Chapter 3

Pagi itu, cahaya matahari menerobos lembut ke dalam kamar melalui sela-sela tirai. Namun kehangatannya tidak mampu mengusir dingin yang mengendap di hati Wilona. Matanya bengkak dan sembab, wajahnya pucat seperti malam telah menumpahkan hujan luka ke dalam tidurnya.

Entah mengapa, semalam hatinya begitu sesak, seperti ada luka yang tak terlihat namun menyayat dari dalam. Air mata mengalir tanpa sebab yang jelas. Tapi Wilona tahu, firasat seorang istri... jarang sekali keliru.

"Ada apa denganku?" gumamnya pelan, satu tangan memegang dadanya yang masih terasa berat.

Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, menyeret langkahnya menuju kamar mandi. Saat menanggalkan pakaian dalamnya, ia tertegun. Ada bercak merah di sana, darah menstruasinya. Bercak kecil itu terasa seperti tamparan yang keras. Bukan karena sakit, tapi karena kecewa yang tak lagi mampu ia sembunyikan.

"Kapan aku Kau beri kepercayaan lagi, Tuhan... Aku lelah. Aku benar-benar lelah."

Tangan Wilona meremas pakaian dalam itu, airmata kembali merembes dari sudut matanya.

Ia ingin menjadi ibu. Ia ingin memberi Aryan seorang anak. Tapi kenyataan selalu membawa jawaban yang sama, belum saatnya. Entah sampai kapan. Sementara tekanan dari sekelilingnya semakin menyesakkan, seperti racun yang perlahan melumpuhkan harapan.

Namun ia tetap berusaha kuat. Ia selalu percaya, Aryan tidak pernah mempermasalahkan kekurangannya. Aryan... pria yang katanya menerima Wilona dengan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan.

"Maafkan aku, Mas… Apakah aku egois, jika terus mengikatmu untuk hidup bersama wanita seperti aku? Tapi… aku juga tidak sanggup jika harus membagi cintamu. Aku tidak akan sanggup…"

Suaranya tenggelam dalam air mata, tak seorang pun mendengar. Bahkan dinding pun hanya diam menjadi saksi.

Sementara itu, di sisi lain di kota yang sama kerana memang Aryan sudah kembali dari perjalanan dinasnya dan pulang kepada istri keduanya, di sebuah rumah mewah yang masih diselimuti keheningan pagi, seorang bayi kecil tergolek di ranjang bayi dengan tubuh yang terasa hangat oleh demam yang belum juga reda. Willyan, anak lelaki Aryan, masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik sejak semalam.

Aryan duduk di sisi tempat tidur, cemas. Wajahnya lesu. Rambutnya berantakan. Tatapannya terpaku pada termometer digital yang tak kunjung menunjukkan angka yang menenangkan.

"Haruskah kita bawa ke rumah sakit? Aku khawatir terjadi sesuatu pada Willy. Panasnya naik turun sejak tadi malam," ucap Aryan gusar, pandangannya tak lepas dari anaknya.

Namun Amanda, yang tengah duduk santai dengan piyama tidur dan ponsel di tangan, hanya mengangkat bahu.

"Ngapain repot-repot, Mas? Kata dokter juga cuma demam biasa. Cuaca Jakarta memang lagi nggak jelas. Panas, hujan, lalu panas lagi. Semua anak-anak juga pada demam. Nggak usah panik."

Jawaban santai itu membuat Aryan mengepalkan tangan. Ia tidak suka dengan ketidak tanggapan Amanda, terlebih jika menyangkut kondisi anak mereka.

"Ck! Terserah kamu! Tapi kalau Willy kenapa-kenapa, kamu yang aku salahkan!" tegas Aryan, lalu bangkit dengan kesal, meninggalkan kamar.

Amanda hanya mendengus, lalu memutar bola matanya malas.

"Merepotkan sekali… Sebentar-sebentar sakit," gerutunya. Ia tak benar-benar marah karena anaknya sakit, tapi lebih pada kenyataan bahwa kehadiran anak itu sering mengganggu waktu santainya. Ia tidak bisa bergerak bebas barang sedikitpun, bahkan untuk mandi dan makan pun ia kesulitan. Ini semua tidak akan terjadi jika suami dan mertuanya mengujikan nya untuk mencari pengasuh.

Ia masih muda, baru dua puluh dua tahun. Ia ingin hidup mewah, liburan ke luar negeri, pamer tas mahal di media sosial, bukan mengurus anak yang rewel dan suami yang lebih sering memikirkan wanita lain.

