Tiba-tiba tanpa ketiga remaja itu sadari, ruangan kelas mereka mulai ramai dan satu per satu bangku yang kosong mulai terisi, namun anehnya masih tersisa dua bangku kosong di kelas tersebut.
Beberapa saat kemudian, masuklah satu murid perempuan yang nampak asing di dalam benak Aurora, murid tersebut memiliki aura mengerikan jika dilihat dari jauh secara gaya rambutnya saja mirip dengan potongan rambut laki-laki. Ternyata tanpa Aurora sadari, gadis tersebut berjalan mendekati meja Claire dan Lauren sambil mencoba mencari kursi kosong yang tersisa.
“Ini kosong?” tanya gadis baru tersebut.
“Eh iya kosong kok...” ujar Aurora yang tak menyadari kehadiran gadis tersebut.
Seketika guru wanita yang nampak asing di benak para murid pun segera masuk ke dalam kelas.
“Pasti ini wali kelas kita selama setahun kedepan...hufttt...” pikir Aurora dalam hati.
Selama beberapa menit kelas pembinaan wali kelas pun dimulai, guru wanita tersebut memperkenalkan dirinya, namanya adalah Lidya Puji Astuti, guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas mereka setahun kedepan, murid-murid bisa memanggilnya Bu Lidya.
Hari itu kelas bina wali kelas selesai dengan cepat setelah selama satu jam lebih Bu Lidya menjelaskan mengenai tata tertib sekolah, jadwal pelajaran dan aturan-aturan lainnya. Bel pun berbunyi, Bu Lidya langsung memperbolehkan para murid untuk keluar dari kelas selama jam istirahat yang ditentukan yaitu tiga puluh menit, lalu ia segera pamit untuk kembali mempersiapkan jam pelajaran selanjutnya.
“Ra...ke kantin yuk, soalnya ini kata Chris, dia sama Leon udah jalan ke sana barusan...” ujar Claire yang terlihat sedang sibuk mencari dompetnya dari dalam tas.
“Engga deh...” ujar Aurora yang terlihat masih sibuk membuat tabel jadwal pelajaran se-estetik mungkin.
“Oh okee deh, kalau gitu kita duluan yaaa...” ujar Claire.
“Yap!” ujar Rara singkat.
“Bye Ra! Mau nitip makanan ga?” tanya Lauren yang keliatan sudah ga sabar buat ketemu pacarnya, Leonardo.
“Engga deh Lau, nanti ini kalau sempat aku nyusul deh...” ujar Aurora yang terlihat semakin sibuk menggunakan penggarisnya.
“Okeee!” ujar Lauren yang segera hilang mengikuti Claire dari balik pintu kelas.
Ya begitulah lingkaran pertemanan Aurora, ia bagaikan nyamuk di antara keempat temannya. Sebenarnya mereka berlima sudah berteman sejak kelas satu SMP, namun entah mengapa pertemanan Leonardo dan Lauren juga Christopher dengan Claire mulai berubah, karena munculnya perasaan cinta di antara mereka.
Meskipun begitu sebenarnya banyak teman sekelasnya saat SMP yang menyukai dirinya, namun entah mengapa Aurora tak pernah memiliki keberanian untuk memulai hubungan kejenjang yang lebih serius. Ia lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan kegiatan berorganisasi dan mewakili sekolah dalam perlombaan melawan sekolah-sekolah lainnya.
Juga terdapat satu alasan yang membuatnya memilih untuk diam di dalam kelas, yaitu karena ia tahu ada satu Kakak kelasnya bernama Theodoric yang terkenal menaksir dengan dirinya sejak mereka masih di bangku SMP, dengar-dengar sih katanya dia juga salah satu murid di sini.
“Salam kenal, aku Emma, kamu?” tiba-tiba Aurora kaget mendengar gadis baru di sebelahnya memulai pembicaraan.
Aurora segera menoleh ke sebelah kirinya. “Oh, aku Aurora, biasa dipanggil Rara,” ujar Aurora sopan.
“Ngomong-ngomong kamu lulusan SMP mana?” tanya Aurora.
“Aku dari SMPN negeri tiga, kamu?” tanya Emma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments