Sementara di sisi lain kota yang sama, pada malam yang sunyi, seorang pria terbaring diam menatap langit-langit kamarnya yang putih pudar. Cahaya lampu kuning lembut memancar dari sudut ruangan, menyorot tubuhnya yang hanya tertutup selimut hingga sebatas perut. Di sampingnya, seorang wanita juga terbaring dalam diam, membelakangi dengan tubuh yang sama-sama polos hanya tertutup selimut.
“Maafkan aku, Sayang...” bisik pria itu lirih, memandang kosong pada langit-langit kamarnya yang dingin. “Lagi-lagi aku membohongimu. Aku berdosa padamu… Semoga saat aku bisa mengungkap semuanya, kamu tak akan meninggalkanku. Aku bisa menerima jika kelak kamu membenciku, tapi aku tak akan sanggup jika kamu benar-benar pergi.”
Aryan Ezra Januartha. Suami dari Wilona Lavanya Giani. Malam ini seharusnya menjadi malam kepulangan. Ia sudah berniat untuk kembali ke rumah yang dibangun bersama istrinya dengan harapan dan cinta. Namun, niat itu luluh dalam godaan. Dalam hangat tubuh yang tak sepantasnya ia peluk.
Ia tak kuasa menolak rayuan lembut dari wanita yang kini berbaring di sampingnya. Wanita yang dalam diam menyimpan kemenangan dan kebanggaan. Tanpa sepatah pun ucapan maaf atau sekedar basa-basi, Aryan hanya mengirim pesan singkat pada Wilona. Satu pesan sederhana yang menggugurkan semua harapan yang telah dipupuk oleh sang istri.
Tak ada yang tahu, bahkan Wilona sendiri, bahwa Aryan telah menikah kembali secara diam-diam. Pernikahan kedua yang ia jaga rapat dalam bayang-bayang alasan: untuk memiliki seorang anak, sesuatu yang tak bisa Wilona berikan.
Bersama wanita itu, Aryan telah memiliki seorang anak laki-laki. Bayi yang belum genap satu tahun itu kini terlelap di ranjang kecil tak jauh dari tempat mereka tidur. Bahkan nama bayi itu, Willyan Ezra Januartha. Adalah gabungan dari nama Aryan dan Wilona. Fakta yang menyakitkan, jika suatu hari kebenaran itu terungkap.
"Aku tahu ini salah..." lirih Aryan lagi, memandangi ranjang bayi yang tenang di tengah malam. "Andai saja kamu bisa hamil, mungkin aku tidak akan mengambil keputusan ini."
Napasnya berat. Penyesalan itu begitu nyata. Tapi tetap saja, ia tak mampu menolak setiap kali wanita itu memintanya. Ia lemah. Terlalu lemah untuk menyelamatkan cinta yang dulu ia janjikan akan dijaga seumur hidupnya. Nafsu sudah sepenuhnya menguasainya, dulu seakan menolak kehadiran wanita itu, namun hari-hari yang ia lalui bersamanya membuat Aryan akhirnya terjerat dalam pernikahan rahasianya. Seakan ia telah menikmati segala keindahan yang berbalut penghianat.
Wanita yang berbaring di sampingnya membuka mata perlahan. Senyuman kecut muncul di sudut bibirnya. Ternyata, ia belum tertidur. Setiap bisikan penuh sesal dari Aryan, ia dengar jelas, seolah menusuk jantungnya namun tak menyentuh hatinya.
Tidak mencintaiku? batinnya menyeringai. Tapi kenapa begitu semangat saat berhubungan denganku? Lihatlah, Wilona… Suamimu ini pria munafik. Mencintaimu katanya, tapi tubuhku juga ia miliki. Dan aku… aku bisa memberinya anak. Sesuatu yang tak bisa kau lakukan.
