Different World : Beautiful Prince

Different World : Beautiful Prince

Bab 1

Sejujurnya gadis ini tidak terlalu menyukai dunianya...

Hidup yang selalu berputar dengan tanda hadirnya yang semakin tertekan. Seakan membuatnya ingin lari dari dunia yang selalu berputar...

Rayne coba memungkiri jalan cerita hidupnya dan mulai berfantasi lagi dengan jalan cerita indah yang ia rangkai di dalam otaknya. Semua mengalir, ia mengetiknya dengan sangat cepat melalui notebook yang ia beli belakangan ini dan ia dapatkan dari hasil lomba menulisnya beberapa tahun lalu.

"Apa katamu?! Kau pikir uang segitu dari mana bisa didapatkan?!" Teriak Diane, Ibunda Rayne dari balik pintu.

Rayne memutar matanya saat jemarinya tak beraktivitas lagi diatas notebooknya. Ia bosan dengan kehadiran orang itu lagi

"DASAR WANITA T*L*L, KAU PIKIR AKU TIDAK BISA BEKERJA!"

Daripada terlalu lama mendengar suara menjengkelkan itu, ia sumpal kedua telinganya dengan earphone yang tersambung ke notebook. Ia besarkan volumenya hingga membuat kedua telinganya hanya mendengar suara nyanyian inggris saja.

Ia kembali menulis cerita sambil mencoba menenangkan pikirannya lewat nyanyian indah di telinganya.

Ia muak dengan pria itu.. dan dunianya..

Rayne adalah anak satu satunya Diane. Usianya masih terbilang muda yaitu 17 tahun, Anak kelas dua SMA yang seperti beberapa remaja lainnya, selalu menghabiskan waktunya di kamar. Ia selalu terbiasa dengan keadaan keluarganya yang tidak harmonis. Harus berhadapan terus dengan seorang ayah yang gemar mabuk dan berjudi. Ibunya seorang buruh cuci yang kerja banting tulang mencari nafkah untuk keluarganya.

Rayne sangat membenci saat ayahnya datang ke rumah dan pulang dalam keadaan mabuk. Ia kerap melampiaskan kemarahannya karena tidak punya uang untuk membeli rokok dan kembali berjudi.

Padahal dulu sebenarnya, keluarganya cukup harmonis. Hidup Rayne dipenuhi kemewahan dan kebahagiaan. Ayahnya Roonie, seorang distributor, banyak client yang bekerja sama dengan perusahaannya. Namun sayang sudah berjalan lima tahun, perusahaan itu bangkrut. Ayahnya frustasi dengan hal itu lalu suatu ketika ada yang mengajaknya berjudi. Esoknya ayahnya pulang dalam keadaan mabuk, hal itu terus berkelanjutan hingga sekarang. Semenjak sering mabuk, ayahnya suka melakukan hal jahat pada ibunya dan memicu pertengkaran.

Rayne sangat benci dengan hal ini, bahkan ia sangat berharap ayahnya tidak ada untuk selama lamanya agar bisa melihat ibunya tenang dan bahagia.

Ya... hal itu lebih baik untuk dia kedepannya...

Semestinya Rayne bergegas tidur sekarang, seperti yang ia tahu besok ada ujian bahasa Inggris. Meski sejujurnya tidak ada yang mesti ia pelajari dari pelajaran itu selain kosakatanya.

Tiba tiba saat membuka pintu kamar, kedua matanya melotot ketika melihat kamarnya berubah jadi sebuah kamar berarsitektur klasik. Kamarnya yang hanya cukup untuk satu tempat tidur dan satu buah lemari itu mendadak berubah jadi kamar megah yang memiliki kasur luas berkelambu dan sebuah kamar mandi di pojokan kamarnya. Sebuah jendela dan pintu menuju balkon tertutup karena hari sudah malam. Rayne berulang kali mengucek matanya atau menepuk pipinya berulang kali. Namun tetap tidak ada respon, ia mendadak percaya bahwa ia tidak sedang tidur sambil berdiri. Ia seperti berada di dunia lain.

Ia terkejut saat sorot matanya berganti ke arah gadis berambut panjang yang sedang tertidur di kasur berkelambunya. Rayne mendekati gadis yang menurutnya sangat cantik itu. Saat mendekatinya, tiba tiba gadis itu bergumam dalam tidurnya. Sepertinya ia sedang bermimpi buruk, peluh di dahinya terlihat keluar banyak.

"Tidak, jangan---jangan kesana! Zenia!" Teriak gadis itu, tangannya memegang tangan Rayne yang kebetulan saat itu berada di sampingnya. Rayne terlihat khawatir dengan hal yang gadis ini impikan. Ia terkejut saat melihat gadis itu terbangun dan tiba tiba menghilang jadi kepingan kristal berwarna kuning di udara. Mungkinkah karena ia menyentuhnya?

Rayne tersentak melihat kamarnya mendadak berubah jadi kepingan kristal kuning di udara, kamarnya berubah seperti semula. Rayne menepuk pipinya berulang kali, melohok dengan perasaan bingung. "Kenapa, apa itu barusan? Aku tidak sedang bermimpi kan?" Tanyanya bingung.

Setelahnya, Rayne jadi sering mengalami hal seperti itu. Seperti berpindah dimensi ke dunia lain lewat kamarnya. Seperti contoh setelah ia pulang sekolah, saat ibu dan ayahnya tidak ada di rumah. Kamarnya mendadak berubah jadi kamar megah dan luas. Ia mendapati seorang gadis berambut panjang itu menangis dan menelungkupkan badannya jadi setengah terduduk. Rayne langsung bersembunyi saat gadis itu melangkah menuju kasurnya dan terbaring. Ia menangis keras saat itu.

