Bab 4

Rayne terkejut melihat pasar dihadapannya. Di pasar ini bukan hanya ada orang yang menjual beragam perlengkapan sandang namun mirip seperti festival yang dipenuhi tukang makanan dan permainan. Rayne tidak mengerti kenapa ia diajak Zilant ke tempat ini.

Ia bahkan membelikannya sosis bakar dan menyuruh gadis itu memakannya.

Sambil berjalan, mereka saling melihat banyak permainan. Salah satunya permainan tembak memakai panah, permainannya yaitu menembak face target. Jika tepat sasaran maka akan mendapatkan hadiah. Zilant berbisik pada Rayne yang terlihat serius menonton orang bermain tembak panah. "Mau main?" Tanya Zilant. "Eh? Hmm." Rayne agak ragu ragu.

Zilant memberi beberapa koin emas pada pria tua yang berdiri didepannya. Ia ambil busur dan mulai bidik lalu dalam hitungan ketiga ia tembak. Rayne melohok saat melihat yang ditembaknya tepat sasaran, yaitu di tengah bulatan hitam. Ia merasa sangat gembira "Kamu hebat Zilant!"

"Mau coba nggak?" Tanya Zilant

"Eh? Aku?"

Zilant memberikan busur kepada Rayne. Gadis itu menerimanya meskipun terasa cukup berat. Ia mulai mengimbangi tangannya, matanya lurus menuju face target.

Dalam hitungan ketiga ia mulai tarik tali serta panah lalu tembak. Panahnya dalam gerak lambat meluncur mengenai topi yang dipakai pria tua penjaga kios itu hingga mental.

Rayne melohok ketika melihat panahnya sangat salah sasaran. Ia merasa malu dan bersalah, ia berulang kali membungkukkan badan meminta maaf. Zilant tertawa geli melihat Rayne yang panahnya melenceng jauh.

Zilant mencoba dua kali, lalu menambah tiga kali menembak face target. Kelima tembakannya tepat sasaran semua. Rayne jingkrak jingkrak dan sangat senang melihat keberhasilan Zilant saat itu. Alhasil hadiah yang diterima mulai dari boneka, kalung dan gelang dirinya bawa. "Zilant kamu hebat banget sih! Tembakanmu itu kayak pro."

"Hehe bisa aja. Soalnya aku dulu sering berlatih memanah."

"Pengen banget bisa kayak kamu. Tapi asal jangan memanah hati orang aja Zil!"

"Kamu mau dipanah hatinya? Hahaha" Seloroh Zilant.

"Enak aja, mati dong saya." Seloroh Rayne.

Mereka saling jalan berdampingan mencoba berbagai macam makanan dan permainan. Zilant banyak mengeluarkan koin emasnya saat itu, ia coba permainan tangkap ikan, lempar bola dan terakhir menjajalkan diri menjadi contoh sebuah lukisan.

Awalnya Zilant sangat enggan tapi Rayne memaksa, itu terjadi karena Rayne melihat lukisan pria tua ini sangat bagus padahal aslinya ia hanya merasa kasihan dengan pria tua yang saat itu belum mendapat pelanggan satupun. Tiga jam mereka dilukis, sejujurnya agak pegal juga karena kerjaan mereka hanya duduk dan menghadap ke arah yang sama.

Zilant terkesima saat melihat lukisan itu selesai, Rayne juga bahkan sampai menganga melihatnya. Didalam lukisan Zilant dan Rayne terlihat saling memandang ke depan dengan burung burung putih berterbangan di sekitarnya. Zilant memberikan koin emas pada pria tua itu lalu pergi meninggalkan tukang lukis itu bersama Rayne.

Mereka berjalan melewati banyak kios dan pedagang. Mereka akhirnya duduk di tempat duduk yang disediakan oleh sebuah warung makan. Rayne menaruh lukisan dibawah meja begitupun Zilant yang sejak tadi sibuk menenteng hadiah miliknya. Mata Rayne berkeliling melihat para pedagang dan anak anak antusias dengan pasar itu.

Zylan memperhatikan Rayne dan berkata. "Kamu suka?"

Rayne terkejut. "Suka apa?"

