Episode 3

*Menikah itu bukan untuk main main ,menikah itu menyatukan dan mempererat cinta dari kedua pasangan ,Menikah itu tidak boleh ada keterpaksaan*

***

"Fir, mba anterin dulu pesanannya ya" Teriak Thalia saat dia hendak pergi mengantarkan pesanan pelanggannya.

"Iya ,mbak hati hati " Jawab Fira pegawai ditoko rotinya.

Jalanan saat itu sedang padat padatnya, meskipun memakai motor ,tapi tak urung jua bisa lolos dari kemacetan.

Thalia mengantarkan pesanannya ke sebuah apartemen.

Ting tong ting tong

Ceklek Pintu terbuka

"Cari siapa ?" Tanya orang tersebut

"Ini saya dari Thalia Bakery ,mau mengantarkan pesanan Mba Amelia.." Jawab Thalia

Pria itu hanya diam memandang Thalia dengan penuh selidik dan tanda tanya.

"Kenapa aku seperti mengenal nya "Batin Reyhan

Ya pria yang saat ini berdiri di depan Thalia itu Reyhan,

"Ada siapa Sayang ?"Muncullah wanita cantik dan seksi ya dia Amel Kekasih Reyhan saat ini.

"Ini mba pesanan kue kemarin,,"Seru Thalia

"Oh iya,makasih ya Mba ,aku suka semua kue sama roti buatan Mba.."

Thalia tersenyum manis

"Sama sama Mba,ditunggu orderannya lagi,Permisi."

Thalia melangkah pergi.

Tapi Reyhan masih bergeming ditempatnya,masih menatap punggung Thalia.

"Sayang kamu lagi lihatin apa sih ?" Reyhan yang baru tersadar ,langsung masuk kembali ke kamar apartemen itu.

"Gak papa ko,kaya pernah lihat aja"

"Oh,salah orang mungkin.."Kelakar Amel

"Iya,yuk masuk.."

"Ehmmmm ini enak banget yang,perempuan tadi yang bikin ?"

"Iya enak banget kan,aku aja ketagihan pengen lagi dan lagi makan kue ini yang.."

"Seperti gue yang selalu ketagihan sama tubuh loe Mel.." Tanpa Babibu Reyhan langsung mencium bibir Amel dengan rakus bahkan penuh dengan nafsu. Dan pergumulan pun terjadi

Mereka melakukannya bukan hanya satu ,dua kali namun sering . Tapi kadang Reyhan bingung mengartikan semua, apa benar dia cinta pada Amel atau hanya nafsu birahi semata.

***

Malam hari dikediaman Thalia

Brughhhhhh

Thalia menoleh ke arah suara itu, dia membulatkan matanya tatkala yang dia lihat sang Bunda yang sudah berada dilantai.

"Bunda...!!!"

Sang Bunda terjatuh ke lantai,Thalia nampak ketakutan ,saat itu dia sedang sendiri ,dia bingung mau cari bantuan siapa.

"Bunda ,bangun Bunda.. " Teriaknya kembali.

Dia pun memutuskan menelepon Rama ,sahabat yang selalu bisa dia andalkan.

"Ka,tolong selamatin Bunda ,aku mohon Ka.." Thalia masih menangis ,dia meminta bantuan pada Bian kakak kelas dia dulu waktu sekolah,kebetulan dia seorang dokter ,dan dialah yang merawat Bunda selama ini.

"Kita lihat dulu ya Tha, kamu tenangin dulu ya,kita sama sama berdoa buat kesembuhan Bunda.."

Thalia hanya menganggukan kepalanya,pertanda dia mengerti . Tak lupa Rama pun memberikan semangatnya pada Thalia.

"Thalia..!!"

"Ana.." Thalia berhambur kepelukan Ana sesaat dia tiba di Rumah Sakit.

"Bunda kuat ko,dia pasti bisa melalui masa kritisnya itu ,sabar ya Tha.." Ana mencoba memberi kekuatan untuk Thalia.

Beberapa menit dia menunggu dengan gelisah dan perasaan takut terus menyelimutinya.

Ya Allah jika engkau akan mengambilnya kembali ,berikan rasa ikhlas dalam hati ini dan jika mungkin dengan begitu itu artinya Bunda gakkan merasa kesakitan lagi kan !!

Ceklek , Pintu ruangan terbuka nampaklah Dokter Bian keluar.

"Ka bagaimana keadaan Bunda ka,,!!"

"Kamu harus kuat Tha, Maaf aku gak bisa berbuat banyak.."

Tubuh Thalia merosot kebawah ,tubuhnya menjadi lemah ,lidahnya kelu ,tenggorakannya terasa tercekat seseuatu ,air mata nya merembes tak tertahankan.

Ana mencoba memeluk Thalia .