Amanda Maheswari. Wanita yang telah menjadi istri kedua Aryan selama setahun terakhir. Cantik, menggoda, dan juga licik, atas dukungan dari ibu mertuanya ia bebas melakukan apapun pada rumah tangga Aryan dan Wilona. Ia tahu benar, keberadaannya adalah luka tersembunyi di pernikahan Aryan dan Wilona. Tapi ia tidak peduli. Baginya, dialah pemenangnya.
Lihat saja, bahkan ketika Aryan hendak pulang ke rumah Wilona, ia berhasil menahannya hanya dengan satu alasan: anak mereka sedang sakit. Bahkan Aryan sudah kembali satu Minggu lalu namun dengan liciknya ia berhasil membuat pria itu pulang ke pelukannya.
Sebuah alasan yang terlalu kuat untuk ditolak oleh hati seorang ayah. Namun Amanda tahu, itu bukan sepenuhnya benar. Anak mereka hanya sedikit demam, dan ia sengaja memperbesarnya. Hanya agar Aryan pulang ke sisinya. Lagi.
Saat ia menutup matanya dengan senyum penuh kemenangan, tangisan pelan memecah malam. Bayi mereka menangis, memanggil ayah dan ibu dengan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh cinta.
Aryan segera bangkit, menyingkirkan tubuh Amanda dari pelukannya. Ia mengenakan celana boxer yang tergeletak di lantai dan segera menghampiri ranjang bayinya.
"Kenapa jagoan Papa menangis, hm? Lapar, ya? Cup… cup… jangan cengeng, ya."
Ia mengangkat bayi itu dengan hati-hati, menyapanya dengan lembut. Wajah Aryan berubah seketika. Tidak ada sisa keraguan di matanya ketika ia memandangi putra kecilnya itu hanya cinta, dan kasih sayang yang tak terbagi.
Bahkan dari namanya saja, Aryan masih menyimpan sisa cintanya untuk Wilona. Ia menamai anak dari wanita lain, dengan awalan yang berasal dari nama Wilona sendiri. Sebuah penghinaan yang akan menyakitkan, jika Wilona tahu.
Amanda yang kini sudah mengenakan pakaian tidurnya, duduk di tempat tidur sambil menyambut sang anak.
"Anak Mama lapar, ya?" katanya lembut sambil menyusui bayi itu. "Lihat, Mas… Dia lucu sekali saat menyusu, ya?" ujarnya, mencoba meraih perhatian Aryan.
Tapi Aryan hanya tersenyum tipis. Ia kembali ke ranjang, membaringkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit lagi, seolah semua penyesalan menggantung di sana dan tak ada tempat lain untuk pergi.
Meski tubuh mereka sering bersatu, hati Aryan tetap dingin pada Amanda. Ia hanya mencintai satu wanita, dan itu bukan wanita yang kini menyusui anaknya.
Amanda tahu itu.
Ia tahu, meski Aryan sering berhubungan dengannya, tak ada cinta dalam setiap sentuhan. Tapi ia tak peduli. Selama Aryan masih datang padanya, masih menyentuhnya, dan yang paling penting masih tinggal demi anak mereka, itu sudah cukup untuk membuatnya merasa menang.
Ia melirik Aryan yang kembali diam, lalu menatap bayi yang masih menyusu di pelukannya.
"Waktunya tidur, malah menangis. Menyusahkan saja," batinnya, penuh kejengkelan yang disembunyikan di balik senyuman palsu.
Namun ia tahu, anak itulah kunci. Satu-satunya yang bisa membuat Aryan tetap bertahan. Dan selama ia memegang kunci itu, posisi Wilona di hati Aryan… akan terus diguncang tanpa wanita itu sadari. Ia akan membuat jarak diantara mereka secara halus dan perlahan.
Di ruangan itu, cinta yang salah tumbuh dalam diam, sementara cinta yang benar... sedang tertidur jauh di tempat lain, tak tahu bahwa hatinya sedang digerus oleh pengkhianatan yang lembut, dingin, dan penuh dalih bernama kasih sayang seorang ayah.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Arbaati
nyesek Thor /Sob/
2025-07-12
0