Episode 5 Ceroboh.

Serra yang memasuki kamar dengan menutup pintu kamar dengan menyandarkan punggungnya.

Serra memejamkan mata yang memikirkan bagaimana suaminya dan juga Maya, Serra kembali terbayang hal-hal yang pernah dia lihat, Serra juga mengingat bagaimana Damar membentak dirinya berkali-kali hanya karena membela Maya.

"Tidak mungkin hanya sekedar sepupu dan tidak ada apa-apa. Mereka sering bersama di kantor, pergi satu mobil dan pulang satu mobil. Sering ke Luar Kota dan bahkan ke Luar Negeri bersama dengan alasan pekerjaan. Apa memang itu benar hanya alasan pekerjaan saja? Tidak mungkin, aku sangat yakin itu pasti tidak mungkin hanya sekedar pekerjaan saja,"

"Kedekatan yang terlihat jelas di depan mataku bukan hal biasa. Tetapi kenapa semua orang yang ada di sini menganggap itu sangat biasa. Tidak ada sama sekali yang peduli dengan bagaimana perasaanku, di saat aku speak up yang wajar saja perasaan istri seperti itu, tetapi aku disangka berlebihan,"

"Setiap hari aku hanya dikurung di rumah ini, aku mengerjakan semua pekerjaan rumah. Bukan aku mengeluh dan tidak bersyukur. Tetapi orang-orang di rumah ini tidak menghargai ku dan tidak ada kepedulian sedikitpun," Serra hanya bisa curhat pada diri sendiri atas apa yang terjadi.

***

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Serra baru bisa mandi di jam 10.00. Serra keluar dari kamar sudah cukup fresh yang menggunakan dress panjang di atas mata kaki berwarna coklat dengan rambut yang diikat sedikit di bagian tengah.

Penampilannya yang anggun secepat mungkin akan berubah kembali menjadi dekil dan penuh keringat ketika akan memulai aktivitas di siang hari yang memang pekerjaan ibu rumah tangga tidak akan ada selesainya.

"Astaga aku lupa menyiram tanaman, nanti bunga kesayangan Mama mati lagi. Aku bisa disalahkan," ucapnya menyadari hal yang sangat penting yang harus dia kerjakan.

Serra tidak menunggu lama yang langsung menuju pekarangan rumah. Seperti biasa ada keran di sana dan sepertinya memang tukang kebun tidak masuk hari ini, karena biasanya pekerjaan itu akan dikerjakan tukang kebun.

Serra mengambil selang air tersebut yang mengarahkan pada tanaman.

"Airnya tidak keluar? Apa ada yang salah?" tanyanya kebingungan.

Serra menoleh ke belakang ke arah di mana berasalnya saluran air dari keran menuju pipa. Tanpa Serra sadari ternyata air keran itu sudah keluar dan kepalanya tetap saja menoleh ke belakang.

"Hey!"

Serra kaget mendengar suara itu yang melihat ke depan dan lebih kaget lagi dengan menutup mulutnya menggunakan satu tangan yang tanpa dia sadari telah menyiram seseorang.

"Apa yang kau lakukan!" ucap pria tersebut yang berusaha menghindari air yang sudah membuat wajah dan bajunya basah.

"Maaf aku tidak sengaja melakukannya. Bagaimana ini?" Serra yang begitu panik dan bukannya menjatuhkan selang air tersebut malah tetap pada posisinya.

"Matikan kerannya!" titah pria itu.

"Aku tidak tahu caranya bagaimana?" Serra semakin panik otaknya semakin tidak berfungsi.

Pria itu dengan cepat bertindak yang langsung memegang kuat lengan Serra untuk mengarahkan selang tersebut ke arah lain agar tidak mengenai wajahnya. Tetapi posisi seperti itu membuat jarak mereka berdekatan dengan mata saling melihat satu sama lain.

Wajah Serra melihat jelas begitu sangat panik dengan kecerobohan yang dia lakukan pria yang menatapnya sejak tadi.

"Askara!" pria bernama Askara itu kaget saat namanya disebut dan begitu juga dengan Serra.

Serra langsung melepaskan tangannya dari pria tersebut dan menjatuhkan keran itu.

"Maafkan saya," ucap Serra menundukkan kepala.

"Maaf Kek!" Serra juga menundukkan kepalanya kepada pria berkacamata yang sudah muncul dari belakang Askara.

"Ada apa ini? kenapa kamu sampai basah kuyup seperti ini?" tanya Kakek.

"Ini salah Serra. Serra ceroboh yang akhirnya tuan ini jadi seperti ini," ucap Serra mengakui kesalahannya.