"Bunda An, Bunda hiks,hiks,hiks.."Hanya itu yang bisa dia katakan.

Dia harus kehilangan lagi Orang yang dia sayangi setelah sang Ayah pergi lebih dulu ,Dulu Nasib baik selalu menghampirinya ,Namun kini dia harus menghadapi Nasib buruk kedepannya.

Dengan masih menangis dan tubuh yang lemah ,Thalia memasuki ruangan Sang Bunda ,yang sudah tak merasakan kesakitan lagi.

Kata terakhir yang dia dengar sebelum Bunda tak sadarkan diri membuatnya berada dikebingungan.

"Sayang, jika Bunda pergi jagalah diri baik baik ya ,sekali lagi Bunda tidak akan memaksa kamu untuk menikah dengan anak Tante Anita, Tapi Bunda tidak tahu dengan cara apa lagi Bunda membalas Budi kebaikannya selama ini , semoga kamu bisa memikirkannya ya.."

"Bunda ,jangan tinggalin Thalia Bunda ,Thalia sekarang sendiri disini.."

Thalia berusaha kuat, namun dia hanya manusia biasa ,kehilangan seseorang yang dia sayangi bukan perkara mudah baginya ,apalagi ke dua Orang tuanya.

"Tha,ini sepertinya punya Bunda ,karena dia memegangnya dari rumah sampai di Rumah sakit tadi.." Bian memberikan sebuah kunci pada Thalia ,Thalia bingung itu kunci apa.

"Ini apa Ka Bian?"

"Aku juga gak tahu apa Tha, Bunda gak sempet bicara apa apa tadi, aku hanya mengambilnya dari tangan Bunda ,sepertinya ia ingin menunjukannya pada kamu "

Thalia masih bingung itu kunci apa,tapi dia tak memikirkannya lagi ,dia menyimpan kuncinya di tasnya..

***

Ke esokannya

" Thalia .." Seru seseorang saat sudah memasuki pekarangan rumah nya.

"Tante Anita..!!"

"Sayang, maafkan Tante baru dateng ,Maaf sayang.." Tante Anita ditelepon Thalia dan memberitahukan meninggalnya Bunda.

"Gak papa Tante ,ini bukan salah Tante ko.."

"Rahma,kenapa kamu pergi secepat ini, kita bahkan sudah sedikit lama tak bertemu ,maafkan aku ini yang jarang menemui mu.."

"Sudah Mom,Rahma sudah tenang disana,kalau kamu menangis begini itu akan menyulitkannya.." Ujar Papi Raffi

Acara pemakaman Bunda berlangsung dramastis,beberapa kali Thalia tak sadarkan diri bahkan sempat meraung raung akan tangisnya.

Di usianya 26 Tahun itu dia harus kehilangan kedua orang tuanya ,sungguh bukan keinginannya ,bahkan dia belum menikah ,dulu dia punya harapan . Bisa menikah disaksikan kedua Orang Tuannya itu ,dan punya Anak didampingi mereka ,berjalan jalan bersama. Namun harapan hanya harapan ,kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan kembali kepadaNya.

***

Malam Hari

"Sayang,kamu ikut Tante ya ,kita tinggal disana." Tante Anita menghampiri Thalia yang terlihat masih bersedih .

"Gak Tante Thalia mau disini aja, disini banyak kenangan Thalia sama Bunda ,Thalia juga gak mungkin meninggalkan rumah ini dan toko roti yang Thalia bangun dari Nol."

"Baiklah Tante tidak memaksa,lain kali Tante akan datang lagi dan pasti akan membawa kamu masuk ke keluarga Tante.."

Thalia sangat mengerti apa yang Tante Anita katakan ,hanya dia pura pura tak mengerti karena bukan waktunya untuk membahas itu sekarang.

Thalia memandang foto Alm Bunda dan Ayah, banyak kenangan yang mereka lalui ,dia teringat kembali akan kunci yang Bunda tinggalkan ,dia masih bertanya tanya itu kunci apa.

Ana dan Rama sengaja menginap dirumah Thalia supaya mereka bisa menemaninya disaat dia terpuruk seperti ini ,dan dia juga takut Thalia melakukan hal hal yang diluar nalar.

"Tha,makan dulu yuk ?" Ana yang sudah memasuki kamar Thalia dengan membawa makanan dinampannya.

"Aku belum lapar An.."Jawabnya

Sudah 3 hari kepergian Bunda ,Thalia masih enggan untuk makan ,dia selalu menolak itu.

Hatinya masih belum ikhlas untuk kehilangan Bunda nya ,kini dia tinggal sendiri sudah tidak lagi Orang yang akan menasihatinya dikala dia salah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼

2020-12-19

1

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

thalia sbar ya,,

2020-12-14

0

april

april

sabar ya thalia😪

2020-12-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!