Episode 3 Terlalu Sakit.

Serra memejamkan mata dengan air mata yang masih mengalir di pipinya, setiap kali mencoba untuk membicarakan pernikahan mereka dan Serra hanya akan mendapatkan kata-kata yang sangat tajam itu yang begitu menyakiti hatinya.

"Apa aku memang tidak pantas untuk menjadi istrinya? Apa aku memang kurang bersabar, lalu berapa lama lagi aku harus menunggu semua ini. Aku tahu Mas Damar terpaksa menikah denganku, tetapi aku sudah mencoba untuk melakukan sebaik mungkin di rumah ini. Aku melakukan banyak hal untuk membuatnya senam dan berusaha sebaik mungkin menjadi istri yang dia inginkan,"

"Tapi semua yang aku lakukan hanya percuma. Jika Mas Damar tidak pernah memberi kesempatan pada dirinya dan mencoba untuk menerima pernikahan ini," ucap Serra dengan berlinang air mata.

***

Karena pertengkaran dengan suaminya yang membuat Damar tidak kembali ke kamar dan entah di mana Damar, karena Serra juga tidak mendengar suara mesin mobil. Tetapi tetap saja dia menunggu suaminya dengan gelisah yang tidak bisa tidur.

Matanya berulang kali melihat jam yang menggantung di dinding. Tangannya sejak tadi memegang ponsel yang ingin menghubungi Damar tetapi takut salah.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Jika Mas Damar belum pulang dan mana mungkin aku bisa tidur," ucapnya dengan menghela nafas.

Sementara Serra yang gelisah memikirkan suaminya dan ternyata sang suami sedang enak-enakan berada di dalam kamar Maya yang meletakkan kepalanya di atas paha Maya yang mana keduanya sama-sama berada di atas ranjang dengan tangan Maya yang mengusap-usap rambut Damar.

"Sayang bukannya kamu mengatakan ingin mengerjakan laporan yang diminta Om. Bram?" tanya Maya.

"Bagaimana aku bisa mengerjakan semua itu, sementara wanita itu sudah mengganggu pikiranku," jawabnya dengan kesal.

"Tapi bukankah kamu yang mengatakan jika Kakek akan kembali dari Amerika. Lalu bagaimana jika pekerjaan kamu tidak beres. Dia bisa berubah pikiran untuk mengalihkan Perusahaan ke tangan kamu. Kamu bahkan sudah berkorban menikahi wanita itu," ucap Maya memberi ingat

"Maya apa kamu tidak bisa berhenti untuk tidak membicarakan wanita itu hah! Kepalaku benar-benar sakit. Aku sama sekali tidak peduli mau Kakek pulang atau tidak," ucap Damar.

"Wanita itu memang sangat menyebalkan. Aku juga begitu kesal tadi pagi dengannya. Dia seenaknya menyuruhku mencuci piring dan hanya karena satu piring saja menceramahiku dengan sesuka hatinya," ucap Maya dengan wajah kesalnya yang membuat gambar melihat serius ke arah Maya.

"Apa maksud kamu? Dia mulai berani berbicara kasar kepada kamu?" tanya Damar.

"Serra bukan wanita yang polos-polos amat. Sepertinya dia mencurigai hubungan kita, memang kamu tidak melihat gerak-geriknya bagaimana. Dia juga berbicara padaku dengan nada mengintimidasi," jawab Serra.

"Wanita itu benar-benar tidak tahu diri. Aku tidak peduli dia mengetahui hubungan kita atau tidak dan biarkan saja dia tahu agar dia sadar diri bahwa dia tidak ada apa-apanya dibandingkan kamu!" tegas Damar.

"Aku sama sekali tidak pernah takut dan tidak merasa jika kita berhubungan secara diam-diam. Tapi bagaimana jika dia mengadukan kepada Kakek. Bukankah itu akan menjadi masalah besar?" tanya Maya

"Wanita itu tidak akan berani bicara apapun. Aku yang mengaturnya," jawab Damar dengan yakin yang membuat Maya tersenyum miring.

Karena tidak bisa tidur membuat Serra keluar dari kamar yang merasa tenggorokannya sangat kering yang ingin mengambil air minum. Langkah Serra terhenti ketika pintu kamar Maya terbuka yang ternyata bukan Maya yang keluar dari kamar dan melainkan Damar.

Hal itu membuat Serra kaget dan Damar katanya juga tidak peduli jika istrinya mengetahui bagaimana dia dan Maya memiliki hubungan gelap dan ternyata dia juga cukup kaget.

"Ma-mas kenapa bisa dari kamar Maya?" tanya Serra terbata dengan jantungnya berdebar begitu kencang.

Damar terlihat kelimpungan harus menjawab apa. Apa yang dia katakan di dalam kamar ternyata tidak sama ketika benar-benar ketahuan oleh Serra.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Damar.

"Serra tidak memikirkan apapun jika Mas bisa menjawab kenapa bisa keluar dari kamar Maya?" tanya Serra.

"Kau memikirkan bahwa aku ada apa-apa dengan Maya?" tanya Damar.

"Maka itu jawablah kenapa bisa keluar dari kamar Maya. Ini sudah malam dan aku sejak tadi menunggu Mas di dalam kamar dan aku pikir Mas pergi dan ternyata sejak tadi berada di kamar Maya dan untuk apa?" tanya Serra dengan suara sedikit keras yang menggebu-gebu berbicara.

Wajar saja dengan perasaan yang tidak enak.

"Pelankan suaramu apa kau ingin membangunkan semua orang di rumah ini hah!" ucap Damar menekan suaranya mengingatkan istrinya itu.

"Kalau begitu jawab kenapa Mas ada di kamar Maya!" tegas Serra.

"Ada apa sih! kenapa harus ribut-ribut," Maya yang keluar dari kamar membuat mata Serra melihat ke arah Maya dengan penampilan Maya yang cukup seksi menggunakan baju tidur tanktop di atas pahanya.

"Apa yang baru saja kalian lakukan?" tanya Serra yang langsung pada intinya.

"Apa maksud mu? Kau berpikiran jika aku dan Maya..."

"Kamu baru saja keluar dari dalam kamarnya dan katakan kenapa bisa keluar dari kamar Maya hah?" Serra dengan tegas memotong kalimat itu.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Niken yang sangat terganggu tidurnya yang akhirnya keluar kamar dan bukan hanya Niken saja, ada juga Netty dan Andre.

"Serra suara kamu sejak tadi kedengaran ke kamar. Suami saya sedang tidur. Kamu bisa tidak pelankan suara kamu!" tegas Niken.

"Maaf. Jika Serra dan mengganggu semua tidur orang yang ada di rumah ini. Serra hanya kaget saja kenapa Mas Damar keluar dari kamar Maya," jawabnya dengan suara bergetar.

Niken melihat ke arah Damar dan juga Maya, sebagai seorang wanita dari ekspresi Niken juga seperti merasa ada sesuatu.

"Tante! Serra sangat berlebihan sekali. Mas Damar hanya mengambil file dokumen yang tadi aku kerjakan. Dia sudah berpikiran buruk dan bukankah biasa saja jika aku masuk ke dalam kamarnya dan begitu juga dengan dia. Apa yang aneh sih," sahut Maya.

"Apa dengan mengambil file dokumen sampai berjam-jam?" tanya Serra

"Serah sudah cukup! kamu jangan membesarkan masalah. Kamu tidak dengar apa yang dikatakan Maya bahwa Damar hanya mengambil file dokumen dan lagi pula kamu itu kenapa pikirannya kotor sekali hah! mereka ini sepupu dan Maya sudah lama di rumah ini dibandingkan kamu. Jadi kamu jangan membuat masalah yang tidak penting!" tegas Niken yang malah membela Damar dan juga Maya.

"Tapi...."

"Sudahlah kamu sebaiknya tidur agar besok pagi tidak terlambat bangun. Jangan gara-gara kamu semua orang di rumah ini beraktifitas terlambat!" tegas Maya tidak ingin mendengarkan apapun dari Serra yang akhirnya membuatnya berlalu.

"Ya ampun kak Serra berlebihan deh, kirain ada apa dan ternyata hanya seperti itu saja. Kakak jangan mengganggu tidur Netty!" ucap Netty yang juga meninggalkan tempat itu

"Huhhhh!" Andre juga ikut-ikutan tanpa berbicara apapun dan hanya menguap.

Sementara Serra melihat kembali ke arah Damar dan juga Maya dan lihatlah bagaimana tatapan Maya seolah ingin menantang dirinya.

"Sudah puas kamu buat semua orang di rumah ini bangun hanya karena pemikiran kamu?" tanya Damar.

"Apa sama jika aku curiga dengan apa yang dilakukan suamiku?" tanya Serra.

"Aku tidak memiliki waktu untuk berdebat dengan mu!" tegas Damar yang juga meninggalkan Serra.

Bersambung ...

