Lagi pula ia bukan seorang wanita yang tak tahu terima kasih, suatu saat jika ia telah berhasil maka ia akan mengganti semua uang yang diberikan oleh dokter itu.

"Hiks, aku benar-benar putus asa. Semenjak suamiku meninggal, kami harus pergi dari rumah dinas. Kami juga harus pindah dan memulai hidup baru. Sebagai seorang wanita hamil, aku kesulitan mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sekarang semua tabungan telah habis untuk perawatan selama berada di sini, aku tidak tau bagaimana cara hidup selanjutnya. Aku bahkan tak punya uang untuk makan dan melahirkan beberapa hari kedepan."

"Nyonya tenang saja, kami mendengar bahwa suami nyonya adalah seorang tentara. Jadi pasti akan memiliki uang pensiun, kami akan membantu untuk mengklaim uang untuk membantu kebutuhan nyonya sehari-hari. Untuk biaya rumah sakit, tak perlu khawatir kami akan mengembalikan semua dana yang telah dikeluarkan dan telah memasukkan data Nyonya sebagai warga yang membutuhkan. Jadi Nyonya dapat melakukan proses persalinan dengan gratis, begitu pula dengan konsultasi ke psikolog. Semuanya akan gratis."

Mendengar kata 'gratis', Tamara pun langsung lega. Ia sangat senang hanya dengan beberapa tetes air mata semua masalahnya terselesaikan. Biaya hidupnya dan Dave terjamin, begitu pula dengan biaya persalinannya di masa depan. Hal tersebut membuat Tamara tanpa sadar mendekat pada dokter itu dan memeluknya sebagai ucapan terimakasih.

Dokter itu cukup kaget saat melihat Tamara memeluknya, tapi karena ia merasa kasihan dan berfikir bahwa Tamara membutuhkan sebuah pelukan, ia pun membiarkannya dan terkadang menepuk punggung Tamara sebagai upaya untuk menenangkannya.

Saat itu juga Tamara menyadari bahwa dokter laki-laki di depannya terlihat begitu tampan. Kulitnya bersih dan sehat, tubuhnya juga kekar dan tegak. Untuk beberapa saat Tamara merasa bahwa dokter itu cukup cocok untuk menjadi suami masa depannya.

Sistem lobak: [Tuan Rumah, jangan berfikiran kotor. Anda sedang hamil, itu akan mempengaruhi janin anda]

Tamara: [Bacot! Dari tadi aku pusing butuh bantuan, tapi kamu diam saja. Dasar sistem tidak berguna. Giliran aku lagi senang-senang dipeluk dokter ganteng, kamu malah berisik. Pergi sana, kalau kamu mengganggu kesenangan ku lagi, aku akan mencincang mu sampai habis]

Sistem lobak yang mendengar ancaman Tamara pun kembali menciut, sedangkan Tamara masih menikmati pelukan dokter tampan sambil menutup matanya bahagia. Kalau boleh ia ingin menjadikan dokter tampan ini sebagai ayah tirinya Dave di masa depan. Selain dokter itu tampan, gajinya juga pasti banyak. Lumayan untuk menghidupi keluarganya di masa depan, setidaknya sampai Tamara membangkitkan kembali kemampuannya sebagai seorang pengusaha handal.