"Kamu suka kan dengan dunia ini?" Tanya Zilant

Rayne gugup saat ditatap dengan kedua pasang mata yang lentik itu. Ia terlihat gugup sampai terlihat berkali kali menggaruk pipinya dengan wajah dilengoskan ke arah lain. Ia mengekeh

"Jika kamu menyukai dunia ini, anggaplah ini duniamu." Ujar Zilant seraya tersenyum indah.

Rayne terkejut. Matanya sampai tak berkedip melihat gadis itu. Angin berhembus tenang, seolah memberi kesan tertentu pada hatinya. Apakah mungkin gadis dihadapannya ini memikirkan perkataan Rayne kemarin?

Sebuah pemandangan indah tersuguhkan dihadapan mereka. Saat ini mereka sedang berada diatas bukit. Di bawah mereka terhampar ratusan rumah, istana dan pemandangan hijau pepohonan.

Angin berhembus sejuk, menggelombangkan rambut hitam Rayne. Ia merasa sangat senang melihat ini. Kedua tangannya direntangkan seolah ingin terbang dibawa angin. "Zilant, kamu tahu kenapa aku sangat menyukai dunia ini?" Tanya Rayne.

Zylan tersenyum dan menggeleng.

"Karena di dunia ini... tidak ada dia." Ujar Rayne. Zilant terkejut, ia menatap punggung gadis itu dan memalingkan wajah sedihnya. Seolah mengerti siapa sosok yang Rayne maksud saat itu.

"Aku seperti terbang Zilant. Hahaha"

Rayne terus merentangkan kedua tangannya dan bertingkah layaknya kapal terbang, ia berlari kesana kemari lalu tertawa puas hingga menabrak Zilant dan terjatuh. Zilant memaklumi gadis itu dan mengulurkan tangannya. Melihatnya yang tertawa seperti itu entah kenapa membuatnya bahagia.

Ah, jadi ini yang namanya berbagi tawa dengan orang lain. Apalagi orang itu sangat membutuhkan arti kata kebahagiaan. Semenjak ia terus disetir oleh perasaan bersalah, Zylan selalu mengurung diri. Kelas ia tinggalkan karena ia terus mengurus ibunya yang sakit, bahkan sepanjang waktu, ia terus menyamar menjadi Zenia.

Ia tidak paham jika harus berurusan dengan orang lain karena selama ini ia selalu dikurung dalam labirin yang mengharuskannya memikirkan hal jahat tentang dirinya. Setidaknya gadis ini perlu tahu kalau ia sudah berhasil membuatnya keluar dari labirin itu.

###

Seorang lelaki tampan berusia lima belas tahun berdiri di hadapan cermin. Mata biru sapphirenya nampak mencolok dan indah seperti halnya kristal. Ia mulai memakai wig rambut panjang menimpali rambut pendeknya.

Saat melihat tampilannya yang sudah mirip anak perempuan, matanya terlihat murung. Ia mendadak sedih ketika mengingat perkataan ayahnya yang menyuruhnya untuk tidak bersikap sama seperti ibunya mengingat kematian Zenia. Ia juga disuruh untuk meneruskan kembali kelasnya.

Zilant langsung menyadarkan diri dan menepuk pipinya. Ia tidak perduli dengan perkataan ayahnya yang bahkan sudah berbahagia dengan selirnya. Ia bergegas keluar dari kamar, namun ketika ia membuka pintu tiba tiba kamarnya berubah jadi kamar Rayne. Ia melohok saat melihat sekeliling kamar yang ukurannya menciut, berubah drastis dengan kamarnya.

Zilant melihat ke foto yang terpajang di atas meja cermin. Ia terkejut saat melihat gadis di foto itu mirip dengan Rayne, gadis yang kemarin secara tiba tiba muncul di dalam kamarnya.

Tiba tiba ia mendengar suara pintu utama terbuka. "Assalamualaikum." Ucap seorang gadis yang terdengar seperti Rayne. Zilant mulai kebingungan, ia berkeliling mata melihat sekitar, coba mencari tempat persembunyian terbaik untuknya. Pintu kamarnya terbuka, Rayne masuk sambil meletakkan tasnya sembarang.

Ia terduduk diatas lantai dan langsung membuka notebook miliknya. Ia buka snack chuba lalu membiarkan gigi geraham mengunyahnya. Ia mengetik banyak hal saat itu, Zilant mengintip Rayne dari belakang lemari.