Aryan kini duduk di ruang tamu, bersandar di sofa dekat dinding. Dalam keheningan pagi yang seharusnya tenang, pikirannya bergejolak. Ia memegang ponsel, menatap layar dengan ragu. Jari-jarinya sempat mengambang di atas layar sebelum akhirnya mengetuk ikon panggilan video.

Tak butuh waktu lama hingga wajah cantik yang dirindukannya muncul di layar. Rambut Wilona masih dililit handuk, pipinya sedikit pucat, tapi tetap terlihat menawan. Dan senyum itu… senyum yang masih sama seperti pertama kali ia jatuh cinta.

"Hai… Sayang. Kamu baru selesai mandi, ya?" tanya Aryan, mencoba terdengar tenang.

Wilona tersenyum lembut. "Iya, Mas. Baru selesai. Mas masih di kantor?"

"Emm… Mas masih di hotel. Semalam lembur, jadi hari ini agak siang ke kantornya. Mas masih capek," jawabnya cepat, menyiapkan kebohongan yang sudah ia latih dalam hati.

"Jangan terlalu diforsir, ya, Mas. Kesehatan Mas lebih penting. Jangan sering begadang," ucap Wilona lembut, penuh perhatian.

Dan di detik itu, hati Aryan terasa seperti diremas.

"Iya, Sayang. Mas kerja keras begini supaya bisa cepat pulang ke kamu. Mas kangen sama kamu…"

Kata-katanya keluar lancar, tapi hatinya remuk. Ia bahkan tidak berada di hotel, tidak pula di kantor. Ia sedang duduk di rumah istri keduanya, sementara anak hasil pengkhianatannya terbaring demam di kamar.

"Wilo juga kangen Mas… Jangan lama-lama, ya. Wilo kesepian."

Deg.

Ucapan itu menamparnya lebih keras dari apa pun. Ia sedang membagi waktu, membagi tubuh, membagi perhatian. Tapi Wilona hanya punya dia. Dan kesepiannya itu murni karena dirinya. Terlebih ia seakan mengurung wanita itu, tak membiarkannya keluar rumah atau sekedar jalan-jalan. Ia terlalu takut kepergok Wilona saat tengah bersama istri kedua dan anaknya.

"Doakan pekerjaan Mas cepat selesai, ya," ujarnya pelan, menunduk. Seakan tak sanggup menatap wajah sendu istrinya.

"Tentu, Mas. Wilo selalu mendoakan Mas…" jawab Wilona lembut.

"Apa, Mas udah sarapan?"

"Udah, kamu juga ya. Jangan sampai telat makan," balas Aryan.

Video call itu berakhir dengan senyuman dan lambaian ringan. Tapi setelah layar ponsel gelap, yang tersisa hanyalah keheningan yang menyesakkan dada.

Aryan menatap kosong layar hitam itu. Bayangan Wilona masih tertinggal di matanya. Ia memejamkan mata, menarik napas panjang.

"Jika semuanya terbongkar… apakah kamu masih mau bersamaku, Wilona?"

Pertanyaan itu tak pernah ia jawab dengan jujur, bahkan kepada dirinya sendiri. Ia tahu, jika Wilona tahu kebenarannya, ia akan hancur. Dan mungkin, akan pergi.

Andai dulu ia berani menolak permintaan sang mama, permintaan untuk segera menikah lagi agar bisa memiliki cucu, mungkin semua ini tak akan terjadi. Tapi ia terlalu takut mengecewakan, terlalu mudah didesak, hingga akhirnya menikahi Amanda. Semua keputusan keliru itu kini menjadi bom waktu dalam hidupnya.

Ia tidak menyesal memiliki Willyan. Tapi ia menyesal telah menghancurkan kepercayaan satu-satunya wanita yang paling ia cintai.

"Wilona… jika saat itu tiba, Mas harap kamu mengerti. Dan… tidak meninggalkan Mas."

Tapi hatinya tahu, doa seperti itu… terlalu kecil untuk menahan badai yang akan datang.

JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE

DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....

TBC

Terpopuler

Comments

Ririn Susanti

Ririn Susanti

hal yg tak pernah kamu sangka, keputusan yg salah akan berdampak buruk pada kehidupan mu kelak

2025-10-16

0

Rieya Yanie

Rieya Yanie

baru 2 bab dah mewek

2025-07-22

0

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2025-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!