Terpopuler

Comments

Wanita Aries

Wanita Aries

Astaga tamara 🤭

2025-09-23

0

Uthie

Uthie

lanjjjjuuuuttttttt

2025-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Misi Dunia Lain
2 Ibu Muda
3 Lahirkan anak itu
4 Wanita miskin
5 Jual air mata
6 Hidup baru
7 Terimakasih
8 Dia masih hidup
9 Misi ke-1
10 Menjemput Tamara
11 Keluarga bahagia
12 Kakak ipar marah
13 keterampilan bertahan hidup
14 Siapa Dave baginya
15 Aku dokternya
16 Ayah Dave
17 Tidur bersama
18 Pagi
19 Istriku
20 Aku merindukan mu
21 Saya suaminya
22 Menjadi diri sendiri
23 Misi ke-2
24 Cemburu
25 Ayah Baptis
26 Tamara tidak baik-baik saja
27 Ketakutan Vin
28 Penghianat
29 Kita pulang
30 Rumah baru
31 Malam pertama
32 Keluarga impian
33 Ada yang salah
34 Dave bersekolah
35 Kebanggaan Ayah
36 Misi ke-3
37 Terlalu tinggi
38 Merayu Dave
39 Kunjungan 'Ayah'
40 Dia ada disini
41 Banyak hal
42 Mati
43 Sistem
44 Menunggu
45 Protagonis
46 Berteman
47 Misi ke-4
48 Dewasa
49 Malu
50 Berkenalan
51 Ditolak
52 Hukuman pertama
53 Terjadi lagi
54 Jangan kembali
55 Ketakutan Vin
56 Apakah...
57 Potensi
58 Tidak berguna
59 Kekayaan
60 Hukuman
61 Tertawa
62 Pelukan
63 Kemarahan
64 Sendiri
65 Mengadu
66 Bajingan
67 Kebenaran
68 Misi ke-5
69 Meminta maaf
70 Kebencian
71 Orang tua
72 Sumber kekecewaan
73 Kematian Ayah
74 Kematian Ibu
75 Kematian Dave
76 Kesempatan kedua
77 Apakah...
78 Kejujuran
79 Kegagalan
80 Misi ke-6
81 Lagi...
82 Bertemu
83 Negosiasi
84 Kenyataan
85 Bukti cinta
86 Pernikahan
87 Citra keluarga
88 Rasa sakit
89 Pertukaran
90 Ibu kembali
91 Keberuntungan
92 Keluhan
93 Keinginan
94 Kampanye
95 Video
96 Balas dendam
97 Karma
98 Inti rencana
99 Hadiah
100 Misi selesai (END)
101 Novel Rekomendasi (Tamat)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Misi Dunia Lain
2
Ibu Muda
3
Lahirkan anak itu
4
Wanita miskin
5
Jual air mata
6
Hidup baru
7
Terimakasih
8
Dia masih hidup
9
Misi ke-1
10
Menjemput Tamara
11
Keluarga bahagia
12
Kakak ipar marah
13
keterampilan bertahan hidup
14
Siapa Dave baginya
15
Aku dokternya
16
Ayah Dave
17
Tidur bersama
18
Pagi
19
Istriku
20
Aku merindukan mu
21
Saya suaminya
22
Menjadi diri sendiri
23
Misi ke-2
24
Cemburu
25
Ayah Baptis
26
Tamara tidak baik-baik saja
27
Ketakutan Vin
28
Penghianat
29
Kita pulang
30
Rumah baru
31
Malam pertama
32
Keluarga impian
33
Ada yang salah
34
Dave bersekolah
35
Kebanggaan Ayah
36
Misi ke-3
37
Terlalu tinggi
38
Merayu Dave
39
Kunjungan 'Ayah'
40
Dia ada disini
41
Banyak hal
42
Mati
43
Sistem
44
Menunggu
45
Protagonis
46
Berteman
47
Misi ke-4
48
Dewasa
49
Malu
50
Berkenalan
51
Ditolak
52
Hukuman pertama
53
Terjadi lagi
54
Jangan kembali
55
Ketakutan Vin
56
Apakah...
57
Potensi
58
Tidak berguna
59
Kekayaan
60
Hukuman
61
Tertawa
62
Pelukan
63
Kemarahan
64
Sendiri
65
Mengadu
66
Bajingan
67
Kebenaran
68
Misi ke-5
69
Meminta maaf
70
Kebencian
71
Orang tua
72
Sumber kekecewaan
73
Kematian Ayah
74
Kematian Ibu
75
Kematian Dave
76
Kesempatan kedua
77
Apakah...
78
Kejujuran
79
Kegagalan
80
Misi ke-6
81
Lagi...
82
Bertemu
83
Negosiasi
84
Kenyataan
85
Bukti cinta
86
Pernikahan
87
Citra keluarga
88
Rasa sakit
89
Pertukaran
90
Ibu kembali
91
Keberuntungan
92
Keluhan
93
Keinginan
94
Kampanye
95
Video
96
Balas dendam
97
Karma
98
Inti rencana
99
Hadiah
100
Misi selesai (END)
101
Novel Rekomendasi (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!