“Oalaaa...aku sendiri dari SMPN negeri satu,” balas Aurora.
“Oh itu masi di bawah naungan yang sama kan dengan SMA kita ini, cuman hanya beda gedung?” tanya Emma lagi.
“Iyaaa...” balas Aurora.
“Hmmm kalau gitu aku ke kantin dulu ya...” ujar Emma.
“Oh okeee okeee...” ujar Aurora singkat.
Beberapa menit kemudian Aurora memutuskan untuk pergi menyusul teman-temannya ke kantin. Namun ketika ia hendak turun ke lantai tiga, ia bertemu Theodoric dan teman-temannya yang sedang asik mengobrol satu dengan yang lainnya.
“Woy woy! Itu ada si Rara...” ujar salah satu temen Theodoric, yang langsung memberikan isyarat pada teman yang lainnya untuk segera pergi meninggalkan Theodoric dan Aurora berduaan.
“Eh Rara...gimana kelas barunya?” tanya Theodoric yang mendadak tersenyum bahagia melihat kedatangan Aurora.
“Enak kok Ka kelasnya...teman-temannya juga...” ujar Aurora yang masih berharap bisa menghindar dari percakapan tersebut.
“Wah bagus dong! Oh iya ngomong-ngomong nanti selesai sekolah, mau aku anter pulang ga? Sekalian ngobrol sama Om dan Tante, udah lama banget sejak terakhir kali aku ngobrol sama mereka, gimana?” tanya Theodoric yang tak bisa melepaskan pandangannya pada wajah Aurora.
“Hmmm...boleh...” ujar Aurora yang bingung mau menolak dengan cara apa, alhasil ia reflek setuju menerima tawaran Theodoric.
“Yesss!!! Okeee kalo gitu aku tunggu kamu di lobby ya pas pulang sekolah,” ujar Theodoric yang kegirangan, akhirnya penantiannya untuk menunggu Aurora selama setahun tidaklah sia-sia.
“Okeee Ka...” ujar Aurora singkat.
“Oh iya, kamu turun ke lantai tiga niatnya mau kemana Ra?” tanya Theodoric lagi.
“A-Aku mau nyusul temen doang kok Ka...itu mereka!” ujar Aurora yang melihat Claire, Lauren, Leonardo dan Christopher sedang menaiki tangga menuju ke arahnya.
“Yaudah kalo gitu aku duluan ya Ka...” ujar Aurora sambil berjalan di samping keempat temannya itu dan segera naik ke atas dengan cepat.
“Hooh...untung kalian datang tepat waktu,” ujar Aurora yang sesekali membenarkan rambutnya
“Astaga kamu masih berusaha ngejauhin Ka Theo?” tanya Leonardo.
“Iya lah...” ketus Aurora.
“Kalo kamu ngejauh terus, kapan kamu ga jomblonya coba Ra...” ujar Christopher kali ini.
“Mungkin selamanya hahaha...enggalah...tapi beneran deh, aku cuman anggep Ka Theo sebagai saudara doang, aku udah nganggep dia dari dulu seperti Kakak cowo atau sepupu cowo aku,” jelas Aurora.
“Tapi coba sekali aja kamu buka hati buat dia deh Ra...” ujar Claire sambil sesekali mengunyah roti yang baru saja dibelinya.
“Udah aku coba puluhan kali Claire, tapi tetap aja gabisa,” ujar Aurora.
“Yaudahlah gapapa, nanti cepat atau lambat, aku yakin kamu bakal nemuin yang jauh lebih cocok daripada Ka Theo,” ujar Lauren.
“Yap!” ketus Aurora.
Bel pun berbunyi, Aurora, Clarie, Lauren, Leonardo dan Christopher segera kembali menuju kelas mereka masing-masing.
Tak terasa jam sudah menunjuk pukul sebelas, yang artinya tiga puluh menit lagi sekolah hari ini akan berakhir. Aurora, Claire dan Lauren merasa mereka sudah cukup meluangkan waktu untuk berkenalan dengan beberapa anak-anak baru di kelas mereka.
“Ra, aku duluan yaaa,” ujar Emma.
“Oh iya, hati-hati di jalan yaaa Emma...” ujar Aurora sambil menatap Emma yang perlahan-lahan hilang dari balik pintu kelas 10 IPA 1.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments