Bab 2

Rayne berjalan terburu buru menuju gerbang sekolah. Ternyata yang kesiangan saat itu bukan hanya dirinya saja namun banyak siswa. Ia berlari secepat mungkin menuju tempat loker. Saat hendak menuju lokernya, ia berpapasan dengan seorang gadis berkacamata.

Ia terlihat gugup dan canggung melihatnya, seperti perasaan ingin menyapa tapi malu. Rayne tersenyum melihatnya, gadis berkacamata itu ikut tersenyum dan bersegera meletakkan tasnya di dalam loker. Sebelum pergi ia berpamitan dengan Rayne. Gadis itu tersenyum memanggut hingga keluar dari ruangan itu.

Gadis berambut sebahu dengan jepitan kupu kupu disebelah poninya ini tiba tiba melohok saat melihat loker miliknya berisi sampah dedaunan dan botol bekas yang baunya menyengat. Beberapa siswa yang melihat dibelakangnya tertawa. Rayne mendelik ke arah tatapan dan tawa puas dibelakangnya. Ia terlihat kesal dan langsung membuang sampah itu.

Ini bukanlah hal yang pertama kalinya semenjak Rayne menolong gadis itu. Adalah gadis berkacamata tadi yang cukup bertanggung jawab atas kejadian ini. Gadis berkacamata tadi adalah Freya. Gadis yang beberapa waktu lalu ia temukan sedang dibully oleh tiga gadis yang ditakutkan seluruh sekolah. Selepas menolong gadis itu, dia harus menerima tatapan menjijikan dari teman sekelasnya atau bahkan satu sekolah. Tidak ada yang bisa dipungkiri, semua orang di sekolah ini sangat membencinya hingga tidak ingin melihatnya lagi berada di sekolah.

"Makanya jangan belagu!"

"Sekolah sering nunggak aja udah sok!"

Beberapa perkataan menyedihkan keluar dari mulut mereka saat ia coba melewatinya. Sok katanya? Siapa yang sok? belagu? Apakah itu normal untuk membiarkan tiga orang gadis membully teman sekelasnya? Apakah itu pantas dilakukan seorang siswa terpelajar? Mungkinkah pelajarannya selama di sekolah tidak masuk di otak?

Rayne membiarkan begitu saja yang mereka katakan saat ia melewatinya. Setidaknya ia harus kebal iman saat berhadapan dengan banyak siswa yang mendukung tiga gadis itu.

Tiga gadis itu? Sedikit lebih jauh, sesungguhnya tiga gadis itu adalah Zara, Helyn dan Tania. Mereka adalah tiga gadis yang tergabung dalam geng bernama Sunflower. Tidak ada yang berani dengan mereka karena mereka adalah tiga anak dari pemilik investor terbesar di sekolah ini. Mereka orang kaya, anak sultan. Siapa yang berani melawan mereka? Mungkin hanya Rayne saja.

Bahkan guru pun juga takut terhadap mereka. Beberapa bulan lalu ada seorang guru yang berurusan dengan mereka, karena perihal rok yang terlalu pendek. Namun pada akhirnya malah gurunya yang dikeluarkan. Ini memang sudah tidak masuk di akal, bahkan guru pun diharuskan takut terhadap mereka. Jaman memang telah berubah, hal tidak waras semacam ini bahkan ada.

Freya melihat ke dalam lokernya, ia terkejut saat melihat celana olahraganya hilang dan hanya ada bajunya saja. Ia terlihat sedih, apakah mungkin ini perbuatan mereka? Belum lama ini ia dibully oleh geng Sunflower di kamar mandi dan sekarang celana olahraganya tidak ada. Apakah mungkin si pelaku memiliki kunci loker cadangan? Dia benar benar keterlaluan.

Zara adalah penyebab ini semua, ia yakin itu.

Semestinya sejak awal ia tidak perlu mengatakan kalau ia adalah sepupu jauh Zayn, yang tinggal serumah dengannya. Apalagi Zara terlihat menyukai Zayn. Lelaki itu selalu membantu Freya saat mengerjakan tugas, mengisi absennya dan saat kerja kelompok. Zara mencium kedekatan mereka berdua dan sangat cemburu dengan hal itu. Itulah sebabnya Freya dijadikan sasaran selama ini.