"Lain kali bekerja dengan baik," ucap Askara dengan dingin yang langsung memasuki rumah.

"Saya minta maaf sekali lagi!" ucap Serra dengan suara yang sedikit keras.

"Serra benar-benar tidak sengaja melakukan hal itu. Serra minta maaf," ucap Serra yang tidak puas jika belum mendapatkan maaf.

"Sudahlah! kamu sudah mengatakan tidak sengaja dan jangan diulangi lagi," ucap Kakek yang membuat Serra menganggukkan kepala dan pria sekitar berusia 70 tahunan itu langsung memasuki rumah.

"Ya. Ampun Serra kenapa kamu ceroboh sekali tidak mau sampai kapan kamu seperti ini. Pantas saja terus dimarahin Mama dan juga Mas Damar. Kamu membuat masalah saja," ucap Serra menepuk jidatnya yang menyadari kebodohannya.

Karena kecerobohan Serra yang akhirnya membuat Askara membuka jasnya ketika berada di ruangan pribadi Kakek.

"Aku sudah menyuruh pelayan untuk mengambil pakaian yang baru," ucap Kakek.

"Kenapa memperkerjakan wanita seperti itu di rumah ini. Sangat ceroboh sekali," ucap Askara terdengar begitu dongkol.

"Serra bukan pekerja di rumah ini. Dia istri dari Damar," ucap Kakek yang membuat Askara menoleh ke arah Kakek.

"Istrinya?" tanya Askara. Kakek menganggukkan kepala.

"Hal seperti ini sangat sering terjadi, kamu harus memakluminya. Serra tinggal satu tahun di rumah ini jadi belum tentu sempurna," ucap Kakek yang tidak ditanggapi Askara.

***

Karena sebelumnya Serra mendapatkan pesan dari Netty untuk menyiapkan makan siang. Serra merasa bersyukur karena bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Kakek memang memiliki kedisiplinan yang harus makan tepat waktu.

Serra juga tidak lupa melayani Kakek dan pria yang tadi sudah dia siram yang tidak tahu siapa itu.

"Sudah cukup Serra!" ucap kakek ketika melihat cucu menantunya itu memindahkan sup ke mangkok kecil.

Serra menganggukkan kepala.

Serra melihat ke arah Askara dengan perasaan takut-takut.

"Tu-tuan mau supnya?" tanyanya dengan terbata.

"Buatlah!" titah Askara yang membuat Serra menganggukkan kepala dan langsung mengerjakannya.

"Serra kamu tidak perlu memanggil Askara panggilan seperti itu. Beliau ini bukan orang asing, dia adalah putra bungsu saya, kamu bisa memanggilnya dengan paman seperti Damar memanggilnya dan juga Netty begitu juga dengan Andre," ucap Kakek.

"Jadi orang yang sudah aku buat basah kuyup ini adalah Paman dari Mas Damar," batin Serra.

"Kau hampir saja menumpahkan kuahnya!" Serra kaget mendapat teguran itu yang melihat pekerjaannya yang ternyata terus menuang tanpa menyadari mangkuk kecil itu hampir penuh.

"Maaf!" Serra menghentikan pekerjaan itu yang untung saja belum terjadi.

"Serra apa kamu tidak bisa jangan melamun. Kamu ini benar-benar!" Serra geleng-geleng sendiri akibat ulahnya.

"Kalau begitu Serra mau ke kamar dulu. Kakek silahkan nikmati makan siangnya dan jika ada apa-apa bisa panggil Serra," ucap Serra.

"Baiklah," sahut Kakek yang membuat Serra menundukkan kepala dan memang sangat tidak pantas bagi dia untuk ikut makan bersama, karena Kakek orang yang disegani dan lagi pula mereka pasti membicarakan hal yang sangat penting.

"Please Serra kamu jangan melakukan kesalahan yang sama, berhenti berbuat bodoh seperti ini. Apapun yang kamu lakukan hanya merugikan diri kamu sendiri. Jangan sampai Kakek nanti marah pada kamu dan Mama juga akan marah karena kamu sangat jauh. Kamu tahu sendiri bagaimana Mama," batin Serra mengingatkan diri sendiri sembari melanjutkan langkahnya.

"Aku melihat rumah ini sangat sepi apa huninya memang sudah tidak ada lagi?" tanya Askara.

"Jika jam begini yang pasti semuanya memiliki aktivitas masing-masing," jawab Kakek sembari mengunyah makanannya.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

JADI ORANG YANG SUDAH AKU BUAT BASAH KUYUP INI ADALAH PAMAN DARII DAMAR,,gitu dong thor baru betul..

2025-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!