"Ini semua salahku, kalau saja aku bisa menjadi kakak yang baik dan melindunginya. Zenia tidak akan mati seperti itu." Ucapnya sembari sesegukan.

Rayne merasa kasihan, sepertinya gadis ini sedang menyalahkan diri atas kematian zenia. Ngomong ngomong siapa zenia? Apakah itu temannya? Atau sahabatnya? Rayne terus berpikir saat sedang bersembunyi. Tapi sepertinya usaha dirinya untuk bersembunyi tidak akan bertahan lama, ada seekor kecoa merayap di atas kepalanya. Rayne melotot dan langsung berteriak melengking "Hwaaaa!!", Ia langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

Gadis berambut panjang itu terkejut melihat Rayne di hadapan matanya. "S-siapa kamu?" Tanya gadis itu. Rayne menggaruk tengkuknya dan mengekeh. "Aku... seseorang yang diciptakan dari tanah, mungkin?"

Gadis itu tersentak, entah kenapa air matanya berhenti bersusutan. Ia langsung mengusap air matanya dan terduduk di kasurnya.

"Aku tidak tahu siapa kamu, tapi lebih baik kamu segera pergi dari sini."

"Eh? Hmm iya. Baiklah. Aku pergi ya." Rayne merasa canggung saat itu, ia tahu ini bisa terlihat seperti seorang stalker yang membuntuti seorang gadis cantik menangis hingga masuk ke dalam kamarnya. Ia merasa sangat malu jika harus berhadapan dengannya lebih lama.

Rayne mendekati pintu beberapa langkah, tibanya handle pintu itu ia pegang. Ia langsung terkejut, pintunya terkunci dari luar.

"Eh? Kau menguncinya?"

"Tidak, aku tidak menguncinya." Ucap gadis itu.

Rayne terlihat berpikir, "Sepertinya itu terkunci secara sengaja agar aku tidak bisa keluar." Gumam Rayne. Ia berjalan mendekati kasur dan lantas terduduk di lantai. Pandangannya tertuju pada gadis berambut hitam di hadapannya, yang baru saja menyelesaikan acara menangisnya. Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain, mencoba membuatnya tak melihatnya lebih lama.

"Ngomong ngomong kenapa kamu menangis?" Tanya Rayne penasaran.

"Aku hanya, ingat... tidak penting."

"Ah aku tahu, kau ingat dengan teman atau sahabatmu yang bernama Zenia kan? Apa penyebab gadis itu meninggal?"

Gadis itu terkejut dan langsung marah. "Kau tidak perlu tahu!" Ia lempar bantalnya.

Rayne memaklumi gadis itu, ia berlebihan kah? Mungkin juga itu bukan hal yang mesti ia tanyakan. Mungkin dimatanya ia terlihat ikut campur. Rayne mencoba mengalihkan pandangan dan melihat pemandangan dari luar balkon kamar. "Waah indah." Ucap Rayne.

Sebuah pemandangan taman penuh bunga, perkebunan dan bangunan istana disamping kanannya terlihat mengagumkan. Ia terbawa suasana saat itu, angin menyeliwir menggoyangkan poni rambutnya kesana kemari. Suasana yang damai dan indah ini, seperti halnya di negeri dongeng. Bagaimana mungkin gadis itu tidak merasakannya? Ia sangat beruntung berada di dunia ini. Sialnya ia tidak membawa ponsel sekarang, kalau saja ia bawa pasti sudah ia jadikan profil picture.

Ngomong ngomong kok bisa ada istana ya? Rayne terus memikirkan hal itu. Ia seperti merasa berada di dunia lain. Apakah disini ada pangeran? Atau seorang raja tiran?

"Kau sedang apa? Kau bisa ketahuan oleh pengawal kerajaan, jangan kesana" Ujar gadis itu.

Rayne segera keluar dari balkon dan masuk kembali ke dalam kamar.

"Oh iya nama kamu siapa?" Tanya rayne

"Untuk apa kamu menanyakan namaku?" Tanya gadis itu.

"Entahlah, siapa namamu?" Ucap rayne

"Z-zilant" Ucapnya ragu ragu.

Rayne memegang kedua bahu Zilant. Gadis itu langsung terkejut. "Dengar Zilant...apapun yang hal yang membuatmu menangis karena meninggalnya temanmu atau siapapun itu, aku tetap suka dengan duniamu." Ujar Rayne seraya tersenyum sampai terlihat sebagian giginya. Zilsnt tersentak, ia tak paham dengan degup jantungnya saat itu. Rasanya seperti ada perasaan tertentu di dalam hatinya yang berdesir. Ia mendadak ingat dengan zenia, adik perempuannya yang meninggal secara tragis di hadapan matanya, perubahan sikap ibunya hingga menderita sakit mental.

Dia menyukai dunia ini?...

Zilant tiba tiba menghilang jadi kepingan kristal kecil. Seluruh kamarnya berubah menjadi kamarnya yang semula. Rayne terheran dan ia mengakui kalau ini semua cukup memusingkan. Ia kembali ke kamarnya lagi, ia tidak percaya kamarnya itu terhubung dengan kamar Zilant. Gadis berambut hitam legam, pemilik mata biru sapphire, yang cukup diketahui olehnya memiliki banyak permasalahan seperti dirinya. Dibanding itu, sebenarnya apa maksud ini semua?

Terpopuler

Comments

Audi Audi

Audi Audi

semangat

2021-04-02

0

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

2like mendarat

2021-02-26

0

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

❤️😍❤️😍❤️👍

2021-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!