Pelajaran olahraga tiba, semua siswa saling mengganti baju masing masing di kamar mandi. Rayne melihat Freya yang masih belum mengganti baju dan terlihat murung saat duduk di bangku. "Kamu kok nggak ganti baju?" Tanya rayne cemas.

"Celanaku hilang."

Rayne terkejut, ia melihat ekspresi beberapa gadis yang lewat dan mereka terlihat puas. Rayne membenci mereka. Ia langsung memberikan celananya pada Freya, kebetulan ia belum memakai baju olahraganya. Gadis itu lantas terkejut "Bagaimana denganmu?"

Di saat yang sama Zayn tersenyum melihat kebaikan Rayne dalam memberinya celana itu. Ia lantas berjalan mendekati Rayne. Dua gadis itu terkejut tiba tiba ada Zayn di hadapan mereka. "Kamu kenapa?" Tanya Zayn pada Freya. Gadis itu membalas "Celana olahraga ku hilang, lalu Rayne meminjamkannya."

"Kamu pakai apa?" Tanya Zayn pada Rayne. Gadis itu membalas "Ah, apa ya.. mungkin izin tidak ikut olahraga." Kata Rayne

Zayn memberikan celana olahraga yang dipegangnya pada Rayne. "Ini, pakai."

Rayne terkejut "Eh? Kamu?"

"Gampang kok, pakai aja." Ujar Zayn. Freya melihat Rayne yang juga melihatnya. Rayne berakhir tersenyum malu pada lelaki itu. "Terima kasih."

Zayn adalah idola satu sekolah ini. Siapa sangka lelaki itu tercatat sebagai makhluk pemikat para kaum hawa di sekolah ini. Pandai olahraga, anak band, pandai beladiri dan anak OSIS. Beberapa bulan lalu sepupu jauhnya mengalami kecelakaan, mereka meninggal. Kedua orang tua Zayn sangat terpukul dengan ini, apalagi anak dari sepupunya itu ditinggal sendirian. Anak sepupunya itu adalah Freya. Kedua orang tua Zayn pun menyuruh Freya untuk tinggal dirumah mereka dan semua biaya sekolah orang tua Zayn yang menanggung. Zayn ikut bahagia dengan rencana orang tuanya. Ia merasa kasihan dengan gadis malang yang baru saja ditinggal kedua orang tuanya itu. Zayn selalu merasa simpatik setiap melihat Freya, apalagi saat di sekolah. Saat ia merasa kesusahan dengan segala hal, Zayn terus membantunya sampai Zara muncul dan mulai mengganggunya.

Suatu hari ia mendengar kabar Freya dibully oleh geng Sunflower. Ia bahkan tahu sendiri seisi sekolah ini termasuk seluruh kaum Adam dan para guru tidak ada yang berani berurusan dengan geng itu. Seorang temannya memberitahu kalau ada seorang gadis yang menolongnya. Gadis itu adalah...

Gadis pemberani itu bernama Rayne. Dia adalah gadis yang sering dipanggil ke ruang guru karena biaya tunggakan sekolah yang perlu dibayar. Dia adalah pemenang lomba menulis cerpen satu tahun yang lalu, yang sempat naik ke atas panggung dengan senyum ceria. Semenjak bullying itu tersebar ia menjadi pahlawan di mata Zayn. Kalau ditanya siapa gadis yang selalu ada di benaknya belakangan ini, gadis itu adalah orangnya.

###

Rayne pulang sekolah, ia baru saja sampai ke dalam kamarnya dan mulai berganti baju. Ia mengabaikan toples yang jatuh dari atas meja rias. Mungkin tikus, meski tak semestinya si mancung itu mengganggunya di siang hari. Ia bahkan sudah memasang perangkap dirumahnya. Itu dilakukan karena beberapa bulan lalu baju di lemarinya ditemukan robek karena dijadikan lalapan tikus. Sungguh, betapa rakusnya makhluk satu itu.

