Wajar dia kayak gitu dia kan psikopat yang udah bunuh ibunya
Npc
Dari kecil lagi
Npc 1
Gue denger dia ngomong sendiri di kelas. Serem sih.
Clara Devina
BERHENTI SENYUM, GILA!
Livia menjambak rambut Elara, menarik keras. Kepala Elara terhuyung, tapi senyumnya tetap ada.
Npc
Dia beneran gila. Liat tuh senyumnya… kayak boneka rusak.
Alvin Raditya
[menampar Elara]
Elara menoleh perlahan. Pipinya memerah. Tapi senyumnya tak berubah.
Elara Mireya
...aku senyum... karena kalau aku bicara...
kalian gak akan pernah ngerti bahasanya.
Npc
Creepy... sumpah, dia tuh... bukan manusia biasa.
Clara Devina
Lo... lo GILA!
Elara Mireya
Gila itu... kalau masih berharap dunia akan baik.
Langkah kaki guru terdengar dari kejauhan. Livia dan Darren buru-buru kabur.
Siswa-siswa lain berpaling pura-pura tak melihat apa pun. Satu per satu mereka pergi. Tak ada yang mendekat.
Elara berdiri sendiri di lorong yang kosong. Rambutnya kusut. Pipinya merah. Tapi senyumnya masih ada.
Elara Mireya
(Aku bukan gila.
Aku hanya kosong.
Dan mereka... takut pada apa pun yang tak bisa mereka pahami.
Sebab... mereka tak tahu cara masuk ke rumah tanpa pintu.)
Bel sekolah berbunyi. Suaranya nyaring, tapi terasa jauh. Elara masih berdiri di tempat, tak bergeser sedikit pun.
Beberapa siswa berlari kecil kembali ke kelas. Ada yang melirik Elara sekilas, lalu cepat-cepat memalingkan wajah.
Elara perlahan melangkah. Setiap langkahnya ringan, seperti bayangan—ada, tapi nyaris tak terasa.
Dia masuk ke kelas. Ruangan penuh suara, tapi rasanya hampa. Tak ada yang menyapa. Tak ada yang menoleh.
Elara duduk di bangkunya. Kursi paling pojok dekat jendela. Tempat yang tak pernah dirindukan siapa pun.
Tangannya menyentuh pipi yang masih hangat karena tamparan. Tapi tak ada rasa. Hanya dingin yang menetap.
Dia membuka bukunya. Matanya menatap halaman kosong. Tapi pikirannya... lebih kosong dari itu.
Suara guru mulai terdengar di depan kelas. Tapi bagi Elara, semua itu hanya gumaman jauh—seperti dunia yang tak lagi berbicara padanya.
Satu-dua siswa mencuri pandang. Sebagian berbisik pelan. Tapi tak ada yang mendekat. Tak ada yang berani duduk di sebelahnya.
Npc
Lihat dia monster pipi nya luka tapi malah senyum
Npc 2
Pantes rambutnya aneh
Semua cacian bahkan makian makin banyak terdengar diruangan itu
Comments