Episodes
1 Episode 1 Bukan Pembantu
2 Episode 2 Hati Yang Luka
3 Episode 3 Terlalu Sakit.
4 Episode 4 Tidak Pernah Di Hargai
5 Episode 5 Ceroboh.
6 Episode 6 Suami Jahat.
7 Episode 7 Gugup.
8 Episode 8 Dekat
9 Episode 9 Melihat Perselingkuhan Suami.
10 Episode 10 Berusaha Meminta Keadilan.
11 Episode 11 Malah Di Salahkan.
12 Episode 12 Sakit Tak Berdarah.
13 Episode 13 Tidak Di Anggap.
14 Episode 14 Mulai Sadar Diri
15 Episode 15 Cukup Kaget
16 Episode 16 Tidak Ada Yang Peduli.
17 Episode 17 Menjadi Penolong.
18 Episode 18 Mulai Sadar.
19 Episode 19 Mulai Bertindak.
20 Episode 19 Di Perlakukan Seperti Ratu.
21 Episode 21 Di layani Dengan Baik
22 Episode 22 Sudah Tidak Peduli
23 Episode 23 Gebrakan Serra.
24 Episode 24 Menjadi Sekretaris.
25 Episode 25 Nyaman.
26 Episode 26 Ciuman
27 Episode 27 Canggung
28 Episode 28 Jawaban Yang Tepat
29 Episode 29 Kejam
30 Episode 30 Bersamanya
31 Episode 31 Perhatian.
32 Episode 32 Perlakuan Baik
33 Episode 33 Di Balas Impas.
34 Episode 34 Hal Mengejutkan
35 Episode 35 Ternyata Ada Rahasia.
36 Episode 36 kode Dari Menantu.
37 Episode 37 Saran Saja
38 Episode 38 Suami Gila
39 Episode 39 Dia Selalu Ada
40 Episode 40 Menyerahkan.
41 Episode 41 Malam Panas.
42 Episode 42 Malam Penuh Cerita
43 Episode 43 Teguran.
44 Episode 44 Lagi dan Lagi
45 Episode 45 Pembalasan Setimpal.
46 Episode 46 Tidak Berhasil.
47 Episode 47 Ada Apa Ini.
48 Episode 48 Terbalik.
49 Episode 49 Tegas
50 Episode 50 Salah
51 Episode 51 Tidak Akan Pernah Tenang.
52 Episode 52 Ada Ide
53 Episode 53 Syarat
54 Episode 54
55 Episode 55 Menjebak
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58 Tidak Ada Yang Percaya.
59 Episode 59 Hal Mengejutkan
60 Episode 60 Melepas Rindu.
61 Episode 61 Hubungan Panas.
62 Episode 62 Romantis
63 Episode 63 Tanda-tanda
64 Episode 64 Bucin Bersama
65 Episode 65
66 Episode 66 Hal Yang Sangat Di Tunggu
67 Episode 67 Ada Sesuatu
68 Episode 68
69 Episode 69 Menjadi Canggung.
70 Episode 70 Bertemu
71 Episode 71 Paksaan
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75 Panas
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79 Menyesal
80 Episode 80 Menyesal
81 Episode 81 Karma
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Episode 1 Bukan Pembantu
2
Episode 2 Hati Yang Luka
3
Episode 3 Terlalu Sakit.
4
Episode 4 Tidak Pernah Di Hargai
5
Episode 5 Ceroboh.
6
Episode 6 Suami Jahat.
7
Episode 7 Gugup.
8
Episode 8 Dekat
9
Episode 9 Melihat Perselingkuhan Suami.
10
Episode 10 Berusaha Meminta Keadilan.
11
Episode 11 Malah Di Salahkan.
12
Episode 12 Sakit Tak Berdarah.
13
Episode 13 Tidak Di Anggap.
14
Episode 14 Mulai Sadar Diri
15
Episode 15 Cukup Kaget
16
Episode 16 Tidak Ada Yang Peduli.
17
Episode 17 Menjadi Penolong.
18
Episode 18 Mulai Sadar.
19
Episode 19 Mulai Bertindak.
20
Episode 19 Di Perlakukan Seperti Ratu.
21
Episode 21 Di layani Dengan Baik
22
Episode 22 Sudah Tidak Peduli
23
Episode 23 Gebrakan Serra.
24
Episode 24 Menjadi Sekretaris.
25
Episode 25 Nyaman.
26
Episode 26 Ciuman
27
Episode 27 Canggung
28
Episode 28 Jawaban Yang Tepat
29
Episode 29 Kejam
30
Episode 30 Bersamanya
31
Episode 31 Perhatian.
32
Episode 32 Perlakuan Baik
33
Episode 33 Di Balas Impas.
34
Episode 34 Hal Mengejutkan
35
Episode 35 Ternyata Ada Rahasia.
36
Episode 36 kode Dari Menantu.
37
Episode 37 Saran Saja
38
Episode 38 Suami Gila
39
Episode 39 Dia Selalu Ada
40
Episode 40 Menyerahkan.
41
Episode 41 Malam Panas.
42
Episode 42 Malam Penuh Cerita
43
Episode 43 Teguran.
44
Episode 44 Lagi dan Lagi
45
Episode 45 Pembalasan Setimpal.
46
Episode 46 Tidak Berhasil.
47
Episode 47 Ada Apa Ini.
48
Episode 48 Terbalik.
49
Episode 49 Tegas
50
Episode 50 Salah
51
Episode 51 Tidak Akan Pernah Tenang.
52
Episode 52 Ada Ide
53
Episode 53 Syarat
54
Episode 54
55
Episode 55 Menjebak
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58 Tidak Ada Yang Percaya.
59
Episode 59 Hal Mengejutkan
60
Episode 60 Melepas Rindu.
61
Episode 61 Hubungan Panas.
62
Episode 62 Romantis
63
Episode 63 Tanda-tanda
64
Episode 64 Bucin Bersama
65
Episode 65
66
Episode 66 Hal Yang Sangat Di Tunggu
67
Episode 67 Ada Sesuatu
68
Episode 68
69
Episode 69 Menjadi Canggung.
70
Episode 70 Bertemu
71
Episode 71 Paksaan
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75 Panas
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79 Menyesal
80
Episode 80 Menyesal
81
Episode 81 Karma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!