Rayne membuka notebooknya, seraya memakan snack Chuba yang baru dibelinya dari warung. Ia mengetik cerita lagi. Ada lomba yang sedang ia ikuti, hadiahnya lumayan untuk melunasi tunggakan sekolahnya. Apalagi genrenya bebas, sebetulnya ia sangat suka dengan genre fiksi remaja seusianya. Meski pada nyatanya, sekolahnya bahkan kehidupannya tak lebih indah dibanding kisah kisah itu pada umumnya.

PRANG!

Ia terkejut saat mendengar suara benda pecah dan tubrukan keras. "Mana uangnya hah?!" Teriak Roonie, yang tak lain adalah ayahnya.

Rayne langsung membuka pintu kamarnya dan membiarkannya terbuka. Ia berdiri didepan pintu tercengang melihat botol miras yang pecah dan berceceran pecahannya. Sebenarnya bukan hal itu yang membuatnya terkejut namun kening ibunya yang sampai mengeluarkan darah.

Rayne langsung berguliran air mata, sesegukan melihat keadaan pahit yang selalu kedua matanya terima sebagai sebuah pemandangan biasa.

Diane kesal dan langsung mendorong pria kekar dihadapannya hingga hampir terjatuh. Pria itu bertambah kesal dan amarahnya tak ditahan, ia balik mendorong ibu Rayne dan memukulnya, menjambak dan menamparnya. Pria itu terus memukul Diane berulang kali sampai Rayne datang dan mencoba menghentikannya.

"Cukup! Cukup! Cukup! Pergi dari rumah ini! Pergi!"

"ANAK SAMA IBU SAMA AJA! SAMA SAMA KAYAK T*I!"

"PERGI! LEBIH BAIK BAPAK NGGAK ADA AJA SEKALIAN! NGGAK PERLU ADA DI DUNIA INI! RAYNE NGGAK PERLU ORANG TUA KAYAK BAPAK!"

"SI*LAN LU YA BERANI SAMA GUA HAH!"

Pria itu mencoba memukul Rayne namun Diane mencoba melindunginya dan menangis.

"JANGAN PAK! UDAH CUKUP!" Teriak Diane coba membela Rayne.

"T*I SEMUA!" Ucap pria itu lalu pergi seraya menendang kursi.

Rayne dan Diane saling berpelukan serta menangis sedih. Saling merangkul dengan tersiksa perasaan yang sama. Rayne kadang berpikir, kenapa ia harus memiliki ayah yang berperangai buruk seperti dia. Setiap kali sosok itu datang seolah disapa bencana.

Padahal dulu mereka adalah keluarga bahagia, keluarga yang baik baik saja, sama seperti keluarga orang lain. Sebegitu mudahnya takdir membalikkan keadaan.

Ia tidak ingin melihat ibunya menderita dan tertekan oleh pria itu lagi. Apalagi harus melihatnya dipukuli seperti tadi. Apa maunya?

Hanya karena ibu tidak memberinya uang ia bertindak seperti itu. Ibu juga pasti tahu uang yang dipinta itu untuk bermain judi lagi. Itu kenapa ibu selalu menyembunyikan uang yang disimpannya dari Bapak.

Satu jam kemudian wajahnya masih sembab, ibunya sudah pergi untuk meneruskan mencuci di rumah majikannya. Sedangkan Rayne sesegukan di dalam kamarnya. Rebahan di atas kasur sembari melihat televisi yang menyala. Sembari mengusap air matanya ia melihat seorang artis pria sedang bercanda dengan seorang gadis cantik. Itu sebuah acara TV show yang berunsur komedi.

"Mereka selalu tertawa,"

"Apakah hidup ini adil?"

"Kapan hidup ini akan...bahagia?"

Ia baru saja mengambil minum di dapur. Saat memasuki kamar mendadak kamarnya berubah kembali menjadi luas seperti tampilan jaman kerajaan. Ia terkejut saat melihat Zilant menyadari keberadaannya dan langsung mendekatinya. "Kamu, ayo ikut aku!" Zilant memegang tangan Rayne. Tiba tiba gadis itu menjadi kepingan kristal kuning. "Tidak! Tunggu!" Pekik Zilant. Rayne menghilang.

Terpopuler

Comments

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

❤️👍❤️👍❤️👍

2021-02-05

2

Deska wu

Deska wu

10 vote untuk like love..

2020-11-19

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like

2020-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!