Tiba tiba ia tak sengaja menjatuhkan toples di atas meja rias. Ia langsung reflek mundur dan membekap mulutnya, berharap gadis itu tidak menyadari keberadaannya saat itu.

Untungnya benar, ia menganggap itu tikus. Gadis itu terlihat seru melakukan hal yang menurut Zilant tidak dapat dimengerti. Benda mirip besi itu bahkan mengeluarkan cahaya. Sedang apa gerangan gadis itu? Apakah itu semacam benda yang memiliki kekuatan sihir?

Tiba tiba suara beling pecah dan tubrukan keras mengagetkan Zilant dan Rayne. Suara itu berasal dari luar pintu kamar, bahkan setelahnya terdengar suara teriak "Mana uangnya, hah?!" Ucap Roonie marah.

Zylan langsung menduga jika itu ayah Rayne, apakah itu benar? Tapi hal apa yang membuatnya seperti marah begitu?

Rayne langsung membuka pintu, Zilant terkejut dan langsung melotot ketika melihat seorang wanita yang kelihatan seperti Ibu Rayne terduduk di lantai, ia menangis, keningnya berdarah dan sebuah pecahan botol berserakan di lantai. Apa yang terjadi? Apakah mereka sedang bertengkar? Pria itu... keterlaluan.

Zilant melihat Rayne menangis, terlihat jelas dari belakang. Berkali kali gadis itu mengusap air matanya kasar. Gadis ini terlihat sangat sedih sampai isakannya terdengar jelas oleh Zilant. Pria itu... keterlaluan...

"Cukup! Cukup! Cukup! Pergi dari rumah ini! Pergi!"

"ANAK SAMA IBU SAMA AJA! SAMA SAMA KAYAK T*I!"

"PERGI! LEBIH BAIK BAPAK NGGAK ADA AJA SEKALIAN! NGGAK PERLU ADA DI DUNIA INI! RAYNE NGGAK PERLU ORANG TUA KAYAK BAPAK!"

"SI*L*N LU YA BERANI SAMA GUA HAH!"

Pria itu mencoba memukul Rayne namun Diane mencoba menahannya dan menangis.

"JANGAN PAK! UDAH CUKUP!" Teriak Diane coba membela Rayne.

"T*I SEMUA!" Ucap pria itu lalu pergi.

Zylan mengepal, seperti ada dorongan didalam hatinya untuk menghajar pria pengecut itu. Jadi ini bagaimana kehidupan di dunianya, mungkin itulah alasan kenapa dia mengatakan dunianya indah. Lelaki ini mulai berkaca kaca dan coba menahan air matanya yang ingin jatuh. Hanya sekilas melihat kehidupan Rayne ia langsung paham bagaimana dunianya.

Meski menurutnya dunianya tak seindah yang ia ucapkan. Ada beberapa hal yang menyakitkan dan ada yang mengundang air mata. Mungkin sama dengan dunianya, akan tetapi jika dibanding dunianya. Akankah seindah itu? Jika memang benar seindah itu, maka tinggallah disini dan berbahagia.

Rayne menangis sesegukan dikamarnya, ia rebahan diatas kasurnya dengan sorot mata menuju televisi yang sedang menyala. Terdengar suara banyak orang tertawa dari televisi.

"Mereka selalu tertawa,"

"Apakah hidup ini adil?"

"Kapan hidup ini akan bahagia?"

Zilant masih bersembunyi dibelakang lemari. Ia merasa sedih mendengar suara lemah gadis itu. Terdengar seperti suara seseorang yang putus asa dengan hidupnya. Ah, ternyata setiap orang memiliki masalah masing masing. Jika dunia itu yang Rayne inginkan dan yang dapat membuatnya bahagia. Semestinya ia tidak lelah mencari kebahagiaannya. Maka dari itu...

Rayne... jika duniaku lebih menyenangkan, maka datanglah kemari dan berbahagia.

Terpopuler

Comments

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

❤️🤗👍🔥❤️🤗🔥👍

Mampir teman2 di karyaku "The Prince & I" dari teen sampai 18 plus ada 😍😍😍 Dijamin ketagihan 🔥🔥🔥 Follow for follow, terima kasih.

2021-02-12

1

Deska wu

Deska wu

ahhh pengen ke pasar mlm ngajak zil

2020-12-07

2

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

lanjut

2020-11-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!