Rumah Tanpa Pintu chapter 1

chapter 1

00:00

Tangisan pertama terdengar. Tapi bukan disambut pelukan— Melainkan... Keheningan.

00:01

ia lahir disaat ibunya berhenti bernafas. Satu datang... Satu pergi

00:02

Tubuh mungilnya diletakan tergesa dia atas kain lusuh. Darah masih hangat. tapi tubuh sang ibu sudah dingin.

00:03

Elara Mireya

(Aku belum melihat wajahnya. Tapi... Apakah dia sempat melihatku?)

00:04

Beberapa bayi lahir dengan pelukan. Yang lain... Lahir dalam kehilangan yang bahkan belum mereka sempat mengerti.

00:05

Mahesa berdiri membelakangi ranjang. Tak menoleh. Tak berkata

00:06

Beberapa ayah patah oleh kehilangan. Beberapa... Memilih tidak merasa apa–apa.

00:07

Diruangan itu... Lahir seorang anak, Dan terkubur seorang ibu. Bersamaan.

Saat semua orang menjauh... Sepasang tangan tua perlahan mendekat.

Bukan semua kasih datang dari orang tua. kadang... dari mereka yang seharusnya sudah selesai mencintai.

00:10

Suraya

Ssshh... jangan menangis seperti itu. Kau sudah cukup kehilangan.

00:11

Pelukannya tak kuat. Tapi ada sesuatu di sana... yang tak bisa diberikan orang lain—keikhlasan.

00:12

Elara Mireya

(...hangat.) (...beda dari yang lain.)

00:13

Ia tak bertanya siapa bayi itu. Ia hanya merengkuh... seolah tahu, ini anak yang tak punya tempat pulang.

00:14

Suraya

Kau boleh menangis malam ini. Tapi besok... kita harus kuat, ya.

Malam itu... ada dua jiwa kesepian di dalam satu pelukan: satu baru datang, satu hampir pergi.

Tak ada yang mencatat nama gadis kecil itu malam itu. Tapi Suraya mencatatnya… di dalam hatinya.

Ia bukan cucu yang ditunggu. Tapi menjadi satu-satunya yang tak ingin dilepas.

~Bersambung ~





Terpopuler

Comments

KnuckleDuster

Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.

2025-06-25

  1